Diary Nikah Muda

By user69540117

16.9M 749K 81K

GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Sa... More

🧸Diary Nikah Muda. o1
🧸 Diary Nikah Muda. o2
🧸 Diary Nikah Muda. o4
🧸Diary Nikah Muda. o5
🧸 Diary Nikah Muda. o6
🧸 Diary Nikah Muda. o7
🧸 Diary Nikah Muda. o8
🧸Diary Nikah Muda. o9
🧸Diary Nikah Muda. 1o
🧸Diary Nikah Muda. 11
🧸Diary Nikah Muda. 12
🧸 Diary Nikah Muda. 13
🧸Diary Nikah Muda. 14
🧸Diary Nikah Muda. 15
🧸Diary Nikah Muda. 16
🧸 Diary Nikah Muda. 17
🧸Diary Nikah Muda. 18
🧸Diary Nikah Muda. 19
🧸Diary Nikah Muda. 2o
🧸Diary Nikah Muda. 21
🧸Diary Nikah Muda. 22
🧸Diary Nikah Muda. 23
🧸Diary Nikah Muda. 24
🧸Diary Nikah Muda. 25
🧸 Diary Nikah Muda. 26
🧸Diary Nikah Muda. 27
🧸Diary Nikah Muda. 28
🧸Diary Nikah Muda. 29
🧸Diary Nikah Muda. 3o
🧸Diary Nikah Muda. 31
🧸Diary Nikah Muda. 32
🧸Diary Nikah Muda. 33
🧸Diary Nikah Muda. 34
🧸Diary Nikah Muda. 35
🧸Diary Nikah Muda. 36
🧸Diary Nikah Muda. 37
🧸Diary Nikah Muda. 38
🧸Diary Nikah Muda. 39
🧸Diary Nikah Muda. 4o
🧸Diary Nikah Muda. 41
🧸Diary Nikah Muda. 42
🧸Diary Nikah Muda. 43

🧸Diary Nikah Muda. o3

375K 18.9K 1K
By user69540117


UP lagi nih, ayo ramein

Baca di sini gratis cuma perlu setor absen pake emot boneka biar lucu

Setor absen di sini biar zefmon tahu seberapa banyak yg nungguin cerita ini 🧸🗑️

Berikan banyak sayang biar cerita ini bisa lanjut di wattpad yaa

Plis kalau ada typo bantu koreksi ya, itu memudahkan zefmon biar bisa diubah, makasii

Akhir pekan Bagas habiskan dengan menemani Mama dan papanya pencitraan di depan publik. Ia hanya perlu berdiri di samping mereka, tersenyum ramah setiap bertemu teman orangtuanya. Seusai bermain golf bersama papanya, Bagas masih harus makan siang bersama. Tidak cuma dengan keluarga, teman papanya juga bergabung bersama putri mereka. Gadis seumuran Bagas juga, Alivya. Putri dari pasangan konglo Indonesia.

"Jadi gimana sayang kehidupan asrama kamu?" Tanya mamanya pada Livy.

"Menyenangkan Tan, ya walau sesekali jenuh juga karena semuanya perempuan."

"Loh kalau itu sih malah bagus dong Lyv, kamu terhindar dari cowok-cowok nakal," sambung Papa Bagas.

Mereka kemudian tertawa bersama. Betul-betul hebat dalam menunjukkan kepalsuan. Bagas yang hanya diam membuat Livy penasaran.

"Bagas, bulan depan sekolah aku ngadain festival loh, boleh ngundang tamu dari luar. Kalau kamu nggak keberatan, boleh banget loh kamu dateng."

"Nggak bisa, aku mau belajar buat ulangan tengah semester." Bagas lebih cepat menghabiskan makanan di piringnya. Jawaban yang ia berikan membuat pundak Livy merosot turun.

"Yahh, padahal aku udah bilang ke temen-temenku kalau bakal bawa cowok."

"Aku bukan cowok kamu." Bagas menyangkal, terlambat sadar akan tatapan orangtua Livya. Ia mengelap bibirnya dengan tissu, merasa sedikit tak enak hati dengan orangtua Livy.

Namun begitulah cara kerja dunia orang kaya, banyak yang menikah tanpa bisa memilih dengan siapa mereka ingin. Persis seperti Mama dan papanya yang menikah atas dasar keuntungan kedua keluarga. Hasilnya? Bagas lahir tanpa cinta.

