終わり || KV.MY || ✅ ||

By dearlafen

92K 8.1K 697

Akhir dari segalanya, kisah yang akhirnya terhenti. Ending dari alur yang dibuat tidak beraturan. Akan sepert... More

.MYG.
.KookV.[01].
.PJM.
.KookV.[02].
.Minyoon.[01].
.KookV. [03].
.Minyoon. [02].
.KookV. [04].
.KookV. [05].
.KookV. [06].
.KookV. [end].

.KookV.Minyoon. [01].

6.3K 627 24
By dearlafen

Taehyung menunggu, tetapi Jungkook tidak kunjung selesai dengan urusannya didalam kamar. Terhitung sudah satu jam sejak Taehyung meminta Jungkook untuk mengatakan tentang rencana pernikahan dengan hyungnya.

Taehyung gerah menanti Jungkook yang tidak kunjung keluar dari balik pintu kamarnya. Tidak tahu sudah yang keberapa kali dirinya menghela nafas.

"Apa yang dilakukannya didalam, kenapa harus selama ini?" Mungkin, jika Taehyung tidak memainkan game diponsel miliknya sudah dipastikan jika dirinya sudah tertidur dan membuat riasan sederhananya rusak, terlebih baju yang dikenakannya akan kusut, Taehyung tidak menyukainya.

Lalu tanpa aba-aba Taehyung bangkit. Berjalan mendekati pintu yang sedari tadi menutupi apa yang tengah dilakukan Jungkook. Beberapa langkah dari tempatnya duduk, Taehyung bisa mendengar gagang pintu yang ditarik. Jungkook keluar lengkap dengan setelan khasnya.

"Kenapa lama?" Taehyung merengut dengan suara lelahnya. Jungkook hanya tersenyum dan menarik Taehyung untuk dipeluk. "Aku harus terlihat sempurna saat akan melamar kekasihku."

"Dasar, tidak perlu memakan waktu lama untuk sekedar bersiap, sebentarpun kau selalu terlihat sempurna." Taehyung tersenyum, mengecup cepat pipi kanan Jungkook yang tirus.

"Kau sedang menggodaku?" Terkekeh, Jungkook menangkup wajah Taehyung.

"Tidak." Taehyung menggeleng. "Aku sedang mengatakan kenyataan, bukan sekedar candaan atau godaan seperti yang kau maksud."

"Terimakasih." Kecupan lembut Jungkook beri diatas bibir plum Taehyung, terkekeh begitu ada rasa manis yang dikecapnya. "Kau memakai pelembab bibir?"

Taehyung mengangguk. "Wae?"

"Bibirmu manis."

Wajah Taehyung merona. "A-ayo kita berangkat."

"Hm."


.....
.....



Jimin tersenyum, jemari Yoongi bermain dengan surai merah miliknya. Merebahkan tubuh dengan paha Yoongi sebagai bantalan, menghabiskan sore hari dengan saling tatap dan berbicang kecil sekedar menghilangkan hening.

"Jungkook akan datang."

"Untuk?"

"Makan malam."

"Apa aku boleh ikut?"

"Tentu, ada pembahasan penting."

"Apa itu?"

"Jungkook akan memberitahu perihal pernikahannya dengan Taehyung."

Jimin bangkit, kaget mendengar apa yang Yoongi katakan, apa katanya? Jungkook akan menikahi Taehyung. Sial sekali dirinya dilangkahi. "Kapan mereka akan melangsungkan pernikahannya?"

"Sekitar dua minggu dari sekarang, mereka akan membicarakan persiapannya." Yoongi bergerak, mendudukan diri diatas pangkuan Jimin. Melingkarkan tangannya diperpotongan leher Jimin yang harum.

"Apa Joonmyeon dan Namjoon sudah tahu?"

Yoongi mengangguk. "Jungkook mendatangi kantor Joonmyeon siang tadi."

Jimin mendengus, tangannya terangkat untuk menggasak rambut belakang Yoongi. "Kau mengantuk?"

Yoongi menggeleng, menarik wajahnya untuk menatap Jimin. "Bosan."

