Sempiternal • Markhyuck

By ippi-chan

122K 17.3K 3.1K

Slow update! Inginnya Mark menolak belahan jiwa yang ditakdirkan untuknya. Tapi... memikirkan bagaimana Haech... More

i n t r o
s a t u
d u a
e m p a t
l i m a
e n a m (/)
tujuh

t i g a

15.4K 2.4K 504
By ippi-chan

Tangannya masih sibuk memecah beberapa butir telur pada teflon. Sesekali ia bersenandung untuk memecah keheningan didapur apartemen minimalis itu. Tangannya dengan lincah menaburkan beberapa bumbu seperti garam dan lada pada telur mata sapinya.

"Yak! kau menghabiskan persediaan telurku, Haechan!" ujar sosok alpha jangkung bernama Johnny yang tak lain adalah hyung dari Haechan.

Haechan menoleh dengan tatapan polos pada sosok hyung jangkungnya yang sedang memandangnya sengit. Memang, perpaduan antara Johnny dan Haechan itu luar biasa. Johnny menjadi sangat kekanakan kalau berhadapan dengan adik bungsunya itu. Kalau Jeno cenderung mengalah pada Haechan.

"Apa? Hanya lima butir telur, hyung. Jangan berlebihan!" gerutu Haechan pada Johnny yang kini meneguk air dingin dalam kulkas. Haechan mengambil piring dan menaruh lima telur mata sapi yang dimasaknya pada piring.

"Aku sedang dalam masa pertumbuhan. Aku juga dalam masa membentuk otot perut seperti Jeno. Kami sepakat untuk program bersama." Ujarnya polos menyantap telur mata sapi itu khidmat.

Johnnya tersedak air dingin dalam botol itu mendengar ucapan polos Haechan. Johnny adalah seorang alpha meskipun ia belum memiliki mate yang memiliki tanda sepertinya. Johnny juga paham kalau adiknya itu adalah omega. Johnny yakin sekali. Mendengar Haechan akan membentuk otot perut membuat Johnny sedikit tidak nyaman. Ada rasa geli sekaligus prihatin.

"Hyung, bagaimana menurutmu dengan omega laki-laki?" tanya Haechan pada sosok hyung tertuanya itu.

Johnny menghela nafas, mereka sering kali membahas ini. dan akhirnya Haechan marah mendengar penuturannya. Johnny sudah hafal sekali.

"Omega laki-laki itu tidak buruk. Apa yang buruk? Tidak ada makhluk yang buruk dalam semesta. Kecuali ia seorang pendosa." Johnny mencomot dua telur mata sapi sekaligus dan memakannya dengan tangan.

"Jorok!" teriak Haechan ketika Johnny semena-mena dengan telur mata sapinya.

"Haechan-ah, kita sudah sering membicarakan ini. dan jawabanku masih sama."

Haechan mendengus mendengar penuturan Johnny. Ini hal yang tidak disukai Haechan dari hyung sulungnya itu. Johnny terlalu jujur. Tidak seperti Jeno yang masih sedikit menutupi keburukannya. Johnny malah membuka aib beserta keburukannya di depannya.

"Hyung, tidakkah kau berfikir kalau takdir bisa berubah? Kenapa kau memberiku vonis seperti itu?" tanya Haechan serius. Sebenarnya ia muak berbicara tentang status dengan Johnny. Johnny itu tidak membuatnya lebih baik.

"Tidakkah kau berkaca? Apa yang buruk dari dirimu? Kau cantik dan menggemaskan. Tidak ada alpha seperti itu. Aroma tubuhmu bahkan lebih manis daripada sesuatu yang manis diluar sana." Johnny kembali mencomot telur mata sapi milik Haechan. "...aroma alpha itu busuk!" tambahnya sembari mempraktekan wajah ingin muntah.

Haechan menaikkan sedikit alisnya ketika melihat ekspresi wajah Johnny yang berlebihan. Ia memakan sisa telur yang ada dipiring dan meminum jus jambunya cepat. "Pantas saja saat di dekatmu aku mencium bau tai!"

