GURU NGAJI ANTO [ON GOING]

By jsztet

242K 5.3K 399

#1 MenxMen [8/8/2018] Berkisah tentang Anto yang sedang berusaha menjauhi dunia pelangi yang selama ini membu... More

1; Kerinduan Ustadz Malik
3; Dosa Anto
4; Hari Baru di Pesantren
5; Tampannya Ustadz Malik
6; Namanya Gofur Ternyata
7; Tergoda oleh Aji
8; Sebuah Malam

2; Rahasia Ustadz Gofur

34.7K 818 58
By jsztet

Turunnya embun lembut ke tanah Malang membuat suasana menjadi sangat sejuk dan menenangkan bagi semua warga yang menghuni tanah Malang ini. Tak terkecuali penghuni pesantren Darul Mut'allimin, yang sekarang ini sudah berhiruk-pikuk membersihkan lingkungan pesantren, mulai dari asrama hingga kebun yang dimiliki pesantren ini.

Suasana yang sejuk tidak menghalangi aktifitas mereka untuk membersihkan lingkungan pesantren, pesantren yang sudah tersohor dalam mecetak ribuan santri dan santriwati yang cakap dalam ilmu dan agama. Beberapa dari lulusannya juga banyak yang mengabdikan diri di pesantren tersebut sebagai pengajar dan selebihnya mencari penghidupan mereka masing-masing di dunia yang semakin dzalim ini.

Salah satu lulusan pesantren ini yang kemudian menjadi pengajar di pesantren ini adalah Gofur. Setelah lulus dari pendidikan masternya di Mesir, lelaki asal Madura itu kemudian kembali ke tanah jawa untuk melanjutkan karirnya sebagai pengajar di pesantren yang sudah menggemblengnya sedari dulu. Dan sekembalinya ke pesantren, dia langsung diangkat oleh Kiai Yusuf – pemilik pesantren – untuk mengepalai asrama putra senior.

Gofur tidak mungkin menolak tawaran atau amanah yang diberikan oleh Kiai Yusuf tersebut, dengan senang hati pada hari itu juga dia menjadi pengasuh asrama putra Al-Kautsar. Dan menjadi pengasuh asrama bukanlah pekerjaan yang gampang, namun bukan juga pekerjaan yang sulit. Masih tergolong biasalah menurutnya. Bersama dengan Arifin dan Malik, mereka bertiga membuat lingkungan asrama menjadi nyaman dan juga sangat humanis.

Gofur cukup disegani oleh para santri dan juga ustadz lainnya. Bukan hanya karena dia seorang intelek yang lulus dari Mesir, melainkan juga bentuk raganya yang dapat membuat semua wanita menjadi tergila dengannya. Oleh karena kebiasaannya berolahraga dan mengangkat beban sejak dia berkuliah di Mesir, membuat tubuh Gofur sedikit demi sedikit menjadi kekar dan atletis. Dadanya menjadi sangat bidang, perutnya berbentuk kotak-kotak, serta lengan dan pahanya yang tercetak sangat luar biasa kerasnya.

Namun Gofur tidak pernah riya tentang bentuk tubuhnya yang bagus tersebut. Dia bahkan selalu menutupi bentuk tubuhnya dengan pakaian longgar yang selalu dikenakannya setiap hari, baik ketika mengajar ataupun di dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengurus asrama Al-Kautsar. Akan tetapi, orang pada akhirnya tau ketika dia diwajibkan untuk menggunakan pakaian olahraga ketika ada sebuah perlombaan di asrama mereka. Sehingga bentuk tubuh Gofur yang indah tersebut sudah menjadi rahasia umum di kalangan penghuni asrama dan juga pesantren.

Pagi ini, seluruh santri senior sudah kembali ke asrama setelah libur panjang yang mereka dapatkan dari libur idul fitri serta tahun baru islam. Dan seperti biasa, para santri sudah bersiap sedia untuk melakukan tugas mereka masing-masing termasuk juga pengurus dari asrama itu sendiri, Gofur.

Tugas Gofur bukanlah ikut membantu mereka membersihkan seluruh asrama tersebut, dia hanya perlu membersihkan kamarnya sendiri dan berkeliling ke seluruh gedung asrama memastikan bahwa setiap ruangan sudah dibersihkan oleh para penghuninya. Dia bisa saja menghukum santri yang tidak taat aturan ataupun yang tidak melaksanakan kewajibannya dengan menambah tugasnya untuk membersihkan masjid asrama yang ada di belakang.

