"MMMUACH!" — "I LAFF YOU!" teriak Quinza gemas dan bersemangat lalu menciumi gue.
Setelah itu gue menghempaskan badan gue di samping Quinza, Quinza membalikkan tubuhnya, rona wajahnya menjadi cerah berbinar binar, do'i kayaknya happy banget, secara konstan do'i melompat dan langsung mencium ciumi seluruh wajah gue, dan gue yang udah tergeletak nikmat, hanya bisa merasa lega.... Hehe........... Nice FR (field report) nggak, suhu semprot?
Suhu Semprot: "Nice! Lanjutkan, my boy Palma, sang semprot junior!"
* * * * *
"Palma." ucap Quinza yang ikut berbaring di sebelah gue. — "Hmm?" tanya gue singkat.
"You should come to my hotel (this is Q's workplace). You, definitely should drop me a visittt!" teriaknya kecil dan bahagia kepada gue.
Sambil gue menatapi ornamen yang terukir di langit langit kamar Mahendro, serta mendengarkan ocehan after sex nya. Soal suara, Quinza memang kalah nikmat dibanding yang dua itu, nggak etis kalau gue sebut juga namanya hahahahaha. (Gue yakin 100% you guys already know them)
Tapi kalau soal bentuk body. Ehem, gue yakin ini anak pemenangnya. Gimana nggak, super babe begini body nya. Nih, jangan pernah anggap miring keturunan - keturunan Spanyol, body-nya bro, bikin gigit jari.
"Sure thing, Q." jawab gue mengiyakan ajakannya.
"I'll make you the greatest gazpacho, i'll provide you, your favorite macabeo along with my gazpacho." jawabnya lagi menjelaskan.
"From Spain...?" tanya gue sama dia.
"Yeah, from my own vineyard in Rioja. We'll have a dinner." ucapnya dengan penuh antusiasme.
"Wah.... terimakasih banyak Quinza...." jawab gue berterima kasih.
"Sama - sama Palma.... muach muach," — Setelah mencium cium pipi gue, do'i kembali tergeletak, dan malah ikutan menatap langit - langit dinding, sama seperti yang gue lakukan.
Sorry nimbrung dikit, kalau kita 'main' pake pengaman, kita nggak perlu khawatir sperm kita keluar acak acakan di Miss V punya si do'i, sang TTM kita, dan setelah do'i mengalami big O, do'i juga nggak perlu lari lari ke kamar mandi sambil naked nggak jelas hanya demi membersihkan sperm kita yang biasanya suka acak acakan itu. (Yang nyemprot nya kayak pemadam kebakaran mana suaranya? HAHAHAHAHA)
Kecuali kalau siapa tuh.... positif mandul.... nyemprot satu liter pun nggak perlu takut... Kutukan permanen! Akibat kebanyakan dosa! HAHA.
* * * * *
At the moment, dalam hati, gue senang banget sebetulnya. A sex with reward after that? siapa yang nggak doyan? Elo, nggak doyan? Hahaha, nggak mungkin. — Nih, gue suka geli, karena TTM gue yang bisa seperti ini tuh cuma si Quinza doang, yang kalau dia well satisfied after the sex is done, dia suka memberikan hadiah buat gue. Tapi kalau dia nggak satisfied, ya gue nggak dikasih hadiah lah! enak aja kata Quinza, hahahaha. Gue inget, dulu waktu kita berdua masih jadi ABG, gue sering trial sama Quinza, pernah juga kok, gue nggak dikasih hadiah, dan di moment having sex yang lainnya, gue dapat hadiah.
Waktu itu gue pernah dibelikan fragrance sama dia kalau nggak salah, setelah have fun, malamnya kita pesan tiket pesawat untuk berdua dan langsung pergi menuju Sydney untuk berbelanja di The Strand Arcade.
Yang mengherankan adalah, kok gue baru inget ya kalau Quinza memang suka kasih hadiah kalau gue bisa memuaskan dia, dan hal ini pun baru gue inget, a few moments ago.
