Jomblo Fisabilillah

By betty_erlin

964 40 1

"Aku takut mencintainya, tapi aku lebih takut jika harus jauh dari dia. Aku tahu jika aku terlalu berharap pa... More

Sekedar Informasi
Awal

JF-1

317 16 1
By betty_erlin

Hari ini adalah hari sabtu dan kebetulan kuliahku libur, aku ada janji dengan seorang temanku, anggap saja kita memang hanya berteman, karena banyak yang bilang jika seorang lelaki dan wanita sudah berteman lama dan sangat akrab tidak menutup kemungkinan akan ada rasa yang timbul diantara mereka.

Iya memang itu benar dan banyak yang sudah mengalami. Tapi entah mengapa aku justru takut untuk menyimpan rasa padanya. Aku takut jika rasa itu muncul akan merusak persabatanku dengannya.

Anggara Azka Basira, kami sudah bersahabat sejak kelas 1 SMA tapi kini kami berpisah setelah lulus. Dia lebih memilih kuliah sambil bekerja di Surabaya, tapi itu tidak membuat persahabatan kita renggang, justru kami semakin dekat seperti adik dan kakak. Saat dia di Surabaya kami selalu berkomunikasi, ya walaupun tidak setiap hari karena kami juga sudah memiliki kesibukan masing-masing, kami selalu berbagi cerita lewat telfon dan kami pula juga saling mengingatkan satu sama lain tentang berbagai macam hal. Saat dia ingin pulang ke Kediri, dia selalu mengabariku dan menyempatkan waktu untuk bertemu, hanya untuk sekedar berkumpul saja agar tetap menjaga persahabatan ini baik-baik saja.

"Umi, nanti sore Varisha izin keluar sama Anggara ya." Izinku pada Umi. Kami sedang berada di ruang keluarga menonton acara televisi.

"Anggara teman kamu yang di Surabaya itu ?." Tanya Umi.

"Iya mi, katanya ini dia sedang di perjalanan pulang ke Kediri." Ujarku.

"Iya gak apa-apa sayang, pokoknya hati-hati dan pulangnya jangan malam-malam."

"Iya beres deh Umi." Jawabku spontan dengan mengacungkan jempol kananku, kalau aku akan pulang tepat waktu.

Melihat tingkahku Umi tertawa kecil dan mengelus puncak kepalaku yang tertutup dengan jilbabku. "Sekalian Umi pengen bertemu sama dia, kan sudah lama Umi tidak bertemu dengan Anggara." Umi memang juga sudah mengenal Anggara lebih jauh, aku sering bercerita apapun kepada Umi, bahkan sejak pertama aku mengenal Anggara dulu waktu Masa Orientasi Siswa, waktu itu masih disuruh dandan aneh-aneh dan disuruh pakai kalung dari bawang putih segala.

Waktu pulang dari MOS Umi tidak bisa menjemputku, karena dia sedang mengisi acara kajian di sebuah panti asuhan . Aku bingung harus pulang bagaimana, di Kediri masih sangat jarang taksi, adanya tukang ojek itupun harus jalan beberapa meter buat menemukan pangkalan ojeknya, apalagi hari sudah sore dan jalanan sangat ramai, jelas aku sangat malu kalau harus jalan kaki mencari ojek dengan penampilanku yang saat itu. Aku telfon Mas Zhafran, dia juga tidak bisa menjemputku, mau minta tumpangan sama temen juga belum ada yang kenal, dan aku paling gak bisa kalo disuruh SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) gitu. Aku sangat kesal dan marah sendiri di depan pagar sekolah, walaupun sebenarnya aku tau kalau kesal dan marah seperti itu tidak akan memberi jalan keluar untuk aku bisa pulang dengan nyaman dan itu sangat dibenci oleh Allah.

Hukum marah dalam islam sebenarnya memiliki aturan yang harus diperhatikan. Hendaknya kita disarankan untuk menahan marah apalagi karena mengikuti hawa nafsu yang ujung – ujungnya tidak membawa manfaat apapun bagi diri kita bahkan orang lain.

Hingga Anggara datang menghampiriku karena melihat mimik wajahku dan tingkahku yang sedang kesal, dan disitu juga hanya tinggal aku saja yang belum pulang.

"Kok belum pulang ?." Tanyanya ketika dia sudah menghampiriku.

