The Next 7teen [ Seventeen ]

By Linsieee

287 56 21

14 Kekuatan, 14 Diamond Setiap 100 tahun sekali Pienhorl membentuk sebuah organisasi rahasia. 17 Secret orga... More

02. What Happend
03. Eun ri not Rhyn

01. The begin happend

156 25 19
By Linsieee

SEOUL, 23 April 2015


"Hei, lihatlah grup ini sebentar lagi akan debut" seru gadis bersurai pendek.

Para Siswi yang mendengar gadis itu ,berbondong bondong menghampiri gadis bersurai pendek lalu melihat pada ponsel gadis itu dengan berbagai pertanyaan.

"Woahh mereka semua tampan"

"Tanggal berapa mereka akan debut?"

"Apa nama grupnya?"

Kelas seketika berubah menjadi ramai memperbincangkan boygroup yang tak lama lagi akan debut. Jam kosong mereka digunakan untuk melihat lihat boygroup tersebut lewat ponsel masing masing. Tak segan diantara mereka ada yang berteriak, melontarkan pujian dan melompat kegirangan melihat boygroup yang dikabarkan akan debut.

Berbeda dengan gadis bersurai panjang yang duduk dalam diam di pojok kanan kelas, seperti tidak tertarik dengan perbincangan teman kelasnya gadis ini lebih suka menyendiri dibanding berkumpul. Buku pelajaran yang tengah gadis ini baca lebih menarik dibanding boygroup yang sedang jadi perbincangan teman sekelasnya.

Tetapi, kegaduhan kelas membuat gadis ini tak bisa membaca bukunya dengan tenang. Ia memutuskan untuk pergi ketoilet sekedar menghindari kegaduhan kelas yang tak ia sukai.

Diluar pintu toilet gadis bersurai panjang hendak menyentuh knop pintu yang tertutup rapat. Namun, seseorang sudah menariknya terlebih dahulu.

Dibantingnya pintu tersebut oleh orang yang membuka pintu. wajah pucat dan raut wajah yang ketakutan terpampang jelas saat orang itu melihat ada gadis dihadapannya.

"To...tolong a..ada darah di lantai bilik ke-3" ucap orang itu ketakutan.

"apa maksudmu?" jawab gadis bersurai panjang yang tak mengerti maksud dari orang yang tiba - tiba membanting pintu.

"Aku hanya berniat membersihkan Make up ku yang tak beraturan. setelah selesai, aku membuang tissue bekas membersihkan make up ku di tong sampah dekat bilik 3 saat itu aku mengetahui ada banyak darah di lantai bilik 3" jelasnya secara terburu buru nafasnya turun naik

"beri tahu Ssaem segera, dan jangan membuat keributan tentang hal ini" perintah gadis bersurai panjang. "aku akan berjaga disini"

"Ne"

Orang itu lekas pergi dengan berlari menuju ruang guru. Selang beberapa menit orang itu dengan tiga orang guru berlari menuju toilet wanita.

Mereka sudah sampai didepan pintu toilet Ssaem Yi an selaku guru bimbingan konseling terkejut dengan gadis bersurai panjang yang sedang diam di depan pintu toilet.

"Park Eun Ri, Apa yang sudah terjadi" tanya Ssaem Yi an pada Eun ri --gadis bersurai panjang.

"gadis itu menemukan darah di lantai kamar mandi" Eunri menunjuk orang yang membanting pintu kamar mandi.

Ssaem Yi an mengerutkan keningnya, dibetulkannya kacamata yang melorot kebawah lalu menatap dua guru wanita yang ikut bersamanya.

"Mungkin saja darah seorang wanita yang sedang menstruasi" Jung Ssaem mengambil alih pembicaraan. Guru semacam Jung Ssaem pikirannya selalu positif itulah kenapa ia sangat percaya diri saat mengatakannya.

"Mari kita pastikan" Ucap Eun ri penasaran.