Haechan ngacir. Takut dengan respon hyung jahatnya itu. Ia berlari kecil menghindari teriakan Johnny yang memekakan telinga.

"YAK!! KEMBALI KAU ADIK KURANG AJAR!!!"

.

.

.

Hari Senin adalah hari yang Haechan benci. Selain ada mata pelajaran Kimia, ia juga harus upacara bendera. Apalagi, ditambah fakta kalau ia berangkat sekolah tanpa sosok saudara kembarnya yang masih dalam masa rut alphanya.

Haechan sudah menelpon Jeno kemarin, Jeno berkata kalau ia masih dalam masa heat. dan Haechan harus mengumpat keras kala mendengar geraman keras dari mulut Jeno akibat mendengar suaranya. Haechan tidak habis fikir, sefatal itu akibat rut alpha mendengar suara omega. Eh? Apa Haechan mengakui kalau ia omega?

Haechan menggeleng-gelengkan kepalanya menampik fikiran buruknya kalau ia seorang omega. Memakan makan siangnya ditemani oleh kedua temannya yang mengapitnya ditengah. Jaemin dan Renjun tentu saja. Dan sialnya mereka adalah mantan kekasih seorang Lee Jeno yang tak lain adalah saudara kembarnya.

"Haechan-ah, kau mendengar tentang berita Jaehyun sunbae?" tanya Jaemin sembari menyedot jus mangga miliknya.

Haechan menaikkan sebelah alisnya. Ia sensitive mendengar nama "Jaehyun" yang bahkan ia sendiri tidak mengenalnya. Bahasan tentang "Jaehyun" membuatnya teringat dengan adegan "omega laki-laki" yang dibahas para sunbae beberapa hari yang lalu.

"Jaehyun sunbae? Kita tidak memiliki sunbae bernama Jaehyun omong-omong." Jawab Haechan sekenanya.

Renjun memutar bola matanya malas mendengar penuturan Haechan. Ia menyandarkan kepalanya pada pundak Haechan dan mulai ikut obrolan mereka; "Jaehyun sunbae itu alumni SOPA dua tahun yang lalu. Dia itu yang kau sebut vampire pada acara lomba basket nasional setahun yang lalu."

Jaemin menjentikan jarinya mendengar ucapan Renjun. Ia mulai memakan keripik kentang milik Haechan yang sedari tadi ditatapnya. "Iya, Jaehyun sunbae yang menjadi pelatih basket anak-anak."

"Iya, terus apa hubungannya dengan kita? Kalau kau lupa, tidak ada yang ikut olahraga di antara kita." Haechan menjawab asal, ia kembali meminum strawberry milkshakenya yang tersisa sedikit dalam gelas.

"Dia memiliki mate omega laki-laki." Jaemin berucap to the point.

Haechan mendengus, ia sudah tau bahasan mereka akan pada topik 'omega laki-laki'. Bahasan yang dihindari oleh Haechan.

"Aku tidak suka bahasan ini." ujarnya datar menatap tajam Jaemin yang masih santai dengan keripik kentang menyumpali mulutnya.

"Jangan mulai. Kita ini sahabat, kau tidak boleh memendamnya seorang diri." Ujar Jaemin pada Haechan.

Haechan mendengus melihat sikap Jaemin yang penuntut. Jaemin itu pemaksa, kalau Renjun itu dewasa. Ia akan santai menyikapi kedua sahabatnya yang sering cekcok.

"Yak! kalau yang kau maksud adalah untuk mengakui statusku, jawabanku masih sama. Aku sama seperti Jeno!" ujar Haechan tegas. Ia melotot pada kedua sahabatnya yang jatuhnya tatapan lucu terpampang diwajahnya. "...Lee Jeno mantan kekasih kalian!"

