Hantu di Sekolah (Republish)

Oleh rachmahwahyu

1.2M 36.4K 1.4K

Highest rank #1 in mystery/thriller (07/04/2019) Trio-Di Budi, Andi dan Edi adalah anak kelas dua belas yang... Lebih Banyak

Dafar pelaku
Cast
Prolog
1. Kisah kasih di sekolah
2.Tukang bully
3. Rindu
4. Guru Baru
6. Kebetulan
7. Usil
8. Ramalan
9. Bintang
10. Hantu
11. Dilema
12. Cemburu
13. Belum Selesai

5. Uji Nyali

33.1K 2.1K 82
Oleh rachmahwahyu

Sepulang sekolah, pukul tujuh malam, sepuluh orang anggota kelas X IPA 5 berkumpul. Mereka telah siap untuk melakukan uji nyali sekaligus pembuktian apakah di kelas XI IPA 1 benar-benar ada hantu. Setelah Pak Satpam yang berpatroli pulang, para remaja itu beraksi. Mereka menuju kelas XI IPA 1 yang terkenal sebagai kelas yang angker sejak salah seorang murid gantung diri di sana, tahun lalu.

Suasana sekolah pada malam hari yang gelap dan sunyi, tak ayal membuat bulu kuduk jadi merinding. Tora dan Bambang menjadi orang yang paling berani, berjalan di barisan paling depan. Mereka sama-sama serius ingin membuktikan kebenaran keberadaan hantu Bintang. Di belakangnya dua cowok itu ada Erlangga dan Fauzan yang tampak santai dan menikmati. Di barisan ketiga Arina merapatkan tubuhnya pada Citra.

"Ternyata sekolah ini kalau malam begini serem banget ya," kata Arina.

Citra mengangguk setuju, cewek ini pun sama takutnya. Di barisan keempat ada Wulan dan Shita. Shita tak dapat berkata apa-apa saking takutnya. Dia hanya diam sambil merangkul erat lengan Wulan. Wulan hanya tersenyum melihat tingkah sahabat sekaligus teman sebangkunya itu.

Igo dan Yusuf yang berjalan paling belakang pun ikut cengar-cengir melihat tingkah laku Shita. Cewek pemegang sabuk coklat, juara O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) Karate Kumite tingkat SMP itu, ternyata takut pada hantu, wajar saja kalau menurut mereka hal itu lucu.

"Wuah, apa itu!" Igo berteriak tiba-tiba.

"KYAA!" Shita menjerit ketakutan dan bersembunyi di belakang Wulan. Anak-anak yang lain pun ikut kaget karena teriakan cewek berkuncir kuda itu.

"Oh ... ternyata cuma lampu," kata Igo sambil manggut-manggut.

"Igo! Jangan nakut-nakutin gitu dong!" protes Shita.

Igo terkekeh saja. "Masih sok berani? Ngaku aja deh kalau kamu itu takut!"

Shita hanya bisa mendengus dengan kesal.
"I-iya sih," jawabnya.

"Wah, padahal Shita kan juara O2SN karate kumite tingkat SMP ya," ucap Yusuf.

"Ini dan itu nggak ada hubungannya tahu! Lagian hantu itu nggak bisa dihajar." Shita beralasan.

"Sssttt ... kita hampir sampai." Bambang mendesis memperingatkan teman-temannya untuk diam. Yang lain berusaha tenang dan mengendap-endap untuk meminimalisir suara.

Saat mereka tiba di kelas XI IPA 1 terdengarlah siulan Wind of Changes-nya Scorpion yang lirih. Bulu kuduk para remaja itu pun meremang. Jadi memang benar-benar ada suara seperti itu di kelas ini. Tora sebenarnya juga takut, tapi Tora tidak mau dikalahkan dengan rasa takutnya itu. Perlahan, Tora membuka pintu kelas XI IPA 1 dan menyalakan lampu.

Ternyata di bangku pojok kelas dekat jendela yang dulunya disebut-sebut sebagai bangkunya Bintang duduklah seorang cowok. Wajah cowok itu terlalu ganteng untuk dikatakan sebagai hantu, lagi pula kakinya pun menapak di tanah. Cowok itu tampak terkejut karena kemunculan Tora dan kawan-kawan yang tiba-tiba di hadapannya.

"Tertangkap kamu hantu gadungan!" seru Tora sambil menunjuk si hantu gadungan. Igo mengerutkan keningnya menatap hantu gadungan itu, sepertinya Igo mengenali wajahnya.

"Kak Arief?!" Shita yang lebih dulu mengenali si hantu gadungan langsung berseru, barulah Igo teringat siapa identitas si hantu gadungan itu.

"Kak Arief?" Igo memandang si hantu gadungan itu dengan tatapan tak percaya. Apa benar cowok ini adalah Kak Arief? Mantan tetangganya di rusun dulu yang sudah seperti kakak kandungnya waktu dia masih kecil itu?

