PLUTO

By saturnesss

289K 36.7K 2.4K

Tentang Bintang yang bersinar, Saturnus yang indah, dan Pluto yang terlupakan. More

Terima Kasih
Prolog
Bumi
Characters Versi Mitologi dan Benda Langit.
Samudra
Orbit
Beta Geminorum
Pollux
Bintang
Angk(asa)
Supernova
Kata(i)
Kluster
Bulan
Altair
Vega
Procyon
Aldebaran
Andromeda
Virgo
Saturnus
Pluto
Uranus dan Bumi
Pandora
Lagoon
Nebula
Rigel
Samudra Rahardian
Bintang Timur
Big Bang
Thal(assa)
Chaos
Epilog
Visual
Open PO
Grup pembaca Pluto

Galaksi

15.6K 1.7K 100
By saturnesss

Apa yang akan terjadi jika planet Bumi memiliki cincin seperti planet Saturnus?

Tergantung cincinnya terbuat dari apa. Ada dua kemungkinan. Es dan batu. Tetapi karena Bumi yang cukup dekat dengan Matahari, cincin es tak akan bertahan lama. Jika cincin terbuat dari batu, mungkin akan bertahan lebih lama, tetapi lama kelamaan akan hilang perlahan karena gravitasi Bumi dan Matahari yang cukup kuat.

Merasa kurang puas dengan jawaban yang di dapatnya, Asa kembali mengetikkan pertanyaan yang sama di kolom pencarian, tapi hasilnya nihil. Melihat itu, Asa menghela napasnya pelan sambil memperhatikan poster planet-planet yang ia tempel di dinding dekat meja belajarnya. Matanya kini tertuju pada planet kecil yang terletak di ujung sana. Tak lama kemudian, gadis itu kembali mengetikkan sebuah pertanyaan di kolom pencarian.

Planet Pluto itu menghilang atau hancur?

Asa mendengus pelan melihat pertanyaan yang baru saja dia tulis. Tak lama kemudian muncul berbagai jawaban dari sana dan ia menemukan jawaban yang menurutnya aneh.

Apakah kamu berpikir bahwa Pluto kini sudah hilang atau hancur? Faktanya, Pluto baik-baik saja.

Setelah membaca itu, Asa tertawa. Memangnya dia siapa sampai begitu percaya dirinya dan berkata bahwa Pluto baik-baik saja? Sayangnya, jawaban itu di tulis oleh seorang anonim.

Merasa hal yang dilakukannya sia-sia, Asa kembali membuka sebuah blog miliknya. Sejak SMA, gadis itu lebih aktif menulis di blog. Tulisannya pun lebih tentang benda-benda langit. Rupanya gadis itu memang terlalu terobsesi dengan hal-hal yang berhubungan dengan langit.

Dan ini adalah kebiasaan buruk yang membuatnya menjadi seorang anti sosial, bahkan hal ini terus berlanjut sampai ke masa perkuliahannya. Gadis itu lebih suka berduaan dengan laptopnya daripada mengobrol dengan mahluk hidup.

Gadis bermata cokelat itu berkuliah di fakultas komunikasi semester empat alias baru tingkat dua. Meski menyandang status mahasiswa, kegiatan Asa setiap hari hanyalah sebagai kupu-kupu alias kuliah-pulang-kuliah-pulang.

Maka jangan heran pula kalau sekarang  gadis itu tengah mengomel karena harus membuat tugas yang diberikan dosennya. Yaitu menuliskan sebuah berita dan harus muncul di media cetak minggu depan.

Kesalahan pertama, topik yang harus ditulisnya adalah hal tabu di masyarakat Indonesia. Ya, setiap topik ditentukan oleh dosen dan diambil secara acak oleh mahasiswa. Dan betapa buruk nasibnya, Asa mengambil topik LGBT.

Mengingat betapa tabunya topik LGBT di negara tercinta ini, peluang Asa untuk membuat tulisannya terbit di media cetak minggu depan adalah nol besar.

Kesalahan kedua, tugas ini adalah tugas kelompok. Karena tidak begitu dekat dengan teman seangkatannya, Asa terpaksa harus bergabung dengan kelompok kakak tingkat yang kebetulan satu mata kuliah dengannya.

Kesalahan ini pula yang membuat Asa harus mengerjakan semua tugas ini sendirian. Kakak-kakak tingkat itu beralasan memiliki jadwal mata kuliah yang begitu padat, sementara Asa, sang adik tingkat, tidak begitu memiliki mata kuliah yang padat. Sehingga, semua tugas yang seharusnya dibagi rata itu pun dilimpahkan semuanya pada Asa.

Ketua angkatannya, Ares, sebenarnya pernah menyarankan agar dirinya mengikuti UKM untuk memperluas relasinya. Mengingat Asa tidak mempunyai teman yang begitu banyak, kecuali...

tok tok tok..

Asa buru-buru menutup laptopnya dan berjalan ke arah pintu dengan sedikit berlari.

"Gila ya lo, jam segini belom siap-siap." Nyinyiran Bella lah yang pertama kali menyapa indra pendengarannya.

Bella menatap Asa dengan tatapan pura-pura jijik, sementara Sissy memerhatikan keduanya sambil melipat tangan di dada. Sepertinya Asa masih cukup beruntung karena masih asa dua gadis itu yang mau berteman dengannya mulai dari hari pertama kuliah. Sayangnya, tidak ada satu pun jadwal mata kuliah mereka yang bersamaan.

"Apaan sih? Gue udah siap, Bel."

"Hello, kita ini mau ke pameran foto. Banyak anak teknik, jurnalistik, hukum, ekonomi, kalau beruntung ada anak kedokteran juga. Rapih dikit kenapa sih? Pake kaos sama jeans doang berasa mau nongkrong." cecar Bella.

