LDR - Long Distance Religion...

Por kyutiramisu

137K 25.1K 18.8K

Perkenalkan, Seongwoo dan Daniel sang pejuang LDR. Bukan berbeda jarak antar kota atau negara tetapi LDR yang... Más

Perkenalan Tokoh
Chapter 1 - Lembar Baru
Chapter 2 -Senior Jahil dan Maba Lucu
Chapter 3 - Bakti Desa Part 1
Chapter 4 - Bakti Desa part 2
Chapter 5 - Bakti Desa Part 3
Chapter 6 - Satu Langkah Lebih Dekat
Chapter 7 - Hadiah
Chapter 8 - Emosi
Chapter 9 - Rutinitas Bersama Daniel
Chapter 10 - Retakan Kecil
Chapter 11 - Kejutan
Chapter 12 - Rindu
Chapter 13 - Keputusan
Chapter 14 - Pacar
Chapter 15 - Tanding Futsal
Chapter 16 - Keluarga Daniel
Chapter 18 - Junior Baru
Chapter 19 - Sisi Lain Daniel
Chapter 20 - Insecure
Chapter 21 - Pukulan Telak
Chapter 22 - Christmas Spirit
Chapter 23 - Waktu
Chapter 24 - Rintik Hujan
Chapter 25 - Eclipse
Chapter 26 - Pemulihan
Chapter 27 - Sriwedari
Chapter 28 - Khawatir
Chapter 29 - Jaga Diri
LDR Rencana Reuni

Chapter 17 - Masa Lalu Daniel

3.8K 805 415
Por kyutiramisu

Fun fact: Aku sangat suka ngetik chapter ini. Semoga kalian juga seneng bacanya.

Ada sedikit rollercoaster emosi di chapter ini. Siap-siap ya hehe.

Happy reading!


******************************************************************



Seongwoo.Deo


Liked  ❤by DanielAH, JisungHerman, Minyooon, Seulgi.bear, Jaeani, and 378 others

Seongwoo.Deo Guguknya ada dua. Gemes.


View all comments

Jaeani Emang kayak anjing Daniel tuh. Sifatnya.

Seulgi.bear Emang kayak anjing Daniel tuh. Sifatnya (2)

SungwoonMacho Emang kayak anjing Daniel tuh. Sifatnya (3)

JonghyunPangeran Emang kayak anjing Daniel tuh. Sifatnya (4)

Seongwoo.Deo Emang kayak anjing Daniel tuh. Sifatnya (5)

DanielAH Emang susah kalau punya kawan juga kayak anjing @Jaeani @Seulgi.bear @SungwoonMacho @JonghyunPangeran | @Seongwoo.Deo Kok kamu ikutan sih. Awas ya aku gigit nanti! Guk!

JisungHerman Gitu dong emosi @DanielAH batal kan puasanya. Mampus.

Minyooon Dimana nih Woo? Kesini yuk! @JisungHerman @CallMeDaehwi @Jinyoungie

Seongwoo.Deo Berisik @JisungHerman | @Minyoon Di Rumah Guguk Lembang. Yuk!

Hitz_Unpar Lucu ya anjingnya. Jadi pengen pelihara yang baju pink.

DanielAH reported this comment

Yuna.kim Ya ampun gemes banget. Aku siap jadi pelakor!

DanielAH reported this comment

Danielovergariskeras Kak Daniel kapan putus sih sama Seongwoo? Gak cocok iyuh.

DanielAH, Jaeani, Seongwoo.Deo, and 12 others reported this comment

DanielAH Kalo gue putus pun gak bakal mau sama kalian @Danielovergariskeras Sorry gak level.

Seongwoo.Deo Nieeeel gak usah ditanggepin @DanielAH Lagian hobi banget sih report comment-comment orang. Ini lapak aku loh.

DanielAH Aku kan ngurangin beban kamu. Biar kamu gak usah repot-repot buat report mereka sayangkuuuuuu.

Seongwoo.Deo Gak perlu @DanielAH

Jaeani Prahara rumah tangga. @JisungHerman bahan gibah nih.


