Mr. Billionαire αnd I | [COMP...

By aawya17

5.8M 224K 8.1K

Watson Second Story #Book2 Sequel of Conquer Her HR #49 Romance Caitlyn Anderson wanita berusia 21 t... More

WELCOME!
Mr. Billionaire and I | Chapter 1: Meet Him
Mr. Billionaire and I | Chapter 2: What?!
Mr. Billionaire and I | Chapter 3: Stupid Agreement
Mr. Billionaire and I | Chapter 4: He's crazy
Mr. Billionaire and I | Chapter 5: He Do Sick?
Mr. Billionaire and I | Chapter 6: Confused
Mr. Billionaire and I | Chapter 7: A Dress?
Mr. Billionaire and I | Chapter 8: First Kiss
Mr. Billionaire and I | Chapter 9: The Party
Mr. Billionaire and I | Chapter 10: Almost
Mr. Billionaire and I | Chapter 11: Got Bully!
Mr. Billionaire and I | Chapter 12: Can't Believe This!
Mr. Billionaire and I | Chapter 13: What's Wrong With You?
Mr. Billionaire and I | Chapter 14: Candle Light Dinner
Mr. Billionaire and I | Chapter 15: Is that not enough?
Zonk
Mr. Billionaire and I | Chapter 16: She cares
Mr. Billionaire and I | Chapter 17: At the Beach
Mr. Billionaire and I | JUSTIN MAXIMILIANO WATSON
Mr. Billionaire and I | CAITLYN ANDERSON
Mr. Billionaire and I | Chapter 18: With You
Mr. Billionaire and I | Chapter 19: Worried
Mr. Billionaire and I | Chapter 20: March 26
Mr. Billionaire and I | Chapter 21: Dissapointed
Mr. Billionaire and I | Chapter 22: Lanterns
Mr. Billionaire and I | Chapter 23: Dress Up!
Mr. Billionaire and I | Chapter 24: What an Unexpected Surprise!
Mr. Billionaire and I | Chapter 25: The Truth
Mr. Billionaire and I | Chapter 26: Trouble
Mr. Billionaire and I | Chapter 27: Make Me Love You
GOT IT!
Mr. Billionaire and I | Chapter 28: Lost His Mind
FYI
Mr. Billionaire and I | Chapter 29: Marry You?
Mr. Billionaire and I | Chapter 30: The Mystery Box
Mr. Billionaire and I | Chapter 31: This is The End?
Mr. Billionaire and I | Chapter 32: Let Her Go
Mr. Billionaire and I | Chapter 33: Change of Heart
Mr. Billionaire and I | Chapter 34: Debate, Love, and Bastard
Mr. Billionaire and I | Chapter 36: The Angel Has Turned into A Devil
Mr. Billionaire and I | Chapter 37: The Angel Has Turned into A Devil [2]
Mr. Billionaire and I | Chapter: PLEASE BACA INI PENTING BANGET!
Mr. Billionaire and I | Chapter Line, Whatsapp [BACA ULANG]
Mr. Billionaire and I | Chapter 38: The Secret (Not Private; Complete Chap)
Mr. Billionaire and I | Chapter 39: When They Make Up
Mr. Billionaire and I | Chapter 40: Meet His Parents
Mr. Billionaire and I | Chapter 41: The Game
Mr. Billionaire and I | Chapter 42: Perfect Morning
Mr. Billionaire and I | Chapter 43: Not an Easy Day
Mr. Billionaire and I | Chapter 44: He is Horrific and Danger
Mr. Billionaire and I | Chapter 45: An Angel
Mr. Billionaire and I | Chapter 46: On Cloud Nine
Mr. Billionaire and I | Chapter 47: In Seventh Heaven
Mr. Billionaire and I | Chapter 48: Bad News
Mr. Billionaire and I | Chapter 49: Lying
Mr. Billionaire and I | Chapter 50: Jealous
Mr. Billionaire and I | Chapter 51: Jealous II
Mr. Billionaire and I | Chapter 52: Alora's Right
Mr. Billionaire and I | Chapter 53: Oh My God!
Mr. Billionaire and I | Chapter 54: Not Today
Mr. Billionaire and I | Chapter 55: One Last Time
Mr. Billionaire and I | Chapter 56: Time to Say Goodbye [1]
Mr. Billionaire and I | Chapter 57: Time to Say Goodbye [2]
Mr. Billionaire and I | Chapter 58: Revealed The Secret
Mr. Billionaire and I | Chapter 59: Mysterious Assassin
Mr. Billionaire and I | Chapter 60: Flashback
Mr. Billionaire and I | Chapter 61: Carry Out The Plan
Mr. Billionaire and I | Chapter 62: She?!
Mr. Billionaire and I | Chapter 63: Let Me
Mr. Billionaire and I | Chapter 64: Finally!
Mr. Billionaire and I | Chapter 65: Meet Again
Mr. Billionaire and I | Chapter 66: Only You
Mr. Billionaire and I | Chapter 67: The Dream
Mr. Billionaire and I | Chapter 68: The End
Mr. Billionaire and I | Chapter 69: No! He Won't!!!
Mr. Billionaire and I | Chapter 70: Now and Forever
Mr. Billionaire and I | Chapter 71: I do
Mr. Billionaire and I | Chapter: Wedding Invitation
Mr. Billionaire and I | Chapter 72: The Wedding
Mr. Billionaire and I | Chapter 73: The Forest
Mr. Billionaire and I | Chapter 74: Watson Junior
Mr. Billionaire and I | Chapter 75: Another Baby
Mr. Billionaire and I | Chapter 76: Epilog
Mr. Billionaire and I | Chapter Extra
Mr. Billionaire and I | Chapter Extra II
INFORMATION
Mr. Billionaire and I | Chapter Reveal The Secret~

