A Brother [ Complete ]

By whitedaisy96

185K 19.7K 6K

Sejak hari itu, cinta Ayah dan Ibu mulai berbeda. Bagiku, cinta mereka tidak sama, Kakak menerima lebih banya... More

Bagian Awal
Bagian Satu
Bagian Tiga
Bukan Up
Bagian Empat
Bagian Lima
Bagian Enam
Bagian Tujuh
Bagian Delapan
Bagian Sembilan
Bagian Sepuluh
Bagian Sebelas
Bagian Duabelas
Bagian Tigabelas
Bagian Empatbelas
Bagian Limabelas
Bagian Enambelas
Bagian Tujuhbelas
Bagian Delapanbelas
Bagian Sembilanbelas
Bagian Duapuluh
Bagian Akhir - 1
Bagian Akhir - 2
Sampai Jumpa
Halo

Bagian Dua

7.1K 822 56
By whitedaisy96

September, 1998

"Taehyung-ie, jangan berlari nak.."

Ayah Kim berjalan dengan langkah lebar dan cepat kearah bocah yang hampir berumur tiga tahun itu, ia berlari-lari kecil namun cepat, tidak membutuhkan waktu lama ia langsung menahan pundak sempit itu dan mengangkatnya, membawa dalam gendongannya agar Taehyung tidak berjalan dengan cepat dan tergesa.

Taehyung tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi putih dan kecil miliknya, sedikit tersengal namun ia memilih untuk tetap tersenyum.

"Apa sesak ?"

Taehyung menggeleng lucu, tapi Ayah Kim tidak dapat menurut begitu saja.

"Jangan berlari seperti tadi ya?.." Ujar Ayah Kim lembut, mengusap dada Taehyung perlahan dan lembut.

"Tae ingin segela melihat adik, Ayah. Tae ingin cium-cium adik.."

Ayah Kim tersenyum hangat sepanjang lorong rumah sakit yang sedang mereka lewati, terhenti
pada sebuah ruangan berisikan istri dan...putra keduanya.

"Ibu, adik.." Taehyung memekik girang, ia menggeliat didalam gendongan sang Ayah, menendang-nendang pada udara hanya untuk turun dari sana. Tentunya Ayah Kim tidak menurut, ia membawa Taehyung pada ranjang pesakitan sang istri yang tengah menggendong bayi mungil mereka yang lahir pada dua hari  lalu.

Taehyung kecil tentulah teramat senang begitu Ayah memenuhi janjinya untuk membawanya melihat adik. Setelah dua hari ia dititipkan pada Bibi Park -seorang wanita paruh baya yang membuka Kedai Kue didekat rumah mereka- akhirnya Ayah Kim mengabulkan pintanya. Ia juga rindu Ibu, tentunya.

"Ayah, Ayah..Ini adik, Tae? Siapa namanya! Siapa namanya!" Taehyung kembali memekik girang sembari memperhatikan sang Adik yang menggeliat dalam gendongan Ibu.

"Namanya, Kim Jungkook, Sayang.." Sahut Ibu, menatap lembut pada Taehyung sembari mengusap rambut putra sulungnya yang amat halus.

"Ng..Kook?" Gumam Taehyung, bergantian melihat ke arah Ayah dan Ibu dengan mata yang membulat lucu. "Kookie?"

"Iya..Adik Kookie.." Ayah Kim membenarkan.

"Kookie! Ya, adik Kookie.Hehehehe.."  Tawa renyah Taehyung yang menggemaskan bahkan hingga matanya menyipit, memenuhi ruangan serba putih ini, ia perlahan menggerakkan tangan gembilnya untuk menyentuh pipi sang adik, Jungkook. Namun yang ia dapati adalah, Jungkook malah menggenggam jari telunjuk milik Taehyung.

Mata bulat itu semakin memancarkan cahayanya, tak lupa senyum lebar terlukis disana, "Ayah, lihat! Adik pegang tangan Tae, Lihat Ibu.Lihat."