********************************


"Hai mataharinya Daniel! Cerah banget pagi ini," ucap Daniel saat melihat kekasihnya yang baru masuk ke dalam mobil dengan baju atasan berwarna putih. Hari ini Daniel mengajak Seongwoo untuk merayakan Hari Idul Fitri bersama keluarga besarnya.

Seongwoo memberikan senyum terbaiknya, padahal dalam hati udah dag dig dug luar biasa. Ini dia mau ketemu keluarga besar Daniel loh! Bukan cuma orang tua dan adiknya. Tadinya Seongwoo mau kabur aja dengan alasan balik ke Jakarta, tapi kalau dipikir-pikir gak ada salahnya juga sih mencoba kenal latar belakang kekasihnya lebih jauh.

"Tadi udah Sholat Ied?" tanya Seongwoo yang dibalas anggukkan oleh Daniel.

"Udah tadi sekeluarga. Papa juga ikut."

"Papa udah lebih sehat?" tanya pria itu hati-hati.

Daniel tersenyum dan mengacak rambut Seongwoo pelan. "Iya udah kok. Buktinya dia bisa lebaran bareng-bareng sama kita di rumah."

"Ya udah. Tunggu apa lagi? Kok gak jalan?" tanya Seongwoo heran saat menyadari Daniel belum menyalakan mesin mobilnya. Yang ditanya malah ketawa-ketawa gak jelas. Bangga gitu sama mata sipitnya yang ilang kalo lagi nyengir kayak gini?

"Isi bensin dulu baru bisa jalan."

Seongwoo mengernyitkan keningnya bingung. Kesel sama pacarnya yang teledor. "Kenapa tadi gak isi bensin dulu baru kesini? Terus sekarang gimana? Masa mau dorong mobilnya?" cerocos pria itu. Seongwoo udah dandan ganteng gini mau ketemu calon keluarga masa disuruh dorong mobil. Gak mau lah dia!

Daniel makin tertawa terbahak-bahak sambil menarik tengkuk leher Seongwoo, membawa pria itu mendekat dan menghujaninya dengan kecupan-kecupan singkat di wajah. "Gimana mau isi bensin, orang sumber minyaknya di sini. Di samping aku. Cium aku dulu sini, biar punya tenaga buat nyetir."

Seongwoo mengerjapkan matanya berkali-kali. Ketika menyadari apa yang dimaskud dengan "isi bensin" ala Daniel, pria itu langsung melayangkan cubitan di badan kekar pacarnya. "Lebay banget sih jadi orang, ya ampun. Sini aku cubit aja yang banyak biar jalan. Cepetan ah. Jangan aneh-aneh."

Pria yang dicubitin cuma merengut kesal dan akhirnya menyalakan mobilnya pasrah. Sebel karena gagal mendapat jatah ciumnya. Padahal sebulan ini Seongwoo gak mau dicium-cium katanya biar Daniel puasanya lancar. Kangen dia tuh pengen ndusel.

"Iya nyonya. Ini juga mau jalan," ucapnya sambil mengecek apakah kekasihnya sudah menggunakan safety belt dengan benar. Buat Daniel keselamatan Seongwoo itu nomor satu. Gakpapa dia yang terluka, asalkan jangan pacarnya. Bisa gila nanti Daniel. Pacar yang baik kan dia? Jangan ngiri kalian.

Sebelum menginjak gas dan memundurkan mobil, Daniel dikagetkan oleh pergerakan dari manusia di sampingnya. Seongwoo mencium pipi gembilnya. Hanya satu detik tapi membuat pria itu terdiam. "Kenapa diem? Ayo jalan," ucap Seongwoo sambil mengarahkan wajahnya ke arah jendela mobil. Malu dengan apa yang baru saja ia lakukan.

"Eh, o-okay."

Tidak lama, keduanya sudah berada di depan rumah Daniel. Seongwoo bisa melihat bahwa rumah yang biasa tertutup itu kini sudah dibuka lebar-lebar. "Sodara kamu nanti banyak banget ya?" tanya Seongwoo pelan.

"Cuma kakak adek dari papaku aja kok. Gak terlalu banyak. Tenang aja ya, kan ada aku," ujar Daniel sambil mengusap punggung tangan Seongwoo pelan. Memberikan energi menenangkan untuk hati Seongwoo yang sekarang berdebar semakin kencang.

