crush type

By cute8020

439K 48K 13K

BEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita... More

1. aku Farah, adeknya Fahmi
2. I'm Chris, Fahmi's colleagues
3. bang fahmi?
4. amit2 deh
5. bod*t
6. pencerahannya Reynold
7. nama adik gue, farah
8. just in case
9. terima kasih
10. puasa lagi
11. doa yg terkabul
13. tertegun
14. bang Fahmi bercerita
16. penasaran
17. not your type
19. shock
20. berdebar (lagi)
21. terdiam
23. kesialanku
24. gila
25. soal mimpi
26. 😇😈
27. lil chris menang banyak
28. soal mimpi lagi
30. menebus rasa bersalah
31. ancaman?
32. calon istri
Bukan update (open pre order)
34. tes
35. ecek-ecek
36. lamaran
37. the end
Pengumuman
Pengumuman kedua
Pre orderrrrr 😍

18. akal2an bang fahmi?

9.7K 1.4K 390
By cute8020

Coba tolong kondisikan ngapa eta tangan masup ke dlm semvaknya bang? Meriksa keadaan kepala lil chris bae2 apa ngga ya ? Elahhh itu kan cuman mimpi 😆😂😂

Ini putu awalnya pengen tante lane sensor, tapi ga baik ya menutupi rejeki pemandangan yg bikin nelen ludah banyak2 yesss 😆

Farah POV

Aku langsung menghubungi nomor bang Fahmi begitu kembali ke ruang kerjaku.

Ck, handphonenya gak aktif.

Sekali lagi aku menyentuh gambar tombol berbentuk gagang telepon di nomornya.

Meletakkan handphoneku pelan-pelan di atas meja, menopang daguku dengan satu tangan, menatap layar hitam handphoneku karena nomor bang Fahmi benar-benar tidak aktif.

Bang Fahmi rusuh kali, pasti dia ngerjain aku nih nyuruh Chris kemari.

Bikin kaget aja. Dari semalam aku memang kepikiran Chris, kepikiran soal alasan utamanya kenapa bisa berubah penampilan.

Semalam bang Fahmi bilang kalau aku penasaran tanyain aja langsung ke orangnya, tapi ya gak nyodorin Chris langsung ke hadapanku juga kali bang.

Eh, tapi tadi kok aku bisa ya bercakap-cakap dengannya tanpa mengeluarkan sumpah serapah sedikit pun.

Ngobrolin soal rumah singgah yang mau di bangun olehnya membuatku bersemangat.

Tidak ku sangka, ternyata jiwa sosial manusia mesum penjual kondom itu tinggi juga, orang tuanya apalagi, sampai punya beberapa yayasan rumah yatim piatu dan rumah singgah.

Ck, kalau aku punya uang, aku juga ingin membeli sebidang tanah, membangun rumah untuk anak yatim piatu. Memberikan mereka rumah dan kasih sayang yang tidak mereka dapatkan sedari lahir.

"Parahhhh woiii"

Panggilan seseorang membuatku berjengit kaget.

Reynold mengambil duduk di sampingku.

"Bengong aja, tadi cewe di depan bilang gue ada tamu, siapa ya?" Tanyanya, tangan Reynold membuka-buka agenda milikku.

Aku menoleh.

"Chris" Jawabku singkat.

"Chris yang pernah elu pergokin coli di bilik toilet perempuan?" Tanya Reynold lagi.

Aku terkekeh, ternyata Reynold masih ingat dengan perkataanku dulu.

"Iya, Chris yang itu" Kataku.

"Ngapain dia ke sini, mau minta bantuan elu buat coliin dia?"

"Amit-amit tha bachan Reinaaa, ihh jangan sampe deh" Aku memukul lengan berotot Reynold, tubuhku bergidik ngeri membayangkan apabila Chris memintaku melakukan hal sehina itu.

"Dia kemari minta draft desain yang kemarin itu lhoo, tapi kayanya bang Fahmi ngerjain kami berdua" Lanjutku lagi.

Reynold beringsut mendekatiku dengan wajah kepo.

"Bang Fahmi ngerjain kelen?" Tanyanya.

*kalian

"Iya, panjanglah cerita, malas gue ceritanya, udah yuk makan, jadwal lu kosong sampe sore" Aku meraih agendaku yang masih Reynold pegang dan memasukkannya ke dalam ransel lalu berdiri.

Reynold tidak bergeming, matanya menyelidik menatapku, tapi mulutnya senyum-senyum.

