Unexpected Love

By HeppyDS

465K 6.7K 433

Hidup dalam limpahan cinta membuat Sharon Kenward selalu terbiasa mendapatkan balasan cinta dari orang yang d... More

INFO PENTING
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 5

Part 4

12.1K 966 56
By HeppyDS

Happy Reading 💝💝💝


Dave membuka matanya yang terasa berat ketika merasakan guncangan di bahunya. Baru sepuluh menit ia terpejam, namun alam seakan enggan membiarkannya terlelap. Sungguh, ia ingin merutuk siapapun yang membangunkannya saat ini.

Iris coklat dengan sorot panik segera menyambut pemandangan Dave. "Sebenarnya, apa yang kau lakukan pada Anna, Dave?"

Dave mengerjab beberapa kali menyesuaikan penglihatannya. Sosok Shawn yang sedang berdiri di samping ranjang dengan raut frustrasinya membuat kernyitan bingung Dave muncul. Walau tubuhnya terasa sangat lelah, namun mau tak mau ia bergerak duduk untuk mengetahui alasan dibalik sikap ganjal sahabatnya itu. "Apa maksudmu?"

Terdengar helaan napas berat Shawn, kakinya bergerak mondar mandir dengan tangan yang terus memijat pelipisnya. "Tadi ibunya Anna menghubungiku dan bilang bahwa kau yang mengantarkan Anna pulang."

"Lalu?"

Shawn menghentikan langkahnya, matanya melotot kesal pada Dave yang terlihat menguap. Hell, bisa-bisanya disaat ia panik seperti ini, sahabatnya itu terlihat santai. "Ibunya terdengar sangat marah. Apa kau melakukan sesuatu pada Anna? "

Setelah menyelesaikan pekerjaannya pukul sebelas malam, hal pertama yang dilakukan Shawn adalah menghubungi Sharon. Dua puluh panggilan tak terjawab di ponsel Shawn, membuatnya yakin jika wanita itu begitu mencemaskan Anna yang ia pikir masih berada di rumahnya. Tapi ternyata Sharon mengatakan Anastasia sudah diantar pulang oleh Dave.

Shawn sudah berusaha menjelaskan jika Dave adalah sahabatnya, karena ia tahu Sharon sangat menjaga Anastasia dari orang asing. Namun yang ada, Sharon begitu marah padanya. Wanita itu bahkan sampai melarangnya untuk bermain dengan Anastasia lagi. Itu membuat Shawn berpikir jika Dave melakukan sesuatu yang membuat Sharon marah besar padanya.

Dave mengedikkan bahu singkat, "Aku hanya mengantarkan gadis kecil itu pulang. Kenapa kau harus berlebihan seperti ini?"

"Apa kau pikir aku bodoh? Jika kau hanya mengantarkan Anna pulang, tidak mungkin Sharon begitu marah hingga melarangku bermain dengan putrinya lagi."

"Sudahlah, biarkan saja! Lagian usiamu sudah terlalu dewasa untuk bermain dengan anak kecil seperti itu." Lagi, jawaban Dave hanya membuat Shawn semakin menggeram.

"Demi Tuhan, Dave! Tidak bisakah kau serius?"

"Baiklah, baiklah. Aku serius," ucap Dave di sela-sela kantuknya yang berat. "aku mengantarkan Anna pulang karena aku yakin kau pasti pulang larut malam. Dan sekarang gadis kecil itu sudah berada di rumahnya tanpa kekurangan suatu apapun. Jadi, apa yang salah dari itu?"

Shawn terdiam sebentar mencoba mencerna ucapan Dave. Mengenal pria itu sejak kuliah membuatnya sangat mengenal sifat Dave yang tidak pernah membohonginya. "Apa kau mengatakan sesuatu pada ibunya Anna yang membuatnya tersinggung?"

Merasa jengah dengan pertanyaan Shawn, Dave memilih merebahkan dirinya kembali seraya berkata, "Berhentilah mempermasalahkan hal yang tidak penting, Shawn!"

"Kau bilang tidak penting?" Suara Shawn meninggi. Jika saja Dave bukan sahabatnya, mungkin sekarang Shawn sudah melemparkan tubuh pria itu dari jendela kamar tamunya. "aku mencintai ibunya Anna. Apapun yang berhubungan dengan mereka tentu saja sangat penting untukku."