Mr. Billionaire and I | Chapter 35: The Drama Has Begun

58K 2.4K 114
By aawya17

MORNING SEMUANYAAA... Update nih.. Pada tunggu ya? Atau ga ada 😂 wkwk.

Boleh minta tolong ga? Kalau ada typo di comment aja wkwk makasih. Trs satu lgi wkwk.. biar MBnI lbh dikenal orang, yang mau bantu makasih.. Bantu share cerita ini ya.. Di mana aja terserah, social media kalian atau apa pun itu, tapi jangan di wall author lain yang udh ksh peringatan ya.. 😇

Makasihh :)

Minta tolong juga ya votenya wkwk. Thx.

Udah pada sarapan belum? Semangat buat yang ujian!! (Ella juga sih wkwk)

Happy Readingss.. Semoga mood kalian yang lagi jelek, jdi bagus ya gara" baca ini, Amin.

Playlist 🎤: G-Eazy & Kehlani - Good Life (from The Fate of The Furious: The Album) [MUSIC VIDEO]

***

"Aku akan tiba di sana sebentar lagi." ucap Justin dan memutuskan sambungan teleponnya.

Justin mengambil jasnya yang terletak di kursi dan memakainya. Lalu Justin keluar dari ruangan kerjanya dan menuju parkiran. Ia akan berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Mereka ingin makan siang bersama setelah sekian lama tidak melakukannya.

Mobil Lamborghini Sport itu berhenti di parkiran sebuah restoran. Justin turun dari mobilnya dan menghampiri kedua sahabatnya yang sedang menunggu di mobil Ethan.

"Hey, dude! Kau lama sekali." ujar Ethan.

"Ya, aku tadi harus menyelesaikan beberapa pekerjaan. Kita masuk sekarang, kau sudah booking tempat bukan? Aku tidak ingin kita harus menunggu untuk mendapatkan tempat duduk."

Tempat makan yang akan mereka duduki berbeda. Restoran itu selalu ramai setiap harinya. Mungkin itu buka restoran yang termasuk kelas atas. Tetapi makanan-makanan yang di masak begitu enak.

"Kau sudah menjamin di sini enak?" tanya William.

"Sudahlah, aku sudah ke sini lebih dari tiga kali. Tempat ini sangat enak! Aku yakin kalian tidak akan menyesal!" balas Ethan.

