Panwink Jinseob Oneshoot

By GuanlinnLai_

910 118 46

Kumpulan cerita dari keseharian pasangan abstrak Woojin Hyungseob dan pasangan manis Guanlin Jihoon. More

Beautifull part 1 - Panwink
Miss You Guys

First kiss - Jinseob

538 66 4
By GuanlinnLai_

Bruk!

"Akhh!"

Hyungseob membekap mulutnya sendiri, merutuki suara jeritan yang baru saja ia lepaskan. Kepala pria manis itu baru saja menyentuh meja dengan cara yang tidak elit. Terantuk lebih tepatnya.

"Bodoh, bodoh!!" Hyungseob berbisik pelan, memberikan pukulan-pukulan kecil pada bibir sialannya. Itu menurut Hyungseob, lain lagi menurut Woojin. Woojin bilang bibirnya sexy dan menggoda, membuat pria tampan bergingsul itu selalu ingin menyerang Hyungseob.

Pipi Hyungseob memerah, memikirkan kembali kejadian kemarin malam yang menurutnya begitu memalukan. Kejadian yang membuat Hyungseob harus repot-repot bersembunyi di bawah meja laboratorium seperti saat ini, demi menjauhi kekasih buluknya itu.

"Ujinie, tolong seobie hueee"

Hyungseob merengek dengan bibir mengerucut lucu, Woojin harus menahan pekikan gemasnya.

"Kenapa hmm?" Woojin menyahut santai, mengusak rambut hitam Hyungseob penuh sayang.

"Ajari Seobie kimia yaaaa."

Hyungseob mengeluarkan puppy eyesnya, kelemahan woojin. Mana bisa menolak kalau sudah begini.

Woojin memilih menggigit pelan hidung mancung kekasih kurusnya itu. Tidak dapat lagi membendung rasa gemas yang ia rasakan. Masa bodo dengan nasibnya nanti ketika mengajari Hyungseob, yang jelas ia tidak bisa menolak permintaan Hyungseob.

Mengajari Hyungseob itu sama seperti masuk ke dalam neraka, begitu meguras emosi dan tenaga. Apalagi ini pelajaran kimia, ayolah kimia! Woojin bisa mati muda dalam waktu dekat.

"Baiklah, akan ku ajari"

"Yeay! Seobie sayang ujin"

Cup~

Satu kecupan mendarat di pipi Woojin.
Woojin tersenyum, jika saja ia mendapatkan hal semacam ini setiap hari, maka sudah dipastikan kotak tersenyumnya akan habis. Ya, jika kotak semacam itu memang ada.

Hyungseob menarik Woojin untuk duduk di tepi ranjang besar milik Woojin, melupakan fakta bahwa Hyungseob adalah sang tamu dan Woojinlah pemilik kamar tersebut.Lalu lelaki manis itu mengeluarkan buku-buku tebal dengan kumpulan rumus rumit -menurut Hyungseob- ke pangkuannya.

"Ayo kita mulai!" Hyungseob bertepuk tangan tiga kali, kentara sekali Ia sedang antusias.

"Semangat sekali hmm?"

"Iya dong, seobie akan diajari pangeran buluk hehe" Hyungseob memberikan cengirannya dan Woojin tertawa.

"Itu pujian? atau hinaan?"

Woojin mencubit keras pipi Hyungseob yang terkikik pelan. Demi tuhan Woojin gemas, benar-benar gemas dengan tingkah kekasih tercintanya. Ingin rasanya Woojin menyeret Hyungseob ke Altar sekarang juga.

Lupakan keinginan Woojin untuk sementara, mereka berdua harus mulai membahas materi kimia milik Hyungseob. Untung Woojin masih mengingat materinya ketika SMA itu, jadi Ia dapat lebih mudah mengajari Hyungseob.

"Bagaimana cara mengerjakan soal ini Ujinie?" Hyungseob bertanya dengan wajah mengerut lucu.

Woojin membaca sebentar soal yang Hyungseob tanyakan, sebelum menyahut, "Untuk mencari kenaikan titik didih, kamu harus gunakan konstanta titik didih pelarut dan molaritas zat terlarut"

Hyungseob menganga, mengedipkan matanya dua kali, mencerna setiap ucapan yang Woojin paparkan.

"La-lalu?"

"Biasanya kita pakai konstanta titik didih air, karena pelarut yang biasa di gunakan dalam soal adalah H2O" Woojin memberikan sedikit jeda ketika memaparkan penyelesaian soal yang Hyungseob tanyakan tadi.

"Tapi jika pelarutnya bukan air, seperti etanol, alkohol, atau larutan lain, kita bisa pakai konstanta sesuai dengan jenis pelarut yang di gunakan" Woojin menarik dagu Hyungseob ketika Pria itu mulai terlihat bosan dan mencoba meraih telepon genggamnya

"Sayang" Woojin memicing, mengingatkan Hyungseob agar kembali fokus pada penjelasannya.

Hyungseob mempoutkan bibir merahnya, sebal atas seruan Woojin.

"Nah, untuk soal ini, kita gunakan konstanta titik beku benzena, karena zat pelarutnya adalah benze-"

"STOP!"