"Ingin pergi keluar?"

Yoongi menggeleng, dia harus memasak untuk nanti malam. "Lakukan sesuatu yang bisa membuat bosanku hilang?"

"Apa itu?"

"Cium aku."

"Dengan senang hati." Jimin tersenyum, menarik tengkuk Yoongi. Menempelkan bibir tebalnya dengan bibir tipis Yoongi, melumatnya lembut sangat lembut. Mengetuk bibir Yoongi, meminta akses masuk. Tersenyum begitu Yoongi membukanya, melesakan lidahnya mengabsen gigi putih rapih Yoongi. Menggoda lidah Yoongi agar mau menari bersama dengan lidahnya. Saling membelit untuk beberapa waktu. Terus seperti itu hingga pasokan udara keduanya habis, menyisakan nafas yang memburu.

"Ingin melakulan yang lain?"

Wajah sudah merah sejak ciuman panasnya dengan Jimin berlangsung, bertambah merah begitu mendengar apa yang dikatakan Jimin.

"Masih ada banyak waktu untuk menyiapkan makan malam."

Yoongi mengangguk malu, lalu menenggelamkan wajahnya didepan dada bidang Jimin. "Pelan, jangan terlalu kasar. Sakit."

Jimin terkekeh. Ah, kenikmatan dunia yang paling mahal dia dapatkan.

"Tentu."



.....
.....



"Pakai sabuk pengamanmu."

Taehyung mengangguk, menarik sabuk pengamannya. Merengut begitu tidak kunjung terpasang. "Bisa kau pakaikan?"

Jungkook tersenyum, mengambil alih sabuk pengaman Taehyung. "Menggemaskan."

Cupp

Jungkook terkejut, Taehyung mengecup bibirnya. Sebetulnya itu sudah biasa, hanya, dirinya yang tadi akan mengecup bibit Taehyung bukan Taehyung yang mengecup bibirnya. "Kau mencuri startku."

Taehyung tertawa. "Sekarang aku hafal diluar kepala kapan kau akan mengecup bibirku."

"Benarkah?"

Taehyung mengangguk. "Sekarang aku bisa membaca pikiranmu."

"Pandai sekali." Jungkook tertawa, menggasak rambut Taehyung, tawanya semakin lebar begitu mendengar Taehyung merengut marah.

"Aku sudah merapihkannya, kau pikir mudah, aku sampai lelah merapihkannya, kau enak sekali menghancurkan tatana--"

Tanpa aba-aba Jungkook mengecup bibir Taehyung sedikit melumatnya, kembali merasakan manis menggoda yang hanya jadi miliknya. "Tidak perlu ditatapun kau tetap cantik."

Taehyung menunduk, wajahnya merona. Jungkook mengatakan jika dirinya cantik. Ah, senang sekali. Tunggu Jungkook mengatakan jika dia cantik? "Aku lelaki bodoh! Aku tampan! Bukan cantik!" Dipukulnya kepala belakang Jungkook dengan keras, membuat ringisan pelan meluncur bebas dari belah bibir yang tadi mengecupnya.

"Sakit." Jungkook meringis, mengusap pelan belakang kepalanya yang berdenyut. "Jahat sekali calon istriku, aw kepalaku yang berharga."

"Apa sangat sakit?" Taehyung menatap khawatir Jungkook yang masih meringis.

"Sangat."

"Maafkan aku." Tangannya terangkat, Taehyung mengusapnya pelan, bibirnya sibuk meniupi kepala Jungkook yang dipukulnya.

"Apa lebih baik?"

"Hm." Jungkook mengangguk.

Cupp

Taehyung mengecup kepala Jungkook.

"Kenapa kau lakukan itu?" Jungkook menatap Taehyung bingung.

"Agar sakitnya hilang."

Jungkook mengangguk. "Kenapa tidak bibirku saja, aku yakin kepalaku tidak akan sakit lagi."

Taehyung menatap Jungkook tajam. "Mulutmu."

"Aku bercanda."

Taehyung mendengus, Jungkook terkekeh melihatnya, memutar kemudinya Jungkook melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. "Seriuspun tak apa."

