DUNIA PRILLY | [ Completed ]

By Mnions03

150K 8.1K 255

Pernah menempati peringkat paling mengesankan #1 for son #1 for ali #9 for Prilly _______ "Maafkan aku." Pril... More

Dunia Prilly - Prolog
Dunia Prilly - 1
Dunia Prilly - 2
Dunia Prilly - 3
Dunia Prilly - 4
Dunia Prilly - 5
Dunia Prilly - 6
Dunia Prilly - 7
Dunia Prilly - 9
Dunia Prilly- 10
Dunia Prilly - 11
Dunia Prilly - 12
Dunia Prilly - 13
Dunia Prilly - 14
Dunia Prilly - 15
Dunia Prilly - 16
Dunia Prilly - 17
Dunia Prilly - 18
Dunia Prilly - 19
Dunia Prilly - 20
Dunia Prilly - 21
Dunia Prilly - 22
Dunia Prilly - 23
Dunia Prilly - 24
Dunia Prilly - 25
Dunia Prilly - 26
Dunia Prilly - 27
Dunia Prilly - 28
Dunia Prilly - 29
Dunia Prilly - 30
Dunia Prilly - 31 ( END )
Thank you

Dunia Prilly - 8

3.8K 250 2
By Mnions03

Happy Reading...

__________

Ceklek...

"Assalamualaikum."

"Waa--ya Allah kak, kakak kemana aja dari kemarin? kok kakak nggak pulang ke rumah? kakak baik baik aja kan kak? nggak terjadi apa-apa kan sama kakak sama kak Mira?"

"Huss--kalau ada yang kasih salam itu wajib di jawab lo tha!"

"Wa'alaikumsalam.Tapi kakak--"

"Kakak nggak apa-apa kok yuk kita masuk ke dalam nggak enak bicara diluar."

Mereka bertiga pun masuk, kemudian Itha menutup pintu lalu menyusul kakaknya yang sudah terlentang di karpet depan televisi dan Mira yang duduk disamping kakaknya.

"Nonton apaan sih Tha?"

"Itu loh kak aku nonton berita ada gadis  yang katanya dihamilin sama pengusaha jadi kayak minta pertanggung jawaban gitu sama yang katanya udah ngehamilin dia tapi cowok itu nggak mau katanya mana mungkin dia tidur sama orang miskin kayak gadis itu lagi pula katanya dia sudah punya tunangan yang lebih cantik dan sederajat dengan si cowoknya nggak tau deh kak siapa yang benar kalau cowoknya bilang tidak tapi kalau beneran kan cewek nya yang kasihan tapi kalau ceweknya yang bohong berarti dia nga--"

"CUKUP!!"

Itha yang sedari tadi mengoceh menceritakan berita yang ditontonnya seketika berhenti karena dipotong kakaknya.

Prilly yang sedari tadi memejamkan matanya mendengar semua apa yang diceritakan Itha membuatnya kembali teringat pada kejadian semalam yang menimpanya.

Air mata menggenang di pelupuk matanya yang siap menganak sungai di pipi nya yang chubby itu.

"Kamu itu masih kecil nggak baik nonton yang begitu seharusnya kamu tuh nonton yang sesuai dengan umur kamu Tha."

"Tapi kak--"

"UDAH KAMU NGGAK USAH NGELAK!!"

Prilly membentak Itha dan setelahnya dia beranjak masuk ke kamar nya yang juga ditempati Itha.

Itha yang dibentak seperti itu oleh kakaknya terisak sambil menggumamkan kata 'Maaf'

"Huss--kamu nggak usah nangis yah mungkin kakak kamu lagi kecapean karena pulang larut tadi malam."

Mira terpaksa harus berbohong kepada Itha untuk tidak memperumit keadaan.

Mira membawa Itha kedalam dekapannya membuat Itha semakin terisak.

"Ta--tapi kan ak--aku--"

"Udah yah sekarang kamu diam dulu terus minta maaf sama kakak kamu pasti dia kecapean jadi dianya begitu ke kamu."

Itha mengangguk dalam dekapan Mira dan berusaha menghentikan tangisnya.

Setelah tangisnya reda perlahan Itha melangkahkan kakinya kedepan pintu kamarnya, dia mengetuk pintu terlebih dahulu lalu menekan kenop pintu membukanya dengan pelan agar tidak menimbulkan suara.

Saat masuk ke dalam kamar, Itha melihat kakaknya yang duduk dipinggir ranjang yang kecil tapi cukup untuk menampung dua orang itu.

Itha memandang kakaknya yang menangis lalu menghampirinya duduk disamping kakaknya dan memeluk kakaknya dari samping.

"Maafin Itha yah kak, kakak jangan nangis Itha minta maaf kak."

Suara Itha kembali bergetar saat mengucapkan kata 'Maaf'.

Prilly yang merasakan Itha sudah terisak melepaskan pelukannya lalu memandang Itha yang terisak di depannya.

Di detik kemudian dia membawa Itha yang terisak ke dalam dekapannya.

"Iya kakak maafin kamu, lain kali jangan gitu yah dek?"

Prilly mengusap sayang rambut panjang adiknya, satu-satunya keluarga yang dia punya.