Eunri bisa saja masuk saat orang yang menemukan darah di bilik ke-3 memanggil ke ruang guru agar rasa penasarannya terungkap. Akan Tetapi, ia urungkan niat tersebut pikirannya berkata jika ia masuk itu sama saja membuat dirinya masuk jadi daftar pelaku jika benar dugaanya darah di bilik 3 bukan darah dari seorang wanita yang sedang menstruasi.

Jung ssaem menganggukkan kepalanya ia memutar knop pintu kamar mandi yang tertutup kembali ia membuka lebar pintu tersebut lalu berjalan mendahului. Seketika jung Ssaem membeku melihat genangan darah keluar dari celah lantai bilik 3 ia menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Sama hal nya dengan Ssaem Yi an, Ssaem Seoyoung, gadis si pembanting pintu dan Eun ri. Betapa terkejutnya mereka saat tiba di bilik ke-3 Jung Ssaem tidak tinggal diam ia mendorong pintu dari bilik itu dan Gotchaa bilik pintu tersebut tidak terkunci. Dalam bilik itu seorang tubuh wanita terkujur tak sadarkan diri dengan posisi terduduk di kloset dengan kepala yang tersandar pada dinding bilik, Terlihat jelas di tangan kiri wanita tersebut banyak goresan silet.

Ssaem Yi an hendak menyentuh tangan wanita yang ada dalam bilik itu. Namun Eun ri mencegahnya dengan menarik tangan Ssaem Yi an agar menjauh dari wanita itu.

"Jangan sentuh wanita ini!" ujar Eun ri.

"Eun ri Ssaem akan memastikan denyut nadinya"

"Jika wanita ini meninggal, Ssaem akan meninggalkan jejak karena telah menyentuhnya kau akan dituduh jadi pelaku pembunuhan wanita ini" Jelas Eun ri setenang mungkin.

"Itu benar, kita serahkan siswi ini pada polisi" ucap Ssaem Seoyoung.

"Aku akan menelpon polisi" jung Ssaem pergi terlebih dahulu untuk menelpon polisi.

Mereka berempat ikut keluar dari toilet. Eun ri pamit terlebih dahulu.

Eun Ri berjalan menyusuri koridor sampai tepat berjalan di depan kelasnya, Eun ri memastikan tidak ada guru yang masuk hari ini. Lewat pintu belakang kelas yang sedikit terbuka Eun ri mengintip, keadaan dikelas masih sama saat ia pergi ke toilet. Ia membalikkan badan dan menyusuri kembali koridor sekolah yang sepi keadaan kelas yang masih ramai membuat Eun ri bernafas lega karena ia tak perlu mencari alasan karena hari ini tengah membolos pelajaran.

Sampai ditempat tujuan ia segera membuka pintu ruangan yang bertulis 'ruang cctv'. Setelah pintu terbuka lebar terlihat Hwang Ahjjussi sedang menikmati secangkir kopi hitam dan roti ditangannya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Hwang ahjjussi ketika Eun ri membuka pintu.

"Bisakah aku melihat rekaman Cctv di dekat toilet wanita?" Ujar Eun ri to the point.

Pria berumur 31 tahun itu mengerutkan dahinya, sebelum menganggukan kepalanya dan berjalan ke arah monitor diikuti Eun ri yang berjalan dibelakangnya.

"Sebutkan keterangan waktunya"

"jam satu siang"

Hwang Ahjjussi memutar rekaman Cctv dekat toliet wanita sesuai dengan waktu yang Eun ri katakan. Eun ri fokus pada layar monitor yang menampilkan pintu toilet wanita. Awalnya keadaan disana tak menampakkan siapa pun masuk kedalam toilet, Eun ri yakin korban terbunuh di jam 13.00 karena tidak mungkin pelaku membunuh di jam 12.00 pada waktu istirahat pastinya toilet akan ramai dengan siswi yang sibuk merapikan dandannan nya.

Belum ada sesuatu yang mencurigakan Eun ri meminta kepada Hwang Ahjussi agar sedikit mempercepat durasinya. Mata Eun ri meneliti setiap gerakan percepatan durasi rekaman Cctv sampai ia melihat seorang siswi masuk kedalam toilet sendirian.

"Stop!"

Hwang Ahjjussi langsung menghentikan percepatan durasi rekaman cctv tersebut.

