Married with young man

By Clouzy3424

1.7M 52.9K 912

Tidak pernah berpikir untuk menikah dengan lelaki yang usianya lebih muda lima tahun dariku! Sama sekali buka... More

Married with young man
part 1
Part 2 [Pengakuan]
Part 3 [Young Husband]
Part 4 [first night]
Part 5 [bad mood]
Part 6 [ Sorry ]
Part 7 [Jealous?]
Part 8
Part 9 [Nice Day]
part 10 [video call with Ezy]
Part 13 [ Sweet Night]
Part 14
Part 15 [HOT]
Part 16 [Im So Curious!]
Part 17 [Keep Calm]
Part 18 [Angry]
Part 19 [dare]
Part 20 [clear]
Part 21
Part 22 [special]
DC's note
Part 23 [Ditinggal Axel]
Part 24
Part 25 [Konflik]
Part 26 [ Ending ]
Part 27 [epilog]
Part 28 [Extra part]
Sinopsis

Part 12 [Poor axel]

56.3K 1.9K 16
By Clouzy3424

Syasya POV 

Aku merasakan di bagian bahuku ada yang memberatkan, sesuatu yang melingkari bahuku. 

Ku gerakan tubuhku sedikit sekedar mengubah posisi tidurku yang menyamping karena sambil memeluk Ezy. 

"Euh?" 

Aku baru tahu kalau sesuatu yang berat di bahuku itu adalah lengan Axel. Ya ampun...dia tertidur di samping Ezy. Jadi kami mengapit Ezy, tapi lengannya masih bisa memelukku. 

Blushh... 

Merona lagi? Tengah malam begini? Bangun tidur? Langsung blushing? Wow..efek negative Axel. 

Pelan-pelan aku menurunkan lengan Axel yang melingkar di bahuku. Sebenarnya tiap malam juga aku tahu kalau dia selalu memelukku saat tidur, tapi ini saat ada Ezy pun ia masih memelukku, sweet kan?  

Eh? 

"Hmmmhh..." ia menggeliat kecil dalam tidurnya tepat saat aku berhasil menurunkan lengan kekarnya itu.  

Kalau dipikir, diusia yang baru 20 tahun lengannya kok kekar seperti itu ya? 

Sya, ada Gym! 

Ups,,iya. Tapi, selama ini aku belum pernah liat dia nge-Gym. Ish, masa bodoh, kenapa jadi terhanyut dengan lengannya? Aku haus, oke, mau minum. 

Akhirnya ku langkahkan kakiku ke dapur. Suasana rumah sepi sekali, mungkin para sepupu sudah pada tidur.  

Klik 

Ku nyalakan lampu pantry karena aku takut kegelapan seperti ini. Kecuali di kamar mau tidur, nah lampu harus dimatikan. Demi kesehatan juga, kan? 

"Stt..stt..." aku mengurungkan niatku lagi saat hendak meneguk air hangat yang sudah ku ambil. Buluku bergidik mendengar suara mendesis, bukan! Seperti memanggil. Huffftt..hiraukan! setelah itu baru lari, okey... 

"Syaaa..."  

Aku langsung menaruh gelas itu segera ke pantry setelah mendengar suara parau memanggil namaku??? 

"Bukkk.." 

Tubuhku mundur beberapa langkah saat berbalik dan menubruk sesuatu. Secepat kilat aku mendongak, dan melihat sosok Axel yang tengah mengucek salah satu matanya. 

"Axelllll..."desisku geram. Sedangkan lelaki itu menatapku dengan tatapan khas orang bangun tidur dengan bibir yang mengerucut kecil, hanya saja kenapa terlihat...menggemaskan? Ya tuhan... 

"Axel, kenapa disini?" tanyaku lalu kembali meraup gelas yang tadi ku taruh, kemudian berjalan menuju kursi. 

"Mengikutimu." Ujarnya masih parau sambil ikut duduk di sampingku. Kelihatannya ia masih mengantuk. Matanya kembali menutup dengan wajah yang ia sanggah dengan kedua telapak tangan yang mengepal disetiap sisi pipinya. 

Aku hanya berdecih mendengarnya. Ada-ada saja kelakuannya. Ya Tuhan, benarkah dia suamiku? Jodohku?  

Aku mengamati wajahnya yang sudah mengatipkan kedua matanya kembali. Dia sudah terlelap. Aku akui, wajahnya memang tampan, dia sosok yang baik, aku menyadari itu. selama ini aku menilainya, tidak mengabaikannya begitu saja.  

Terkadang aku heran, kenapa lelaki muda sepintar dirinya mau menikahi wanita yang sudah mempunyai anak satu sepertiku ini? 

Mengapa ia bisa menerimaku begitu saja, menerima semua kekuranganku? 

Aku tersadar dari lamunanku saat kepalanya terjatuh dan menepel di meja pantry. Kadang, sikap kekanakannya lah yang mampu membuatku tertawa. Lucu, dan polos sekali saat ia tertidur seperti ini. Berbeda sekali saat ia tengah bekerja menjadi seorang chef yang terkenal dengan keseriusannya. 

