☏ Kannan
☏ Aria
27 November
01.32
Incoming Calls
Kannan M.
“Hey.”
“...”
“Eh, udah tidur?”
“Belum. Lo kira gua bisa tidur di antara Perang Puputan dan Perang Sisingamangaraja IX?!”
“Tired enough?”
“NGGAK USAH DITANYA.”
“Seenggaknya, lo nggak kayak anak-anak lain yang langsung nyerah dan nggak mau belajar saat lihat bahan sejarah yang seabrek.”
“...”
“Ya, udah mutusin masuk jurusan IPS, terima ajalah.”
“Pengin standing applause karena gua setuju, tapi mager.”
“Ya udah nggak usah standing, applause aja.”
“...”
“Biar gua meluruskan, okelah kalau nggak suka sejarah, we're all have at least one subject we don't like, tapi bukan berarti terus lo nyerah dan nggak mau belajar sama sekali kan?”
“Lo kudunya jadi motivator aja, Nan.”
“Gua cuma melampiaskan kekesalan yang selama ini selalu diabaikan sama Aga.”
“HAH? Hahahahahahah!”
“Kenapa ketawa?”
“Ya lo aneh, Aga kok diajak berpikir kritis. Ya, susah. Aga kan masih childish.”
“Kadang bisa kok, tapi emang most of the time susah sih.”
“Ya gitulah.”
“Lo masih hafal, ya, kebiasaan-kebiasaannya Aga?”
“No.”
“...”
“Hell, yes. Ngelupain seseorang emang sesusah itu tahu, Nan.”
“Mungkin?”
“Lo benar-benar nggak pernah jatuh cinta, ya?”
“Almost.”
“Hampir...? Oke, berarti sekarang lo lagi jatuh cinta sama seseorang?”
“Still don't know.”
“...”
“Ye, sana puas-puasin ketawa.”
“Sorry, nggak bisa nggak ketawa.”
“Ice cream?”
“Malem-malem gini? No thanks.”
“Bukan.”
“Terus?”
“Anggep aja ngerayain hasil ujian geografi gua yang posisinya di atas lo.”
“I KNOW RIGHT!”
“Mau nggak?”
“Hm, nanti gua kabarin lagi, ya?”
“Okay...?”