ɪ'ᴅ ᴄʜᴀɴɢᴇᴅ ʜɪᴍ ↪ ʜᴏᴘᴇᴠ

Par nimatoyushi

2.9K 430 128

[ꜱᴛɪʟʟ ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ] Aku, Kim Taehyung, Telah merubah seekor rubah kecil nan ramah dan manis menjadi seekor serig... Plus

satu.
dua.
tiga.
empat.

prolog.

872 90 35
Par nimatoyushi

Yaudah digas aja, yang penting hayuq, meluncurrr

Enjoy!

-

Namaku Kim Taehyung. Aku tampan. Aku juga manis. Paras tampanku ini adalah warisan dari ayahku yang memang sangat tampan. Sedangkan kadar kemanisan pada wajahku ini diturunkan oleh ibuku yang cantik dan menawan.

Aku berasal dari keluarga yang kaya raya. Aku bersyukur kedua orang tuaku selalu ada untukku walau sebentar, tidak seperi orang tua kebanyakan. Meski mereka memiliki pekerjaan yang banyak, mereka pasti akan menyelesaikannya dengan cepat agar mereka punya waktu untukku. Mereka benar benar orang yang sangat baik. Aku sangat menghormati dan menyayangi mereka berdua.

Rumah keluarga kami terbilang besar dan mewah. Berwarna biru laut. Warna kesukaan kami bertiga. Rumah kami tingkat dua. Kamarku ada di lantai atas. Ditambah dengan balkon. Kami juga memiliki banyak pegawai.

Orang tuaku selalu menuruti apa pun yang aku inginkan. Menyenangkan. Tapi sejujurnya aku orang yang pendiam. Aku hanya cerewet di depan orang tuaku saja.

Kedua orang tuaku memiliki bisnis mereka masing masing. Ibuku memiliki toko butik yang sukses dan tersebar luas di berbagai negara. Sedangkan ayahku adalah seorang pemilik perusahaan pakaian yang terkenal. Jadi pekerjaan ayah dan ibuku berhubungan.

Mereka berdua menyayangi semua orang. Mereka sangat sangat baik pada semua orang, saking baiknya, mereka sampai mengizinkan Bibi Jung untuk tinggal bersama di rumah kami

Bibi Jung adalah sahabat semasa SMA kedua orang tuaku. Awalnya aku tak terima rumah kami yang damai ini diisi oleh orang baru yang sangat asing bagiku, apalagi anak Bibi Jung. Dia sangat sangat ribut. Aku selalu terganggu setiap melihat dirinya. Tapi lama kelamaan, aku menerima keberadaan Bibi Jung. Tidak dengan anaknya.

Alasan mengapa ayah meminta Bibi Jung tinggal di rumah kami karena rumah mereka baru saja mengalami kebarakan. Suami Bibi Jung meninggal pada saat itu. Entah. Mungkin karena sedang mencoba menyelamatkan sesuatu. Aku tak tau. Dan aku tak ingin tau.

Malam itu aku ingat jelas, Bibi Jung menangis dengan tubuh bergetar dan tangan kanannya menggandeng anak itu. Setelahnya ibuku memeluk Bibi Jung. Anak itu tidak tampak menangis. Tapi anak itu tidak menampakkan ekspresi apapun. Tatapannya kosong.

Anak Bibi Jung itu, bernama Hoseok. Ia lebih tua satu tahun dariku. Tapi dia lebih ribut dariku. Dan dia juga terlalu kekanakan. Aku sangat membencinya.

Keadaan rumahku yang biasanya nyaman dan tentram berubah menjadi ribut hanya karena dirinya.

Ya, meski dia terbilang lebih mandiri dariku, tetap saja dia ribut. Dia tidak pernah meminta apapun pada Bibi Jung maupun kedua orang tuaku. Aku menghargai kebaikan dan kesopanannya.

Tapi setiap pagi, dirinya selalu saja datang ke kamarku untuk membangunkanku. Itu memuakkan. Setiap aku mengadu pada ibuku, ibuku bilang, aku harus terbiasa dengannya. Aku juga harus belajar menghormati dirinya. Lagipula dia orang yang baik, katanya.

Aku heran. Ibu dan ayahku bahkan sangat sayang padanya. Tapi kenapa aku tidak bisa menerima dan menyayangi dirinya? Ah, entahlah. Intinya aku benci keributan karena dirinya. Suaranya yang nyaring itu sangat mengganggu ketenangan. Belum lagi suara tawanya yang menggelegar.

