We Just Broke Up!!

By Fransiskamaria7

22K 3K 468

Waktu memang berjalan sebagaimana mestinya. Hari hari indah lewat begitu saja dan berlalu tanpa aku sadari. ... More

Takdir #1
Tetangga #2
Ternyata, kita?? #3
Canggung #4
Perasaan Aneh #5
Alasan berpisah #9
Usaha Melupakan#10
Pria Lain #6
Kim ji won yang Polos #7
Malam Berkasih #8
Malam Berkasih #8
Relantionship #11
Malam di Pantai#13
Gundah #12
Sedikit Celah #14
Ungkapan #15
Memulai Perang #17
Menangis Semalam#18
Kata Terakhir #19
Wedding Day #20

Hari-Hari Denganmu #16

936 124 26
By Fransiskamaria7

happy reading for this part...

Don't forget to vote and comment






Sebenarnya jika aku bertanya... apakah ada yang salah dengan yang namanya cinta?

Adakah salah pada orang yang saling mencintai? Jika jawabannya "TIDAK"

Tolong beritahu aku, karena saat ini entah kesalahan atau memang inilah yang harusnya terjadi pada orang yang saling mencintai.

Walaupun rasanya aneh dan terasa ada yang mengganjal dihati, aku masih berusaha untuk tidak memikirkannya. Berusaha untuk tetap tersenyum. 

Aku tidak bermaksud menyakiti... tapi mereka lah yang menyakitiku. Kenapa mereka tidak menyerah pada cinta yang sudah berakhir? kenapa masih menginginkan hal yang tidak pasti? Tidak sadarkah apa yang mereka lakukan melukai hati yang sudah terlanjur jatuh hati dan bergantung atas nama CINTA.

Jiwon menatap nanar foto yang diterimanya tadi, sungguh rasanya dia ingin berteriak, ingin dia memaki dan ingin rasanya dia menangis sekencang-kencangnya. Untuk pertama kalinya dia merasakan apa yang di namakan patah hati, untuk pertama kalinya dia tahu... oh ternyata begini rasanya patah hati. Sangat menyakitkan... sungguh sangat sakit.

Jiwon meremas kuat sampai foto itu hancur, dia menahan kemarahan begitu pula dengan tangisannya. Dia tidak ingin menangis untuk orang-orang seperti mereka yang tidak bisa menghargai arti sebuah cinta.

"Bisa kita bertemu? ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Jiwon mematikan telponnya setelah mendapatkan persetujuan dari seseorang yang dia hubungi. Jangan tanya siapa... karena hanya ada satu orang yang harus dia temui.


***

"Apa kau sudah menunggu lama?

"Tidak... duduklah. Aku juga baru sampai." jawab Jiwon tersenyum. Begitu pula dengan pria yang baru saja duduk, Lee jong suk.

"Apa ada masalah? mungkin terjadi sesuatu antara kau dan Yong hwa, aku pikir aku melihatnya dari lingkaran hitam dibawah matamu. Kau tidak tidur semalaman, yaa?

Jiwon tersenyum tipis membenarkan apa yang dikatakan Jong suk dalam hati. Kenapa pria lain saja bisa tahu suasana hatinya, tapi kenapa sang kekasih tidak sama sekali. Apakah ini yang dinamakan cinta tapi tidak dicintai?

"Aku dengar Shin hye berlibur ke Pulau Jeju sampai akhir minggu ini.

"Yaa... aku menyesal tidak bisa menemaninya.

"Yong hwa juga ada di Jeju. Dia ada konser disana, dan seharusnya sudah kembali kemarin. Tapi aku rasa ada hal penting yang tidak bisa dia tinggali. Atau mungkin dia lebih senang ada disana.

"Benarkah? kau tidak menemaninya?

"Sepertimu, aku juga menyesal tidak ikut dengannya dan justru melakukan pekerjaan bodoh ini.

"Menjadi orang sibuk memang penuh resiko." ujar Jong suk sembari terkekeh. Sedangkan Jiwon dia tidak menunjukan reaksi apapun, terlihat tenang dan serius.

"Ingin pergi denganku?

"Eumm?" Jong suk langsung menatap Jiwon tidak mengerti.

"Menjemput mereka." lanjut Jiwon yang semakin membuat Jong suk bingung.

"Untuk apa? nanti juga mereka akan kembali. Kau merindukan Yong hwa sampai sebegitunya yaa, ckckck. Aku juga merindukan Shin hye, tapi aku akan menyimpanya sampai dia kembali.

"Bagaimana kalau dia tidak kembali? Kenapa kau sangat percaya padanya?

Jong suk tersenyum setelah mengecap kopinya."Karena itulah yang dinamakan cinta. Cinta ditiangi oleh sebuah kepercayaan yang harus kau dedikaskan sebagai landasan cintamu. Jika cinta...