Aku mengulurkan tanganku untuk menyibak rambut yang menutupi sebagian matanya. Hm, rambutnya sudah mulai panjang.  

"Terimakasih, terimakasih Xel." Lirihku. Dan entah sejak kapan bibirku sudah menempel pada bibirnya. 

__oOo__ 

"Akkkkkkk...nanananana,,,tuuuuuu..." celotehan itu berasal dari bibir Ezy yang sedang asyik bermain dengan Aji, anak dari Dita sepupuku yang baru berusia dua tahun. 

"Hai sepupu."  

Aku mendongak mengikuti arah pandang Dita ke arah tangga. 

Oh, jadi dia baru memanggil Axel dengan sebutan sepupu. 

"Hai." Balas Axel ramah dan menuju ke arah kami yang sedang duduk di karpet ruang Tv sambil mendampingi putra kami. 

"Ehem, kenalin Dita." Wanita itu mengulurkan tangannya kepada Axel. Berhubung kemarin saat kami tiba ia sudah tidur jadi belum sempat berkenalan dengan Axel, ditambah saat pernikahan dia tidak datang. Huh. 

"Axel." Sambutnya. 

"Woy, kenalin juga, Feri." Ya, dia suaminya Dita tapi, sejak kapan muncul, bukannya semalam ikut ke rumah sakit? 

"Dia suami Dita." Kataku pada Axel dan dia mengangguk paham lalu tersenyum pada Feri. 

"Udah pulang Fer? Yang lain?" tanyaku. 

"Masih disana. Pulang bentar buat jenguk anak-isteri." Katanya dengan senyum jahil.  

"Huuu, gayamu Fer.." kataku dengan logat jawa tengah-ku. 

"Pantes rame, kalian lagi pada kumpul gak ngajak-ngajak?" kini Rio yang ikut bergabung dengan dua orang lelaki disampingnya, mereka sepupuku semua, Zia dan Joy. Ketiganya langsung duduk disamping Axel. Sejak kedatangan kami kemarin malam, mereka langsung akrab dengan Axel. Ya, setiap ada sepupu baru apalagi laki-laki memang mereka selalu bersikap akrab, seperti kepada Feri. Tapi, hati-hati, diam-diam mereka berbahaya.  

"Mas, kamu kan chef ya. Bisa dong buatin kita makanan yang enak-enak?" tanya Joy dengan lirikan jahilnya. 

"English breakfast?" usul bocah kelas satu SMA itu, Rio. 

"Kayak ngerti." Celetukku yang langsung diberi pelototan oleh mereka kecuali Zia. Ha? Tumben anak itu diem... 

"Mas, Mas.." yang diheranin mulai bicara. Membuat Axel mengalihkan perhatiannya pada Zia. 

"Bahan masakan gak ada, jadi supermarket yuk..." 

Jedaagggg 

Morotin ujung-ujungnya kalo udah ngajak jalan apalagi ke supermarket. 

"Yeahh!!" teriak Rio dan Joy bersamaan menyetujui ajakan Zia. Mereka bertiga memang memiliki usia yang tak terlalu jauh jadi sikap usilnya sama rata. 

Gak tega sebenarnya, Axel pasti lelah. Tapi, untuk pendekatan sama mereka dibiarkan sajalah...hahhaaha 

"OKey-okey, bayaran belakangan gak papa." Goda Axel gak kalah liciknya. 

Aku, Dita, dan Feri hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sepupu kami yang menyebalkan itu, sudah biasalah pekerjaan mereka membully anggota keluarga baru. Lihat saja bagaimana kondisi Axel nanti. Hahahahaa... 

__oOo__ 

Aku dan Ezy sedang berada di kamar. Untuk apalagi kalau bukan menidurkan bocah gempal ini. Sudah jam satu siang, dan dia masih aktif saja bermain dengan mainan yang dibeli Axel yang katanya ia beli di toko dekat rest area kemarin. 

"Tuutt..tett..tuttt...tettt..." 

Ezy tertawa cekikikan bisa membunyikan mainan dari karet berwarna biru tua bergambar Angry bird itu.  

"Ezy, tidur yuk." Ajakku halus sambil menepuk pelan perut putraku yang keras dan gendut itu. dia melirikku sekilas lalu mengabaikan mainan karet itu dan merangkak padaku yang sudah berbaring menyamping. 

Tubuhnya berhenti di depanku dengan mata yang mengerjap lucu dan sayu karena mengantuk. 

"Bunnnnn..Mummummm.." tangannya yang semua ia gunakan untuk menumpu tubuhnya, ia arahkan ke dadaku. Dia mulai lapar...hahahha 

"Berbaring dulu ya putra bunda." Ia menurut saat aku membaringkannya disebelahku. 

"Mummm Bunnn..mumm.." 

AKu langsung melepas tiga kancing blouse ku dan ikut berbaring menyamping mengahdapnya. 

"Sttt...pelan-pelan sayang." Ujarku pada Ezy yang tampak terburu-buru menyantap makanannya. 

Tangannya mengepal kuat lalu ia arahkan ke wajahku. Memukul kecil daguku dengan tangan kirinya yang bebas. Kebiasaan Ezy jika tengah menyusu. 