"I-iya, belum ada yang jemput." Jawabku terbata-bata.

"Loh ini udah hampir jam 5 lo, emang rumah kamu mana ?."

"Di Perumahan Asabri."

"Oh disitu, deket sama punya aku berarti."

Aku mengernyitkan keningku.

Kok bisa deket padahal aku aja gak pernah lihat dia sebelumnya, nah ini pas ketemu ternyata rumahnya deket rumahku. Batinku.

"Aku tinggal di Perumahan Bumi Asri, satu arah sama rumahmu." Lanjutnya.

Oh pantas saja, memang deket hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer dari rumahku, tapi kok aku baru melihatnya ya, kayak asing banget gitu. Batinku.

"Oh iya disitu tau kok aku." Jawabku.

"Mau pulang bareng aja ?." Tawarnya.

"E-enggak usah, enggak enak nanti." Jawabku menolaknya padahal dalam hati aku bersyukur banget ada yang nawarin tumpangan daripada jalan kaki, tapi ya maklum lah banyak yang bilang kalau wanita itu banyak gengsinya dan sekarang aku sedang mempraktikan hal itu.
Astaga ! Jangan kebanyakan gengsi gitu, itu tidak baik, bisa jadi sifat gengsi itu akan menjerumuskan kita ke dalam masalah yang besar. Ini bukan tentang gengsi atau tidak Varisha, kalau ada yang menawari kamu tumpangan untuk pulang berarti ini adalah rejeki kamu, kamu tidak harus menunggu lama di depan sekolah dan bingung mencari tukang ojek, berfikir positif Varisha. Batinku.

"Gak apa-apa daripada kamu nunggu jemputan lama, toh udah sore banget ini, gak baik perempuan sendirian dipinggir jalan raya gini." Ujarnya masih menawarkanku tumpangan.

Benar juga apa katanya dan mana berani aku disini sendirian nunggu Pak Hardi sama Umi jemput mana badanku juga sudah lengket semua. Akhirnya dengan hati-hati coba ku tanyakan kembali.

"Emang beneran gak apa-apa ? Enggak ngerepotin?." Tanyaku sekali lagi. Sebenarnya aku masih sangat ragu kalau diantar pulang laki-laki dan ini pertama kalinya aku diantar pulang oleh teman laki-laki. Karena aku takut Umi akan marah, apalagi ini juga baru kenal dan Umi juga belum pernah ketemu dengan dia, jadi aku tambah was-was. Tapi sepertinya dia laki-laki yang baik, insyaAllah mudah-mudahan saja.

"Iya gak apa-apa kok, aku malah senang bisa membantu kamu, kan nambah pahala." Ujarnya sangat sopan sambil tersenyum sangat indah dan tulus.

"Baiklah."  Jawabku meng-iyakan bantaunnya.

"Bagus kalau gitu, aku ambil motor dulu ya." Ucapnya sambil tersenyum dan berlalu untuk mengambil motor sebentar.
Dan aku hanya membalasnya dengan senyuman saja.

Disepanjang perjalanan menaiki motor miliknya, kami hanya diam tak ada yang memulai pembicaraan. Jalanan pun juga ramai lalu lalang dijam pulang kerja sore ini, matahari pun juga sudah berubah menjadi jingga memperlihatkan mega-meganya yang indah.

Sangat indah!. Batinku.

Menyaksikan ciptaan Allah SWT ini dari seberang jembatan sungai Brantas Kediri, di jembatan ini selalu terjadi macet, terkadang aku sangat sebal jika lewat sini karenang saking macetnya. Tapi sore ini entah mengapa ada yang berbeda, aku jadi sangat tenang dan begitu menikmati pemandangan sore ini walaupun ditengah macetnya jalanan disini. Entah apapun itu yang membuatku tenang, sebagai hamba Allah aku wajib bersyukur atas nikmat yang telah diberikannya dan bisa menikmatinya dengan gratis.