Sampai di luar pun Daniel tidak melepaskan tangannya. Ia tetap menggenggam erat jemari raming kekasihnya. "Ma, Pa, Dek! Seongwoo dateng!" teriaknya.

"Heh! Jangan teriak-teriak! Gak sopan ih," bisik Seongwoo ke telinga Daniel. Keduanya berargumen singkat sampai seorang wanita datang menghampiri dan memeluk Seongwoo tiba-tiba.

"Wah makasih ya Seongwoo udah dateng kesini. Ayo masuk," Mama Daniel menarik pria itu dan membawanya ke dalam rumah.

"Ma! Jangan direbut dong Seongwoo aku. Balikin!" teriak Daniel posesif sambil berlari menyusul kedua orang paling penting dalam hidupnya.

Mama Daniel melirik ke arah Seongwoo dan berbisik. "Pelit banget sih pacar kamu. Anaknya siapa sih?" Pria itu tertawa mendengar candaan dari mma kekasihnya.

"Anaknya Om Hadiwijaya kayaknya ma," balas Seongwoo.

Si tante tertawa. "Pantes posesif. Heran." Kini mereka berdua bersama Daniel yang masih merengek di belakang sudah memasuki ruang tengah yang diatur sedemikian rupa. Seongwoo belum pernah masuk ke bagian rumah ini. Biasanya ia hanya duduk di ruang tamu maupun kamar Daniel yang berada di bagian depan rumah.

Ruang tengah ini termasuk besar. Selain ada sebuah tv dan juga dua sofa panjang, sudah digelar tikar supaya banyak orang yang bisa duduk di bawah tanpa kedinginan. Ada berbagai macam cemilan dan juga kue-kue khas hari lebaran.

"Oh ya ma, om dimana?" tanya Seongwoo.

"Dia di belakang. Lagi ngurusin kolam ikan. Sana kamu samperin dulu." Seongwoo mengangguk dan berjalan ke belakang rumah Daniel. Begitu sampai depan pintu kaca dia terkejut. Ternyata di belakang rumah Daniel ada satu taman yang luas dan juga beberapa bangunan lagi, mungkin kos-kosan?

"Loh, Seongwoo?" suara berat khas bapak-bapak menyadarkan pria itu dari rasa kagetnya.

"Halo om," ucap Seongwoo ramah sambil menghampiri papanya Daniel. Tidak lupa ia mencium tangan pria yang lebih tua.

"Selamat hari raya Idul Fitri ya om. Maafin Seongwoo kalau banyak salah sama om dan keluarga." Si om cuma mengangguk dan memberikan kaleng berisi makanan ikan ke tangan Seongwoo.

"Kamu kasih makan dulu tuh ikan-ikan. Tiga genggam aja, tapi dikit-dikit." Seongwoo mengikuti instruksi pria yang lebih tua. Keduanya duduk dalam diam, namun tidak canggung. Dalam hati, Seongwoo tersenyum. Papanya Daniel ini memang unik sekali. Perkataan sama perbuatannya kadang-kadang gak bisa ditebak. Dia jadi tahu sifat random pacarnya nurun dari siapa.

"Om udah sehat?" tanya Seongwoo sambil melemparkan butiran-butiran merah ke arah kolam ikan.

"Sudah kok. Oh iya, kamu kenapa gak pulang ke Jakarta? Gak dicariin emangnya?" tanya papanya Daniel. Masih dengan wajah datar.

"Nanti malem Seongwoo pulang naik kereta kok om. Besok baru ikut lebaran di keluarga mama," jawab pria itu.

"Papa! Kok Seongwoo disuruh kasih makan ikan sih! Nanti tangannya bau amis, aku gak bisa cium cium." Daniel datang tergopoh-gopoh dan langsung menarik tangan Seongwoo ke dapur untuk cuci tangan.

Seongwoo tersenyum geli melihat pacarnya yang sekarang lagi misuh-misuh sambil cemberut. Gemes banget! Pipinya jadi keliatan lebih kenyal kalo digembungin kayak sekarang. "Kamu tuh ya! Kalau disuruh aneh-aneh sama si papa jangan mau. Udah, jangan bergaul sama dia. Kamu aku kenalin ke adek aja yuk!"