Kali ini kedua sahabatnya menjitak keras kepala bulat Haechan. Renjun yang kalem bahkan menjitaknya keras sekali. Senyum puas terpampang diwajah keduanya melihat Haechan meringis kesakitan dengan wajah memerah menahan tangis.

"Appo~!"

Tidak ada yang sadar ada yang mengamati interaksi mereka dari jauh.

.

.

Mark menyedot vanilla late miliknya sembari melihat interaksi tiga orang siswa yang berada diseberang mejanya. Ia menaikkan sedikit alisnya ketika melihat 'skinship antar sahabat' yang mereka lakukan. Apa sesama lelaki harus saling leledotan dilengan temannya? Mark geli hanya dengan membayangkannya.

"Ada apa dengan wajah itu?" tanya seorang Kang Chanhee yang paling netral di antara semuanya.

Mark mendengus, kegiatan diam-diam mengamati interaksi tiga pemuda itu terbongkar sudah.  "Apa sahabat harus seperti itu?"

Chanhee menaikkan sebelah alisnya bingung, sama dengan Kangmin yang juga menatap Mark aneh. Mereka duduk bertiga tanpa ada gadis-gadis disana.

"Seperti apa?" tanya Kangmin.

Mark menunjuk Haechan dengan dagunya. Haechan kini tengah menepuk-nepuk kepala Renjun sembari menerima suapan keripik kentang dari Jaemin. Mark hanya sedikit... errr... aneh mungkin ketika melihatnya.

"Kenapa? Kau ingin aku menyuapi dan menepuk kepalamu seperti itu?" tanya Kangmin polos. Beta itu dipukul keras kepalanya oleh Mark yang kini bergidik mendengar penuturan Kangmin.

"Yak! aku tidak segan-segan menjauhimu jika kau berlaku seperti itu padaku."

Kangmin dan Mark tertawa keras mendengar ucapannya sendiri. Sementara Kang Chanhee masih menatap Mark intens, ia menatap wajah Mark dengan intens sehingga Mark salah tingkah.

"Kau terlalu menolak dengan apa yang kau lihat. Dia seorang omega, jiwa ingin dilindungi dan diperhatikan sangat besar. Jangan seperti itu." ujar Chanhee menasehati Mark. Walau ucapannya meruncing pada tingkah laku Haechan.

"Menarik, tapi aku tidak cukup tertarik." Ujarnya datar membalas ucapan Chanhee padanya. Ia menatap intens objek yang menjadi bahasan mereka. Haechan yang kini tak sengaja menatap Mark dan terjadi beberapa detik kontak mata sebelum Haechan melengos dengan kedua pipi yang memerah.

"Aku akan menjadi yang tertawa paling keras kalau sampai kau tertarik padanya." Ujar Chanhee disertai dengan tawa ringan keluar dari mulutnya. Kangmin menjadi seorang yang paling berisik di  antara mereka hanya tertawa keras melihat wajah merengut Mark.

TBC

Sorry untuk penulisan yang tidak rapi, belum sempat edit ulang. Bcs, saya akan segerakan book ini selesai. Happy weekend~♡

Jangan lupa vote komen!

See you💞

Continue Reading

You'll Also Like

45.4K 4.1K 41
Alexa Smith seorang shewolf malang dengan darah campuran yang mengalir dalam nadinya. Lebih menyedihkan lagi dia sering di siksa dan di perlakukan le...
971K 12.8K 25
Sebuah Cincin bermata biru yang merupakan warisan dari Pakde suamiku membuat rumah tanggaku hancur. Mampukah aku lepas dari makhluk penunggu cincin...
4.3M 235K 55
R : 16+ Maaf ceritanya masih belum direvisi. •••• Aku adalah Raisa Swan. Gadis berumur 16 tahun. Aku kelas 2 Senior High School. Aku nerd dan aku ad...
215K 38.9K 54
[COMPLETED] Hanya kisah para remaja yang kabur dari rumah untuk melepas tanggung jawab mereka sebagai pewaris perusahaan. Mereka berempat dipertemuka...