"Bentar deh, gue nyium-nyium aroma bau-bau apa ya bilangnya??" Reynold menarik lenganku lagi untuk kembali duduk di sampingnya.

Aku meletakkan ranselku di atas meja lalu mengendus kedua ketiakku bergantian.

"Penciuman elu super deh Rein, gue emang ganti parfume, nyobain Zara w/end till 3.00 am punyaannya bang Fahmi, enak lho, elu beli deh, sekalian beliin gue" Kataku sambil mendekati Reynold agar dapat membaui aroma parfume yang melekat di kemeja ku.

"Elu emang cocok jadi model endorse Par, tapi yang gue maksud bukan bau-bau parfume" Reynold menjauhi pundakku.

"Tapi ngomongin soal parfume, gue bingung, kenapa elu suka make parfume lakik deh, elu kan pere, ntar mana ada lakik yang mau sama elu karena bau elu kaya lakik" Lanjutnya lagi.

Aku mencibir.

"Gue gak suka make parfume perempuan, wanginya gak ada yang seger. Biarin aja gak ada lakik yang suka sama gue, kan masih ada elu yang nemenin gue" Aku nyengir ke arahnya.

Reynold merangkul pundakku.

"Ada yang mau sama elu, elunya galak banget, jangan judes-judes jadi pere Par, gue gak bakalan selamanya ada buat elu, kalo penjajakan gue berhasil sama Santi, terus nasib elu gimana dong?"

Kami berjalan melewati perempuan front desk yang tersenyum ke arah kami, Reynold masih merangkul pundakku.

Aku mendongak menatap Reynold.

"Proses penjajakannya emang udah berapa persen Rein? Elu yakin sama Santi? Yang gue denger-denger dia suka manfaatin cowok doang" Kataku pelan.

"Ya kalo gak jadi sama dia, kan masih ada elu" Reynold mengacak puncak kepalaku.

Suara deheman di belakang kami membuatku reflek menoleh ke belakang.

Mataku melebar melihat Chris yang bersender di dinding.

Reynold ikutan menoleh ke belakang, rangkulan tangannya di pundakku terlepas, tubuhnya membungkuk sedikit ke arahku.

"Itu siapa Par?" Bisiknya di telingaku.

"Chris" Balasku berbisik.

"Kok jadi ganteng? Rambutnya udah gak berkonde lagi, ihh cucok lah Par, sesuai tipe elu"

Aku mencubit perut Reynold sampai dia mengaduh.

"Kok masih di sini? Bukannya tadi udah permisi pulang ya?" Tanyaku ke arah Chris yang masih bersender mengamati kami berdua.

"Tadi Fahmi nelpon, katanya lebih baik ngejemput kalian buat diskusiin desain yang udah di setujui, tapi kayanya kalian lagi ada acara ya" Chris berjalan mendekati kami.

Ini akal-akalan bang Fahmi lagi bukan ya?

Memang prosesnya seperti ini? Bukannya kalau klien sudah setuju dengan desain yang di pilih, terus pihak mereka hanya tinggal membuat desain berbentuk 2 dimensi atau 3 dimensi untuk proses kelanjutannya?

"Kita mau makan siang dulu, anda mau gabung?" Reynold melirikku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku pelan, tidak setuju dengan usulan Reynold mengajaknya bergabung.

"Nanti kalau kita udah selesai makan, kita langsung ke kantor anda, gimana?" Tawar Reynold lagi.

Chris mengangguk.

"Elu ikut mobilnya dia aja ya Par" Reynold mendorong pundakku ke arah Chris.

Aku melototi Reynold dengan sengit.

"Gue bawa mobil kok, elu ikut mobil gue aja" Kataku.

"Gue lagi pengen nyetir sendiri, pengen menyendiri dulu" Reynold memberikan alasan yang terlalu di buat-buat.

"Ngapain jadi konvoi sih, emang kita mau touring, hemat bensin lah Rein, gue ikut elu aja kalo gitu" Kataku lalu meraih lengan Reynold.

Reynold menempelkan tiga jarinya di keningku dan memundurkan kepalaku perlahan.

"Ikut sama dia atau bulan ini gue gak gaji"

"Lah?! Ngancemnya kok gitu" Aku memberengut.

"Ya udah kita bedua ikut di mobilnya Chris aja" Aku menarik lengan Reynold lagi, berusaha agar tidak berduaan dengan Chris di dalam mobil.

Bahaya, kalau nanti Chris tiba-tiba minta aku melayani dia kaya yang Reynold bilang, gimana?