Lalu kepalanya terkena pukulan sayang dari Taehyung lagi.







.....
.....






"Hyung?"

"Apa?"

Taehyung diam, menatap Yoongi dari atas sampai bawah. "Hyung sakit?"

Yoongi menggeleng, atensinya tidak berpindah dari daging yang tengah dicincangnya.

"Hyung, wajahmu memerah. Hyung demam?"

Yoongi diam. Sialan. Park Jimin sialan. Enyah saja. Membuatnya malu saja. Kenapa harus ada makhluk seperti seorang Park Jimin. "Panas, wajahku kepanasan."

Taehyung mengangguk. "Tapi hyung."

"Apa lagi?" Yoongi mendengus, menatap Taehyung yang memperhatikannya dari atas sampai bawah.

"Hyung apa banyak nyamuk dikamarmu?"

"Wae?"

"Banyak sekali tanda merah disana, besar pula."

Double sial. Park Jimin. Yoongi ingin membunuhnya sekarang. Berbalik Yoongi berjalan, berniat mengambil beberapa sayuran dari dalam lemari pendingin. Mengabaikan Taehyung yang terus menatapnya penuh selidik.

"Hyung jalanmu tertatih, apa hyung jatuh?"

Yoongi seharusnya tidak menerima ajakan Jimin tadi sore. Sial sekali dirinya harus dicecoki oleh pertanyaan polos Taehyung. Kenapa penyesalan datangnya diakhir. Sialan sekali.






.....
.....






"Sedang apa kau disini?"

"Aku tinggal disini sekarang."

Jimin meringis begitu mendapati Joonmyeon dan Namjoon menatapnya tajam. "Ah, aku hanya berkunjung."

Jungkook mengangguk, atensinya kembali pada Taehyung yang sibuk dengan makanan penutup yang Yoongi buat. "Hei, berantakan sekali makanmu."

Taehyung tertawa kecil, tangannya terangkat ingin menghapus jejak makanan yang mungkin menempel diwajahnya, namun terhenti begitu Jungkook menangkap tangannya. "Jangan gunakan tanganmu."

Taehyung terkekeh, membiarkan Jungkook yang membersihkan wajahnya. Taehyung menatap Yoongi yang sudah berganti pakaian. Lehernya sudah tidak terlihat bekas merah, mungkin Yoongi menutupinya dengan riasan. "Hyung merahmu dilehermu sudah hilang?"

Yoongi tersedak air yang diminumnya, Jimin bergerak cepat memberi Yoongi tissue yang tidak jauh darinya. "Ah, a-aku menutupinya."

Yoongi menunduk, menghindari tatapan tajam Joonmyeon dan Namjoon yang mengarah padanya. Jimin yang menyadarinya hanya tertawa kecil, tidak terpengaruh oleh tatapan Joonmyeon ataupun Namjoon.

"Jangan tertawa bodoh!" Yoongi menyikut pinggang Jimin dengan sikunya, cukup keras hingga Jimin meringis.

"Jadi, bagaimana dengan rencana pernikahanmu dan Taehyung." Joonmyeon mengambil alih.

"Ah, aku sudah mempersiapkan tempat yang menarik Taehyung mengatakan jika dia ingin suasana outdoor, undangan sudah dipersiapkan sore tadi atas persetujuan aku dengan Taehyung, untuk setelan pernikahan Taehyung sendiri yang akan memilih."

Joonmyeon mengangguk. "Matang sekali persiapanmu."

Jungkook tertawa. "Tentu saja, ini sekali dalam hidup. Aku tidak ingin ada satupun kecacatan."

Jimin mendengus mendengarnya. "Seperti ayahmu saja."

Jungkook menyeringai. "Bukankah ayahku dan dirimu iti sama saja. Tidak suka adanya kecacatan."

Yoongi mengangguk, diikuti Namjoon dan Taehyung. "Park Jimin maniak perfect."

"Apa ayahmu menyetujui rencana kalian?"

Namjoon berseru, hening mendadak. Tidak ada satupun yang bersua. Taehyung menghentikan kunyahannya. Yoongi diam. Jimin ikut menunggu jawaban, sama halnya dengan Joonmyeon.

