SEOKJIN TWOSHOOT & THREESHOOT...

بواسطة Seokjin_lovee

45.8K 2.7K 676

Kumpulan ff Seokjin Twoshoot story Warning : boys love Seokjin always be the Uke ^_^ Daftar : 1. Look at me... المزيد

Look at me, Yoongi | Part 1
Look at me, Yoongi | Part 2 End
Devil Beside You | Part 1
Devil Beside You | Part 2 End
Feeling [KookJin] Part 2
Feeling [KookJin] | Part 3 end
FAKE STORY [TAEJIN] Part 1
FAKE STORY [TAEJIN] Part 2
FAKE STORY [TAEJIN] Part 3 END

Feeling [KookJin] | Part 1

5K 312 66
بواسطة Seokjin_lovee

Summary : Tidak usah kau ucapakan beberapa kata padaku, hanya dari tatapan matamu aku bisa mengetahui bahwa kau mencintaiku. (UNB - Feeling)

Note : Terinspirasi dari lagu UNB - Feeling. Please support our Rookie UNB. Menonton MV Feeling yang berdurasi 5 menit lebih, dan MV Only One yang baru saja di upload kemarin dengan durasi 7:20 . Kalian dijamin bakalan langsung jatuh cinta dengan mereka setelah menonton dua MVs tersebut ^^

《 Another love story about KookJin / JinKook. 》

☆☆☆ Happy Reading ☆☆☆

◆ Don't be stress, let me show you my feeling.
◆ Come near me, and i'll closer to you.

( UNB - Feeling )

Part 1 _ KookJin Present

"Aahhh jebal. Shitt!!" Jungkook mengumpat kesal ketika ia baru saja memasuki sebuah ruangan musik yang ada di Sekolahnya. Pemuda itu membanting tubuhnya diatas kursi yang ada disana, kedua matanya lalu menatap kearah seseorang yang kini tengah  memainkan gitarnya sesekali, tentu saja karena kedatangan Jungkook membuat seseorang itu terganggu.

"Kau kenapa lagi, huh?" Tanya seseorang itu tanpa menatap kearah pemuda kesal itu.

"Solbin itu yeoja jahat yang aku sesalkan untuk menjadi pacarku. Kau tahu Seokjin? Aku sudah menuruti apa yang dia mau, tapi dia malah meminta uang bulananku, lalu setelah itu dia malah selingkuh dengan si Taehyung. Aishh!!"

Tring!

Seokjin mengakhiri petikan gitarnya. Pemuda itu menatap teman yang ada didepannya.

"Bukankah aku sudah katakan padamu sebelumnya? Tapi kau malah tidak percaya. Yasudah, terima karma buruknya saat ini."

"Ya! Kenapa kau malah berbicara seperti itu? Aku ini sahabatmu, Kim Seokjin."

"Ya Jeon Jungkook! Lalu apa yang harus aku katakan kalau bukan kalimat itu yang pantas untukmu, hah?" Seokjin menatap kesal balik sahabatnya.

Beginilah mereka, selalu berargumen tentang sesuatu yang kecil, Jungkook dengan sifat egois dan emosionalnya. Sedangkan Seokjin dengan sifat tenang, penyabar namun juga terkadang terpancing dengan kata-kata emosional Jungkook.

Jungkook mendengus sebagai ungkapan kepasrahannya. "Baiklah aku terima kata-kata itu. Tapi beri aku solusi, Seokjina. Aku ingin sekali membuatnya menyesal karena sudah mempermainkan aku."

Seokjin terkikik kecil mendengar ucapan sahabatnya. "Aku tidak pernah melihat sebelumnya seorang Jeon Jungkook merasa terendahkan seperti ini karena seorang yeoja,"

"Jangan menghinaku.. sebenarnya kau temanku atau bukan sih? Kalau kau tidak mau membantuku, yasudah. " Jungkook merasa jengkel atas sikap sahabatnya yang selalu membuatnya malah bertambah kesal seperti itu.