"ADEK!!!" Daniel menggedor satu pintu kamar. Tidak ada jawaban. Pria itu menggedor sekali lagi sampai pintu tersebut terbuka sedikit dan menunjukkan seorang anak laki-laki.

Seongwoo memekik gemas dalam hati. Anak laki-laki yang berdiri di balik pintu mempunyai wajah yang serupa dengan Daniel. Hanya sedikit lebih pendek dan lebih berisi. Pipinya yang menggembung benar-benar membuat Seongwoo jatuh hati. Kelihatan lebih kenyal dari Daniel. Mau Seongwoo gigit aja rasanya!

"Tinggal masuk aja sih bang. Repot banget," ucap Woojin yang masuk kembali ke dalam kamar.

"Adek kamu mirip anak beruang, ya ampun. Aku gemes!" bisik Seongwoo kepada Daniel dengan nada girang.

Daniel menatap pacarnya datar. "Kamu minta dipulangin ya? Awas ya ndusel-ndusel sama adek aku!" Keduanya masuk ke dalam kamar Woojin yang terlihat jauh lebih rapi dan tertata dibanding kamar Daniel. Kalau di kamar Daniel lebih banyak robot dan action figure, di sini Seongwoo melihat lebih banyak buku dan komik.

"Dek, kenalin ini Kak Seongwoo," uajr Daniel sambil mendorong Seongwoo untuk mendekat ke arah Woojin yang lagi tiduran di atas kasur.

"Hai! Woojin ya? Kenalin aku Seongwoo." Anak yang lebih muda bangun dari posisi tidurnya dan menjabat tangan pacar kakaknya. Masih dengan wajah yang datar. Kayaknya kalau Woojin lebih mirip si om daripada si tante yang ekspresif.

"Kak Seongwoo pacarnya Kak Daniel?" tanya Woojin sambil meluk bantal. Seongwoo yang kini duduk di sebelah Woojin mengangguk singkat sambil tersenyum. Sedangkan Daniel duduk di kursi belajar sambil memperhatikan dua orang kesayangannya berinteraksi.

"Woojin suka baca buku? Sukanya baca apa?" tanya Seongwoo.

"Aku lebih suka baca buku detektif atau psychological thriller. Pokoknya yang bikin aku bisa terus mikir dan nebak-nebak sampe akhir cerita," jawab Woojin.

Seongwoo menaikkan alisnya tanda kaget. "Wah sama dong! Aku juga paling suka genre itu. Berarti suka Sherlock Holmes dong?"

"Suka! Suka banget! Aku punya kumpulan bukunya lengkap!" ujar Woojin dengan suara penuh antusias. "Bentar ya kak, aku ambilin!" Anak itu bangkit dan mencari-cari sesuatu di rak bukunya.

Tidak lama keduanya sudah tenggelam di dalam obrolan yang menyenangkan, meninggalkan Daniel yang tersenyum lebar dari ujung kamar. Tepat seperti dugaannya, Seongwoo memang bisa dengan mudah mendekatkan dirinya dengan keluarganya.


*******************************


Sekitar jam setengah dua belas, saudara Daniel mulai berdatangan satu-persatu. Daniel mengenalkan Seongwoo kepada saudara-saudaranya. "Wah siapa ini, Niel?" tanya salah satu tantenya Daniel.

"Pacar aku tante. Manis kan? Hehe," jawab Daniel sambil cengengesan.

"Iya-iya manis ya. Tipe kamu ya emang yang kayak gini ya? Jihoon dulu juga cantik banget padahal cowok." Senyum di bibir Daniel perlahan-lahan menghilang.

"Tante kira kamu masih sama Jihoon. Sayang loh padahal anaknya baik. Alim juga. Udah putus ternyata?" ucap tante yang satu lagi.

Seongwoo dengan hati-hati melihat ke arah Daniel yang saat ini terlihat mengeraskan rahangnya. Menahan amarah. Seongwoo menghela nafas pelan dan mengusap lengan Daniel. Pria itu menoleh ke arah pacarnya dan tersenyum tipis. "Tenang aja tante. Pacar Daniel yang ini jauh lebih baik."