Mata Dave yang baru saja terpejam seketika terbuka lebar setelah mendengar penuturan Shawn. Tadinya Dave pikir mereka hanya terlibat hubungan kekeluargaan, namun ternyata ungkapan yang barusan didengarnya membuat pemikiran itu segera luntur.

"Aku tahu kau menganggap ini lucu," Shawn menganggap kebisuan Dave karena pria itu terkejut dengan pengakuan cintanya disaat selama ini ia selalu menolak berhubungan serius dengan wanita. "Aku mencintai wanita itu, Dave. Dan aku menyayangi putrinya sama seperti putriku sendiri."

Entah bagaimana pernyataan itu berhasil menyedot rasa kantuk Dave hingga tak tersisa. Dave bahkan langsung bergerak duduk tanpa melepaskan tatapannya dari Shawn. 

"Masih banyak wanita di luaran sana. Dude! Kenapa kau harus memilih wanita yang sudah memiliki anak?" Dave tertawa kecil. Ia tidak sadar bahwa tawanya barusan berhasil menyinggung Shawn yang sudah menggeram, terlebih ketika Dave kembali melanjutkan ucapannya yang jelas-jelas mengandung makna merendahkan, "sudah berapa kali dia bercerai? Atau mungkin dia tidak pernah menikah namun memilki anak dari hasil hubungannya dengan banyak pria? Tidak, tidak, ku pikir bisa saja dia masih memiliki suami namun menyembunyikannya dan berselingkuh denganmu."

"Tutup mulutmu, Brengsek!" Shawn mencengkeram kemeja Dave. Pria itu berhasil membangkitkan kemarahan Shawn yang jarang terlihat. Sungguh, ia tidak terima siapapun merendahkan wanitanya. "Dia wanita baik-baik yang sangat jauh dari kata-kata hinamu tadi."

Napas Shawn memburu bersamaan dengan pertahanan dirinya untuk tidak melayangkan pukulan pada Dave. Ia tidak mengerti apa yang terjadi pada sahabatnya itu. Dave yang ia kenal adalah sosok yang penuh perhitungan ketika berbicara. Bukan seseorang yang dengan mudahnya mengatakan kata-kata hina pada seseorang yang tidak dikenalnya.

"Ah, ternyata dia sudah berhasil membodohimu." Dave kembali tertawa. Tapi Shawn tahu, tawa itu sama sekali tidak sampai ke sorot matanya. Secara perlahan, Shawn melepaskan cengkeramannya seraya menarik napas panjang. Disaat seperti ini ia perlu banyak oksigen untuk menenangkannya. Ia tidak ingin karena kemarahannya hubungan persahabatan mereka rusak.

"Kau pasti kelelahan. Tidurlah!" Shawn memilih meninggalkan Dave dengan membawa segala emosinya.

***

"Apa kau masih marah, Mom? Paman Dave bukan orang jahat."

Perkataan Anastasia membuat tangan Sharon yang sudah akan menyuapinya makanan terhenti. Seperti biasa, sebelum Sharon memulai pekerjaannya, ia harus sudah memenuhi semua kebutuhan putrinya. Mulai dari mandi, makan dan memastikan tidak ada benda-benda membahayakan di dalam kamarnya.

Sharon terdiam sebentar, mencoba memikirkan jawaban terbaik untuk putrinya. Tentu saja ia sangat mengerti maksud dari pertanyaan Anastasia. Hanya saja semuanya terlalu sulit untuk dijelaskan dengan logika. Atau mungkin Sharon memang tidak memerlukan logika lagi untuk menjawab semua yang terjadi dalam hidupnya. Karena rasanya hanya ada takdir kejam yang bekerja mempermainkan kehidupannya.

Bayangkan saja, dari banyaknya manusia dan luasnya dunia, kenapa mereka harus dipertemukan kembali? Kenapa setelah Sharon sudah bisa membangun kehidupannya bersama putrinya, Dave harus kembali muncul dan mengacaukan perasaannya?

Sharon sadar bahwa perasaan cintanya pada Dave sama sekali belum berkurang, tapi ia juga yakin bahwa perasaan benci yang melekat di hatinya sudah terlalu kuat hingga menutupi rasa cinta itu. Menurutnya, pria brengsek seperti Dave Collin tidak pantas mendapatkan cinta darinya.

"Kau tidak boleh bertemu dengannya lagi, Anna!" Dengan tegas, Sharon memperingati putrinya

"Kenapa, Mom? Dia adalah temannya paman Shawn. Bukankah itu artinya dia pamanku juga?"

