Jadi, Kamu Pingin Jadi Penuli...

By BlindTyper

463K 28.4K 3.2K

Hanya sekadar berbagi pengalaman More

Pendahuluan
Senjata Rahasia menjadi Penulis Hebat!!
Kritik yang efektif
cara membunuh writer block
cara menulis narasi sejago GRR Martin
cara agar cerita sehebat tulisan JK Rowling
ini guide apaan seh???
cara biar cerita jadi lucu kayak sule
bagaimana dengan romance?
cara memberi judul cerita?
kalau cover cerita?
Musuh penulis
3 kategori novel
Secret Page
Things to consider when you design your epic fantasy saga ....
Inferiority
Penyemangat Riset
Reasons to Keep Writing
Memanfaatkan Outline
Percakapan dan Aksi Tokoh
Memilih Novel Bagus untuk Dipelajari
Amputasi
Mulai dari yang Paling Simple
Humor
Bedah Story : The Best Final Fantasy Story
How To Promote Yourself
Kasus Zootopia : Pentingnya POV
The "Tragic Villain"
Kasus Balthier & Fran : Adult Jokes You Might Missed Because of Their Sarcasms
Let's Talk About Romance : Simpati Audience
Haruskah Kita Menulis di WC?
On Obviously Out Off Of Character
Karakteristik : Kasus FF12 vs FF13
Pentingnya Tesis Sebelum Membuat Cerita
Cara Membuat Judul Sinetron
PLOTHOLE
This is Bullshit
Ucapan Terima Kasih
Brain Fart
Kasus Ymir : Depth of Character
Kasus Kellerman : Depth of Character II
[Attack on Titan] Marco Bodt : Less Than a Character
Riset Beda Budaya
Show & Tell
Cara Dapet Wifi Gratisan
Kalau Bingung Ngasih Nama Tokoh ...
Logika atau Pengetahuan?
4 Elemen dalam Battle Scene
Cara Membaca dengan Baik dan Benar
Perihal Fokus Chapter
[Self-review] Tokoh Utama Ceritaku Kok Begini .. ?
Kesempurnaan Karakter
Satu Hal Penting Sebelum Mulai Menulis Bab Pertama
Cara Menerima Kritik
Cara Survive dari Trauma Gara-Gara Dikritik Mastah
Gorden Biru Memang Biru?
[Nonton] Death Parade Episode 1 & 2
[Nonton] Death Parade Episode 4 - True Nature
Pencurian Ide.. akhirnya kutemukan jawabannya!

Biar Narasi Kamu Gak Kayak Robot Lagi Ngomong...

1.5K 220 35
By BlindTyper

Mayan cukup sering gua nemu ada tulisan yang kayak robot lagi cerita. Walau udah banyak juga yang narasinya mengalir lancar gitu. Nah kali ini gua akan share, satu cerita dengan dua jenis narasi berbeda. Yang satu super kaku dan yang lain (mudah-mudahan) mengalir lancar.

Narasi A :
Wati bangun tidur, dia melihat ponselnya. Dia terkejut membaca empat digit angka yang tertera di sana. Wati lalu segera meninggalkan kasurnya. Wati masuk ke dalam kamar mandi sambil berteriak, "ah! Aku terlambat!"

Narasi B : 
Pagi menjelang, matahari menebarkan anugerahnya menyusup melalui tirai jendela kamar Wati. Perlahan indera penglihatannya mulai tersadar dan Wati terseret dari alam mimpi. Mengeliat perlahan, Wati menghirup udara dalam-dalam, cara itu selalu berhasil untuk membuatnya merasa lebih segar. Kemudian Wati meraih ponselnya di atas meja dan memeriksa empat digit angka yang terpisah oleh tanda titik dua di tengahnya. Susunan empat digit angka itu membuatnya terjaga lebih dari apapun juga. Secepat kilat dia meninggalkan kasurnya dan bergegas menuju kamar mandi.

"Ah! Aku terlambat!" katanya sambil berderap.

=======================

Oke, kerasa gak bedanya? Selain narasi B lebih panjang dari narasi A? 

Berikut ini adalah bedanya narasi A dan narasi B.

1. Narasi A lebih seperti skrip film dimana empati pembaca terhadap si tokoh tergantung 80% pada unsur visual. Itu sebabnya skrip film hanya perlu memberikan instruksi mengenai peristiwa yang sedang terjadi. Karena mengenai ekspresi, perasaan dan situasinya si tokoh adalah tugas aktornya. Jadi, kalau jenis narasi A ini kita terapkan di dalam novel, lalu siapa yang akan memberitahukan pembaca tentang ekspresi, perasaan dan situasi si tokoh? Kecuali kalau pembacanya punya jenis otak spesial yang mampu membayangkan adegan langsung seperti di film. Tapi saya yakin kalau sepanjang 3000 kata jenis narasinya begitu terus, pasti lama-lama jadi menjemukan. Inti dari membaca cerita adalah terutama untuk mengetahui apa yang dirasakan atau dialami si tokoh melalui empati. Narasi seperti ini tidak begitu berhasil mengundang empati dari pembaca untuk si tokoh.

2. Narasi A miskin diksi, sinonim, dan besar kemungkinan penulisnya kalau gak males ya ga pernah baca thesaurus. Narasi B lebih banyak wordsnya karena narasi B bisa mengganti beberapa kata jadi kata lainnya. Ini adalah permainan logika dari kata-kata. Maksudnya adalah pada saat kita menuliskan "pukul 07:55", kita bisa menggunakan kata lain seperti "empat digit angka yang menunjukkan waktu bahwa dia sudah terlambat". Jadi pembaca bisa langsung menyimpulkan bahwa saat itu waktu pasti sudah lebih dari jam 07:00 (dimana secara umum kalau bangun jam segitu, bisa-bisa sudah terlambat ke sekolah)

Cara untuk menyembuhkan penyakit narasi ini adalah dengan memperbesar kepekaan kita terhadap sekeliling kita sendiri. Sudah sering dikatakan bahwa penulis selalu menulis apa yang dia ketahui. Bila kamu tidak peka terhadap apa yang terjadi di sekitarmu, misalnya pada saat bangun tidur, yang kamu rasakan hanya "aku bangun tidur" doang, daripada "aku mengawali hariku yang baru dan terheran kenapa aku masih dibiarkan hidup setelah gempa semalam.", besar kemungkinan paragraf yang akan kamu tulis juga akan sedatar realitamu. Be excited with your reality, then you can write more interesting!

Semoga tulisan ini membantu teman-teman sekalian. 

Keep writing! :)

Continue Reading

You'll Also Like

564K 107K 165
𝑭𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒃𝒂𝒄𝒂 ^•^ Ada banyak fakta psikologi yang perlu kamu ketahui!
378K 34.6K 200
Ini kumpulan tips menulis yang beda dari yang lain. Ada cara menulis Kissing Scene, Breaking Point, Fight Scene, dll. UPDATE tiap RABU. Bisa dibaca j...
40.9K 1.2K 8
Terbit di Penerbit Andi. Gadis Bianca (Gadis) seorang guru sekaligus dosen honorer merasa bosan akibat work from home. Ditambah dia yang masih single...