HOLDER : Elsewhere (END)

By pockynop

365K 55.5K 3.2K

BOOK 2 after HOLDER : DOTW (Fantasy + Magic) Perjalanan Carina dengan rencana gilanya berlanjut saat dirinya... More

Prolog
BAB 1 - Penjara
BAB 2 - Rapat Besar
BAB 3 - Activating
BAB 4 - Siksaan
BAB 5 - Rencana Gila
BAB 6 - Ruang Bawah Tanah
BAB 7 - Penyerangan
BAB 8 - Finding Her
BAB 9 - Restart
BAB 10 - Kebenaran
BAB 11 - A Piece
BAB 12 - Hint
BAB 13 - Aku Menemukanmu
CAST!
BAB 15 - Hatimu Masih Mengingatku
BAB 16 - Ingatan
BAB 17 - Dua Hati
BAB 18 - Kenangan yang Hilang
BAB 19 - Move On
BAB 20 - NAMA
BAB 21 - Keputusan
BAB 22 - Dia Kembali
BAB 23 - Terabaikan
BAB 24 - Kisahnya
BAB 25 - Ramalan Kuno
BAB 26 - Dua Belas Kunci
Bab 27 - Karena itu Kau...
Bab 28 - Extension
Bab 29 - Libra
Bab 30 - Jiho dan Sera
Bab 31 - Mexico & Canada
Bab 32 - Serangan
Bab 33 - Busan
Bab 34 - Track Finder
Bab 35 - Garis Depan
Bab 36 - Hilang Kendali
Bab 37 - The Last Key
Bab 38 - Golden Sword
Bab 39 - Kakak
Bab 40 - Heartache
Epilogue

BAB 14 - When They Meet

11.1K 2K 98
By pockynop

"Sudah cukup." Arvis tiba-tiba muncul dan langsung menarik Carina agar Alvis melepaskan pelukannya.

"Eh? Arvis?" Carina menatap laki-laki yang kini berada di sampingnya dengan bingung lalu kembali menatap Alvis lagi. "D-dia siapa? Wajah kalian sama. Kalian kembar?"

Arvis tersenyum lembut, kemudian menepuk pelan kepala Carina. "Iya. Kami kembar. Namanya Alvis."

"Lalu, kenapa ia memelukku barusan?" Carina menatap Alvis penuh tanya.

"Kurasa hanya sebagai salam pertemuan." Arvis menatap saudara kembarnya lama. Mereka saling tatap hingga sebuah suara menyuruh mereka masuk ke dalam rumah kecil itu.

"Kita masuk saja dulu." Sera menginterupsi. "Kalian pasti butuh waktu untuk bicara."

Alvis tak melepaskan tatapannya dari Carina. Ia menatap datar pada tangan Arvis kini yang menggenggam tangan Carina. Hatinya panas namun ia tak berkata apa-apa dan memilih untuk mendatangi Charlie yang berdiri tak jauh dari tempat mereka.

Charlie tersenyum santai dan juga berjalan menghampiri Alvis. Mereka bersalaman khas laki-laki layaknya saudara yang sudah lama tak bertemu.

"Kau ternyata masih hidup." Alvis tersenyum kecil.

"Berkat saudara kembarmu, aku masih hidup sampai sekarang. Begitu juga dengan mereka." Charlie menatap Sera dan Ashley di sebelahnya.

"Kita harus bicara." Jiho berkata agak keras seraya menatap Carina dengan tatapan rindu. Tapi ia tak sanggup untuk menegur Carina saat tahu kalau situasinya sangat berbeda dengan apa yang selalu ia bayangkan saat bertemu dengannya selama ini.

"Masuklah, aku akan mengantar Viana ke kamarnya dulu." Arvis menekankan nada suaranya, sarat agar tak ada seorang pun yang berani memanggil gadis itu dan melibatkannya pada pembicaraan.

"Eh? Kenapa aku? Aku juga mau berkenalan dengan mereka. Mereka saudara dan temanmu kan?" Carina protes saat Arvis mulai menarik pelan lengannya.

"Kau harus istirahat. Kau lupa pesan Dokter Ed? Kau sudah terlalu lama bermain di luar hari ini. Jadi kau harus menurut padaku. Oke?" Arvis sengaja merangkul pundak Carina agar Alvis melihat aksinya, serta menunjukkan kalau gadis itu kini telah menjadi miliknya.