Next, gue nggak mau berlama lama berada di kasur, gerah, gue mulai berkeringat, agak risih gue jadinya, so gue bangkit, dan langsung mengambil handuk bersih di lemari nya si Mahendro, — kemudian melingkarkan handuk nya di pinggang gue, lalu pergi melangkah menuju ke kamar mandi yang berada tidak jauh dari luar kamar Mahendro.
Persis seperti yang dulu sering gue lakukan di rumah nya si Mahendro kalau mau mandi. For you information, rumah Mahendro walaupun sepi, rumahnya tetap terurus, karena si Mahendro suka menyewa jasa maid mingguan yang biasa maintenance seisi rumahnya ini.
"Hey, mau kemana?" — Quinza akhirnya bertanya, menyetop gue yang udah mau keluar dari kamar nya Mahendro.
"Mau mandi. Mau ikut?" — Klik 'disini' untuk berlangganan mandi dengan wanita.
Link apaan tuh? Zonk ya?
It's BUOHONGGGGGGG! hahahahaha.
"Ikuttttt." katanya semangat.
"Oh, ayo, tuh, handuknya di lemari, ambil aja." ucap gue memberikan instruksi.
Kemudian do'i langsung melompat dan mengambil handuk yang terletak di lemari kemudian menempel, mengikuti gue masuk menuju ke kamar mandi. — Lucunya, dia malah ikut ikutan melingkarkan handuknya di pinggang, jadi kayak laki – laki kan. Terus, payudaranya nggak tertutup dong?
Ya enggak. Karena, itulah Quinza.
Dan kalau diperhatikan, boobs nya bulat banget, emang asyik banget ya kalau benda benda kayak begitu udah menempel di lengan gue. Kayak magnet panas. Hot dan selalu berhasil memikat gue dengan cepat.
Di kamar mandi, gue dan Quinza beranjak mandi tanpa melakukan hal yang aneh - aneh lagi, ya paling do'i cuma iseng striptis - striptis dikit sambil menyabuni boobie dan seluruh badannya, seingat gue, overall kita berdua cuma ngobrolin tentang pekerjaan kita masing - masing, gue banyak tanya sama Quinza soal makanan, secara dia chef kann.
Ya yang gue tanya pastilah tentang makanan, bukan tentang kapan album rock paling hits terakhir rilis di ibukota. Sedangkan Q, do'i nanya tanya soal gimana waktu gue di aviation academy, dan ujung ujungnya sampai ke gimana pengalaman saat gue bekerja, di beberapa momen, do'i sempat curious tentang siapa pacar gue, TTM gue sekarang, segala macemnya,
Nah, hati - hati, jangan mau nerima obrolan - obrolan begini sama cewek, ini RACUN bro! di depan tuh mereka bisa ngomong nya iya iya iya, entar di belakang ngambek - ngambek itu cewek, makanya di saat Quinza tanya tanyain gue tentang kehidupan asmara gue, gue tepis - tepis ringan, gue putar - putar dikit, alihkan pembicaraan lah man....
* * * * *
Overall gue sangat menikmati momen ber-shower-talk ria bersama kakak Quinza, mengingat inget kembali beberapa kenangan lama kami berdua, yang ada ketawa nya, ada sedihnya, dan ada juga 'garing' nya.
Cobain deh, suara ngobrol di kamar mandi tuh beda dan punya karakteristik khas tersendiri dibanding ngobrol ngobrol di ruang biasa lainnya. Suara di kamar mandi tuh gimana ya... ahh, cobain aja deh bro, tapi cari dulu target operasi nya. Biar elo nggak ngobrol sendirian di kamar mandi nya. Bhihik.
Selama di kamar mandi, gue berharap mister hepi gue undur diri dulu untuk sementara, tapi rupanya, ini si mister hepi emang doyan banget berdiri, jadi ya udah lahh, gue biarkan aja si Quinza menyentil nyentil mister happy gue, walaupun geli, banget, sambil di kocok kocok sedikit, tapi masa bodohlah. Orang bikin gue puas ini.
"Quin, jangan di gitu gituin ah, nggak lucu." — tolak gue yang merasa terganggu sama tingkah centil nya.