Semua di ruangan itu tertawa dan mengajak Seongwoo mengobrol. Satu kali pun, Daniel tidak pernah melepaskan tangannya dari Seongwoo. "Dan! Bantu mama dulu dong!" teriak mamanya dari arah dapur.

"Tuh kamu dipanggil," bisik Seongwoo. Daniel makin mengeratkan genggaman tanagnnya. Enggan untuk meninggalkan Seongwoo sendirian bersama keluarga besarnya.

"DANIEL!" kalli ini si tante berteriak lebih kencang. Mau tidak mau ia berdiri menuju dapur sambil melemparkan tatapan maaf kepada Seongwoo yang dibalas dengan senyuman menenangkan dari pacarnya.

Seongwoo tidak berada di dalam percakapan keluarga tersebut sampai tiba-tiba muncul sebuah pertanyaan. "Dulu si Jihoon tuh cantik karena orang sunda ya. Ngomongnya juga alus banget. Kalau Seongwoo keturunan apa?" tanya salah satu tante Daniel.

"Mama orang Jogja asli. Kalau papa Ambon-Belanda," ujar Seongwoo sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. Jawabannya membuat orang-orang di ruangan itu memandangnya bingung.

"Tante kira orang arab, hehe. Oh iya, keluarga kamu gakpapa di hari lebaran pertama malah ditinggal?"

"Gakpapa kok tan. Soalnya cuma keluarga besar mama aja yang ngerayain lebaran. Besok Seongwoo masih bisa ikut." Setelah beberapa detik yang cukup canggung, akhirnya salah satu tante Daniel memulai kembali suatu topik yang berbeda.

Seongwoo menghela nafasnya lega.


******************************


Matahari mulai kehilangan sinarnya, menampilkan semburat jingga di langit. Menemani Daniel dan Seongwoo yang duduk di depan teras sambil berbincang. "Niyel, aku mau tanya. Tapi janji dulu gak bakalan marah," ujar Seongwoo sambil menjulurkan jari kelingkingnya.

Daniel tersenyum dan menggigit kelingking Seongwoo dengan gemas. Membuat pacarnya memekik kaget. "IH KAK DANIEL! KOK DIGIGIT?"

"Abisnya gemes. Iya iya janji gak marah. Emangnya mau nanya apa?" jawab Daniel sambil mengaitkan kelingkingnya dengan milik Seongwoo. Pinky promise.

Seongwoo menggigit bibirnya. Ia terdiam cukup lama, seakan mengumpulkan keberanian miliknya. "Hmm... Kenapa dulu kamu putus sama Jihoon?"

Daniel menatap Seongwoo yang sekarang menunduk. Ia agak lama terdiam sebelum membawa tangan milik kekasihnya dan menaruhnya di atas paha. "Kenapa tiba-tiba nanya tentang ini? Karena kata-kata keluargaku tadi ya?" tanya Daniel dengan intonasi lembut.

Seongwoo menggeleng. "Aku penasaran aja. Lagipula kalau denger dari orang-orang, mantan kamu itu orang yang baik. Makanya aku mau tahu kenapa kalian bisa putus. Dan aku mau denger ceritanya dari bibir kamu sendiri daripada dengerin cerita orang lain yang belum tentu bener."

Ada jeda hening sebentar. "Dua tahun. Aku pacaran sama Jihoon dua tahun lebih," ucap Daniel sambil menatap jalan kosong di depan rumahnya.

"Dia memang orang yang baik. Kalau ngomong lembut banget. Aku ketemu dia di masjid bawah gedung fisip. Kamu mungkin tahu kalau dia yang pelan-pelan ngubah aku jadi lebih baik. Aku jadi rajin ibadah, dia juga punya hubungan baik sama papa mama aku. Gak ada yang bisa dibenci dari dia."

Daniel mengambil nafasnya pelan, sebelum memandang Seongwoo dengan tatapan sayu. "Kamu tau kan kalau aku orangnya posesif? Dan dulu lebih parah. Aku juga emosional. Beberapa bulan pertama kita baik-baik aja. Sampai lambat laun dia gak bisa nerima aku yang emosian dan cemburuan. Kita jadi mulai sering berantem dan selalu berakhir dengan dia yang nangis dan aku yang merasa bersalah. Selalu kayak gitu. Sampai akhirnya.." Seongwoo menggenggam tangan Daniel lebih erat.