Terkadang aku bahkan sampai tidak terurus karena mereka terlalu memerhatikan anak itu.

Apa? Kalian bertanya bagaimana wajahnya?

Entah. Aku tidak tau. Dia tampak jelek! Serius!

Dia tidak tampan sama sekali. Karena dia itu terlalu hiperaktif!

Tapi..

Tapi saat dia hanya duduk diam dan tersenyum tipis kearahku, aku pasti...

Aaarrrghhh. Tidak tidak!

Lupakan!

Jangan tertawa!

Saat itu, aku masih berumur 5 tahun

Dia selalu memperlakukan diriku seakan akan aku ini adikya. Dia menjagaku dengan baik. Dia selalu melindungiku saat aku diganggu orang lain. Dia selalu memerhatikan pola makan dan tidurku. Dia selalu mengajariku cara membaca, menghitung, dan menyanyi.

Tapi tetap saja aku membencinya. Aku sering membentaknya atau membuang apapun yang ia berikan. Aku juga tidak paham mengapa.

Tapi dia pasti terus tersenyum. Membuatku semakin muak padanya.

Aku tidak tau hatinya terbuat dari apa.

-----

Setelah tiga tahun berlalu, orang itu tetap saja ribut. Tiap malam dia pasti ke kamarku untuk mengajariku banyak hal. Sambil menanyakan bagaimana hari hariku di sekolah. Jujur itu menggangguku. Aku kan bisa belajar sendiri! Aku itu pintar, tahu!

Pagi itu, di hari minggu yang tenang, kedua orang tuaku harus berangkat ke kantor ayahku pagi pagi sekali. Katanya ada sebuah acara di kantor ayah, dan ibuku ikut menghadiri acara itu.

Aku memaksa untuk ikut. Tapi mereka terus menyuruhku untuk tetap di rumah. Menemani bocah itu karena Bibi Jung sedang ke rumah sakit. Entah karena apa. Aku tidak tau apa apa. Dan aku tak pernah ingin tau apa - apa jika menyangkut dengan anak sok pintar itu.

Karena itu, mood ku benar benar hancur. Saat jam makan siang saja aku tidak mau keluar dari kamar. Aku benar benar kesal pada orang tuaku. Padahal setiap kali ada acara, aku selalu diajak. Tapi sejak anak sialan itu tinggal dengan kami, aku jadi jarang diajak keluar.

Aku benar benar membencinya.

Langit sudah mulai gelap. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam lebih 37 menit. Aku masih saja duduk di kursi meja belajarku. Malas bahkan hanya untuk berdiri. Aku sudah cukup lelah menghabiskan waktuku untuk tidur.

Cukup lama, akhirnya aku merasakan ada sebuah ketukan pelan terdengar dari luar kamarku,

"Taehyung-ah! Aku masuk, ya"

Ah, suara anak itu lagi. Menjengkelkan. Aku diam saja. Aku memilih untuk menyembunyikan kepalaku dalam lipatan tanganku di meja.

Aku mendengar langkah kakinya mendekat ke arahku

"Taehyung, aku membawakanmu makanan. Sejak tadi pagi kamu belum makan nasi. Aku yakin kamu pasti lapar, kan? Jadi, ayo makan. Sebentar lagi orang tuamu pasti pulang, kok"

"Aku tidak lapar. Keluar" jawabku. Datar. Seperti biasa.

"Eii. Jangan membohongu dirimu sendiri. Aku tau kamu pasti lapar. Ayolah, makan"

"Aku tidak mau makan. Cepat keluar."

"Ayolah, satu suap saja. Oke?" Aku mengambil pulpen dari tempat alat tulisku. Lalu memainkannya di tangan kananku.

"Tidak. Keluar!"

"Jangan begitu. Makanlah. Nanti orang tuamu bisa khawatir" terbesit nada sedih saat dia mengatakannya. Tapi aku tidak peduli.

"Mereka tidak akan khawatir padaku"

"Mereka pasti khawatir padamu. Jangan sampai kamu jatuh sakit, Tae" huh. Sok tau. Mereka berubah karena dirimu, tau! Karena kedatanganmu, mereka jadi jarang memberikan perhatian mereka padaku. Biarkan saja aku mati kelaparan. Biar mereka sadar bahwa aku ini yang anak mereka. Bukan dirimu! Ah. Aku kesal.