"Iya aku nggak gitu lagi kakak mau kan maafin aku?"

"iya, maafin kakak juga yah?"

Itha hanya mengangguk dalam dekapan kakaknya lalu mengeratkan dekapannya.

"Maafin kakak ya dek gara-gara kakak hal yang kecil menjadi besar begini seharusnya kamu tidak usah menanggung semua ini, cukup kamu sudah kesusahan dalam hidup kamu kakak malah tambahin dengan kelakuan kakak yang kotor, kakak berdo'a mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa sama kakak ataupun kamu."

Mira yang melihat kakak beradik itu dari celah pintu kamar meneteskan air mata dia berpikir kenapa semua ini harus terjadi kepada Prilly?

___________

"Selamat siang Pak"

"Ada apa?"

"Saya ingin memberi tahukan bahwa besok Bapak ada perjalanan bisnis ke Swiss untuk rapat masalah pembangunan hotel yang akan kita bangun disana."

"Kenapa tidak Manager kita saja yang pergi?"

"Maaf pak rapat ini hanya untuk pemegang perusahaan dan itu Bapak sendiri."

"Berapa lama kita disana?"

"Sekitar 1 bulan bisa lebih dan bisa kurang Pak."

"Baiklah kamu bisa pergi Siska."

"Permisi Pak."

Saat ingin memegang kenop pintu Ali kembali menahan Sekretarisnya.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?"

"Panggilkan Office Girl yang bernama Prilly Anandhira ke ruangan saya sekarang."

"Apa Bapak ingin Kopi?"

"Panggilkan saja Siska, jangan banyak bertanya."

"Baik Pak."

Setelah pintu tertutup Ali meraup kasar wajahnya, kenapa dia harus pergi ke luar negeri dengan waktu yang cukup lama padahal semua masalah belum terkendali?

Ali menunggu ketukan di pintu agar dia bisa melihat seseorang yang sudah direnggut kehormatannya sebelum dia pergi.

Sudah hampir setengah jam tidak ada tanda-tanda pintu yang diketuk, Ali mulai gelisah kalau Prilly tidak mau menemuinya.

"Aku yang akan menyeretnya kesini jika dia tidak datang dalam lima menit."

Setelah mengatakan itu dalam hatinya terdengar telepon kantor yang berbunyi di dekatnya.

"Ada apa Siska?"

"Maaf Pak mengganggu, tapi Prilly Anandhira hari ini tidak masuk kerja, dia Izin Pak."

Tut....Tut...Tut...

Seperti biasa telepon terputus secara sepihak dan siapa lagi yang melakukannya kalau bukan Ali.

Ali mengambil ponselnya yang canggih lalu mendial nomor Prilly Anandhira.

_________

Prilly terusik dengan suara ponselnya yang berdering sedari tadi, dia membuka matanya lalu berusaha meraih ponselnya yang ada di atas nakas.

"Hallo?"

"Kamu dimana?"

Prilly tersentak mendengar suara itu, dia berusaha untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang, Prilly sedikit menjauhkan ponselnya untuk melihat siapa si penelpon dan ternyata itu nomor baru.

"Kenapa kamu tidak masuk kerja apa kamu sudah bosan bekerja huh?"

Ali kembali membentak Prilly membuatnya menahan isakan yang akan keluar.

"Jawab saya Prilly?"

"Ma--af P--Pak sa--ya Izin ti--dak enak badan dan--dari mana Bapak tahu nomor saya?."

Jelas sekali bahwa suara Prilly terdengar gugup dan bergetar karena dia merasa bahwa tenggorokannya tertahan agar dia tidak mengeluarkan suara.

"Apa kamu baik-baik saja?"

Ali mengabaikan pertanyaan Prilly dan malah bertanya balik.

Suara Ali Pun yang tadinya membentak kini terdengar lembut di telinga Prilly.

"Sa--Saya tidak apa-apa Pak be--besok saya usahakan ag--agar saya bisa masuk kerja."

"Istirahatlah sampai kamu benar-benar pulih."

"Tapi--"

"Jangan membantah ucapan saya."

Tut...Tut...Tut....

Air mata Prilly yang sedari tadi dia tahan menetes di pipinya yang chubby, dia tidak tahan dengan semua ini dia tidak ingin mendengar apalagi melihat wajah Atasanya karena itu yang akan mengingatkannya pada kejadian kemarin malam yang ingin dia lupakan dalam hidupnya.

"Kenapa ini harus terjadi padaku?"

____________

17 oktober 2019

Follow My IG: _minionssz

Continue Reading

You'll Also Like

416K 42.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
10.7K 973 50
[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [UNTUK DI BACA, BUKAN UNTUK DITULIS ULANG!!] [Lagi Nyicil Revisi] Cover by @cocoart._design Vigos Series 1 "Baru j...
2.2K 114 16
Menjadi Ibu Sambung di usia 20 tahun bukanlah hal yang mudah, terlebih menjadi istri dari suami sang kakak yang meninggalkan mereka dikarenakan penda...
26.9K 610 23
Ini cerita tentang dosen dan mahasiswanya. "BUT" cerita ini bukan tentang dosen laki-laki killer yang dikejar oleh mahasiswinya, Tetapi bercerita ten...