"Jangan teralu percaya pada seseorang yang belum tentu mengerti arti sebuah kepercayaan.

"Apa kau ada masalah? kau terlihat berbeda hari ini. Ada apa? bicaralah padaku.

"Aku hanya ingin mengajakmu menjemput mereka, jika kau tidak ingin... aku bisa pergi sendiri.

Jong suk menangkap aura berbeda dari Jiwon. Jiwon yang sering dia lihat tidak seperti ini. Jiwon adalah wnaita yang ceria dan menyenangkan walaupun dia akan bersikap sok dekat dan sok kenal, tapi saat ini... berebeda sekali. Ada apa dengan wanita ini?

Jiwon hendak pergi setelah mengerti kalau Jong suk tidak ingin ikut dengannya." Aku akan ikut denganmu menjemput Shin hye. Tapi, bisakah kau beritahu aku ada masalah apa?

"Kau akan segera tahu." Jiwon kembali menghadap Jong suk."Kita berangkat sore ini, aku akan menghubungimu nanti.

Setelahnya Jiwon berlalu meninggalkan Jong suk. Sedangkan Jong suk dia menatap tidak mengerti Jiwon yang sudah pergi melewati pintu. Tatapan mata itu, mengisyaratkan kekecewaan." Aku rasa benar, kau sedang ada masalah.


***

Jeju

"Kau benar tidak mau bangun, eoh!!" Shin hye... untuk sekian kalinya dia harus menarik urat membangunkan pria malas ini." Cepat bangun atau kau tidak boleh tidur disini lagi!!

Yapp... ancamannya berhasil. Dengan cepat Yong hwa sudah menegakan tubuhnya dan mengambil ciuman pagi."Sarangahae.." ucap Yong hwa tersenyum seperti kuda dengan deretan giginya yang berbaris rapih.

"Tidak bisa ku percaya setiap pagi aku harus menarik urat hanya untuk membangunkanmu. Kenapa sifat jelekmu itu masih ada, eoh.

"Ckckck... akukan sudah bilang, bukan seperti itu cara membangunkanku. Dan justru kau melupakannya. Sudahlah aku masih mengantuk, ayo tidur lagi." Sembari terkekeh Yong hwa menarik Shin hye untuk tidur lagi. Shin hye hanya bisa mendengus kesal dengan kelakukan Yong hwa.

"Hari ini kita mau kemana, Yong?

"Dikamar saja. Auww..." ringis Yong hwa kesakitan akibat cubitan Shin hye diperutnya.

"Apa hanya itu yang ada dikepalamu.

"Yaa, hanya kau yang ada dipikiranku. Memikirkanmu membuatku ingat kamar dan ranjang.

"Yaakkk!!" Shin hye menyikut Yong hwa kesal.

"Auwww... hahhahaha." ringis Yong hwa sembari tertawa. Yong hwa memeluk Shin hye sembari memejamkan mata.

"Yong... apa kau senang?

"Eummm... aku senang kau bersamaku." Shin hye tersenyum mendengarnya.

"Kalau aku tidak ada, apa kau tetap akan senang.

Mendengar Shin hye, Yong hwa membuka matanya." Berusaha.

"Berusaha untuk bahagia atau berusaha untuk melupakanku?

"Bagaimana denganmu? apa kau bahagia bersamaku?

Shin hye menganggukan kepala." Sangat bahagia.

"Kalau begitu tetaplah bahagia, seperti ini. Kau hanya perlu tahu kalau aku mencintaimu.

"Arraseo." ucap Shin hye tersenyum.


***

"Aigooo... harus kah seperti ini? memangnya ada apa sampai kau harus menutup mataku? Yaak... Jung yong hwa, kau tidak mau jawab juga!! Ahhh... jinjja!!

"Jangan berisik kau mengubah suasana romantis jadi mencekam.

"Romatis apanya? justru ini menakutkan. Cepat buka, aku ingin lihat ada apa." Shin hye mencoba membuka ikatan kain pada matanya, tapi dengan cepat Yong hwa menahan tangan Shin hye dan kembali menggiring Shin hye berjalan mengikutinya.

"Sudah sampai." kata Yong hwa berhenti. Yong hwa membuka ikatan penutup mata Shin hye, lantas tersenyum mengamati wajah Shin hye.

Perlahan-lahan Shin hye membuka kedua matanya. Sedikit buram, Shin hye mencoba memfokuskan penglihatannya. Dan... ini sungguh diluar dugaannya. Hampir saja dia menangis, kalau Yong hwa tidak membalik tubuh untuk menghadapnya.

"Wae? kau tidak suka?" Shin hye tidak menjawab, justru dia malah menangis."Aigooo... kenapa kau suka sekali menangis. Cup...cup... ok, duduklah." Yong hwa menarik kursi mempersilakan Shin hye duduk.