Akhirnya, mereka bertiga pun masuk ke dalam restoran itu dan duduk di tempat yang sudah dibooking oleh Ethan. Seorang pelayan mendatangi mereka untuk mencatat pesanan makanan. Setelah memesan makanan, Justin, Ethan, dan William berbicara hingga bercanda tawa.

"Justin."

Mereka mendongak bersama saat seseorang menyebut nama Justin. Melihat siapa yang menyebut nama Justin, mereka bertiga terkejut.

"Josephine.." sebut Ethan dan William bersamaan.

Di sana, dekat mereka, berdiri seorang wanita yang tidak lain merupakan Josephine dengan pakaian celana jeans dan jaket jeans yang hanya menutupi tubuhnya. Wanita itu menatap Justin dengan tatapan rindunya. Sementara Justin terlihat tidak peduli sama sekali.

Justin menatap Josephine dengan dingin. "Mau apa kau?"

"Aku merindukanmu JJ.."

"Jangan pernah memanggilku dengan sebutan itu lagi! Aku membencinya!"

Josephine menatap Justin dengan sendu. "Kau harus mendengarkan penjelasanku Justin!"

"Penjelasanmu tidak ada gunanya lagi, aku tidak akan pernah mencintaimu. Sudah jelas kau lebih memilih harta daripada aku bukan?"

Ethan dan William yang sudah menyadari bahwa suasananya begitu tegang mulai berbicara. Dari pada nanti terjadi perdebatan yang mengganggu orang lainnya? Atau nanti akan ada skandal-skandal tidak jelas yang bisa menghancurkan nama baik sahabatnya. "Josephine, lebih baik kau pergi." usir William.

"Tidak akan Will! Justin harus mendengarkan penjelasanku dulu!" keukeuh Josephine.

"Pergilah jalang! Jangan pernah mengemis padaku lagi!"

Mendengar itu, Josephine menjadi kesal. Untung saja ia sudah mempersiapkan sesuatu yang seharusnya membuat Justin ingin mendengarkan penjelasannya atau melakukan apa yang ia inginkan. Justin harus menjadi miliknya lagi! Tidak boleh ada yang merebut Justin darinya!

"Dengarkan penjelasanku Tin! Atau aku akan menghancurkan dia!" ancamnya.

"Siapa maksudmu?" Ethan bertanya.

"Caitlyn." Josephine tersenyum miring.

William langsung menunjukkan reaksi terkejutnya dan langsung menatap Justin. Pria itu tampak masih dingin dan tidak terkejut sama sekali. Justin pasti tidak akan membiarkannya. William tahu, bahwa sahabatnya yang satu ini masih mencintai Caitlyn.

"Hancurkan saja."

"Justin!" sentak William langsung. Ternyata jawaban dari Justin tidak sesuai apa yang ia pikirkan. Tidak mungkin William membiarkan orang yang sudah ia anggap sebagai adiknya dihancurkan.

"Apa Will? Biarkan saja, aku sudah tidak peduli dengan wanita itu,"

"Dia adikku sialan!"

Justin mengangkat bahunya acuh. "Orang asing yang kau anggap sebagai adikmu maksudmu? Untuk apa kau masih memikirkan wanita itu? Dia saja tidak pernah mengangkat telepon darimu lagi, mungkin dia sudah berobat ke tempat lain bersama prianya dan membuangmu."

Langsung saja, William menarik kerah Justin dan membogem wajahnya. "Jangan sembarangan mengatainya! Aku mengenalnya jauh daripada kau mengenalnya!"

"William!" seru Ethan terkejut. Ia langsung berdiri dan berusaha memisahkan mereka berdua sementara Josephine, dia menyeringai licik. Saat ia mendengar Justin sudah tidak peduli lagi dengan Caitlyn, ia merasa begitu bahagia! Ia tidak perlu repot-repot menyingkirkan Caitlyn.

Sudah mendapatkan sebuah bogeman, Justin masih saja terlihat cuek. "Itu semua hanya topeng! Dia itu muka dua! Bahkan dia itu wanita jalang paling parah yang pernah aku temui!"

BUGG!!

BUGG!!

"Jaga omonganmu!! Sekali lagi kau mengatakannya jalang aku tidak segan-segan menghajarmu habis-habisan!"