Dan diantara ketiga pengurus asrama putra, Gofur dikenal yang paling suka main tangan dan kasar kepada para santri yang sangat bebal. Dia tidak segan-segan menampar atau memukul para penghuninya yang memang sangat susah diatur. Itulah yang membuat citra-nya sebagai seorang ustadz yang sangat tegas dan juga keras semakin terlihat dan menjadi momok bagi para santri senior yang tinggal di asramanya.

"Assalamualaikum!" teriak Gofur di depan sebuah pintu kamar asrama yang sedari tadi tertutup dan tidak ada menunjukkan sebuah aktifitas dari dalamnya. Dan seperti yang diduga oleh Gofur, para santri tersebut masih banyak yang tidur dan sama sekali belum membersihkan kamar mereka. Para santri yang kaget mendengar teriakan Gofur tersebut lantas langsung bangkit dari tempat tidur mereka, dan langsung berdiri dari tempat kasur yang mereka tiduri.

"Walaikumsallam Ustadz" balas mereka dengan wajah yang sudah sangat panik, beberapa dari mereka nampak masih mengantuk dengan mata yang masih memerah.

"Hebat kalian ya! Teman-teman kalian sudah bangun dan membersihkan asrama, sedangkan kalian masih tidur di tilam ini seperti lembu! Lembu saja sudah berangkat sekarang membajak sawah" maki Gofur kepada para santri tersebut dari depan pintu.

Gofur yang memegang rotan tersebut kemudian masuk kedalam kamar tersebut dan memperhatikan wajah-wajah penghuni kamar tersebut dengan tatapan yang menyeramkan. Mereka hanya bisa diam dan menunduk mendengarkan ucapan Gofur dan tak ada yang berani menjawab-jawabi.

"Kalian sebagai santri senior harusnya malu! Bagaimana jika junior kalian melihat hal yang demikian?! Lama-lama perilaku kalian ini bisa ditiru oleh mereka, jika mereka tau kalian bisa tidur seenaknya sedangkan yang lain harus bekerja! Kau pikir temanmu budak, huh?!" teriak ustadz Gofur. Teriakan itu membuat para santri mengintip dari jendela kamar yang dihuni delapan orang tersebut dan menyaksikan bagaimana Gofur mencaci penghuni kamar itu habis-habisan.

"Sepertinya tidak ada cara lain lagi, rotanku ini mungkin bisa menyadarkan kalian semua dari kesalahan kalian" ucap Gofur dengan mata yang melotot.

"Ampun ustadz, jangan. Kami berjanji tidak akan melakukan hal yang demikian lagi, janji ustadz" ucap seorang santri ketika Gofur habis berkata demikian.

"Terlambat. Seharusnya kalian berjanji sebelum hal ini terjadi. Sekarang berbaris!" teriak Gofur. Para santri tersebut kemudian berbaris mengikuti perintah Gofur tersebut dengan pasrah. Mereka tidak mungkin melawan perintah dari Gofur tersebut, jika mereka melawan, sanksi yang lebih berat dapat dijatuhkan kepada mereka.

Mereka kemudian berbaris satu persatu menghadap Gofur. Secara bergantian mereka dirajam oleh rotan Gofur dengan delapan kali pukulan di tangan, dan setiap dari mereka hanya mampu meringis ketika hantaman rotan tersebut mengenai kulit tangan mereka,"Aduh, sakit" ringis seorang santri. "Diam! Biar kau tau rasa" balas Gofur.

Satu persatu dari mereka sudah menerima hukuman yang diberikan oleh Gofur dengan pasrah, beberapa dari antara mereka ada yang menitikkan air mata sebab tidak tahan dengan rasa sakit yang diterima oleh tangan mereka. Dan ketika antrian terakhir sudah mendapatkan bagiannya, Gofur menyadari satu hal, seseorang hilang dari antrian tersebut.

"Kemana teman kalian satu lagi? Kenapa kalian cuman tujuh orang?" ucap Gofur. Anak-anak tersebut kemudian menyadari bahwa benar yangdikatakan oleh Gofur, bahwa salah satu diantara mereka menghilang, dan satu orang tersebut adalah Yuda.

"Mungkin masih di tempat tidur ustadz?" cetus salah seorang santri.

Gofur kemudian lantas berjalan memeriksa satu persatu tempat tidur bertingkat yang ada di kamar tersebut, dan ketika dia sampai di kasur yang terakhir, tepat diatasnya, sebuah tubuh tergeletak sedang tertidur pulas diatasnya. Dan sebelum dia memaki anak tersebut, terlebih dulu tangannya menyentuh kening anak tersebut, memastikan bahwa dia demam atau tidak. Dan setelah disentuh olehnya, ternyata anak itu sehat walafiat. Diapun langsung mengarahkan tangannya ke pipi anak tersebut,"Plak" bunyi tamparan keras di pipi anak tersebut.