Shin hye masih belum bergeming, dia masih terbawa suasana. Suasana haru dan bahagia. Ini adalah hal romantis yang sudah lama tidak dia rasakan. Makan malam seperti inilah yang hampir saja dia lupakan, jika saja Yong hwa tidak kembali mengingatkan.

Hati wanita mana yang tidak bahagia mendapatkan perlakuan manis dari sang kekasih. Wanita mana yang tidak menangis saat dilimpahi berjuta kebahagian dan hal romantis diberikan hanya untuknya. Dia bukan seorang kekasih, bukan pula seorang istri ataupun ibu, tapi rasanya kenapa bisa melebihi wanita-wanita hebat tersebut.

Dia bukan siapa-siapa... hanya wanita. Seorang wanita yang mengambil kebahagian dari sedikit celah kecil yang terbuka, sehingga dia memberanikan diri untuk masuk dan mencoba mengambil resiko. 

"Kalau aku tahu kau akan menangis seperti ini, aku tidak akan melakukannya. Kau tahu... dari dulu aku benci melihatmu menangis, terlebih saat akulah yang membuatmu menangis." Yong hwa menatap wajah Shin hye, melihat masuk kedalam mata yang saat ini berlinang airmata." Saat itu... aku belum sempat meminta maaf setelah menuduh dan membuatmu menangis. Maafkan aku, untuk saat itu, sekarang dan dimasa depan. Tolong maafkan aku jika aku melukaimu lagi suatu saat nanti.

"Kau tahu... ada harga yang harus aku bayar untuk ini.

"Aku akan bersamamu, melewatinya.

Shin hye menggeleng." Tidak. Setelah malam ini, semuanya akan berkahir. Walaupun aku berharap, pagi tidak akan pernah datang lagi karena aku tidak ingin terbangun dari tidur malamku.

"Terimakasih... setidaknya aku tahu, kau mempunyai rasa yang sama padaku." Yong hwa mencodongkan tubuhnya dan mengecup kening Shin hye untuk beberapa saat. 

Sangat mengharukan suasana yang mereka ciptakan. Keheningan malam membuat mereka semakin mengerti arti sebuah kebersamaan dan perpisahaan. Semuanya terasa cepat itulah keberasamaan dan terasa sangat lama... itulah sebuah perpisahaan.

"Makanannya enak?

"Enak sekali." Shin hye berseru senang. Setelah makan malam yang romantis, mereka kembali kehotel untuk melanjutkan sisa malam terakhir di Jeju. 

Malam ini mereka tidak ingin membicarakan perpisahan, mereka hanya ingin menjalaninya saja. Waktu menjelang pagi pun masih lama. Masih ada waktu untuk memadu kasih di malam syadu seperti ini. Yong hwa jahil menjawil hidung Shin hye, mereka berdua tertawa sepanjang jalan saling menggoda.

"Tunggu sebentar, kau masuk dulu saja. Handphoneku tertinggal dimobil." kata Yong hwa dan Shin hye mengerti.

Shin hye berjalan menuju lift, memilih menunggu Yong hwa didalam kamar. Tapi belum sampai langkahnya mendekati lift, dia sudah dikagetkan dengan kehadiran dua orang diujung sana. Tepat didepan pintu lift.

Shin hye kembali menoleh kebelakang, berharap tidak ada Yong hwa disana. Dia merasa lega karena sepertinya butuh waktu bagi Yong hwa menemukan handphonenya. Dengan gugup Shin hye melangkah mendekat, tidak bisa menghidar karena mereka sudah melihatnya. Terlebih Jong suk, pria itu sudah tersenyum lebar melihat dirinya.

"Kau disini? kenapa tidak menghubungiku?" tanya Shin hye berusaha untuk tenang.

"Memberimu kejutan, dan sepertinya aku berhasil. 

"Kalian datang bersama?

"Yaa... aku mengajak Jong suk karena aku dengar kau juga ada disini sama dengan Yong hwa. Apa kau bersama Yong hwa? Aku menghubunginya berkali-kali, tapi tidak ada jawaban. Tapi... sepertinya kau habis menghabiskan waktu diluar dengan seseorang, ya? Ohh... itu Yong hwaku." Secepat senyumannya, secepat itupula Jiwon berlari dan memeluk Yong hwa.

Yong hwa tentu saja terkejut, dia balas memeluk Jiwon. Tetapi matanya tertuju pada Shin hye dan Jong suk. Mereka berdua saling tatap berjauhan. Yong hwa semakin mengeratkan pelukannya pada Jiwon. Bukan karena merasakan hal yang sama dengan Jiwon, melainkan dia merasa tidak suka melihat Shin hye dalam pelukan pria lain.






TBC....

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 27.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1.9M 93.1K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
367 61 3
-Republish, tahap revisi- Berdamai dengan hati yang pernah terluka itu sulit. Tidak semudah saat kau melihat derasnya hujan yang turun pasrah membasa...
3.8M 42.2K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...