Sepasang suami istri itu saling melempar senyum hangat, melihat kedua putra mereka yang begitu menggemaskan.

"Mulai sekarang, Tae akan menjadi seorang Kakak.." Ucap Ibu.

"Kakak?" Tanyanya dengan wajah yang kebingungan namun menggemaskan.

"Iya, nanti adik Kookie akan memanggil Tae dengan sebutan Kakak.."

"Hihihi..." Taehyung kecil terkekeh sendiri,menutup mulutnya dengan sebelah tangannya yang mungil, seakan tersipu malu."Kakak...Tae menjadi Kakak.."

Mata bulat Taehyung masih menatap lekat pada Jungkook, tersenyum lucu ketika sang adik menggeliat kembali.

"Ayah, Ibu apa nanti Adik Kookie akan sering membuat Ibu menangis seperti Tae?"

Sepasang suami istri tersebut melempar tatap, mencerna baik-baik apa yang dikatakan sang anak bersamaan dengan senyum yang perlahan memudar.

"Apa nanti Adik Kookie akan sering susah bernafas seperti Tae? Lalu, kalau Tae sudah seperti itu ibu  akan menangis, Ayah? ."

Hati Ibu Kim terluka,matanya sudah memanas melihat wajah Taehyung yang mengatakan hal tersebut dengan polosnya.

"Apa nanti Adik Kookie akan sering membuat Ayah tidak pergi bekerja seperti Tae?"

Kali ini giliran Ayah Kim yang menatap nanar pada Taehyung, ia menoleh kekiri dan kekanan untuk menatap Ayah dan Ibu Kim secara bergantian, membuat rambut halusnya bergerak samar.

"Ibu?"

Saat hening beberapa detik, suara Taehyung yang seolah mencicit terdengar. Ayah Kim yang pertama kali bangkit dari lamunannya, ia mengusap wajah dengan kasar lalu membawa Taehyung kedalam gendongannya.

"Tae, kenapa berkata seperti itu, Hm?"

"Adik tidak akan seperti Tae kan, Ayah?"

"Ayah akan selalu menjaga Kakak dan Adik.." berkali-kali kecupan lembut Ayah Kim layangkan pada wajah Taehyung, mengecup pipi gembil kemerahan miliki Taehyung.

"Apa Tae juga bisa menjaga adik, Ayah?" Tanyanya lagi, nada sungguh-sungguh begitu kentara disana, pun binar matanya mengatakan hal yang sama;  Kakak ingin bisa menjaga adik.

"Ayah?" Taehyung masih menanti jawaban dari Ayah Kim, lelaki berumur awal tiga puluh itu hanya menghela nafas berat. Ia pun memilih untuk duduk disamping ranjang Ibu, mengangkat tubuh putra sulungnya dan memangkunya diatas paha.

"Kakak dan adik harus menjaga satu sama lain,ya...seperti itu"

Akhirnya Ayah mengeluarkan jawaban yang mungkin sulit dicerna seorang anak berusia tiga tahun, tapi Taehyung tetap tersenyum, mengambil tangan sang Ayah dan menggenggamnya erat.

"Ayo kita berpelukan Ibu, Ayah. Ayo kita peluk adik Kookie.."

Taehyung beringsut mendekat pada Ibu yang tengah menggendong Jungkook, ia melihat mata bulat Jungkook yang indah lantas mencium kening sempit sang Adik saat ia merasa tubuhnya direngkuh oleh Ayah.

Kakak menyayangi adik.

+++

Dua pasang kaki kecil itu saling berlari, namun hanya sepasang kaki kecil saja yang berlari cukup kencang. Tawa renyah terdengar memenuhi rumah sederhana keluarga Kim, diiringi dengan hentakan kaki yang bertemu dengan permukaan lantai.

"Adik, jangan cepat-cepat larinya.." Taehyung yang berumur sembilan kala itu protes, tentunya dia hanya bisa berlari pelan dan sudah cukup menguras tenaganya,  tapi Taehyung ingin bermain bersama Adik.