Sang empunya pipi langsung terbangun dari tempat tidurnya dan melihat orang yang menamparnya dengan mata yang masih memerah,"Apaan sih? Ganggu orang tidur saja, pergi sana" teriak santri itu.

Sontak saja, Gofur langsung naik pitam,"Turun kau sekarang!" maki Gofur. Anak-anak yang tadi habis dihukumnya hanya bisa menatap mereka dengan pandangan ngeri, sebab mereka belum pernah melihat Gofur semarah ini sebelumnya.

"Kenapasih? Ada apa? Masih subuh begini kenapa harus bangun? Kita disuruh jadi babu lagi?" ucap anak tersebut yang bernama Yuda.

"Kurang ajar. Kamu tidak kenal siapa saya?" ucap Gofur.

"Siapa? Tukang kebun? Lagian kenapa tukang kebun sampai masuk ke kamar sih, terus kenapa juga harus nampar aku begitu" ucap Yuda.

Tangan Gofur yang memegan rotan langsung melayang menyentuh kulit tangan Yuda sampai rotan tersebut patah sangkin kuatnya Gofur memukul Yuda,"Aduh!" teriak Yuda.

"Sekarang kau turun atau tidak?" teriak Gofur.

Yuda hanya bisa terdiam dan menuruti perintah Gofur, diapun lantas turun dari tempat tidurnya dan langsung dihantam Gofur dengan tamparan di pipi,"Itu untuk ketidaksopananmu kepada seorang ustadz dan guru, sekarang ikut saya" ucap Gofur kepada Yuda.

"Kalian semua, sekarang bereskan kamar ini, saya akan urus temen kalian yang satu ini" ucap Gofur kepada mereka sambil menjambak Yuda keluar ruangan ini. Mereka hanya bisa mengikuti ucapan Gofur tanpa berani berkata sepatah katapun.

Yuda berjalan di depan Gofur, dia ditendang ketika mulai berjalan lambat, sehingga dia harus berlari kecil jika dia tidak ingin ditendang lagi oleh Gofur. Yuda hanya bisa menggerutu pelan ketika Gofur memperlakukannya seperti itu, namun dia juga tidak berani melawan orang tersebut lantaran kalah tenaga. Dan ketika sampai di depan sebuah ruangan, Gofur langsung menarik masuk Yuda. Ruangan itu adalah kamar sekaligus kantor Gofur, tempat dimana dia mengurusi semua hal yang berkaitan dengan asrama.

Kamar tersebut dicat warna putih dan terdiri dari bilik-bilik yang membagi ruangan depan yang berupa kantor, tengah yang berupa kamar dan belakang yang berupa kamar mandi dan toilet. Yuda dibanting masuk ke dalam ruangan tersebut, dan dia hanya mengaduh ketika genggaman tangan Gofur terlalu keras mencengkram tangannya,"Aduh, sakit ustadz. Tolong lepaskan" ucap Yuda.

"Sekarang jelaskan, kenapa kamu berlaku seperti tadi, huh?" tanya Gofur. Kali ini dia berusaha untuk bertanya lebih tenang dan juga mencoba untuk tidak membuat kegaduhan.

"Seharusnya kamu sudah tau sih kenapa aku kayak gitu?" balas Yuda.

"Kenapa? Saya ga ngerti maksud kamu?" balas Gofur kemudian.

"Apa alasan kamu jauhin aku belakangan ini? Jelasin ke aku" balas Yuda.

"Maaf, saya ga ngerti" ucap Gofur kepada Yuda.

"Perlu aku jelasin secara rinci? Pas liburan, aku udah jutaan kali sms kamu, tapi satupun ga pernah kamu balas, aku telpon, ga pernah kamu angkat. Apasih mau kamu? Aku rindu sama kamu kang" ucap Yuda sambil menitikkan air mata. Kali ini dia mengucapkan kata-kata itu dengan sangat emosional.

Gofur hanya bisa terdiam, dia tidak bereaksi apa-apa.

Yuda lantas menghampiri Gofur yang masih berdiri kaku dan memeluk tubuh yang kekar tersebut. Yuda semakin erat memeluk Gofur dan menangis sejadi-jadinya di dalam pelukannya itu. Gofur lagi—lagi hanya diam dan tidak bereaksi apa-apa, dia hanya seperti sebuah patung yang tidak memiliki perasaan.

"Kang, aku sayang banget sama kamu" ucap Yuda tersedu-sedu sambil menggesekkan kepalanya di dada Yuda. Dan kali ini Gofur memeluk kepala Yuda dan kemudian mencium kepala anak itu,"Aku juga sayang sama kamu, tapi aku ga mungkin tunjukkin perasaan aku sama kamu dik" balas Gofur.