"Oke oke, tapi sebelumnya aku mau bertanya, kenapa kau ingin membuat Solbin menyesal karena sudah mempermainkanmu? Ayolah Jungkook-ah, Solbin bukanlah yeoja pertama yang kau pacari, sudah banyak korban-korbanmu di Kampus ini. Tapi baru kali ini kau merasa tersakiti oleh yeoja."

"Itu karena.. " Jungkook menggaruk tengkuknya, ragu atas jawaban apa yang nantinya akan ia berikan atas pertanyaan sahabatnya itu.

"Kau mencintainya aniya?"

"Aku tidak tahu pasti kenapa, tapi aku merasa kalau Solbin harus dikasih pelajaran agar dia menyesal telah memutuskanku dan berselingkuh dengan orang lain. Bukan hanya itu, aku sudah menghabiskan uang jajanku beberapa won hanya untuk membuatnya senang, tapi balasan dia malah seperti ini,"

Seokjin terdiam mendengar ucapan atau bisa juga dikatakan dengan luapan hati Jungkook. Tidak salah lagi bahwa sahabatnya itu telah jatuh cinta pada yeoja cantik teman sekelas mereka tersebut.

"Baiklah, aku mengerti. Lalu, apa yang mau kau lakukan? "

"Aku tidak tahu. Apa kau punya ide?" Seokjin menggeleng sebagai jawabannya membuat Jungkook mendesah.

Keduanya terdiam hingga beberapa saat, memikirkan sesuatu hal yang menurut Seokjin tidak penting namun berbeda dengan Jungkook.

"Aku punya ide. " ujar Jungkook kemudian. "Tapi ide ini mungkin akan melibatkanmu." Lanjutnya.

"Kalau itu ide yang aneh, sudah pasti aku tidak akan mau melakukannya. " tegas Seokjin.

"Ya! Kau tidak bisa berbicara seperti itu sementara aku belum mengatakan apapun padamu."

"Aku hanya memberi peringatan saja. Lagipula, ide apa yang ada di otak evilmu itu, huh?"

Jungkook tersenyum mendengar ucapan sahabatnya yang memang tahu dirinya.
"Aku akan membuat Solbin menyesal karena sudah mengecewakan seorang Playboy sepertiku."

Seokjin masih diam.

"Aish, kau tidak mengerti bagaimana harga diriku sebagai seorang playboy yang baru pertama kalinya disakiti oleh yeoja, Seokjina.."

Seokjin memutar kedua matanya bosan. "Kau sebenarnya mau menceritakan tentang idemu, atau kau mau aku tahu bagaimana malunya kau saat disakiti yeoja, Jeon Jungkook? Itu adalah karmamu yang harus kau terima."

"Kau benar, memang seperti itu.." Jungkook terlihat sedih. Bayangan Solbin yang bergandengan tangan bersama Taehyung di perpustakaan sungguh membuat hatinya panas, ditambah lagi bagaimana cara yeoja cantik itu memutuskannya di kantin beberapa jam yang tadi. Oh Tuhan, rasanya citra Jungkook yang seorang playboy kampus sepertinya sudah sirna. Dan lebih kasihan lagi Jungkook benar-benar mencintai yeoja itu.

Seokjin menatap wajah sendu sahabatnya. Merasa kasihan memang, disaat Jungkook benar-benar suka sama seseorang, namun disaat itu pula sahabatnya itu malah disakiti begitu saja. Kalau saja Seokjin punya hak, sudah pasti ia akan menampar yeoja itu di depan umum.

"Jadi, ide apa yang ada di pikiranmu? Bisa beritahu aku sekarang? Kalau tidak aku akan kembali ke kelas." Seokjin menunda gitarnya, meletakkannya kembali seperti semula lalu menatap wajah Jungkook yang sudah menatapnya terlebih dulu.

"Aku akan menggandeng yeoja lain untuk memamerkannya pada Solbin. Tapi aku tidak ada target untuk saat ini. Lagipula, aku seperti sudah malas untuk mencari yeoja."

"Lalu, apa hubungannya denganku? Kau bilang akan melibatkanku,"

"Hm, aku ingin kau membantuku dengan cara kau menjadi yeojaku." Jungkook menatap penuh arti kearah Seokjin yang terlihat bingung.