"William stop! Dia sahabat kita dude. Kau juga seorang dokter! Apa yang kau lakukan?!" Ethan lantas manjauhkan tangan William dari kerah Justin secara kasar.

"Aku hanya memberinya pelajaran agar mengerti dan tidak sembarangan mengatakan yang macam-macam tentang Caitlyn!"

Ethan menggelengkan kepalanya. "Justin sudah benar Will! Wanita itu sudah menyakiti dia tiga bulan yang lalu. Justin tidak salah jika dia bersikap seperti itu! Kau seharusnya yang sadar! Wanita itu menyakiti sahabat kita! Kenapa kau masih membelanya?! Aku tahu dia sudah kau anggap sebagai adikmu, tapi siapa yang kau pilih? Sahabatmu sendiri atau orang asing yang kau anggap sebagai adikmu?"

William terdiam.

Justin mengusap bibirnya yang berdarah dengan ibu jarinya. Ia lalu melirik sekitarnya yang ternyata sudah menonton mereka sedari tadi. Shit! Besok pasti akan ada berita tidak jelas yang keluar. Tapi, Justin akan menyelesaikan itu nanti. Ia memiliki sesuatu yang lebih penting dulu.

"Aku tahu kau begitu menyayangi wanita itu Will. Aku juga, bahkan sangat tapi dia yang sudah mengkhianatiku sendiri. Jadi untuk apa aku peduli lagi dengan wanita itu?"

William terdiam sejenak. Beberapa detik kemudian dia mendekati Justin dan langsung memeluk sahabatnya yang baru saja ia bogem tadi itu secara jantan. "I'm sorry dude."

"Aku mengerti perasaanmu, kau pasti tidak suka saat aku mengatainya, tapi itu faktanya." Justin tersenyum tipis yang sebenarnya itu adalah paksaan. Moodnya sedang down. Bukan karena William yang memukulnya melainkan kedatangan Josephine serta nama wanita itu yang tidak lain Caitlyn malah dibawa-bawa di sini.

"Josep—dimana wanita itu?!"

"Baguslah jika dia pergi. Sekarang lebih baik kita memikirkan berita apa yang akan keluar sebentar lagi karena perbuatanmu Will," Ethan mendelik.

"Jangan salah Et, tetap saja, Caitlyn adalah adikku, tetapi, aku juga kecewa padanya karena sudah menyakiti sahabatku. Aku tidak menyangka dia melakukan itu,"

"Ada yang harus aku katakan pada kalian," Justin menatap kedua sahabatnya dengan serius. "Aku pernah bertemu dengan Caitlyn."

"Apa?!"

"Tidak di sini, aku ceritakan di kantorku. Sekarang sebaiknya kita pergi dari sini."

Beberapa uang lembar Justin letakkan di atas meja. Setelah itu, Justin melangkah pergi bersama Ethan dan William menuju mobil mereka masing-masing. Mereka menuju ke perusahaan Justin dan akan mendengarkan apa yang diceritakan pria itu tentang pertemuannya dengan Caitlyn.

"Mr. Watson." sapa Rebecca—sekretaris Justin.

Justin hanya membalasnya dengan anggukan kecil. Ia masuk ke dalam ruang kerjanya bersama sahabatnya. Justin duduk di sofa diikuti oleh Ethan dan William.

"Jadi, apa sebenarnya yang terjadi? Maksudku, bagaimana kau bisa bertemu dengan wanita itu?" tanya Ethan dengan raut wajahnya yang penasaran.

"Saat itu malam hari, aku sedang berciuman dengan Alora di trotoar lalu ada suara seorang wanita yang berkata ingin lewat dan terus menyuruh kami untuk tidak menghalangi jalannya. Aku tidak peduli, sampai akhirnya suara wanita itu terus saja terdengar dan menggangguku. Jadi aku ingin memarahinya, tetapi begitu aku lihat, ternyata wanita itu adalah Caitlyn. Dia juga tampak terkejut saat melihatku. Itu saja,"

William mengernyit. "Dia baik-baik saja?"

"Yang aku lihat begitu."