Jadi jika ditanya kenapa hingga usia 17 tahun dia tidak pernah pacaran apalagi pusing mengenai percintaan, alasan salah satunya karena ia tahu pada akhirnya akan menikahi salah satu putri teman orangtuanya. Toh kedua keluarga sudah saling kenal. Bagas juga tidak terpikir akan menyukai seseorang secara tulus di kemudian hari.

🧸

Di jam olahraga, Bagas kembali ke kelas lebih dulu setelah pengambilan nilai praktik. Lagipula ia masih harus belajar mumpung masih ada waktu tersisa sebelum jam istirahat. Dia tidak sendirian di kelas, ada Virgo juga yang ikut-ikutan meninggalkan lapangan.

"Gerah banget, gue ngadem di sini deh."

Ketika keduanya melepaskan pakaian olahraga, dari pintu muncul Saras yang kebetulan ingin mengambil botol minumannya. Ia haus. Dia berjalan pelan ke dalam kelas namun panggilan Virgo menghentikannya.

"Sar, lo boleh keluar malam nggak? Besok gue ulang tahun, malam tapi, datang ya kalau lo bisa," undang Virgo. Sejujurnya dari anak-anak cowok di kelas, Virgo termasuk yang tidak pernah menganggapnya rendah meski tahu dari kalangan mana dirinya.

Ini saja Saras tidak menyangka akan dapat undangan dari Virgo. Ia kira hanya teman tertentu yang boleh datang.

"Nanti aku izin budheku dulu ya, Virgo. Makasih udah undang aku."

"Yoi. Keluarlah sesekali, bergaul sama yang lain jangan di rumah mulu lo."

"I-iya, aku usahakan datang ke ulang tahun kamu." ia kemudian berlari keluar dari kelas.

Bagas yang melihat Virgo cengar cengir, menegur temannya yang terkenal playboy itu. "Gue kira lo mau godain dia tadi? Nggak mau lo sikat?"

"Nggak ah, gue suka temennya, Fani. Lagian Saras tuh anak baik-baik banget, nggak sampai hati gue nyakitin dia nantinya."

"Ck, kayak dia mau aja sama lo, Go."

"Jangan salah, jangankan lawan jenis, sampai sesama jenis aja kecantol sama gue. Lo tahu anak IPS yang agak melambay itu? Denger-denger naksir gue masa, asli merinding bulu roma gue!" Virgo bergidik ngeri.

"Eh ngomongin soal Saras, dia manis tahu sebenarnya, cuma emang gaya pakaiannya ketinggalan zaman kalau kata Damar mah. Menurut lo gimana?"

"Nggak tahu, gue nggak pernah perhatiin dia juga. Dua tahun sekelas aja gue baru ngobrol sama dia hitungan jari." Bagas mengedikkan bahu.

Jangankan mengingat penampilan gadis dari kabupaten itu, Bagas nyaris tak ingat namanya kalau bukan Virgo sama Ilham yang sering manggil Saras. Lagipula dunia mereka terlalu jauh, tidak ada peluang untuk menjadi akrab.

Mamanya berpesan untuk mencari teman yang sekufu dengan begitu koneksi di dunia kerja nanti akan lebih mudah. Sementara Saras? Gadis itu tak akan memberikan koneksi apapun untuknya.

🧸

"Sar, gue denger lo dapet beasiswa ke luar negeri ya? Gila keren parah temen gue. You deserve it sih." Fani bertepuk tangan. "Beruntung banget lo, kayaknya gue bakal lanjut kuliah di swasta lagi deh."

"Gak tuh biasa aja, masih banyak kok yang lebih pintar dari aku. Mungkin ini lagi rejekinya aku, aku yakin kok kamu pasti bisa masuk ke perguruan tinggi negeri, percaya deh!" Saras meyakinkan Fani .

Ninda yang diam-diam menguping pembicaraan mereka merasa begitu dongkol pada Saras. Baginya Saras kian sesumbar setelah mendapat beasiswa. Saking kesalnya sama Saras, tanpa sadar buku LKS yang ada di mejanya sudah kusut karena ia remas.

"Dasar sok, kampungan nggak tahu diri!"

Diam-diam Ninda mengirimkan pesan pada seseorang. Nomor yang ia dapat dari sepupunya Nadira.

Ninda
Gue butuh bantuan lo
Besok malam

Bibir dengan polesan lipstik merah muda itu tersenyum licik. Ia tak sabar melihat kehancuran Saras sebentar lagi.