Mereka bertiga memang sudah berencana pergi ke kampus sore ini untuk melihat pameran foto yang dibuat oleh UKM fotografi.

Asa memutar kedua bola matanya, "Gue kesana bukan mau cari jodoh loh."

"Berisik banget dah lu berdua. Mau jalan aja ribet lo pada." Sissy menatap mereka berdua sambil menggaruk hidungnya yang tidak gatal lalu jalan terlebih dahulu.

Tentu saja Asa dan Bella mengikuti Sissy dari belakang. Sissy memang seringkali menjadi penengah keduanya.

Terlebih lagi, Sissy adalah seorang anak karate bersabuk hitam.  Sehingga siapa pun yang berani membantah omongannya, maka minimal tulang kakinya akan patah.

----

Asa berjalan lambat sambil memperhatikan setiap foto yang dipamerkan di tempat ini. Pameran foto ini cukup unik, karena memakai konsep alam.

Semua foto dibuat seperti polaroid dan digantungkan ke pohon dengan fairy light yang juga mengelilingi pohon itu sehingga memberikan kesan romantis.

Merasa ingin mengabadikan moment ini, dengan cepat Asa mengambil ponselnya dan mencoba mencari angle yang tepat supaya foto hasilnya bisa dia posting di instagram. Seandainya ada Sissy atau Bella, pasti akan lebih mudah. Sayangnya, mereka berdua sudah menghilang secara tiba-tiba semenjak menginjakkan kakinya di pameran ini.

Setelah merasa puas dengan hasil bidikannya, tak sengaja matanya melihat sebuah foto polaroid yang terjatuh di dekat pohon. Tanpa berpikir panjang, Asa langsung mengambil foto yang terjatuh itu.

Fotonya sederhana. Hanya menampilkan indahnya pemandangan kota Jogja saat malam hari di sebuah lampu merah. Ada sebuah becak dengan penumpang perempuan yang membawa tas besar, tiga buah motor, dan satu angkot yang penuh dengan penumpang.

Tempat terbaik di Bumi untuk memahami manusia, seperti hal nya dibawah lampu merah. Wajah-wajah lelah dan gerutuan mereka seperti cerita menarik yang dapat saya baca sampai puas.

- Pluto

Dahinya berkerut setelah membaca tulisan itu. Tapi kerutannya bertambah ketika ia menemukan nama Pluto tertera dibawahnya. Aneh, batinnya berkata. Gadis itu langsung teringat bahwa sebelum ia berangkat kesini, dia sempat bertanya perihal Pluto. Kebetulan macam apa ini?

Asa tertawa dalam hati.

Dari beratus-ratus foto yang digantung disini pun, hanyasatu foto yang memiliki tulisan di belakangnya. Dan kenapa juga foto ini ditaruh di dekat pohon yang memungkinkan juga tidak terlihat oleh orang banyak. Atau memang foto ini sengaja disembunyikan? Tapi kenapa? Dan banyak lagi pertanyaan yang terlintas di otak gadis itu, tapi tidak ada yang terjaga satu pun, sampai ada satu suara yang mengejutkannya.

"Hallo."

Mendengar suara itu, Asa segera menaruh polaroid itu di balik ponselnya, lalu menengakkan kepalanya. "Iya, kenapa?" ucapnya sesantai mungkin.

"Sorry ganggu, kalau pengunjung harus isi formulir identitas diri dulu." ucap laki-laki di hadapannya itu sambil menyerahkan selembar kertas pada Asa.

"Oh oke."

Gadis itu mengangguk sambil mengambil kertas itu lalu mengisinya dengan cepat. Ternyata Asa hanya diminta mengisi nama dan paraf. Setelah mengisi semuanya, Asa langsung mengembalikannya. Tapi alih-alih pergi, pemuda itu malah memilih diam di tempatnya."

"Kenapa ya?" Asa menaikkan sebelah alisnya, merasa rishi karena diperhatikan seperti itu."

"Oh iya," laki-laki itu terlihat mengambil sesuatu di dalam map cokelat yang dibawanya sejak tadi. "Berminat ikut eskul fotografi? Kebetulan kita lagi buka pendaftaran anggota baru. Kalau mau, lo bisa isi formulirnya dan langsung kasih ke ruangan B212 gedung A ya."

"Ta-"

"Pegang aja dulu." Pemuda itu langsung memotong ucaoan Asa. "Ngomong-ngomong kita belum kenalan, nama lo siapa?"

"Venus Thalassa Anindita. Panggil aja Asa."

"Sip. Gue Bima. Galaksi Bimasakti. Nice to meet you and see you again."

Pemuda itu tersenyum lalu pergi meninggalkan Asa.

Galaksi Bimasakti? Kebetulan macam apa lagi ini?

"Oh iya," tiba-tiba Bima membalikkan badannya. "Fotonya yang itu, boleh lo bawa pulang kok. Special."

Dan detik itu juga Asa merasa mukanya memerah karena menahan malu.

Continue Reading

You'll Also Like

433K 37.3K 57
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
37.1K 1K 200
Ga cape baper terus? Di kasih harapan? Tpi ga ada kepastian? Kapok :v Update kapan aja sesuai mood dan kuota :v -vomment jan lupa😊 Terimakaseh😜 M...
348K 31.5K 138
mengumpulkan semua kebetulan yang ada di sekitar TWICE Jeongyeon dan BTS Jimin, mencoba mencari cari tahu sebenarnya mereka itu musuh, mantan, teman...
241K 6.9K 200
Only share weekly quotes from a lot of sources. Find the next chapter in QUOTES!! #1 Kesan on Feb 17th 20