"Kalau kamu gak mau cerita gakpapa. Jangan dipaksa," ucap Seongwoo tidak enak hati. Ia tidak suka melihat Daniel tertekan seperti ini. Membuka topik tentang Jihoon pasti membuat luka hatinya menganga lagi.

Daniel menggeleng. "Hubungan kita udah mulai gak sehat. Dia selalu keliatan hampa kalau lagi sama aku. Raganya ada tapi jiwanya gak ada di depan aku. Sampai suatu hari aku mergokin dia deket sama satu orang. Mereka mulai sering berhubungan di belakang aku, sampai suka pergi berdua dengan alasan ngurus kepanitiaan kampus. Akhirnya kita berantem parah banget. Dia nangis lagi dan disitu aku sadar kalo semuanya harus berhenti. Aku gak cukup baik buat dia. Aku cuma bisa bikin dia nangis berkali-kali. Aku minta putus walaupun aku masih sayang sama dia. Tanpa adanya penolakan dari Jihoon. Setelah putus beberapa minggu dari aku, kabarnya dia jadian sama cowok itu. Jujur aku hancur. Banget. Jihoon adalah orang pertama yang bener-bener aku seriusin."

Kembali ada jeda di antara keduanya. Sibuk mencerna apa yang baru terjadi. Daniel yang berusaha menentramkan hatinya dan Seongwoo yang mencoba menguatkan dirinya sendiri.

"Woo.. Makasih ya." Suara lirih Daniel menarik perhatian Seongwoo.

"Untuk?" tanyanya bingung.

Daniel berjongkok di depan Seongwoo yang terduduk. Ia menyentuhkan keningnya di atas paha Seongwoo sambil menggenggam tangan kekasihnya tersebut. "Makasih karena dari ratusan kesempatan, kamu milih masuk HI Unpar. Ketemu aku. Ngambil semua perhatian aku. Bebasin hati aku dari semua rasa sakit. Kasih aku harapan baru. Makasih karena dari ribuan orang, kamu milih aku."

Seongwoo tersenyum dan mengelus kepala Daniel lembut. "Sama-sama, kak. Kalau ada masalah, kita sama-sama belajar buat kontrol emosi ya. Aku gak minta kamu berubah untuk gak posesif dan cemburuan. Aku cuma minta kamu percaya sama aku, karena hal itu pun yang aku coba kasih untuk kamu. Kepercayaan dan tanggung jawab untuk menjaga hati masing-masing. Oke?"

Daniel mengangguk. Keduanya saling menatap lembut. Seakan menandakan bahwa hubungan keduanya naik satu level mendekati hubungan yang lebih dewasa dan penuh pengertian.

Entah karena sinar matahari yang mulai menghilang, atau angin sepoi-sepoi yang meniup poni Seongwoo, atau karena senyum pria itu yang seribu kali terlihat lebih mengagumkan, membuat Daniel menaikkan posisinya dan membawa bibirnya bertemu dengan bibir kekasihnya untuk pertama kali.

Keduanya menutup mata. Tidak ada yang bergerak. Cukup kaget dengan apa yang sedang terjadi, sampai akhirnya Daniel dengan berani melumat bibir bawah Seongwoo. Menyebabkan pria itu memekik kaget dan melepaskan dirinya dari rengkuhan Daniel.

"Kok udahan?" tanya Daniel sambil mengerucutkan bibirnya. Seongwoo yang masih kaget hanya berusaha untuk menutup wajahnya yang memerah.

"Gila ya? Ini di teras, Daniel. Kalau keluarga kamu liat gimana?" ujar Seongwoo gelagapan sambil melirik ke arah pintu.

"Biarin sih. Kalau liat paling dimarahin. Terus aku tinggal minta maaf, ini kan hari lebaran mereka harus bisa maafin aku," ujar Daniel dengan kekehan khas dirinya.

Seongwoo menoyor kepala kekasihnya pelan. "Duh ini anak bener-bener. Bikin kesel ya." Daniel tiba-tiba mengeluarkan seringainya. Sekali lagi ia mendekatkan kepalanya dan mencuri satu kecupan singkat di bibir Seongwoo.