"Yang benar saja, aku ini namja Jeon Jungkook,"

"Aku akan merubahmu, berdandan seperti yeoja dan memakai dress seperti yeoja."

Crazy!!!!!

"Kau gila, eoh? Shero!!" Seokjin bangkit dari duduknya berniat untuk pergi, namun Jungkook bergegas untuk menarik tangannya.

"Hanya untuk satu hari, Seokjina jebal.. kau tahukan sebentar lagi adalah ulang tahunnya Solbin? Aku ingin merubahmu dihari itu. Hanya hari itu, aku janji."

"Tapi tidak dengan melibatkanku seperti ini, Jungkook. Aku namja bukan yeoja, apa kata anak-anak nanti kalau aku memakai dress seperti yeoja, eoh?"

"Tidak akan ada yang tahu tentang hal ini, aku jamin. Jebal Seokjin.. kau sahabatku, hanya kau yang bisa membantuku.."

"Aku tetap tidak mau!!" Tegas Seokjin. Ini ide gila pikirnya, bagaimana mungkin dia memakai dress dan berdandan seperti yeoja di depan umum?  Dan yang lebih gila lagi, dirinya berpura-pura menjadi pacar seorang Jeon Jungkook. Ya Tuhan, ingin sekali rasanya Seokjin memukul sahabat satunya ini.

"Aku akan memberikan uang jajan satu bulanku semuanya untukmu kalau kau mau melakukannya. Ne?" Jungkook memperlihatkan rayuannya yang ia pikir itu bakalan mempan pada Seokjin.

"Aku tetap tidak mau, Jeon Jungkook. Jangan paksa aku. Kau bisa menyewa yeoja lain untuk menjadi pacar seharimu, atau bila perlu aku akan mencarikannya untukmu."

"Aku sudah bilang bukan, bahwa aku tidak mau mencari yeoja lain untuk saat ini. Kenapa kau tidak mengerti juga, eoh?"

"Tapi setidaknya jangan jadikan aku korbanmu."

"Aku tidak menjadikanmu korban, aku hanya ingin kau membantuku hanya untuk kali ini. Kalau kau mau membantuku, aku akan melakukan apapun yang kau minta. Seokjina jebal.. " Jungkook mengeluarkan puppy eyes miliknya dan jangan lupakan senyuman sejuta voltnya yang sudah pasti bikin Seokjin terganggu.

Seokjin kasihan sendiri melihat tingkah Jungkook dihadapannya kali ini hanya untuk merayunya, ia berteman baik dengan pemuda itu sejak SMA sampai sekarang, namun baru kali ini Jungkook seperti memohon bantuan padanya. Padahal sebelumnya ia lah yang selalu mendapatkan bantuan dari Jungkook, semisal ketika dirinya butuh tumpangan ke kampus, terkadang Jungkook yang menjemputnya, ketika dirinya kesusahan dalam esai ulangan olahraga, Jungkook selalu hadir dalam membantunya. Lalu, kenapa dirinya enggan membantu Jungkook disaat pemuda itu membutuhkan bantuannya?

Namun ini bantuan yang tidak wajar, pikir Seokjin. Haruskah ia menyamar jadi yeoja sekaligus pacar sahabatnya itu dihari ulang tahun Solbin - seseorang yang Jungkook sukai? Walaupun hanya satu hari tapi sungguh ini terlalu berat baginya.

Seokjin memejamkan kedua matanya sesaat, mencoba berfikir jernih apakah ia harus membantu sahabatnya itu atau tidak sebelum ia menatap penuh arti kearah sahabatnya.

"Baiklah, aku mau membantumu kali ini."  Putus Seokjin pada akhirnya yang tentu saja membuat Jungkook tersenyum lebar menandakan betapa bahagianya ia.

"Tapi kau harus menepati janjimu dan melakukan apapun yang aku mau setelahnya. "

"Tentu, aku berjanji akan hal itu." Ucap Jungkook pasti. Pemuda itu mendekat kearah Seokjin dan bergerak memeluk tubuh kurus namja di depannya. "Gomawo Seokjina, jeongmal gomawo."

