CIANDRA [✔️]

By andienkaef

329K 15.5K 762

RE-UPLOAD FULL VERSION Highest rank #68 in #teenfiction july, 2018 Cia Fiorenza adalah orang yang paling mem... More

Prolog
1- Antara beruntung dan sial
2- Perjanjian singkat
3- Tetangga?
4- Sesuatu
5- Sore itu di taman
7- Berubah jadi manis
8- Karena kejutan
9- Apa ini yang kamu mau?
CIANDRA ALL CAST
10- Teman macam apa?
11- Rutinitas Keterpurukan
12- Mengaku tanpa ada saksi
13- Mengharap Itu Mimpi
14- Mulai berjuang
15 - Adakah Arti Kecewa?
16- Patah Hati Terdahsyat Andra
17- Bangkit tapi Sakit
18- Masalah Dibalik Kebahagiaan
19- Orang yang Berbeda
20- Aku Selalu Ada
21- Kenapa Seterlambat Ini
22- Aku Butuh Dia
23- Terima Permintaan Putus
24- Hilangkan sakit ini
25- But you're here in my heart
26- Selamat ulang bulan!
27- Jadi, jangan mendekat!
28- Promposal?
29- Andra dan Lavina
30- Jangan Asal Menghindar!
31- Mengikuti Arus
32- Prom with Marco or Andra?
33- Apapun untuk kamu
34- Cinta itu...
35- Aku ga bisa...
36- Gak punya hak
37- Hilang.
38- Mau Pergi
39- Haruskah begini akhirnya?
40- It's Not Living If It's Not With You
Epilog
Europe and Smile (EXTRA PART MARCO)
Time Flies... (EXTRA PART CIANDRA)
new story
13 Days To Love Me

6- Lo kenapa sih?

8.2K 396 5
By andienkaef


"Ei."

Cia menoleh, dilihatnya wajah Andra tersenyum lebar. Cia tahu keinginan Andra datang kerumahnya malam ini, dan Cia tidak bisa menolak karna Mamanya.
Perkataan Mamanya terngiang di otak Cia.

'Mama kan temenan sama Mamanya si Andra, kamu juga harus jadi temen dia dong.'

Cia hanya bisa mati kutu.

"Mau ngerjain dimana?" tanya cowok itu dengan mata penuh harap.

"Baseng."

Andra menyipitkan matanya, "Baseng itu apaan?" tanyanya.

Cia memutar bola matanya, "ck. Ga penting, udah keruang belajar aja," Andra nyengir kuda dan mengikuti Cia dari belakang.

Cia membuka pintu ruangan itu. Andra masuk duluan melihat-lihat. Senyum tipis terukir dibibirnya, melihat foto Cia ketika masih kecil. Sedangkan Cia, dia ke kamarnya mengambil buku fisikanya.

Andra menelusuri foto-foto itu,ketika melihat foto Cia yang masih kecil-mungkin TK-Cia berpegangan tangan dengan seorang anak kecil. Cewek itu. Andra mengenalnya, hatinya seketika memanas.

"Ki..?" lirihnya, dia temen Cia?

"Woi!"

Andra kaget, dilihatnya Cia sudah duduk di dekat jendela.

"Ngapain lu? sini !" ajaknya.

Andra mengikuti Cia.

Cia memperhatikan Andra, "gue cantik ya waktu kecil?" pertanyaan Cia barusan membuat Andra tertawa lepas.

"Kenapa lo ketawa?" Cia mengernyit.

Andra menggeleng, "nggak. Muka lo pas kecil kayak labu. Bulet banget," Andra mencubit pipi Cia geram.

Cia sontak melepasnya, "eh, apa sih cubit-cubit. Kalo mau baperin gue, gak mempan" Cia memukul dahi Andra dengan keras.

Andra meringis, "uuuh."

"Lebay lo! kek banci tahu gak!"

"Eh gue bukan banci ya."

Cia tertawa jahil, "lo takut gelap."

Andra diam, lalu tersenyum, "cieee, inget ya lo? tandanya lo mulai perhatian sama gue." tawanya.

"Najis."

Andra tertawa lepas. Sedangkan Cia dia mulai mengerjakan soal latihan olim.

"Gue bener kan, kita bakal ngerjain soal bareng," Andra memancing Cia agar mengobrol dengannya lagi.

"Diam lo. Gue lagi fokus," jawabnya cuek tanpa melihat Andra. Andra cemberut dan mengikuti Cia mengerjakan soal.

Setelah satu jam berlajar, Andra merasa lapar.

"Ci.. Lap—" ucapannya terpotong karena tiba-tiba saja lampu padam.

Cia diam. Andra panik.

Andra meraba-raba meja untuk menemukan ponselnya, begitu dia ingat ponselnya tertinggal, dia semakin panik.

"Ci.. Ci.. Lo kok ga ada suara?" suara Andra terdengar panik dengan nafas tersenggal.

Cia menahan tertawanya.

"Ci.. Ci lo dimana!?" Andra melangkah kedepan kearah Cia.

Cia tertawa lepas, "kek banci l—" Cia terdiam ketika merasakan tubuhnya dipeluk oleh Andra.