"Kalian kenal sama hantu gadungan ini?" tanya Tora.

Hantu gadungan itu tersenyum menatap para juniornya yang berdiri di hadapannya itu.

"Lho, Igo, Shita dan kawan-kawannya? Kalian mau apa ke sini?" tanya cowok bernama lengkap Arief Rahmat itu.

"Justru kami yang harusnya tanya, Kakak sedang apa di sini?"

Arief lagi-lagi hanya tersenyum.

***

"Jadi Kak Bintang itu sahabat baik Kakak?" tanya Yusuf. Setelah acara uji nyali yang gagal itu, sekarang anak-anak kelas X IPA 5 duduk-duduk dan mendengarkan cerita dari Arief, si hantu gadungan.

"Begitulah," jawab Arief sambil tersenyum.

"Dia sahabat baikku waktu SMP kelas 3. Dulu kami pernah sebangku."

Anak-anak itu memandang Arief dengan sedih. Mereka tahu bagaimana rasanya kehilangan teman yang sangat mereka sayangi saat Elli meninggal, jadi sedikit banyak anak-anak kelas X IPA 5 ini mengerti bagaimana perasaan Arief.

"Kak Bintang itu orangnya seperti apa?" tanya Shita.

"Orang yang aneh!" seru Arief.

"Dia jadul banget, suka banget sama lagu Wind of Changes-nya Scorpion di saat lagi booming-nya Avenged, Sum41, Linkin Park, dan Muse. Dia suka mendengarkan head set, suatu hari aku penasaran dia lagi dengerin lagu apa dan merebut head set-nya ternyata dia ndengerin rekaman pelajaran atau vocab-vocab bahasa Inggris!"

Anak-anak kelas X IPA 5 melongo mendengar cerita dari Arief itu.

"Aneh, kan?" tanya Arief sambil tersenyum.

"Pasti, Kak Bintang orang yang pinter banget ya?" tegur Bambang.

"Ya, dia memenangi beberapa olimpiade. Saat kelas satu dia selalu rangking satu paralel, tapi waktu kelas dua tiba-tiba saja dia jadi sering membolos dan nilai-nilainya menurun drastis. Lalu ... peristiwa itu terjadi," lirih Arief.

Anak-anak memandang Arief, turut prihatin.

"Dia nggak pernah cerita apa-apa. Bahkan di hari-hari menjelang kematiannya, dia tetap tampak ceria. Sampai sekarang aku nggak pernah tahu apa alasannya melakukan tindakan bodoh itu."

Arief termenung sejenak lalu menatap langit malam bertabur bintang dari jendela. "Saat aku kangen dia, aku selalu ke sini dan duduk di bangku ini. Aku harap aku bisa bertemu, paling nggak dengan hantunya dan tanya, kenapa dia melakukan hal itu."

Wajah Kak Arief tampak sangat sedih saat mengucapkan kalimat itu. Dia memandang ke langit malam dalam diam. Kesepuluh anak-anak kelas X IPA 5 hanya bisa diam, tidak ada dari mereka yang sanggup mengucapkan kalimat yang dapat menghibur hati kakak kelas mereka itu.

Sementara itu di luar kelas, Pak Mike Guru kertaseni yang baru ternyata berdiam-diam mendengar pembicaraan murid-muridnya itu. Dengan senyuman yang mengembang di bibirnya, Mike menjauh dari kelas itu dengan langkah sangat perlahan agar tidak ada yang menyadari kehadirannya. Mike mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam sakunya kemudian menelepon seseorang.

"Hallo, Ayah. Ya, hari ini aku sudah mulai mengajar. Aku senang di sini. Ternyata di tempat ini banyak orang-orang yang sejenis denganku," ujar Mike sambil tersenyum.

Mike mendengarkan suara dari dalam ponselnya dengan saksama, ekspresi wajahnya berubah menjadi serius.

"Ya, benar sesuai dugaan Ayah, anak memang berbahaya, tapi Ayah nggak perlu khawatir. Kita bisa segera menyingkirkanya, ya malam ini."

Senyuman Mike yang menyerupai senyuman iblis pun terkembang.

***

Jangan lupa votes dan komen ya. 😘😘😘






Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

203 111 15
"Bahkan hujan sederas apa pun akan reda pula pada akhirnya." Setelah mamanya meninggal, Riri merasa dunianya hancur. Bertepatan pula dengan itu, Nove...
169K 14K 36
Ketika persahabatan mereka diuji, apa yang harus mereka lalukan? akankah mereka akan kembali bersama? atau memilih Jalannya masing-masing? dimanakah...
1M 148K 56
(Completed) Bumi tak menduga yang terjadi setelah Perang Dunia III. Spesies asing bernama Viator mendarat kembali di Bumi yang kini teradiasi dan pen...
660K 24.4K 34
[ O N G O I N G ] Sequel from Diary Receh. #1inTrueShortStory #1inNgakak #1inDaily #4inLife Sarcasm ngakak. Life is never flat, humor recehan.