"Ah itu." Jungkook diam, menatap Taehyung dan juga Jimin yang penasaran. "Kau tahu." Jungkook menunjuk Jimin yang menatapnya bingung. "Ayahku tidak sekejam ayahmu."

Jimin medengus. "Apa hubungannya dengan ayahku."

"Ayahmu masih menjodohkanmu dengan anak koleganya bukan."

Yoongi diam, terkejut. Dadanya berdenyut sakit. "J-jadi bagaimana dengan ayahmu Jungkook?"

Jungkook beralih menatap Yoongi yang tampak resah. "Ayahku setuju, sangat setuju begitu aku mengatakan ingin menikahi Taehyung."

Semuanya mengangguk, terkecuali Jimin yang terkejut mendengarnya. Semudah itukah? "Apa ada imbalan yang kau berikan pada ayahmu?"

Jungkook menggeleng. "Sudah kukatakan ayahku tidak sekejam ayahmu."

"Sial." Jimin mengumpat, kepalanya menoleh menatap Yoongi yang menunduk. Tangannya beralih menggenggam tangan Yoongi. "Apa ada yang ingin dibicarakan lagi?"

Jungkook menggeleng.

"Aku pinjam Yoongi."

Jimin bangkit, meninggalkan ruang makan. Melangkah dengan tangan yang menggenggam tangan Yoongi.

"Ah Jimin." Langkahnya terhenti, Jimin berbalik untuk menatap Namjoon yang tiba-tiba memanggilnya. "Apa?"

"Jangan membuat tanda dileher Yoongi hyung lagi tidak lihat jika hampir seluruh permukaannya penuh dengan tanda milikmu. Dan yang terpenting, jangan membuat jalan Yoongi hyung terpincang seperti tadi."

Hening. Semuanya tenggelam dengan perkataan Namjoon. Jimin meringis, menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal. "Ah soal itu, aku tidak janji."

Lalu pergi, meninggalkan ruang makan yang semakin mencekam sebab Joonmyeon yang menguarkan aura tajam penuh dominasi.

Jimin mendudukan dirinya dan Yoongi ditaman belakang. Menikmati angin malam yang membelai wajahnya. Ditatapnya Yoongi yang hanya diam menunduk.

"Jangan dipikirkan perihal ayahku."

Yoongi diam, tapi Jimin tahu jika Yoongi tengah mendengarkannya.

"Apapun yang ayahku lakukan, aku tidak peduli, sebagus apapun seseorang yang ayahku berikan padaku aku tidak peduli."

Yoongi menatap Jimin, hanya menatap tanpa mengatakan apapun.

"Karena bagiku tidak ada yang lebih bagus dan lebih indah darimu, tidak ada yang aku cintai diluar sana selain dirimu. Kau mau percaya padaku?"

Yoongi mengangguk.











"Dan, aku serius soal ajakan menikah tadi sore."















-Tbc-

Hai, mohon maaf lahir dan batin ya, maafin aku kalo banyak salah baik yang sengaja atau enggak disengaja. Maaf semaaf-maafnya. Telat sih ehe, tadinya mau kemarin tapi gak ada jaringan sama sekali jadi hari ini wkwk.

Paii sampai jumpa chap depan~~~

Continue Reading

You'll Also Like

185K 28.8K 52
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
12.2K 2.5K 23
semuanya berawal dari rasa kesepian yang menyelimuti kehidupan Delyn, Anak anjing yang menggemaskan tiba tiba muncul dalam cerita kehidupan Delyn. De...
Flaw | kv By 𐤀

Teen Fiction

8.1K 1K 6
Discontinue!! -Dalam hitungan detik semuanya menjadi berubah itulah yang dirasakan oleh Kim Taehyung namja seperti layaknya Vas bunga yang cantik nam...
266K 26.7K 40
Kim Taehyung kehilangan sang istri tercinta ketika hendak melahirkan anak semata wayang mereka, Kim Taehee. Lalu Jeon Jungkook tiba-tiba hadir dikehi...