Dan masih banyak lagi nikmat Allah yang lain seperti, setiap detik atau bahkan lebih kecil dari itu kita senantiasa membutuhkan nikmat Allah sebagaimana kita bernafas, bergerak dan disetiap detak jantung kita membutuhkan Allah sebagai Dzat yang menghidupkan kita. Kita tidak pernah berpikir selama ini bahwa semua alam ini dan semua ciptaan Allah bersatupadu untuk memberi kehidupan terhadap kita.
Apapun bentuknya baik dapat dilihat atau yang tidak pernah kita lihat semuanya itu satu kesatuan yang disediakan utuk kita.
Berapa kali kita menikmati pemberian Allah dalam sehari ? Berapa kali kita bernafas setiap waktu? Dan sudah berapa lama kita hidup didunia ini? Lalu, apakah kita sudah bersyukur terhadap semuanya itu?
Kita selamanya tidak akan pernah mampu menghitung nikmat Allah sementara setiap waktu, tiap hela nafas kita dan disetiap detak jantung kita ada nikmat Allah yang kita pakai.

Kami pun sudah sampai di depan Gapura Perumahan Asabri. Aku meminta untuk turun saja disini.

"Terima kasih sudah mau mengantar pulang." Ujarku mengucapkan terima kasih padanya.

"Tidak sekalian aku antar sampai depan rumah ?."

"Tidak usah rumahku sudah dekat, aku jalan kaki saja. Terima kasih sekali lagi dan maaf sudah merepotkan."

"Sama-sama, tidak merepotkan sama sekali kok."

"Kalau begitu aku jalan dulu dan hati-hati dijalan." Aku tersenyun dan pamit untuk jalan kaki menuju rumahku. Dia pun membalasnya dengan senyumnya yang indah tadi, MasyaAllah adem banget melihatnya.

Aku pun berjalan menjauhinya dan dia juga sudah melajukan motornya.

Sesampainya di rumah, Umi menelfonku.

Suara diseberang sana .

"Iya waalaikumsalam Umi." Jawabku.

"..."

"E-e-emm.. tadi Risha diantar pulang sama temen mi." Jawabku gugup takut Umi akan marah jika dia tau kalau aku diantar oleh teman laki-laki yang baru aku kenal, tapi aku juga tidak bisa berbohong sama Umi.

"..."

"E-emm teman laki-laki Mi, maaf ya Mi, habis Risha bingung mau pulang bagaimana, tapi dia baik kok Mi, dia sendiri tadi yang nawarin buat ngasih tumpangan."

"..."

"Iya bener Mi, dia baik kok anaknya. Rumahnya deket Mi dari sini, dia tinggal di Perumahan Bumi Asri."

"..."

Akupun seketika menepuk jidat.

"Astaga ! Aku lupa buat nanyain namanya."

"..."

"Iya Mi waalaikumsalam."

Aku pun menutup panggilan dari Umi. Iya kenapa aku bisa lupa buat menanyakan namanya.

Yasudahlah lain kali mungkin juga bakal ketemu lagi toh kan satu sekolahan. Gumamku dalam hati.

***

Sejak saat itu pun kami juga sering bertemu disekolahan, dia adalah anak IPA 2 sedangkan aku anak IPA 1, jadi kelas kita bersebelahan. Kami juga sering bertegur sapa dan Umi pun juga sudah bertemu dengannya waktu Umi menjemputku di sekolah. Umi juga mengobrol dengan dia sampai Umi mengundangnya untuk bertamu ke rumah dengan ibunya Anggara. Sejak saat itu pula Umi sangat mempercayai Anggara, memang Umi melarangku untuk bergaul berlebihan dengan laki-laki tapi kalau dia adalah temanku sekelas atau teman les, teman kuliah itu masih wajar dan Umi memakluminya asal aku juga selalu cerita tentang mereka kepada Umi supaya Umi tidak salah paham, aku dan Anggara pun juga menjaga jarak diantara kita sebagaimana seorang teman.











"Jangan lupa untuk mengawalinya dengan Bissmillah, walau sekecil apapun itu. Dan jangan lupa untuk tetap TERSENYUM😇."



Tinggalkan vote dan comment kalian yah akhi ukhti😊😊

Continue Reading

You'll Also Like

494K 40.7K 40
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...
884K 13.7K 13
Syifana Fadilah putri,sosok wanita yang memiliki sifat keras kepala,ceroboh dan susah di atur.Di pertemukan dengan seorang Gus, namanya Reyhan Athail...
78.8K 4K 24
Ayana tidak tahu tentang lelaki yang menikahinya. Saat khitbah dan akad terjadi, dirinya sedang mempersiapkan program pemberdayaan masyarakat di seki...
2.9M 257K 73
[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah menden...