Gue suka nggak ngerti, cewek, kalau udah liat mister happy, sebenernya mereka itu sama kayak kalau kita, cowok, melihat boobs atau Miss V mereka. Doyan!
"Hahahaha." tawanya jail.
"Quin. Aku udah selesai." jawab gue menegaskan.
"Oke..."
Setelah selesai mandi, mengenakan handuk, gue keluar dari bathroom, gue lihat jam udah menunjukkan pukul satu siang waktu Indonesia barat. Pas gue keluar, Endro belum balik lagi ke lantai atas, mungkin dia memang benci sehabis gue usir barusan itu, — dan sekarang entahlah dia lagi dimana.
Setelah itu, gue liat Q masih asyik di kamar mandi, so gue duluan dressing di kamarnya Mahendro, memakai Brioni yang katanya welcome gift dari Maretha ini. — Palma, kok lo, nggak merasa bimbang atau merasa guilty gitu, barang barang salah satu TTM elo menempel di badan elo.
Sedangkan elo malah asyik asyikan main sama TTM elo yang lainnya. — Well, that's how it roll, boys. Nggak perlu bimbang, karena beginilah adanya dunia per TTM an, jangan baper yang berlebihan, lebay, di kontrol aja itu baper nya... ntar juga lihai sendiri.
* * * * *
Setelah selesai berpakaian dan menyemprotkan anti-perspirant ke tubuh gue, kebetulan pinjam punya Mahendro LOL, dan mengaplikasikan travel spray gue, yang selalu gue bawa ke mana - mana, kini, gue merasa haus sekali, haus nya udah hampir mirip kayak orang yang habis mountain biking. Haus banget! We know that sex takes a lot of energy, right?
Akhirnya gue pun turun ke lantai bawah, dimana disitu, gue kembali menemukan Mahendro yang sedang asyik ber-chatting ria di meja makannya sambil menyantap beberapa lapis pork bacon yang terlihat pada sebuah piring. Wangi nya memang enak, gue sempat tergoda, tapi sekarang gue butuh wineee.
Wine, mana wine?
"Ndro, asyik amat bro." tegur gue yang datang menghampiri Mahendro.
"Iya nih, buyer gue yang barusan udah selesai transfer." balasnya happy.
"Bangsat, jago amat lo dagang." Kaget gue mendengar keberhasilannya menggaet customer.
"Nurun dari bokap pal... Hahahahaha." jawabnya menyombong ringan pada gue.
"Oh good... Ndro, bagi riesling lagi dong" pinta gue singkat.
"Oh itu, ambil aja di frigidaire." suruhnya kepada gue.
"Oke...." gue menuruti intruksi Mahendro.
Setelah gue mengambil wine dari kulkas nya si Mahendro, gue segera meminumnya dan duduk bergabung di meja makannya Mahendro.
Menatapi Mahendro yang sedang asyik chatting, kadang - kadang gue cuma bisa bengong melihat ke sekeliling rumah ini, mengingat inget masa lalu gue di rumah ini, sebenernya gue tuh kepingin betulll bisa asyik sama gadget kayak apa yang Mahendro lakukan, chatting – chatting terus senyum – senyum sendiri gitu maksud gue...
Tapi karena gue udah keburu bilang sama kontak - kontak yang ada di ponsel gue, kalau ada apa apa yang dirasa urgent dan penting banget, langsung telefon saja ya, jangan kirimi gue text message, entar lama gue respond nya. Dengan begini, kontak kontak gue jadi hafal kebiasaan gue, kalau mau apa apa sama gue, mereka bakal langsung telefon.
Kalau cuma nanyain gue lagi apa. Gue jawab kalau lagi boring dan lagi lihat lihat ponsel aja ya. Biasanya karena gue lagi asyik ngobrol sama orang beneran via tatap muka, LOL. — Tiba - tiba si Mahendro mengakhiri sesi chatting nya dan langsung menatap gue.
"Eh, Paloma, gimana, asyik tadi?" tanya Mahendro kepada gue.
"Ya....."
Andd to be continue...