"Dia hanya orang asing, Anna. Dan sampai kapanpun tetap menjadi orang asing." ucap Sharon dingin. Tangannya meremas kuat sendok dalam pegangannya berusaha mengurangi kemarahannya yang muncul akibat mendengar nama Dave.

"Tapi, Mom-"

"Apa kau ingin membantah Mommy?" potong Sharon cepat yang segera disambut dengan gelengan Anastasia. Putrinya itu benar-benar patuh. Mungkin ini akibat didikan Sharon yang sedikit keras padanya.

"Maafkan aku, Mom. Aku janji tidak akan bertemu dengan paman Dave lagi."

"Sudah Mommy bilang dia bukan pamanmu, Anna!" Sekali lagi Sharon memperingatkan Anastasia. Matanya kembali menggelap saat mendengar putrinya menyebut nama pria brengsek itu.

Rasanya tidak ada yang bisa menggambarkan bagaimana besarnya kebencian Sharon pada Dave. Terlebih ketika mengingat kejadian tadi malam saat pria itu bersikap layaknya orang asing yang tidak saling mengenal.

Sharon yakin saat Tuhan sedang membagikan hati pada manusia, Dave tidak hadir hingga pria itu tidak memiliki hati layaknya manusia normal lainnya. Pantas saja perilaku brengsek Dave melebih-lebihi perilaku hewan. Mengerti kata menyakiti tapi tidak mengenal kata maaf.

"Aku mengerti, Mom." lirih Anastasia dengan kepala tertunduk. Padahal tadinya gadis kecil itu begitu senang karena mendapatkan teman baru.

"Bagus. Sekarang habiskan makananmu agar Mommy bisa mulai membuka toko!"

Anastasia membuka mulutnya, membiarkan bacon sandwich sedikit demi sedikit masuk ke perutnya hingga menyisakan piring kosong di tangan Sharon.

"Aku bosan terus berada di kamar, Mom. Boleh aku ikut bersamamu?" Aku janji hanya duduk dan bermain dengan mainanku," Anastasia memainkan kuku jemarinya gugup. Ia takut ibunya kembali memarahinya. "aku juga janji tidak akan mengganggu Paul dan Bethesda." lanjutnya lagi menyebutkan nama sepasang suami istri paruh baya yang merupakan karyawan di toko roti Sharon. Selain dengan Shawn, Anastasia memang suka bermain dengan mereka di toko ini.

Melihat wajah penuh permohonan putrinya membuat hati keras Sharon melunak. Terlebih ketika mengingat kejadian tadi malam yang mungkin saja mempengaruhi psikologis Anastasia. Mungkin tidak ada salahnya ia membiarkan putrinya itu menemaninya bekerja. "Baiklah. Tapi Mommy akan menghukummu jika kau melanggar janjimu."

Senyum merekah Anastasia terbit setelah mendengar persetujuan ibunya. Sementara Sharon yang melihatnya juga tidak mampu menahan senyum melihat keceriaan putrinya.

Mereka turun ke lantai bawah saat mendengar ketukan pintu di tokonya. Tanpa perlu melihat pun, ia tahu bahwa Paul dan Bethesda lah yang berada di balik pintu itu.

Setelah Sharon mendudukkan Anastasia di kursi dengan segala mainannya di atas meja dapur, Sharon melangkah ke depan untuk membuka pintu. Tapi rupanya dugaannya salah, karena bukan sepasang suami istri yang terlihat di depan pintunya, namun dua pria dewasa yang paling ingin dihindarinya.

*****

Yang pengen congkel mata Dave, sini biar ku bantu.
Wkwk 😂😂😂

Tapi jangan deh, kasihan
Nanti dia gak bisa operasi pasiennya lagi dong 😂😂

Makasih vote dan komentar luar biasanya guys 😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

510K 29K 26
(17/21+) [COMPLETE] dipublish 24 Maret 2019 - tamat 9 Juni 2019 POV 1 [ Jonathan & Dana ] Dia menelanjangiku dengan kedua matanya. Menatapku lapar s...
2.2M 33.5K 47
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
16.2K 1.6K 24
[he fell first, he fell helplessly harder] Ini tentang dia, perempuan berusia 22 tahun yang dipaksa oleh dunia untuk menjadi kuat. Bahwa ia tidak bol...
398 189 26
Azura Elen menerima lamaran kekasihnya, Gastan yang akhirnya mengirimnya pada sebuah perguruan tinggi yang benar-benar mengubah hidupnya, dan juga...