Sementara itu sepulang sekolah, keempat cowok yang terkenal dengan julukan empat serangkainya SMA Taruna Bangsa memilih menghabiskan waktu di kafe sekitaran sekolah.

"Mau pesan apaan lo pada?" Tanya Ilham yang sedang memegang buku menu.

"Virgo yang traktir kan? " celetuk Damar.

"Dalam rangka apaan gue nraktir lo pada? belajar gila lo, mau morotin gue?" Virgo nggak terima dirinya dijadikan sasaran empuk.

"Lah bukannya ulang tahun lo besok? Gimana sih, lupa Mas Bro?"

"Ulang tahun sih ulang tahun, tapi minggu lalu gue juga yang nraktir. Ini mah pemerasan berkedok traktir." Virgo geleng-geleng kepala. "Lagian lo pada lebih berduit dari gue, Bapak lo pengusaha Dam, lah bokap gue?"

"Direktur rumah sakit sekaligus dokter spesialis bedah saraf," Bagas yang jawab. "Kurang banyak apa duit jajan lo, Go?"

Virgo kalah telak. "Iya deh iya, pesan semerdeka lo pada. Padahal uang jajan gue lagi dibatasi sama Bokap, emang ya lo semua bisanya morotin gue aja. Tck, besok gue harus jual ginjal nih kayaknya untuk menyokong hidup di Jakarta yang keras ini." ngeluh-ngeluh begitu Virgo tidak pernah perhitungan.

"Makanya kalau dikasih duit tuh dipakai buat sedekah, Go, bukannya pesan cewek via aplikasi!" tambah Damar.

"Fitnah banget lo, sejak kapan gue mesan cewek lewat aplikasi? Ada yang gratis kenapa mesti bayar?" bukannya membantah fitnahan, Virgo malah balik bercanda.

Bagas ikut-ikutan membully Virgo. Kurang puas rasanya jika dirinya belum membuat Virgo jadi bahan lelucon.

"Halahhh, palingan juga dibatasi gara-gara lo pake buat jajanin cewek'kan? Wajarlah, gue kalo jadi Bokap lo gak bakal cuma segitu ngasih peringatan ke lo. Terakhir kali ya Go, lo beliin cewek lo laptop mahal tapi seminggu kemudian tuh cewek lo putusin. Apa nggak bego lo?"

"Ya gimana ya? Gue sayang sama dia, tapi seminggu kemudian bosan juga. Kalau gue sayang sama cewek gue bakal kasih apapun."

"Kalau gitu kenapa nggak tumbalin diri lo di gunung kawi sekalian, Go?" saran Ilham.

"Penunggu di sana emang mau nerima Virgo jadi tumbalnya?" ledek Damar. "Bahkan dunia lain menolak lo, Go."

Virgo mengangkat kedua tangannya di atas kepala. "Bacottttt~ kalian semua."

Bagas yang teringat besok Virgo ulang tahun iseng menggosok kepala Virgo macam teko jin.

"Cie yang besok jadi orang gede, Si Bungsu udah mau menua nih," goda Bagas. "Bentar lagi Virgo punya anak cucu terus giginya ompong, rambutnya rontok!"

Virgo menyepak kaki Bagas. Paling nggak suka kalau Bagas menganggapnya bocah hanya karena lebih muda satu tahun dari mereka.

"Biar gini-gini mantan gue lebih banyak Gas dari lo yang lebih tua, lo aja pacaran nggak pernah."

"Justru itu salah satu keunggulan gue, Go."

"Sial, mana bener lagi. Gas, lo pas pembagian kelebihan antri paling depan ya?"

"Iya, waktu antri gue lihat lo paling belakang, Go," balas Bagas. "Kata gue, lah siapa itu yang pakai behel di antrian paling belakang?"

Ilham menyambung, "Pantas Virgo banyak kurangnya. Kelebihannya cuma satu, kelebihan mantan."

"Tapi ngomongin soal mantan, Go, lo nggak mau apa serius sama satu cewek?" tanya Ilham yang mulai membuka obrolan serius. Nongkrong belum lengkap kalau nggak ada sesi bahas asmara, politik dan sisi kelam dunia. Semakin malam, semakin ngacoh obrolan.

Virgo menyesap kopi susunya sejenak. Kemudian terdiam menatap langit malam tanpa bintang dari kaca kafe, seolah sedang berpikir keras dalam mode estetik.

"Buruan, anj!" Damar yang nggak tahan auto ngegas.