"Sialan!" Umpat Alvis frustasi sesaat setelah Arvis menghilang di balik tangga menuju kamar mereka yang berada di bawah tanah. "Apa sebenarnya yang terjadi?! Jelaskan padaku!" Nada suaranya mulai meninggi, lalu ia menatap Charlie dengan ekspresi memohon.

Charlie menghela napas panjang, "Ceritanya sangat panjang... meskipun begitu, biar aku jelaskan dengan singkat."

"Tunggu." Milo tiba-tiba berbicara menghentikan Charlie.

"Ada apa?!" Alvis menatapnya kesal.

"Eh? Ku-cing?!" Sera berjengit kaget menatap Milo yang berbicara.

"Kau terkejut dengan hal sepele seperti ini? Bukankah sudah biasa kalau ada hewan yang berbicara mengingat kita tinggal di lingkungan para Holder?" Tanya Ashley dengan bingung, berpikir bahwa reaksi Sera sangat aneh, padahal kekuatan para Holder itu sendiri tak masuk akal dan patut dimasukkan sebagai salah satu keajaiban dunia.

"Itu tak biasa!" Seru Brian, Charlie serta Sera bersamaan.

"O-ok, tak usah marah-marah begitu. Kukira itu hal biasa?" Ashley meringis pelan.

"Kau bukan Holder." Milo berhenti tepat di depan Ashley.

Ashley tersenyum mengangkat kedua alisnya lalu berjongkok untuk memperkecil jarak antara dirinya dan Milo. "Benar, aku memang bukan Holder. Aku hanya manusia biasa."

"Lalu, bagaimana kau bisa terlibat di sini bersama mereka?"

"Aku kelinci percobaan Oracle, dan berkat Carina aku terbebas dari mereka." Jawabnya jujur.

"Masuklah, aku akan jelaskan semuanya." Arvis tiba-tiba sudah berada di hadapan mereka kembali. Itu waktu yang sangat singkat untuknya kembali menggunakan kekuatannya.

Alvis menatapnya sengit lalu berjalan masuk ke dalam rumah kayu mungil itu tanpa banyak bicara diikuti yang lainnya.

Sesampai di dalam Milo langsung membuat perisai tak kasat mata dan kedap suara. "Hanya untuk berjaga-jaga." Ucapnya ketika Arvis menatapnya tajam.

"Kau, SoulGuard milik Alvis ya?" Tanya Arvis masih menatap tajam kucing itu.

"Siapa yang mau punya tuan bodoh seperti dirinya?" Balas Milo sarkas. "Tuanku hanya ada satu, yaitu Carina. "

"Carina?" Belum sempat Arvis bertanya lebih jauh Alvis memotong ucapannya.

"Cukup! Jangan bertele-tele, dan beritahu kami apa yang terjadi!" Tegas Alvis dengan nada mengancam.

"Kau masuh tetap sama ya. Dasar tempramental." Dengus Arvis menatap adik kembarnya.

"Aku tak benar-benar bergabung dengan Oracle. Aku dan Brian menjadi penyusup demi mengetahui tujuan mereka yang sebenarnya. Bahkan Master Will sudah mengizinkan kami."

"Lalu, mengapa kau benar-benar menyerang kami dua tahun yang lalu?! Bahkan kau hampir membunuh Carina!" Bantah Jiho langsung.

"Kalau kami tak menyerang kalian dengan serius, mereka tak akan mempercayai kalau kami telah menghianati kalian. Aku takut mereka bahkan akan menyakiti kalian. Rio dan Lessy bisa saja membunuh kalian saat kalian lengah jika kami tak berhati-hati."

"Lalu kenapa harus kau?" Kini Alvis menatap saudaranya penuh tanya.

Arvis tak bisa menjawab, ia terdiam cukup lama hingga Brian yang menggantikannya. "Waktu itu Oracle mengincarmu. Mereka berniat menjadikanmu sekutunya dengan mengancammu. Karena itu Arvis lebih dulu menawarkan dirinya untuk menggantikanmu."

"Hey! Tutup mulutmu!" Suara Arvis menggelegar di setiap sudut ruangan kecil itu.

"Kau... apa? Kau melakukannya karena... aku?" Alvis berdiri dari duduknya seraya menatap Arvis penuh amarah.

Arvis memijit pelipisnya dengan frustasi, lalu tiba-tiba saja ia melangkah mendekati Alvis dan menggunakan kekuatannya untuk membuka sebuah portal tepat di belakang Alvis sehingga ia bisa dengan mudah mendorong Alvis ke dalamnya, kemudian ikut masuk menyusulnya.