Seokjin hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah. Biarlah kali ini gilirannya yang membantu Jungkook untuk membalas kebaikan dari sahabatnya itu, sekalipun itu merupakan bantuan yang sungguh gila, pikirnya.

★★★★★ Feeling ★★★★★

Ini sungguh gila, pikir Seokjin. Bukan hanya gila tapi juga tidak waras. Jungkook membawanya ke sebuah salon kecantikan, tempat terkutuk yang akan membuat dirinya berubah. Sebelumnya Jungkook membeli sebuah Dress yang pemuda itu pilihkan untuk dirinya. Seokjin tak menyangka kalau sahabatnya itu benar-benar nekat untuk merubah dirinya.

Seokjin melihat pantulan dirinya di depan kaca, berubah seratus persen dari dirinya yang asli. Seokjin seperti malu saat dua yeoja yang mendandaninya barusan nampak terkagum melihat dirinya.

"Hey boy, kamu tampak berubah seratus persen. Sungguh diluar dugaan." Ujar salah satunya.

"Benar, kamu tampak manis bahkan cantik dalam balutan Dress hitam dan rambut panjang itu. Aku yakin orang lain tidak akan bisa tahu bahwa kamu sebenarnya adalah seorang namja." Ujar yeoja lainnya.

"Ahh Noona jangan bercanda. Walau bagaimanapun aku adalah namja asli, bukan yeoja jadi-jadian seperti saat ini. Ya Tuhan, Jeon Jungkook aku akan membunuhmu setelah ini."

Seokjin beranjak keluar dengan wajah kesal, menemui Jungkook yang tengah menunggunya di dalam mobil.

→→→

Disisi lain, Jungkook merasa bosan menunggu Seokjin di makeover oleh beberapa orang di dalam sana. Pandangannya menatap kearah pintu salon, terlihat seseorang keluar dari sana. Jungkook menyipitkan pandangannya, meyakinkan penglihatannya bahwa seorang wanita yang baru saja keluar itu adalah Seokjin. Bergegas dirinya keluar dari dalam mobil.

'Oh My God!!'

Jungkook seolah menahan nafasnya sesaat, pandangannya tidak bisa ia alihkan dari sosok cantik di depannya yang tengah merengut kesal sembari menggembungkan kedua pipinya. Sungguh, Jungkook bahkan tidak bisa meyakini dirinya bahwa seorang yeoja di depannya itu adalah Seokjin. Sahabatnya itu sungguh terlihat berbeda dari yang ia bayangkan. Tampak manis, tampak cantik dan tampak sexy dengan balutan Black Dress pendek diatas lutut, memperlihatkan kaki jenjang yang tak kalah dari anggota girl group Snsd, pikirnya. Dan lagi, wig panjang melewati bahu lebar itu seolah memperindah sosok manisnya.

Tuhan.. kalau saja Jungkook lupa kalau yang berada di depannya ini adalah seorang namja, mungkin dirinya akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Ini gila memang, namun Jungkook mengakui bahwa Seokjin female version memang tampak cantik dan manis melebihi Solbin ataupun yeoja-yeoja lain yang pernah ia pacari.

"Ya Jeon Jungkook!! Apa yang kau lihat, eoh? Sekarang kau puaskan melihatku seperti ini, melakukan apa yang kau mau, huh?" ujar Seokjin dengan nada kesal.

Suara sahabatnya seolah menyadarkan Jungkook dari lamunannya. Namja tampan itu tersenyum manis kemudian, menyadari kalau Seokjin tengah kesal sekarang.

"Hanya malam ini, Seokjin.. dan setelahnya kau akan mendapatkan apapun yang kau mau dariku." Ujar Jungkook.

"Kau tahu ini sangat memalukan bagiku. Demi Tuhan, aku akan mengutukmu setelah ini, Tuan Jeon."

Jungkook hanya tersenyum menanggapi ucapan kesal Seokjin. Kedua matanya menatap intens Seokjin, ia menyadari satu hal bahwa sahabatnya itu masih memakai sepatu.