"Ini menandakan secara resmi selesainya puasa. Aku jadi bebas cium-cium kamu tanpa takut batal." Belum sempet Seongwoo bereaksi, Daniel sekali mengecup bibir kekasihnya singkat.

"Kalau yang ini sebagai permintaan maaf kalau keluarga aku nyebelin hari ini."

Melihat Seongwoo yang masih terdiam, membuat Daniel untuk yang keempat kali menempelkan bibirnya di atas bibir pacarnya. Dan yang terakhir ini sedikit lebih lama, diikuti jemarinya mengelus konstelasi bintang Seongwoo.

"Kalau yang terakhir ini," ucap Daniel yang sekarang menempelkan kening mereka berdua. "Untuk asupan vitamin aku yang mau ditinggal kamu seminggu."

Perlahan-lahan Seongwoo memejamkan matanya dan tertawa. Membiarkan pacarnya berlaku sedikit gila. Toh nanti sikapnya ini bakal dikangenin seminggu ke depan. Puas-puasin dulu.

"Ehem." Suara deheman membuat Seongwoo secara tiba-tiba mendorong Daniel sampai pantatnya menyentuh lantai.

"Aduh! Apaan sih dek! Ngagetin aja," ujar Daniel buat Woojin yang sedang berdiri dengan wajah datar di depan pintu. Seongwoo? Udah gak tau mukanya semerah apa. Dia gak berani ngeliat adeknya Daniel.

"Kata mama, sebelum Kak Seongwoo pulang dia mau dibungkusin apa selain rendang?"

Seongwoo berdiri dan berjalan ke arah Woojin. "Biar aku aja yang ngomong sama mama ya. Makasih Woojin," ucapnya sambil mengelus kepala anak tersebut gemas.

Woojin mengangguk dan mengalihkan matanya ke arah kakaknya yang kini sudah berdiri sambil mengelus pantatnya kesakitan. Daniel mengerucutkan bibirnya sambil menggaruk lehernya yang berubah warna menjadi merah. "Liat apa aja lo?" tanyanya sewot.

"Nggak kok. Aku gak liat Bang Daniel nyium Kak Seongwoo tiga kali," ujar Woojin dengan suara dan wajah yang datar sebelum menghilang dari balik pintu. Meninggalkan kakaknya yang lagi bengong karena terciduk adik sendiri.


- To be continued -


Author's note:

Hai! Yang nyari jihoon mana suaranyaaaa???? Tuh udah muncul lagi dia bersama kisah masa lalunya Daniel.

Ngerti kan kenapa Daniel susah move on? Karena Jihoon adalah orang pertama yang dia seriusin, tapi malah berakhir dengan tidak baik. Bukan karena kesalahan satu pihak tapi dua-duanya. Hal itu ngebuat Daniel jadi susah lagi buka hatinya. Merasa dirinya belum cukup baik untuk sayang lagi sama seseorang. Sampai... ketemu Seongwoo hehe.

Semoga kalian suka chapter ini ya. Terima kasih untuk semua yang udah baca, tinggalin vote dan comment. Maaf belum bisa bales satu-satu tapi aku bacain semuanya kok. Kalian bener-bener moodbooster aku!

Sejujurnya aku lagi kehilangan kepercayaan diri melihat tulisanku. Karena satu dan lain hal. Dan semua comment kalian bikin aku semangat lagi. Terima kasih!

Sampai ketemu chapter depan!

With love, Van.

Seguir leyendo

También te gustarán

217K 1.1K 199
Mature content
203K 4.6K 68
imagines as taylor swift as your mom and travis kelce as your dad
152K 4.1K 200
When Shi Qingluo, an agriculture expert, opened her eyes again after dying, she realised she had transmigrated as a farm girl in an ancient era. Her...
34.4K 2.3K 56
𝐭𝐡𝐞 𝟐𝐧𝐝 𝐛𝐨𝐨𝐤 𝐨𝐟 𝐬𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐨𝐥𝐢𝐯𝐢𝐚 𝐫𝐨𝐝𝐫𝐢𝐠𝐨 𝐚𝐧𝐝 𝐲/𝐧'𝐬 𝐦𝐞𝐞𝐭-𝐜𝐮𝐭𝐞𝐬/𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐢�...