"Mas Axel ini ditaruh mana?" teriakan yang aku yakini itu suara Joy menggema di seluruh ruangan hingga kamarku. 

"Di pantry. Kalian ikut Mas masak, lho." Ku dengar Axel membalas. 

"Aku dan Zia ada les musik sekarang, Mas." Sekarang Rio yang berujar. Biar ku tebak! Wajah kedua bocah itu pasti jengkelin. 

"Aku ada les kimia, Mas. jadi mau sekalian berangkat dengan Rio dan Zia." Ujar Joy kini. Bener-bener ngerjain ini namanya. 

"Apaaa???" pekik Axel. 

"JAdi, kenapa pake saranin masak masakan inggris kalo gitu ceritanya?" teriak Axel frustasi pada ketiga sepupu bocahku.  

"Kami bantu makan saja, Mas. Harus masakin pokoknya!" ujar Zia. 

"Kan mumpung Mas Axel kesini, ya gak?" huh, dasar si Joy. 

"Yo'i." balas kedua rekannya. 

"Kalian....." wow Axel menggeram, sedangkan ketiga sepupu bocahku malah tertawa menanggapinya. 

Aku terbahak kencang mendengarnya. 

"Uh..." 

Ups, lupa ada Ezy. Jadilah... 

"Hiks....huaaaaa..." tangisnya kencang saat kegiatan menyusunya terganggu karena gelak tawaku yang tak terkontrol membuat mulutnya terlepas dari makanannya. Ya ampun maafin bunda sayang... 

"HUssss...cup..cup...makan lagi, ya? Uhm,,,anak bunda yang paling tampan dan pintar sendiri, sayang..."  

Aku menghela nafas lega saat Ezy mulai fokus dengan makanannya lagi. Kalau saja moodnya lagi jelek pasti ia akan meneruskan acara tangisnya tadi dan batal tidur siang, untungnya tindakanku manjur menjinakan Ezy dan ia kembali diam. 

"Stt...tidur Ezy sayang..." ujarku sambil meniup kening Ezy kecil. Trik ku agar ia cepat mengantuk. Hahahaha. 

__oOo__ 

Setelah menidurkan Ezy, ku langkahkan kakiku ke dekat pintu kamar. Berniat mengintip Axel yang tak ku dengar lagi suaranya, hanya dentingan peralatan masak. Berhubung kamar ini tak terlalu jauh dari dapur, aku memutuskan untuk mengintipnya dari dalam kamar. 

Bisa ku lihat punggung kokohnya. Kedua tangannya sama-sama sibuk dengan sayur-sayuran yang akan dipotong. Dia bekerja sangat cepat. Kagum... 

Kapan aku bisa seperti itu? malu, masa kalah sama suami. 

"Mas, kita berangkat dulu ya. Good luck!" ya ampun, si Rio gaya banget bicara seperti itu.  

"Mas, Kita pulang sore jam empat. Nanti langsung maen basket ya?" ucap Joy sambil melambaikan bola basket ditangannya pada Axel yang menatapnya ngeri. 

"Sebelumnya makasih ya Mas udah beliin bola basket ini. Hehhe." Mataku terbelalak saat Zia berkata sepeprti itu. benar dugaanku, pasti mereka manfaatin Axel. Ya Tuhan...sabar ya Xel.. 

"Males." Balas Axel sambil meneruskan kegiatan masaknya. 

"Ah, masa gitu? Katanya mau tahu resep taklukin Mba Syasya." Hey! Kenapa namaku dibawa-bawa. Aku melihat Axel tersenyum miring. 

"Ngancam?" katanya pada ketiga sepupuku. 

"Enggak, ini seriusan, Mas. kita bertiga tahu resep manjur taklukin Mba Syasya." Joy melirik ke kanan dan kiri meminta anggukan dari kedua rekannya, Zia dan Rio.  

"Tahu gak Mas? dulu kita bertiga pernah nyomblangin Mba Syasya ama rekan bisnis Bunda." Tambah Rio. 

Ha? Nyomblangin? Kapan, hei? Dusta ni sepupu bocahku. 

"Nyomblangin?" kejut Axel.  

Ketiga sepupuku mengangguk iya. Gila! Ini kelewatan! Tapi, mau tahu gima reaksi Axel..ups. 

"Makannya, nurut deh Mas ama kita. Mumpung ketemu nih." Axel mengangkat sebelah alisnya, seakan ragu. Tapi... 

"Oke. Mas tunggu resepnya." 

Axel! Ada bodo nya juga yak, dikerjain mau aja...poor Axel. 

__oOo__ 

Eng..ing..eng.... 

Tuh banyak kan? Buat nebus kesalahn part sblmnya yang pendek bgt. Moga suka part ini, ehehhe. Moga cocok dengan judul yak,, 

Makasih votementnya loh...seneng bacanya... 

Minta votement lagi di part ini yey..hihihi..next part moga bikin kalian greget yah,,tungguin aja ok...votement sebanyak-banyaknya kalo gitu..sipp..ditunggu... 

Pamit ya...see you.. :D

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 275K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
476K 17.7K 32
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
439K 47.5K 21
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...