"Sialan! Jika saja aku bertemu dengan dia, sudah aku lampiaskan semua kemarahanku selama ini!" Ethan menggeram. Tidak lama, tatapannya mengarah ke Justin. "Kau masih mencintainya?"

Justin tidak menjawab. Cukup lama, pria itu hanya diam saja. Hingga akhirnya menjawab, "tidak."

"Tidak atau tidak tahu?" Mata William menyipit.

"Tidak Will. Sudahlah, aku hanya bercerita saja, untuk apa masih memikirkan wanita itu. Lalu, bagaimana hubungan kalian sendiri?"

"Lidya sedang marah padaku," keluh Ethan.

Keluhan Ethan membuat Justin mengangkat sebelah alisnya. "Karena kau ke klub kemarin?"

"Iya, padahal aku tidak berniat selingkuh darinya. Dia berpikir aku selingkuh, mengingat bagaimana sifatku sebelum bertemu dengannya,"

"Itulah, yang namanya seorang bastard tetaplah seorang bastard. Bukankah begitu Mr. Jerk?" kekeh William.

"Sialan kau Will!"

💕💕💕

Caitlyn tersenyum ramah kepada Calvin—seorang pemuda yang sudah bisa menjadi koki terkenal di Amerika dan beberapa negara lainnya—yang sedang duduk di hadapannya saat ini. Kedatangan Calvin karena ingin membahas tentang kafe kecil yang Caitlyn miliki saat ini. Sebenarnya, banyak yang begitu berubah selama tiga bulan ini. Dan itu semua disebabkan dengan pertemuannya dengan Calvin. "Apa kau merasa cukup nyaman dengan kafe ini?" tanyanya.

"Tentu, terima kasih Cal. Kau begitu baik padaku dengan mempercayaiku untuk menjaga kafe ini."

"Kau tahu kafe ini adalah kafe pertamaku dulu, aku ingin menjaganya tetapi aku tidak sempat. Sampai aku bertemu denganmu, karena kau juga seorang koki dan karena kau begitu serius dalam menjaga kafe ini, aku lebih memilih untuk memberikannya kepadamu," Calvin tersenyum manis.

"Kafe ini begitu bagus, kau merancangnya dengan baik, aku janji padamu akan menjaganya," ucap Caitlyn.

"Terimakasih Cait,"

"Aku yang seharusnya berterimakasih padamu, dari kafe ini juga aku bisa bertahan hidup."

Calvin tertawa kecil. "Tidak masalah, kau sudah ku anggap sebagai temanku sendiri. Jika kau butuh bantuan, hubungi saja aku."

"Terimakasih."

"Ah ya, boleh aku bertanya sesuatu?" Calvin menatap Caitlyn dengan tatapan berharap yang mau tidak mau membuat Caitlyn merasa begitu penasaran. "Tentu, kau ingin bertanya apa Calvin?"

"Kau masih mencintai pria itu?"

Damn.. Pertanyaan Calvin begitu menyakiti hati Caitlyn. Jika Calvin bertanya seperti itu, sama saja membuka luka lama di hatinya. Walaupun sebenarnya luka itu sendiri belum tertutup. Ayolah, kau sudah melupakannya Caitlyn! Tapi dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia masih mencintai Justin. Justin Maximiliano Watson, atau Juicynya.

"Aku tidak tahu, mungkin.."

Calvin terlihat kecewa, namun ia tetap tersenyum. "Kenapa kau tidak mencoba untuk menghubunginya Cait? Dia harus marah mendengar penjelasanmu. Kau hanya berpura-pura Caitlyn. Beritahu dia yang sebenarnya. Aku tidak suka melihat wajahmu yang selalu sedih ini,"

"Andai kau tahu aku tidak bisa Cal, dia sudah mempunyai wanita lain. Aku pernah melihatnya berciuman dengan wanita lain." Caitlyn tersenyum miris kepada dirinya sendiri. Tapi, Caitlyn merasa dia pantas terima semua ini. Anggaplah ini semua hasil perbuatannya dulu. Nasibnya memang selalu unlucky.