"Kau boleh mengutukku setelah ini, yang terpenting adalah kau bisa membantuku dan menuruti apa yang aku pinta malam ini. Tunggu sebentar, ada yang aku lupakan.. " Jungkook bergerak masuk kedalam mobilnya, mengambil sesuatu dari dalam sana, setelahnya mendekat kearah Seokjin lalu berjongkok di depannya, membuka bungkus kotak persegi panjang yang ada di tangannya yang sudah ia sediakan sebelumnya. Sebuah sepatu khas yeoja berwarna silver terlihat disana.

"K-kau sungguh ingin aku memakainya?" Seokjin gugup, ia tidak pernah membayangkan berjalan seperti yeoja menggunakan highheels. Walaupun tidak terlalu tinggi, namun tetap saja membuat Seokjin takut.

"Tentu, dan tidak ada penolakan untuk hal ini." Ujar Jungkook. Kedua tangannya bergerak melepaskan salah satu sepatu yang sedari tadi Seokjin pakai lalu memasangkan salah satu highheels tersebut, begitupun dengan yang satunya.

Jungkook berdiri, menatap kedua kaki Seokjin yang telah terpasang sepatu tinggi khas yeoja. 'God! Kenapa sepatu ini tampak pas dan cocok sekali di kakinya?' Bathinnya.

"Baiklah, dan waktunya sekarang untuk berangkat. Kajja." Jungkook dengan sengaja menggandeng salah satu tangan Seokjin yang entah kenapa itu berhasil membuat Seokjin gugup dan Jungkook menyadarinya.

"Aku tidak ingin kau jatuh karena sepatu itu, jadi aku akan menggandengmu agar kau bisa berjalan dengan baik." Jelasnya.

Seokjin hanya mendengus pasrah. Benar apa yang dikatakan Jungkook. Lihat saja, baru saja dirinya melangkah namun sudah akan terjatuh kalau sahabatnya itu tidak dengan segera menahannya.

'Ya Tuhan.. normalkan jantungku.'

♧♧ Feeling _ KookJin  ♧♧

Pesta ulang tahun itu terlihat mewah dan meriah, seorang yeoja terkenal di Kampusnya seperti Solbin sudah tidak asing lagi setiap tahunnya yeoja itu selalu merayakan hari ulang tahunnya dengan mengundang hampir seluruh teman-teman kampusnya.

Jungkook dan Seokjin baru saja tiba di pesta ulang tahun Solbin. Jungkook memarkirkan mobilnya, baik dirinya dan Seokjin berdiam sesaat di dalam mobil miliknya.

Jungkook melirik Seokjin yang duduk disampingnya. Namja manis itu tampak gugup, terlihat dari kedua tangannya yang sedikit gemetar. Tanpa ragu, Jungkook memegang salah satunya yang langsung mendapat perhatian dari sang pemilik. "Tidak usah gugup seperti itu, aku akan selalu ada disampingmu." Ujarnya.

"Bagaimana aku tidak gugup, bodoh. Aku memakai pakaian yeoja dan berdandan seperti mereka di depan umum. Bagaimana kalau ada yang menyadari bahwa yeoja jadi-jadian ini adalah aku? Aku bisa mati, Jungkook-ah.."

"Tidak akan, aku yakin itu." Jungkook menatap serius kearah Seokjin sejurus kemudian. "Kau terlihat sempurna malam ini dalam balutan Black Dress itu. Kau bahkan lebih cantik dibandingkan yeoja-yeoja yang ada disini, bahkan Solbin. Jadi, jangan takut, hm."

Seokjin terdiam. Mendengar ucapan Jungkook yang penuh dengan keyakinan tersebut entah kenapa mampu membuat jantungnya memompa cepat dari biasanya. Ditambah lagi tatapan lembut pemuda tampan itu yang seolah menatapnya dengan sayang. 'Jungkook-ah jebal.. jangan menatapku seperti itu, kau membuatku takut.'