Sial, jadi kebayang yang nggak-nggak kan tuh, aku bergidik.

"Neng Parah, gue lagi mau menyendiri, mau nyetir sendiri" Reynold menunduk menatapku galak.

Aku mundur, lalu menggeleng.

"Yang mau bikin rumah singgah kan elu Rein, gue gak berkepentingan, jadi kalo gue gak ikut, gak ngaruh kan?" Kataku akhirnya setelah terdiam sebentar.

Reynold menyeringai.

"Ok, fix, gaji bulan ini gak elu terima" Reynold melangkah masuk ke dalam lift begitu pintu lift yang aku punggungi terbuka.

•••

Aku hanya terdiam, pandanganku lurus ke arah jalanan atau sesekali menoleh ke samping kiri ke luar jendela.

Obrolan kami yang berjalan lancar tadi pagi ternyata tidak berlaku di dalam jeep Chris yang melaju ke arah kantornya setelah kami makan siang bersama.

Kulihat tangan Chris menggapai dashboard di depanku. Aku langsung menegakkan punggungku, siaga 1.

"Ck" Chris berdecak karena tangannya tidak sampai meraih handle dashboardnya.

"Bisa minta tolong ambilin kacamata saya?" Pintanya setelah berdehem.

"Ha? Di mana?" Tanyaku.

"Di dalam dashboard" Jawabnya sambil menunjuk ke arah dashboard.

Iya aku tahu, cuma kan, hiiii.... aku bergidik.

"Tolong ambilin Farah, tangan saya gak sampai" Pintanya lagi.

"Silau, sinar mataharinya..."

"Iya, iya ini di ambilin" Aku memotong perkataannya lalu membuka dashboard sambil memejamkan mataku, mata ini tidak boleh tercemar melihat barang jualanan manusia mesum itu.

Ku dengar kekehan Chris, tanganku meraba-raba mencari kacamata yang di maksud Chris.

"Kamu ngapain? Kok matanya merem gitu? Gak usah takut, saya udah buang kondom-kondomnya" Katanya masih di iringi kekehannya seakan tahu apa yang aku takuti terlihat oleh mataku.

Perlahan mataku terbuka dan melihat ke dalam dashboard, isinya tidak terlihat kotak-kotak kondom yang dulu pernah aku lihat.

Tanganku langsung menyambar kacamata hitam dan mengangsurkannya ke hadapan Chris.

"Dasar perawan" Chris masih terkekeh.

"Apa elu bilang?" Tanyaku sewot.

Chris kembali terkekeh.

"Tolong pakein kacamatanya" Kata Chris.

"Tadi gak bilang gitu" Kataku lalu meletakkan kacamatanya di persneling.

"Farah, tolong pakein saya kacamatanya" Pinta Chris lagi.

Dih! Apa-apaan ini?

"Emang gak bisa make sendiri?" Tanyaku mendelik, kok jadi nyuruh-nyuruh kaya bang Fahmi deh.

"Kebanyakan kasus kecelakaan di jalan raya terjadi karena di sebabkan kelalaian pengemudinya, salah satunya karena pengemudi menunduk untuk mengambil sesuatu atau sedang mema...."

"Ck" Aku berdecak lalu mengambil kacamatanya lagi, mengulurkan seat belt agar dapat bergerak mendekat ke arah Chris dan memakaikan kacamatanya bertenger di hidungnya yang lancip.

"Udah" Kataku lalu melempar pandanganku ke arah jendela, sialan jadi kecium kan wangi aroma parfumenya. Aku mengusek-usek hidungku agar aroma parfume milik Chris hilang dari indera penciumanku.

"Makasih Farah" Suara Chris yang berat terdengar seperti menggodaku.

Aku mencibir, meruntuki bang Fahmi, meruntuki Reynold, meruntuki Chris, meruntuki diriku sendiri.

Kenapa jantungku jadi berdebar-debar gini?

Tbc

Jgn meruntuki tante Lane ya neng Parah 😆😂

Continue Reading

You'll Also Like

90.3K 7K 24
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...
511K 59.1K 30
Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 23/3/18 - 12...
1.1M 52.4K 22
Keira Anastasia, gadis berumur 26 tahun yang di jodohkan oleh orang tuanya. Ia harus terseret dengan kegilaan suaminya Daniel kusuma wijaya yang meru...
612K 86.6K 41
Seumur hidup, tak ada yang pernah mengira bahwa Lucas adalah seorang gigolo. Pria ini malah dianggap sebagai playboy karier yang selalu memacari mode...