13.16 Terlihat dalam rekaman Cctv seorang siswi masuk kedalam toilet sendirian. Kemudian di waktu 13.18 satu orang siswi masuk kedalam. Ini mencurigakan karena kedua siswi tersebut tidak kunjung keluar selama 15 menit. 13.33 seorang siswi keluar dengan terburu buru Eun ri tak bisa melihat dengan jelas wajah siswi yang keluar dari toilet setelah 15 menit baru keluar.

"Ahjjussi bisakah Men-zoom wajah siswi ini" pinta Eun ri.

Pria itu menurut dan men-zoom wajah siswi yang keluar dari toilet. Eun ri dapat melihat jelas saat wajah siswi itu diperbesar ia menyeringai Karena pembunuhnya dengan cepat terungkap. Ia mengeluarkan ponsel didalam sakunya lalu memotret wajah siswi tersebut tak lupa dengan potret awal siswi itu masuk kedalam toilet sampai tak keluar selama 15 menit.

"Terima kasih atas bantuan nya Ahjjussi" Ucap Eun ri membukkukan badannya dan berlalu meninggalkan ruangan Cctv.

***

"Mengakulah itu akan membuat masalah cepat selesai"

Gadis yang berada di hadapan Eun ri tersenyum meremehkan lalu melipat kedua tangannya didada.

"Apa maksudmu"ucap gadis itu dengan meninggikan suaranya.

Saat ini Eun ri dan Gadis --yang diketahui si pembunuh-- sedang berada di Rooftop gedung sekolah karena tempat ini jarang sekali dikunjungi siswa maupun siswi.

"Kau berkata seolah tak mengetahui semuanya" Ucap Eun ri dingin.

"Apa yang kau tahu!!" Jawab gadis itu tak kalah dingin.

"Sekolah hari ini digemparkan dengan seorang siswi yang bunuh di- ah tidak dibunuh di toilet wanita tepatnya di bilik ke-3" jeda Eun ri alih alih ia menarik nafas lalu berkata."Seorang siswi pergi ketoilet sendirian disusul dengan siswi yang masuk kedalam toilet dan keduanya tidak keluar selama 15 menit." jelas Eun ri dengan nada yang dibuat tenang.

"Mencurigakan bukan?" lanjutnya lagi,

"Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan" ucap gadis itu menampilkan smirk diwajahnya.

"Tentu saja" Eun ri berjalan satu langkah mendekati gadis itu "Jika penjahat mengakui kesalahannya penjara akan penuh"

"Apa motif mu membunuh siswi itu?" tanya Eun ri setelah beberapa menit gadis itu tak mengeluarkan sepatah kata pun.

Gadis itu bungkam ini membuat rasa curiga Eun ri pada gadis itu semakin kuat bahwa gadis inilah pembunuhnya. Tetapi Eun ri tak punya alasan kuat untuk membuktikan kepada polisi bahwa gadis yang berada dihadapannya adalah pembunuh. Bermodal rekaman Cctv saja tidak memperkuat alasan membuktikan kebenaran.

"Bahkan si pembunuh tidak menyadari adanya cctv dekat pintu toilet. Aku tidak mengerti apa pembunuh itu sangat bodoh" Eun ri menjeda ucapannya "Atau tidak sempat ke ruang cctv untuk memotong rekaman saat ia masuk dan keluar toilet. Ahhh aku tau si pembunuh itu teman dekat sekaligus teman sekelas siswi yang terbunuh ditoilet itu kan?" tanya Eun ri seolah sedang bercerita .

Sebenarnya Eun ri tak suka mencampuri urusan orang lain itu merepotkan fikirnya. Berbeda dengan urusan yang satu ini awalnya ia tak mau mencampuri urusan seperti pembunuhan disekolahnya akan tetapi ia merasa tertarik untuk mencapuri masalah ini dan melaporkan pelaku pada polisi.

"Maka dari itu si pembunuh tidak sempat ke ruang Cctv karena takut dicurigai oleh teman sekelasnya, karena tidak kembali kedalam kelas setelah beberapa menit pergi ke toilet mengikuti temannya dan takut dituduh sebagai pembunuhnya." lanjut Eun ri.