Woojin menghentikan ucapannya ketika Hyungseob berteriak, jujur saja Woojin hampir tersedak air liurnya sendiri jika saja ia tidak ahli dalam mengontrol diri.

Woojin lalu mengerutkan keningnya, bertanya-tanya akan alasan Hyungseob menghentikan diskusi mereka.

"Kenapa hmm?"

Hyungseob merengut, "Seobie tidak suka belajar, kenapa ujin memaksa seobie untuk mendengarkan semua ucapan ujin"

Hyungseob menghentakan kakinya kesal, sedangkan Woojin justru melongo. Jelas-jelas Hyungseob yang meminta Woojin untuk mengajarinya, sekarang justru pria manis itu menyalahkan Woojin.

"Hhhhh"

Mengajari Hyungseob memang butuh extra-kesabaran, garis bawahi bagian itu.

Hyungseob masih merengut, menatap Woojin dengan mata bergetar lucu.
Pipinya memerah tipis, bukan karena tersipu namun karena merasa sebal pada Woojin. Bibir tipis kekasih manisnya itu mengerucut, terlihat benar-benar imut, pasti rasanya manis. Tunggu? Apa?! .

Woojin terpaku pada bibir merah belahan jiwanya itu, meneguk air liurnya gugup tanpa berniat mengalihkan pandangannya dari objek menarik -menurut Woojin- itu.

"Seobie tidak mau belajar, Seobie ingin tidur saja, Seobie benci Kimia. Lee saem selalu memarahi seobie dan meminta seobi untuk maju ke depan kelas, nyebelin! Seobie tidak mau sekolah saja, lebih baik seobie tidur dan makan es krim setiap ha-"

Cup~

Hyungseob melotot, merasakan benda kenyal dan hangat menempel pada kedua belah bibirnya. Tangannya refleks saling meremas, menunjukan betapa gugup Ia saat ini.

Woojin tidak tahan, melihat bibir merah kekasihnya bergerak menggerutu sedari tadi, seolah tengah menggodanya untuk membungkap benda manis itu.

"Hmpht-"

Hyungseob meremas kaus bagian belakang Woojin, bibir Woojin bergerak diatas bibirnya, melumat dengan lembut dan penuh cinta.

Perlahan mata lelaki manis itu tertutup, Woojin menyesap bibirnya begitu dalam, ia nyaris melenguh. Dan ketika Woojin hampir menggigit belah bibirnya, Hyungseob tersadar dan mendorong pundak kekar pria itu cukup keras, menciptakan sebuah jarak di antara mereka.

Woojin mendesah kecewa.

Darah Hyungseob seakan berdesir. Ia yakin pipinya memerah sempurna sekarang. Ia tidak pernah berciuman dengan Woojin meski mereka telah menjalin hubungan cukup lama. Selama ini Woojin hanya akan mengecup kening, pipi dan sudut bibirnya. Woojin selalu menahan diri. Dan hari ini ciuman pertama Hyungseob telah terenggut, dengan cara yang cukup membuat pipinya merona berlebihan.

"A-aku pu-pulang..."

"Eom- eomma pasti mencariku"

Hyungseob berlari keluar dari kamar Woojin yang masih terpaku, Hyungseob bahkan melupakan tumpukan buku miliknya yang ia gunakan untuk belajar bersama Woojin. Masa bodo, yang penting Hyungseob harus kabur saat itu juga.

Woojin tersenyum lebar. Tingkah kekasihnya benar-benar menghibur. Dalam hati ia berjanji untuk kembali merasakan bibir manis Hyungseob yang sepertinya akan menjadi candu mulai saat ini.

"Sayang, sedang apa?"

Hyungseob terkejut, kepalanya kembali terantuk meja. Ia terlalu sibuk melamun hingga tak meyadari Woojin telah berjongkok tepat di belakangnya.

"Ka-kamu?! Sejak kapan?!" Hyungseob kembali merona, pipinya merah hingga ke telinga. Sukses membuat Woojin tersenyum jahil.

"Ntahlah, Aku lupa. Mungkin sejak kamu melamunkan ciuman kita"

"Uhukk!" Hyungseob tersedak air liurnya sendiri. Perkataan Woojin membuat warna merah semakin bertambah di pipi kurus Hyungseob.

"Kenapa?" Woojin tersenyum miring.

"Ti-tidak" Hyungseob merangkak mundur.

"Ahh, pasti seobie ingin ujin cium lagi, iyakan?" Woojin menaik turunkan kedua alisnya, sembari tersenyum begitu lebar di hadapan Hyungseob.

Lalu, Woojin melangkah maju. Menahan tengkuk Hyungseob dan mendekatkan wajah tampannya. Pria bergingsul itu pura-pura memejamkan matanya, lalu memajukan bibirnya hingga nyaris menyentuh bibir Hyungseob.

"ANDWAE!!!!"

.

.

.

Voment juseyeo...
Terimakasih telah membaca.

Continue Reading

You'll Also Like

192K 16.4K 86
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
718K 70.3K 41
𝑫𝒊𝒕𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕𝒌𝒂𝒏 J. Alexander Jaehyun Aleron, seorang Jenderal muda usia 24 tahun, kelahiran 1914. Jenderal angkatan darat yang jatuh cinta ke...
686K 42.9K 31
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
160K 16.4K 65
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...