"Nggak'lah, ngapain serius sama satu cewek? Kayak bakal jadi istri gue aja. Lagian gue masih muda. Gue mau nikmatin masa muda gue. Jadi ntar pas gue udah nikah, gue udah ngak main-main sama cewek lain. Bakal jadi suami setia sih gue, mantep gak tuh filosofi hidup gue?"

Bagas yang gak terima dengan filosofi Virgo gak tinggal diam. Dia melempar botol air mineral kosong ke arah Virgo.

"Yakin banget emang umur lo panjang? Kebanyakan gonta ganti cewek tiba-tiba nyawa lo dicabut."

Ilham ikut menambahi, memang paling enak nasihatin Virgo. "Apa-apaan tuh filosofi lo? Makin bertambah umur bukannya dapet hidayah gitu eh malah makin makin stres. Yakin banget lo setia? Modelan lo bisa setia?"

"Weithhs hati-hati kalo ngomong." Virgo mengangkat tangannya seolah sedang melakukan persilatan. "Lah lo sendiri Gas? Lo kapan mau cari cewek? Lo aja juteknya nauzubillah ke cewek, alergi lo sama makhluk yang namanya perempuan?"

"Iya nih, perasaan dari dulu lo jomblo mulu, padahal kan tampang lo gak bisa dibilang pas-pasan, kalo gue jadi lo udah gue manfaatin tuh muka," puji Damar.

Sesungguhnya Bagas agak malas jika ditanya tentang hal ini. "Untuk saat ini gue nggak tertarik sama makhluk yang namanya perempuan."

Satu kalimat terlontar dari bibir Bagas, singkat namun membuat ketiga temannya memandang Bagas dengan tatapan aneh.

"Nggak tertarik sama cewek berarti lo tertarik sama gue, Gas?"

"Ya nggak suka sama lo juga, Go." Bagas membantah pemikiran Virgo. "Gue cuma belum ada rasa ingin mencintai perempuan aja. Belum saatnya juga, lagian di usia segini gue mau fokus ke pendidikan dulu."

"Gas gue tahu Bokap lo selingkuh sama pembantu lo sendiri, Nyokap lo juga melihara laki brondong tapi itu bukan jadi alasan untuk lo nggak menjalin hubungan sama cewek manapun kan? Lo juga suatu hari butuh pendamping Gas, lo bukan amoeba ya yang bisa berkembang biak dengan cara membela diri."

"Kalau urusan itu lo nggak udah kuatirin gue. Kalau waktunya tepat dan umur gue pas, gue juga pasti nikah dan punya anak. Ya minimal usia 30 ke atas lah. Menurut gue itu umur yang pas untuk punya anak. Kita masih SMA, terlalu cepat buat omongin soal keturunan." Bersikap tenang Bagas memberi jawab Virgo.

"Takdir nggak ada yang tahu, Gas. Lo bisa berencana punya anak di atas umur 30 an, tapi kalau takdir mau lo punya anak lusa juga bisa aja. Siapa yang tahu kan?" kata Virgo.

Virgo nyengir mesum. "Kalau lo nggak nikah lo nggak bakal tahu nikmatnya ah uh ah uh di ranjang, Gas."

"Nih orang modelan kayak gini nih yang halal dikirim ke wilayah perang, taruh Virgo di barisan depan!" kompor Ilham.

"Ngomong-ngomong lo pada nggak lupa kan kalau besok gue ulang tahun, jadi dimohon kerja samanya untuk nyiapin kado terbaik. Kalau bisa yang mahal soalnya selera gue mahal sih."

"Selera lo mahal? Bukannya selera lo biasa yang murahan?" singgung Damar. Yang dia maksud cewek yang biasa Virgo kencani.

Kado ya? Bagas belum terpikirkan apapun. Ia tidak pernah tahu jika kedatangannya di pesta ulang tahun Virgo akan mengubah alur hidupnya secara total. Virgo yang ulang tahun, dia yang dapat kejutan.

Yang ultah siapa, lah yang terkejot siapa

Gimana nih udah tiga part?

Kalau mau besok di update lagi bikin rame ya

Babay!

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 25.6K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1.8M 87.7K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
132K 14.6K 21
Banyak yang bilang, mantan itu tempatnya di tong sampah. Sudahlah, buat apa dikenang lagi, mending move on dan cari pengganti. Itu menurut orang, buk...
4M 308K 49
[Story 10] Sinopsis Bucin. Siapa yang tidak tau satu kata ini? Banyak yang bilang kalau bucin itu singkatan dari budak cinta. Calvin Samudera Prames...