"Iya, aku ngerti. Tapi jangan coba jauhin aku lagi kang, aku ga kuat diperlakukan kayak gitu. Aku seperti ingin mati saja kemarin rasanya" ucap Yuda.

"Maafkan kangmas, sayang" ucap Gofur kemudian sambil mempererat pelukannya.

Tangan Yuda kemudian menyusuri punggung Gofur yang kekar tersebut dan diapun mulai menciumi dada lelaki tersebut. Yuda kemudian menuntun Gofur untuk bersandar ke sebuh tembok sambil menciumi leher Gofur dari atas ke bawah. Gofur hanya bisa merem melek diperlakukan demikian oleh Yuda, dia mengikuti permainan yang dilakukan oleh Yuda di tubuhnya.

Yuda yang lebih pendek darinya kemudian berusaha untuk mengecup bibirnya, yang akhirnya Gofur terpaksa harus menundukkan kepalanya sedikit. Lidah Yuda menghisap keras lidah Gofur sambil mempelintir-pelintir lidahnya tersebut, tangan Yuda juga tidak tinggal diam, tangannya tersebut menggerayangi dada Yuda setelah berhasil masuk dari balik baju yang dikenakan oleh Gofur.

Setelah itu, tangan Yuda kemudian berusaha untuk membuka sarung yang dikenakan oleh Gofur sampai akhirnya sarung tersebut turun ke bawah. Sebuah kelamin sudah bergelantung di bawah sana dan sudah sangat ingin dimanjakan. Yuda kemudian berlutut dihadapan kelamin Gofur tersebut. Dia dapat melihat sebuah kelamin berukuran tujuh belas dengan kepala yang agak besar berwarna merah muda.

Kelamin itu kemudian langsung dimasukkan ke dalam mulut hangat Yuda tanpa berlama-lama. Kepalanya kemudian di maju-mundurkan mengikuti irama tangan Gofur yang memegangi kepalanya sambil terkadang meremas gemas rambutnya tersebut. Erangan nikmat keluar dari mulut Gofur sebab hisapan kuat yang diberikan oleh Yuda sungguh terasa luar biasa di kelaminnya.

"Uhh, yeahh, uhhh, enakhh" erang Gofur pelan.

Matanya beradu dengan mata Yuda yang sekarang sedang menghisap kelaminnya tersebut, dan ketika mata mereka beradu, sensasi yang dirasakan oleh Gofur terasa semakin mantap.

Erangan demi erangan dilontarkan mulut Gofur dan dibawah sana Yuda juga masih tetap menikmati kelamin Gofur yang menyodok mulutnya, dan setelah lima belas menit, sebuah cairan terdorong keluar dari lubang kelaminnya dan memenuhi mulut Yuda,"Arrggg . . . Argggg" erang Gofur panjang. Cairan tersebut kemudian ditelan seluruhnya oleh Yuda dan tidak ada yang tersisa sedikitpun.

Gofur kemudian mengangkat tubuh Yuda keatas dan mencium bibir anak tersebut,"Sayang, entar kita lanjut lagi ya. Aku takut nanti ada yang lihat kita" ucap Gofur setelah mencium bibir Yuda.

"Iya, sayang. Aku balik dulu ya" ucap Yuda.

Sebelum Yuda keluar dari ruangan tersebut, Yuda terlebih dahulu menghisap kepala kelamin itu sebentar dan mencium bibir Gofur lagi sebelum akhirnya dia benar-benar keluar dari ruangan itu dengan muka yang dipasang sedih. Padahal di dalam hati dan mulutnya sudah terasa enak sedari tadi.


Continue Reading

You'll Also Like

26.3K 542 4
⚠️Warning : Cerita Sesama Jenis!!⚠️ Dimas (Top) merupakan seorang pria straight yang mandiri, gagah, dan juga perkasa. Namun ia kesulitan menemukan p...
16.3K 388 7
Menceritakan tentang Hazela yang memiliki orientasi seksual berbeda dan menyukai Abang Iparnya sendiri, gimana kah ceritanya? Homophobic diharap men...
29.8K 660 12
Perjalanan cinta dua botty manis yang mencintai satu Top. Penuh intrik dan drama. Siapakah yang akhirnya akan bersanding dan harus terpisah? . . . Ce...
14.8K 1K 71
Sebuah cerita kehidupan yang mengisahkan antara dua orang yang memiliki nama yang mirip dengan nama panggilan yang sama, Dua lelaki ini memiliki ras...