'Jeon Jungkook sadar! Dia itu Seokjin - sahabat namjamu, bukan yeoja cantik nan manis seperti apa yang ada di pikiranmu saat ini.'
Jungkook menyadari tatapannya pada sosok manis di depannya, dengan segera pemuda tampan itu mengalihkan pandangannya lalu bergerak turun dari mobil. Membuka pintu mobilnya yang lain, mempersilahkan Seokjin untuk keluar.

Dengan perlahan Seokjin pun menuruni mobil milik Jungkook.

"Kau tidak lupa bukan kalau malam ini kau harus menuruti apapun yang aku katakan?"

"Ne ne, Tuan Jeon. Aku mengerti."

"Good girl." Seokjin langsung mendelik kearah Jungkook mendengar ucapan yang pantas dilontarkan untuk seorang yeoja. Namun yang ditatap malah tersenyum kecil menanggapinya.

"Gandeng tanganku sekarang agar kau tidak jatuh saat berjalan." Walau ragu, Seokjin menuruti apa yang Jungkook perintahkan.

Keduanya berjalan dengan begitu anggun dan percaya diri. Senyuman manis selalu mengembang diantara bibir mereka, siapapun yang melihat keduanya pasti berpikiran bahwa keduanya memang serasi menjadi pasangan.

Beberapa orang disana berbisik tentang mereka, baik Jungkook dan Seokjin menyadari hal itu. Namun keduanya terlihat acuh. Sampai keduanya berhenti tepat di depan Solbin dan juga Taehyung.

Solbin terlihat sedikit kaget atas kehadiran Jungkook di pesta ulang tahunnya. Sebelumnya ia yakin bahwa pemuda di depannya itu tidak akan datang karena tidak akan mau melihat dirinya dengan orang lain, karena ia tahu bahwa Jungkook mencintainya. Namun rupanya keyakinannya itu salah. Bahkan pemuda tampan itu terlihat membawa seorang yeoja yang sangat cantik bersamanya malam ini. Dan entah kenapa Solbin merasa cemburu akan hal itu.

"Happy birthday, Solbin-ah." Jungkook mengulurkan salah satu tangannya kearah Solbin seolah menyadarkan tatapan yeoja cantik itu pada Seokjin. 'Yes, sepertinya rencanaku akan berhasil malam ini.' Girangnya dalam hati.

"Ahh ne, gomawo Jungkook-ah. " Solbin menerima ucapan Jungkook disusul Seokjin kemudian.

"Maaf aku tidak membawa kado apapun hari ini karena kau sudah mendapatkan banyak kado dariku sebelumnya. "

"Apa maksudmu berkata seperti itu pada Solbin, hah?" Taehyung menyela pembicara mereka, merasa tidak terima dengan apa yang Jungkook katakan tentang kekasihnya.

"Taehyung-ah, gwenchana. Tidak perlu di perdebatkan. " sela Solbin. Yeoja itu kemudian beralih menatap Jungkook kembali. "Gwenchana, aku sudah puas menerima berbagai kado darimu, Jungkook-ah. Gomapta."

Kali ini giliran Jungkook yang terlihat kesal karena ucapan Solbin, membuat Seokjin menyadarinya. Namja manis itu menggenggam tangan Jungkook kemudian.

Solbin melihatnya dan merasa cemburu akan hal itu. Kedua matanya menatap tidak suka kearah Seokjin. "Apa dia pacar barumu, Jungkook? Rupanya kau memang seorang playboy yang handal sehingga mampu mendapatkan yeoja hanya dalam waktu 24 jam saja. Benar-benar hebat."

"Dia-"

"Kenalkan, namaku Genie. Aku kekasihnya sejak dua tahun yang lalu dan baru datang dari Australia."

"W-what?"

"Ne, mengenai apa yang kau katakan bahwa Jungkook playboy itu tidak benar. Dia hanya mencari pelampiasan disini sementara aku di Australia, dan mungkin salah satu korbannya itu adalah kamu. Apa aku benar?" Seokjin seolah menyelamatkan Jungkook dari sebuah situasi yang sulit bagi sahabatnya itu. Namun dirinya juga tidak membayangkan sebelumnya bahwa ia akan berkata seperti itu, ini adalah sebuah kejadian yang tak terduga. Bahkan Jungkook sendiri terlihat kaget namun juga bangga akan ucapan Seokjin yang mampu membungkam bibir pedas Solbin.