"Kalau aku bilang keluar ya keluar!" Aku mendongak. Menatapnya nyalang. Dia sedikit terkejut karena bentakanku. Namun, ia kembali tersenyum sepeerti biasanya lalu bergerak maju,

"Ckckck. Mereka akan sangat khawatir jika kamu tidak makan. Aku akan tetap memaksamu untuk makan. Paling tidak, aku taruh makanan ini di meja ya. Nanti kamu makan saja" baru saja dia akan meletakkannya disampingku,

Brak

Prang

"TAU APA KAU TENTANG ORANG TUAKU! MEREKA HANYA PEDULI PADAMU! KARENA AYAHMU YANG BODOH ITU SUDAH MATI! MEREKA BERUBAH KARENA DIRIMU! DAN KALAU AKU SUDAH BILANG TIDAK MAU YA TIDAK MAU, SIALAN! KELU--"

Tess (?)

"--ar... H-Hoseok h..hyung...."

Aku baru sadar,

Aku,

Membentaknya,

Mendorongnya,

Membuang makanan itu,

Memecahkan semua peralatan makan yang ia bawa.

Dan aku,

Aku melukai wajahnya,

Aku, aku melukai wajahnya dengan pulpen berujung panjang dan lancip milikku yang tadi kumainkan.

Aku tidak tau pulpen seperti itu bisa melukai seseorang.

Dia menundukkan wajahnya.

Aku,

Aku tidak sengaja.

Aku tidak pernah sekasar ini padanya.

Aku tak pernah memakinya seburuk ini.

Aku tak pernah melukainya.

Aku ingin menyentuh wajahnya.

Aku ingin minta maaf padanya.

Tapi,

Tapi lidahku kelu.

Tanganku kaku.

Tubuhku gemetar.

Aku terkejut dengan diriku sendiri.

Aku benar benar tidak bermaksud melakukan ini.

Aku, tidak tau lagi.

Hoseok hyung menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan.

Tangannya yang gemetar menyentuh pipi kirinya.

Dan aku bisa melihat, bahwa ada genangan air di kedua pelupuk matanya.

Kedua alisnya saling bertautan.

Nafasnya tak beraturan.

Wajahnya merah sampai ke telinga.

Dengan satu tarikan nafas, ia berucap,

"Setidaknya bersyukurlah karena kau masih punya orang tua. Dan jika tidak mau kau hanya perlu menolak dengan sopan."

Suaranya terdengar sangat rendah,

Dengan nada yang sangat asing di telingaku.

Nada bicaranya sangat dingin, tidak seceria dan sekonyol biasanya.

Tidak ada emosi dalam kalimatnya.

Hambar namun sangat menusuk tepat di ulu hatiku.

Aku, tidak pernah melihat dirinya seperti itu.

Setelahnya dia berbalik dan membanting pintu kamarku.

Meninggalkan diriku yang berdiri membeku tepat di samping meja belajarku.

Menatap nanar pintu kamarku,

Mencoba memahami apa yang terjadi.

Hingga sesaat kemudian aku melihat beberapa pelayan keluargaku masuk ke dalam kamarku. Menanyakan keadaanku lalu membersihkan kekacauan yang telah terjadi karenaku.

Lalu setelah itu aku menyadari semuanya.

Malam itu, aku merubah seseorang yang sangat hangat dan ceria menjadi sosok yang sangat dingin dan tidak pernah mengangkat sudut bibirnya untuk tersenyum lagi.

Malam itu, adalah malam terakhir aku melihat senyuman manisnya.

Aku,
Kim Taehyung,

Telah merubah seekor rubah kecil nan ramah dan manis menjadi

Seekor serigala buas berhati dingin.

Dan aku,

Aku benar benar menyesali segalanya.

Seharusnya aku meminta maaf padanya saat itu juga.

.
.
.
.
.
.
.

TBC

____________________
Iya, aku tau, mungkin beberapa dari kalian udah baca story ini di work sebelah, "HopeV's Anthology". Dan aku memutuskan buat bikin book baru tentang cerita ini.

Ada beberapa part yang sedikit ku ubah demi kelancaran lanjutan cerita ini.

Aku juga mau minta maaf kalau aja judul ceritanya salah, annoying, aneh ataupun apalah gitu wkwk. Itu bikin judulnya waktu itu dadakan, dan aku ga pintar english juga. Jadi, mianhae 🙏🏻

Dan tunggu kelanjutannya ya♡

Saranghae ❤

nimatoyushi.

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

51.1K 6.6K 42
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
45.5K 397 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
50.7K 3.6K 51
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
39.2K 5K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...