"Kita harus bicara berdua." Ucap Arvis sebelum mendorong saudara kembarnya masuk ke dalam portal yang ia buat.

"He-hey! Terserah apa pun itu pokoknya jangan bertengkar!" Teriak Ashley kuat-kuat sebelum portal itu benar-benar menutup.

"Apakah mereka akan baik-baik saja?" Sera mulai khawatir.

"Tenang saja, mereka itu saudara kandung. Terjadi kesalahpahaman selama enam tahun yang harus mereka luruskan terlebih dahulu." Balas Brian tersenyum kecil.

Ada keheningan canggung selama beberapa saat sebelum Jiho akhirnya kembali mengeluh. "Dasar! Apa yang sebenarnya terjadi?! Bagaimana dengan Carina? Apa yang terjadi padanya sehingga ia tak mengenali kami sama sekali?! Ia benar-benar Carina kan? Aku yakin gadis yang kalian panggil Viana itu adalah Carina!"

"Ia memang Carina yang kalian kenal." Sera memulai ceritanya. "Kepalanya terluka dua tahun yang lalu saat berada di markas Oracle. Ia terjatuh, karena itu ia sekarang mengalami amnesia yang cukup parah."

"Kau, wajahmu terlihat tak asing. Sepertinya aku pernah melihatmu?" Jiho menatap Sera dengan heran. Ia menatap dan memperhatikan wajahnya agak lama, yang kemudian malah membuatnya menyadari bahwa gadis yang kini ditatapnya sangat cantik!

Blush!

Jiho berdeham pelan lalu mengalihkan tatapannya pada Charlie yang berada di sebelah Sera.

"Kau kenapa? Wajahmu memerah seperti kepiting rebus." Cibir Milo.

"Diam kau!"

"Kau pernah melihatnya di foto. Sera adalah calon Holder yang waktu itu di awasi Carina." Milo menjawab rasa penasaran Jiho.

"Ah benar!" Seru Jiho akhirnya mengingat Sera. "Kau juga yang diawasi Alvis kan? Aku ingat sekarang!" Katanya menunjuk Charlie.

"Halo, aku Sera. Salam kenal." Gadis itu mengulurkan tangannya pada Jiho dengan wajah polosnya.

"A-ah ya. Aku juga, salam kenal." Balasnya salah tingkah.

***

"Kenapa kau tak memberitahuku?!" Teriak Alvis kini meremas erat kerah baju Arvis. Saat ini mereka berada di pinggir danau yang berada tak jauh dari rumah kayu kecil milik Arvis.

"Kalau aku memberitahumu, kau mau apa?" Tanya Arvis dengan nada sarkas. "Aku tahu kau Alvis! Kau dengan sifat tempramentalmu itu! Kau pasti akan melakukan hal-hal nekat jika saja aku memberitahumu tentang Oracle empat tahun yang lalu!"

"Lalu mengapa kau menyembunyikan keberadaan Carina selama dua tahun ini?! Apa yang dilakukan Oracle padanya hingga ia tak mengingatku?!"

"Tenanglah. Kau harus tenang." Suara Arvis melembut, ia melepaskan tangan Alvis dari kerah bajunya perlahan. "Aku akan jelaskan semuanya. Tapi kumohon jangan menyalahkan siapa pun, kecuali diriku. Semua orang yang terlibat selama dua tahun ini melakukan semuanya atas permintaanku. Jadi, jangan salahkan siapa pun selain diriku."

Alvis mendengus pelan lalu melepaskan tangannya. "Jangan pernah mengorbankan dirimu lagi demi diriku. Aku tak suka kau melakukannya. Aku akan berjuang demi diriku sendiri, jadi kau juga harus berjuang demi dirimu sendiri."

"Kata-kata yang bagus. Dapat dari mana? Menyontek buku?" Ledek Arvis terkekeh pelan.

"Hey! Sialan! Ini bukan waktunya untuk bercanda! Cepat beritahu aku semuanya!"

***

Maap ya dikit 😂 saya lelah :v

Kayak biasa ya nunggu 400 vote baru next.

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 98.8K 50
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
74K 12.6K 39
Follow sebelum membaca ya! ^^ Fantasy-Minor Romance Dia adalah orang diramalkan, tapi takdirnya begitu membingungkan. Apakah ia akan terjebak dalam i...
52.5K 3.8K 27
{END} Dearly terkejut ketika mendengar sebuah ledakan yang terjadi di dekat hutan kecil belakang rumahnya. Karena penasaran, akhirnya Dearly mengajak...
308K 18.4K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...