Terlihat wajah Calvin yang berubah serius. Ia menggenggam kedua tangan Caitlyn erat dan menatap matanya. "Kalau begitu, terimalah aku Cait, aku berjanji akan membuatmu bahagia,"

Caitlyn diam membisu dengan wajahnya yang terkejut. Ia menatap Calvin dengan tidak percaya. "Cal.. Calvin.."

"Aku mencintaimu Caitlyn, aku janji akan membuatmu bahagia." Calvin mengecup punggung tangan Caitlyn lembut.

Jujur saja, Caitlyn akui, Calvin adalah pria yang begitu baik dan tampan. Caitlyn tidak tahu kapan pria itu sudah pulang dari perjalanan tournya yang ke Italia. Calvin memang sering melakukan perjalanan tour ke beberapa negara karena banyaknya undangan yang harus ia hadiri. Calvin hanya membantu Caitlyn lewat pemberiannya yaitu kafe itu, namun itu sudan membuat Caitlyn sungguh berteima kasih kepada pria itu. Dan tadi pagi, tiba-tiba Calvin sudah mengunjunginya tanpa memberitahu. Selama tiga bulan ini mereka baru bertemu dua atau tiga kali saja karena kesibukan Calvin yang membuat mereka jarang bertemu. Jadi, bisa dibilang, Caitlyn memang hidup sendiri selama ini.

Mungkin Calvin tidak sekaya Justin ataupun setampan pria itu, tetapi Calvin adalah pria yang baik. Jika saja Caitlyn bisa memilih. Caitlyn akan memilih untuk mencintai Calvin, tapi hatinya telah memilih pria lain, dan pria itu bukan Calvin, melainkan Juicynya.

"Maafkan aku Calvin.. Aku.. Aku tidak bisa.."

Calvin tahu Caitlyn akan menolaknya. Jadi ia tetap tersenyum meskipun ia kecewa. "Kalau begitu, temui Justin,"

"Tidak bisa Calvin, aku sudah terlambat."

"Tidak ada kata terlambat Cait, temuilah."

Caitlyn menatap mata Calvin yang terlihat begitu serius. Ia menarik nafas dan menghembuskannya pelan. "Akan aku pikirkan."

Calvin tersenyum dan mengacak rambut Caitlyn gemas. Caitlyn mendengus kesal karena rambutnya yang jadi berantakan. Tetapi Calvin hanya tertawa kecil melihatnya.

Ah.. Bagaimana mungkin dia tidak menyayangi wanita di depannya ini? Sifat Caitlyn begitu mengemaskan bagi Calvin. Dia hanya bisa berharap Caitlyn bahagia, mau itu bersama dirinya atau pun pria lain. Tapi, Calvin akan sangat marah jika pria itu menyakiti Caitlynnya. Dia tidak akan segan-segan menghajar pria itu. Dan jika perlu, dia juga bisa merebut Caitlyn langsung.

Itu janjinya.

💕💕💕

Gimana mood kalian baikan kan? 😀😁😀😁😀😁, Ella gitu kan.. Kurang baik apa coba Ella, udah update pagi" biar semangat ujian, trs bikin mood kalian bagus? Baik kan..

Fantastico!

**

Calvin or Justin?

Josephine or Alora?

:) :) :)

Calvin Caitlyn?
Justin ❤ Caitlyn?


Widih, makasih ya buat yg ngerestuin Ella sama Justin 😆😆

Pada bilang setuju lagi.. Kita deal ya, nnti Ella masuk ke dlm story, jdi istri Justin :v

Semoga suka part ini yakkk

Next to part 36

May 21, 2018

06.26

Continue Reading

You'll Also Like

268K 9.5K 32
[Marriage Life Series #1] • • Sebuah pernikahan yang terjadi karena kesalah pahaman di masa lalu. Masa lalu yang membekas hingga bertahun-tahun. Dami...
2.6M 110K 34
Tidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku, dan aku akan melakukan apapun untuk membuatnya menjadi milikku . . Mila Adriana Lois Cinta yang sangat...
14.9M 595K 70
[COMPLETED] [#2 in Romance (23/9/2018)] David August Addison Seorang CEO dari perusahaan terbesar pertama didunia. Dia sudah banyak menerima pengharg...
3M 23.9K 45
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...