Jungkook, bocah dengan tubuh sedikit gembul itu tidak menghentikan larinya, tapi ia berkata disela-sela nafasnya yang terengah, "Sudah Kookie bilang, Kakak lihat saja. Biar Kookie yang lari, lihat! Lari Kookie kencang, kan?" Jungkook tersenyum lebar beberapa saat, masih sambil berlarian mengelilingi ruang tamu mereka yang tidak begitu luas. Ada sebuah suara hentakan lambat yang turut terdengar dibelakangnya, mereka yang asyik melakukan lomba lari. Tapi, Jungkook tidak bisa mempertahan senyum lebarnya saat mendengar suara dentuman yang cukup kuat disertai dengan seseorang yang meringis. Larinya ia hentikan, lantas menoleh kebelakang dan mendapati Taehyung yang sudah terduduk dan memegangi pergelangan kakinya.

"Kakak.." Pekiknya, Jungkook menghampiri Taehyung yang wajahnya kini sudah memerah dan nafas yang sedikit tersengal.

"S-sakit, Dik.." Taehyung mengeluh. Jungkook menggigit bibir dalamnya, ia harus bagaimana? Berteriak memanggil Ibu seperti dulu-dulu dan berakhir dengan jeweran yang cukup kuat di telinganya karena dianggap anak yang nakal dan membuat kakak terluka?

"Ada apa ini, Kakak?" Tanpa ia berteriakpun, Ibu yang sedang memasak menghentikan aktivitas memasaknya.

"Ya ampun, Kak.." Pekik Ibu Kim, berjongkok disisi Taehyung yang memegang pergelangan kakinya, wajahnya sudah memerah menahan sakit dengan nafas yang sedikit tersengal.

"Adik!.." Ibu Kim sedikit berteriak, walaupun menyisipkan sedikit kelembutan dari nada bicaranya, "Berlari lagi? Sudah Ibu bilangkan jangan main lari-larian dengan Kakak, lihatlah!"

Jungkook menunduk dalam, bocah berumur enam tahun itu hanya bisa menahan dirinya untuk tidak menangis.

"Kakak yang nakal, Bu. Kakak yang ingin ikut adik berlari.."

Ibu Kim tidak mendengarkan penjelasan Taehyung, lantas ia menggendong tubuh kurus putra sulungnya, meninggalkan Jungkook yang ragu-ragu untuk mengikuti Ibunya.

Ibu Kim membaringkan Taehyung diatas kasur mereka, mengusap-usap pergelangan kaki Taehyung dengan lembut lalu beranjak untuk mengambil sesuatu, membuat Jungkook yang berdiri takut-takut diambang pintu menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Ibu bilang jangan nakal, Jungkook.."

Yang tidak dilihat Taehyung adalah, Ibu Kim menarik tubuh Jungkook dari ambang pintu lalu menjewer telinga putra bungsunya, pelan memang namun sukses membuat Jungkook terisak-isak kecil, tidak melakukan pembelaan saat melihat wajah marah dan lelah Ibunya, lalu berlari keluar saat sang Ibu hilang dari pandangannya. Ia ingin bertemu dengan Bibi Park...lalu menangis dalam pelukan Ibu dari Park Jimin itu.

Aku...tidak nakal, Ibu.

TBC

Gaje gak? Lanjut atau engga? aku butuh masukan kalian ^^~


September, 8th 2018

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 121K 64
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
135K 9K 40
KIM TAEHYUNG narenda, yaitu mafia yg terkenal dengn kekejamannya JEON KOOKIE liviendra, yaitu seorang namja cantik yg ditinggal mati kedua orang tua...
776K 48.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
86.5K 4K 22
[ 18+ Mature Content ] Gerald Adiswara diam diam mencintai anak dari istri barunya, Fazzala Berliano. Katherine Binerva mempunyai seorang anak manis...