"A-aku -"

"Dan mengenai beberapa kado yang dia berikan padamu itu karena kebaikan Jungkook pada orang lain. Bukan hanya padamu, melainkan kepada orang lain juga sama. Jadi, aku harap kamu tidak menganggap berlebihan tentang pemberian yang menurutku tidak seberapa itu." Lanjut Seokjin memotong ucapan Solbin.

Solbin terlihat sangat kesal, begitupun dengan Taehyung. Ucapan Seokjin seolah mempermalukan Solbin dalam pestanya sendiri di depan anak-anak lain.

"Okey," Solbin mengangguk seolah percaya akan ucapan Seokjin. Terlihat yeoja cantik itu menghembuskan nafasnya pelan.

"Kendeu Jungkook-ah, bukankah kau punya kebiasaan setiap kali mempunyai kekasih kau akan menciumnya di depan umum sebagai bukti bahwa seseorang itu adalah pacarmu, hm? Kalau begitu aku persilahkan tempat ini sebagai bukti cinta kalian berdua."

Deegg!!

Deegg!!

Keduanya menegang, baik Jungkook maupun Seokjin seolah ingin lari dari sini saat ini juga. Keduanya saling menatap satu sama lain.

Seokjin menggeleng sangat samar kearah Jungkook yang tidak diketahui oleh orang lain selain pemuda tampan itu. 'Jangan lakukan itu, Jungkook-ah. Jebal..' mohon Seokjin dalam hatinya, berharap Jungkook mendengar akan suara hatinya.

"Bagaimana, Jungkook? Bukankah yeoja ini adalah kekasihmu yang sebenarnya, tentu kau akan menunjukkan ciuman yang berbeda dari ciuman yang kau berikan kepada yeoja-yeoja lainnya yang pernah kau pacari."

"Hey guys.. kemari! Berkumpul disini untuk melihat seorang playboy kampus kita akan memberikan sebuah ciuman yang berbeda dari sebelumnya kepada kekasih yang sebenarnya." Taehyung seperti memanfaatkan situasi ini untuk mempermalukan Jungkook di depan teman satu kampusnya. Dan tentu saja mereka semua tidak akan melewatkan tontonan yang menurut mereka oke tersebut, dan sudah di pastikan hal ini akan jadi topik utama di mading mereka nantinya.

'Demi Tuhan, aku menyesal telah mencium mereka sebelumnya di depan umum hanya untuk memberitahukan pada teman satu kampus bahwa yeoja-yeoja itu adalah pacarku, kalau pada akhirnya akan melibatkan Seokjin seperti saat ini. Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang?'
Jungkook menatap wajah Seokjin yang sedikit memucat dalam pandangannya.

'Aku mohon bantu aku Seokjina.. karena disaat seperti inilah reputasiku dipertaruhkan.'

'Tidak Jungkook.. jangan lakukan apa yang mereka katakan, aku mohon padamu..'

"Kenapa ragu, Jungkook? Ayo buktikan pada kita semua sekarang." Ujar Solbin sinis.

"Tentu saja, aku akan memberikan sebuah ciuman yang berbeda padanya dari ciuman yang pernah aku lakukan padamu dan juga yeoja lain."

Deg!!

'Jungkook-ah..' tanpa terasa Seokjin mencengkeram kuat kemeja yang Jungkook kenakan malam ini dan Jungkook menyadarinya. 'Aku mohon maafkan aku setelah ini, Seokjin.'

Jungkook menggerakkan kedua tangannya untuk memeluk pinggang ramping Seokjin dengan pasti membuat tubuh Seokjin sedikit menegang karenanya. Keduanya saling menatap satu sama lain, seolah tengah berbicara dalam bahasa mata mereka sebelum Jungkook mendekatkan wajahnya pada Seokjin dan mempertemukan bibir mereka.

Chup!