Nafasnya tersenggal-senggal, "An—Andra," panggil Cia.

Andra tidak menjawab. Cia mulai ketakutan dan mengeluarkan ponselnya yang berada didalam saku celananya. Lalu dia menyalakan Flashlight dan mengarahkannya kepada Andra.

Andra melepas pelukannya. Seketika dia tenang melihat cahaya dari ponsel Cia.

Cia melihat Andra yang wajahnya penuh keringat, "maaf Ndra, gue ga bermak—" lagi-lagi ucapannya terpotong karna Andra secara tiba-tiba memeluknya lagi.

Kali ini lebih erat.

Cia terdiam, jantungnya berdetak kencang. Begitupun dengan Andra, Cia bisa merasakan jantung Andra berdebar tidak normal.

Dalam kesunyian antara keduanya, Andra berbisik, "gue takut Ci.."

Cia tidak tahu harus berbuat apa,dia hanya bisa diam. Setelah beberapa detik,Andra melepas pelukannya.

Lampu hidup,dan Akbar muncul.

"Woi sorry,listriknya turun!" Akbar bingung melihat Cia dan Andra seperti habis bertemu setan. Akbar tertawa melihat wajah Andra yang berkeringat.

Akbar menoleh ke Cia. "Temen lo ngapa Ci? Nahan panggilan alam ya?" Andra tersenyum malu.

Cia mengernyit. "Apa sih bang?pergi lo" Akbar melangkah sambil tertawa lepas.

Cia menoleh ke Andra yang tiba-tiba saja membuang mukanya. Keduanya diam teringat kejadian tadi.

"Ci..." Andra bersuara. "So-" ucapannya terpotong oleh Cia.

"Gapapa Ndra,gausah lo bahas. Udah malem,lo pulang aja" Cia tersenyum singkat dan melangkah keluar ruangan.

Sebelum Cia benar-benar pergi,Andra melanjutkan. "Makasih Ci" Cia berhenti dan diam ditempatnya.

"Makasih karna lo ada disaat gue ketakutan" lanjut Andra.

'Lo baperin gue kan Ndra?tapi kenapa gue ngerasa sebaliknya?' benak Cia. Lalu dia kembali melangkah keluar ruangan.

Andra tersenyum.

-

Andra sangat gembira pagi ini,hampir seluruh cewek yang dia temui di kantin disapanya. Sudah empat hari kejadian malam itu berlalu,sejak itu Andra dan Cia sangat jarang bertemu.

Beda cewek tapi sama reaksi. Semuanya suka disapa most wanted disekolah yang belum digossipin sama siapapun belakangan ini.

Tapi yang ini paling beda. Dari ratusan cewek yang gebet Andra,cuma cewek ini yang benci dia,siapa lagi kalau bukan Cia. Cewek terumit yang pernah Andra temui,cewek yang penuh kejutan.

"Pagi Ciaaa.." sapanya.

Cia menoleh datar. 'Pasti dicuekin' benak Andra.

"Oh hai Ndra" Andra terjungkal. Dia menabrak orang yang sedang berjalan dibelakangnya.

'Ga salah dia nyapa gue juga?'

Cia menyipitkan matanya melihat Andra. "Kenapa?" tanyanya.

Andra tersenyum manis. "Gue suka deh kalo liat lo senyum gitu"

Cia hanya tertawa singkat,lalu berjalan meninggalkan Andra.

"Woi!"

Andra tertegun. "Kalo ga pake ngagetin berapa mbak?"

Lia tertawa mendengar pertanyaan Andra.

"Lo mau tau nggak kenapa Cia gitu?" tanyanya.

Andra menggeleng.

"Dia ultah tanggal 17 nanti yang ke-17 tahun" Lia berfikir. "Hmm.. Kira-kira lo diundang ga ya?"

"Ha! Pastilah orang gue tetangganya" jawab Andra pede abis.

"Yakin lo?" tanya Lia kembali.

Andra mengangguk pelan. "Yakin dong"

"Ye... Pede banget,dah ah mau nyusul Cia"

-

Marco terdiam dikamarnya,memandangi foto anak kecil yang sedang tersenyum melihat kamera. Foto Laura dan dirinya.

Marco ingat semuanya,semua yang terjadi antara dia,Laura dan... Tyler. Dulu Laura selalu mengabaikannya,Laura selalu membodohinya,Laura selalu menjauhinya,alasannya karena Laura sering dibuat kesal olehnya. Tapi Tyler yang selalu berada dipihak Laura. Marco dulu sengaja mengganggu Laura untuk menunjukkan kalau dia suka Laura,tapi Marco salah,atau memang Laura yang salah mengerti.

Anggap saja,dulu Marco berpacaran dengan Laura karena Laura merasa kasihan,setelah satu bulan kemudian,Laura kembali bersama Tyler.

Ya,cinta memang rumit. Marco mengakui itu,tapi sekalinya cinta,Marco susah untuk berpaling,seperti dia dengan Cia.