"Aku sering melihat Kau berjalan bersama dengan siswi itu" ucap Eun ri.

Gadis yang berada dihadapannya masih bungkam ditundukkan kepalanya lalu menegakkan kembali kepalanya. "Kau menyalahkan ku?"

"Tidak aku hanya memastikan" jawab Eun ri santai lalu melihat name tag di seragam almamater milik gadis itu. " Im yuri"

"Aku bukan pembunuhnya" elak yuri itu.

"Ok sepertinya kau tidak mau jujur, tetapi rekaman cctv itu akan memperkuat kau lah yang membunuhnya" Eun ri tersenyum ke arah gadis itu lalu berjalan melewati nya.

"silahkan saja"

Langkah Eun ri terhenti di ujung pintu Rooftop. Otaknya sedang berfikir keras. Ia tak mungkin salah menuduh yuri sebagai pembunuhnya sudah jelas sekali wajah yuri dalam rekaman CCTV terekam jelas. Andai saja ia bisa mengendalikan waktu mungkin Eun ri akan berbalik di mana waktu yuri mengikuti temannya ke toilet dan memergoki yuri yang berencana membunuh temannya.

Eun ri membalikkan badannya setelah mendapat ide, ia tersenyum pada yuri lalu berkata. "Jika Kau bukan pembunuhnya, apa yang kau lakukan didalam toilet?"

"mencuci tanganku" Jawabnya dingin.

"Selama lima belas menit?"

"Tanganku terkena tinta pulpen itu sebabnya aku membutuhkan banyak waktu untuk membersihkannya."

Eun ri melihat tangan yuri yang terjuntai kebawah, memang ada sedikit tinta pada punggung tangannya. Tetapi yang menjadi perhatian Eun ri saat ini adalah lengan dari seragam yuri sedikit sobek pada bagian ujung lengannya juga ada sedikit bercak darah yang sudah dicuci namun belum sepenuhnya bersih pada kaos kaki yuri.

"Begitukah?" ucap Eun ri tak percaya

"Kau mau menyalahkan ku lagi? Kau mempunyai bukti apa selain CCTV, eoh?"

"Ahh tepat sekali aku memang tak punya bukti lagi selain cctv itu. Tetapi lengan bajumu yang sobek dan bercak darah di kaos kakimu bisa menjadi bukti bahwa kau pelakunya" Ucap Eun ri tak lupa dengan senyuman kemenangannya.
sebelum pergi meninggalkan yuri yang sudah geram dengan perkataan Eun ri.

Eun ri berjalan menuruni anak tangga disusul yuri yang tergesa gesa menyusul Eun ri yang baru Sampai ditengah anak tangga.

"Eun ri" Panggil Yuri.

Eun ri menghentikan langkahnya lalu berbalik pada yuri yang berada diatasnya.

Yuri berjalan mendekati Eun ri dengan senyum miringnya. Lalu dengan cepat yuri mendorong tubuh eun ri agar jatuh diantara anak tangga. Tubuh Eun ri berguling sampai dilantai 3 karena rooftop berada dilantai 4. Disusul kembali oleh yuri lalu ditendang lagi tubuh gadis itu agar terjatuh ke lantai 2.

Tubuh Eun ri tak dapat digerakkan lagi setelah terjatuh dari lantai 4 sampai lantai 2 keningnya banyak mengeluarkan darah sekujur tubuhnya amat sangat linu dan sepertinya tangan kanan Eun ri patah.

"Kau terlalu banyak mengetahui" ucap yuri lalu pergi meninggalkan Eun ri sendirian dilantai 2 dengan darah yang terus bercucuran dari keningnya.

Eun ri tak dapat menggerakkan badannya rasanya sudah tak dapat lagi digerakkan sampai akhirnya pandangannya pun menggelap disusul dengan matanya yang tertutup.







Continue Reading

You'll Also Like

108K 8.2K 43
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
1.6M 83.9K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
391K 26.4K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
170K 15.2K 17
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...