Baru saja Jungkook menempelkan kedua bibirnya pada Seokjin, namun jantung keduanya berhasil memompa sangat kencang saat ini.

Jungkook dengan perlahan namun pasti menggerakkan kedua bibirnya, mencium dengan lembut dan pelan bibir kissable Seokjin. Kedua matanya menutup kemudian, meresapi rasa dari setiap centi bibir sahabatnya, berusaha melupakan bahwa yang ia cium kini adalah seorang yeoja manis dan cantik, bukan seorang namja bernama Seokjin yang tidak lain adalah sahabatnya.

Seokjin memejamkan kedua matanya mengikuti Jungkook, sedangkan kedua tangannya diam di depan dada Jungkook tanpa ada pergerakan sedikitpun. Seokjin bergetar saat ia merasakan Jungkook mengeluarkan lidahnya dan menyapu permukaan bibirnya sebelum pemuda tampan itu memasukkan lidah kedalam mulutnya.

Ini memang gila, Jungkook bahkan berani memasukkan lidahnya pada mulut Seokjin yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya pada yeoja-yeoja lain. Dan hal itu disadari oleh Solbin, terlihat kedua tangan yeoja cantik itu menggenggam erat menandakan betapa kesalnya ia.

Rasa bibir Seokjin entah kenapa begitu manis dan menggodanya. Rasa Cherry yang diakibatkan oleh lipstik yang namja manis itu gunakan begitu terasa di indera pengecapnya. Dan itu sungguh membuat Jungkook ketagihan. Sementara Seokjin, seolah namja manis itu tidak lagi sanggup untuk berdiri, kalau saja Jungkook tidak memeluk tubuhnya mungkin dirinya sudah ambruk begitu saja.

Beberapa anak terlihat memfoto bahkan merekam adegan tersebut.

Jungkook melepaskan ciuman panasnya saat dirasa sudah cukup. Ia menatap wajah sendu Seokjin yang menatapnya balik, sedangman nafas keduanya terlihat memburu. Salah satu tangannya kemudian bergerak untuk mengahapus dua sudut bibir Seokjin yang basah karena saliva akibat ciuman panas yang ia berikan.

Pemuda itu menatap kearah Taehyung dan juga Solbin kemudian.
"Bagaimana? Kalian percaya sekarang bahwa Genie adalah kekasihku yang sebenarnya bukan?"

Baik Solbin ataupun Taehyung hanya terdiam tak berkutik.

♣♣♣♣ KookJin ♣♣♣♣

Di dalam mobil milik Jungkook keduanya masih terdiam, memikirkan suatu hal yang baru saja terjadi diantara keduanya.

"Maafkan aku." Pada akhirnya Jungkook memulai percakapan dengan kalimat maafnya.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan, semuanya telah terjadi." Balas Seokjin, wajahnya masih ia hadapkan kearah yang berlawanan dengan Jungkook.

"Aku.. tidak bermaksud melakukan hal itu. Tapi, situasi yang mengharuskan aku melakukannya."

Seokjin mendesah pelan. "Itu karena karmamu yang melibatkanku."

"Seokjina, aku mohon jangan berbicara seperti itu, aku sungguh-"

"Jungkook-ah, lebih baik kau fokus pada jalan di depanmu. Aku tidak mau kalau sampai kita mengalami kecelakaan." Seokjin memotong ucapan Jungkook dengan ucapan kesalnya yang tentu saja di pahami oleh Jungkook.

"Hari ini kau tidak usah pulang ke rumah. Kau menginap di rumahku. Aku sudah memberitahukan tentang hal ini pada keluargamu."

Seokjin diam, tak berniat menimpali ucapan sahabatnya itu. Jungkook tahu Seokjin tengah kesal, dan itu karena dirinya.

Bagaimana kelanjutannya?  Let's see di part selanjutnya yah. Tapi sebelum itu minta review dan rate nya terlebih dahulu kalau mau update kilat juseyo ^^ *tebarkisskookjin :* :*

TBC

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

59.9K 7.3K 33
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
231K 21.1K 74
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan.
109K 9K 85
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
983K 79.7K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...