Pertama kali Marco melihatnya,cewek itu sedang marah-marah entah kepada siapa. Cewek yang tidak terlalu populer namun tidak terlalu antisosial,cewek yang seimbang. Dari awal melihatnya saja,Marco menyukainya,apa lagi ketika Marco tahu bahwa Cia adalah adik sepupunya Akbar.

Tapi Cia penuh rahasia,Marco tahu itu. Cia orang galak yang menutupi rasa takutnya,Cia menjadi galak agar bisa tahu siapa yang benar-benar tulus kepadanya.

Tidak semua orang galak itu jahat.
Tidak semua orang galak itu keras hatinya.
Malah orang galak itu adalah orang yang lembut ketika bertemu orang yang tepat menurutnya.

Marco tersenyum mengingat dirinya bersama Cia. Dia tidak sabar untuk pulang 2 hari lagi,kepulangan itu sengaja dia percepat karena ingin memberi kejutan kepada Cia. Marco tahu dia akan berulang tahun 3 hari lagi,untuk itu Marco sudah menyiapkan segalanya,termasuk menyatakan perasaannya kepada Cia.

Marco menyandarkan punggungnya dikursi. Untung saja kakeknya perlahan pulih dan dia bisa diizinkan pulang duluan.

Laura meneteskan air matanya,dia melihat semua yang Marco lakukan ketika memandang foto mereka berdua. Mata Marco sudah tidak bersinar seperti dulu lagi,Marco memandang foto itu dengan rasa tidak perduli.

Laura perlahan menutup pintu kamar Marco. " i know,everything has changed"

-

Andra mempercepat laju motornya melewati koridor.

"Oi. Pulang sama siapa lo?" Andra memasang senyumnya.

Cia menoleh cepat. "Naik taxi" jawabnya singkat.

"Mobil lo mana?" tanyanya lagi.

"Dipake bang Akbar,dia futsal" Cia menatap Andra. "Kenapa?" dia bertanya.

Andra nyengir. "Pulang bareng gue yuk?" Cia kaget dan kelihatan berfikir. Andra menarik tangannya.

"Udaaah gausah kebanyakan mikir,jadi bego lo nanti" ucapnya seraya memakaikan Cia helm.

"Ndra lo apaan s-" baru saja Cia ingin protes tetapi Andra menyentuh jari telunjuknya kebibir Cia.

"Shut! Ngoceh mulu mulut lo,cepet naik" akhirnya Cia menuruti permintaan Andra dan naik keatas motornya.

Andra menjalankan motornya dengan lamban. Andra tersenyum puas diatas motor.

"Ndra.. Cepetan bawa motornya,dari tadi lo diklaksonin tauga" Cia yang dibelakang berbicara dengan nada pelan.

Andra diam saja dan tiba-tiba. "Pegangan Ci" sontak Cia berpegangan dipinggang Andra. Andra langsung melajukan kecepatan motornya.

"Woi Ndra! Ngebut banget sih" Andra lagi-lagi tersenyum dan tiba-tiba saja berhenti mendadak karena lampu merah.

Cia mencubit pinggang Andra. "Lo tuh ya,dimana aja gila!" Andra hanya tertawa singkat dan menarik tangan kanan Cia,lalu menggenggamnya.

Cia tertegun. Andra menguatkan genggamannya. Pandangan Cia tidak bisa terlepas dari genggaman tangan Andra.

"Ndra lo tuh ngapain sih?" pertanyaan Cia barusan tidak sempat Andra jawab karena lampu sudah berwarna hijau.

Setelah beberapa menit,mereka sudah sampai dirumah Cia. Cia langsung turun dan memberikan helmnya kepada Andra.

"Gausah,helmnya buat lo"

Cia mengernyit. "Buat gue?" tanyanya.

Andra mengangguk. "Ho-oh"

"Apa sih lo,gaje deh" Cia masih mengernyit.

Andra tersenyum. "Udaah gausah banyak tanya. Simpen dulu aja,lo bakal tau alasannya nanti"

Cia diam dan menatap Andra. "Lo kenapa sih?" dia menyelidiki wajah Andra. "Aneh tau ga. Senyum terus kaya orang gila"

Andra tertawa. "Dari pada lo,marah mulu kaya orang ga pernah bahagia"

Boom. Cia terdiam.

Andra nyengir kuda. "Sebelum lo semprot gue,gue balik ya byeeee" Andra tertawa singkat seraya melajukan motornya.

"Aneh lo" Cia merutuki Andra,tapi ada senyum tipis terukir dibibirnya.

_______________________________
Tbc.💘

Continue Reading

You'll Also Like

11.7K 262 27
Suka suka lu mau baca apa kagak gue ga peduli.
6.4K 605 42
Perkenalkan, dia Fahira Analea. Adik kelas yang menyukai seorang kapten basket di sekolahnya. Si warga Edelweiss jelata yang berani menjatuhkan hati...
6.7M 409K 80
by. Saltedcakes_ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! [Maapkan jika masih banyak salah penulisan, masih proses belajar nulis] - Di wattpad gak ku revisi. ...
847 373 43
TAMAT - PART MASIH LENGKAP. ✅ 'Playboy jahil itu siap mengubah suasana kelas seperti neraka!' Tragedi 30 September menciptakan trauma bagi keluarga k...