The Reason ✔ [ complete ]

By giasirayuki

11.2K 1.5K 194

Jung Yunho. Aku bersumpah akan mengalahkanmu! This is the story by Vea Kim. I just republish and hope you'll... More

The Reason 01
The Reason 02
The Reason 03

The Reason 04 (END)

3K 392 62
By giasirayuki

KimYoonHye Vea

YUNJAE

Karena ini adalah dunia mereka. Yang lain cuma numpang!!

***

And the reason is you…’

.

.

                 Mata doe itu mulai mengerjap pelan. Ia menggerakkan badannya pelan sambil meringis karena merasakan seluruh tubuhnya terasa sakit. Sebelah tangannya mengucek matanya yang masih berat untuk terbuka. Sejenak, ia tidak berfikir. Baru setelah semua kesadarannya kembali, namja itu tersentak dan langsung terbangun. Ia beranjak dari sofa yang dipakainya untuk tempat tidur saat menyadari sosok Jung Yunho menghilang. Namja bermata musang itu tidak ada di tempat tidurnya.
 
“Jung Yunho??” teriaknya sambil berjalan ke kamar mandi, “apa kau di dalam?” tanyanya setelah berada di depan pintu bercat putih itu.

Hening…

Jaejoong membuka pelan pintu itu dan tidak melihat Yunho di dalam. Mata doe itu menatap sekeliling isi apartement dan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Yunho. Tiba-tiba saja namja itu teringat sesuatu. Cepat-cepat ia merogoh ponselnya lalu menghubungi seseorang.

“Oh, Yoochun ah…” sapanya begitu telepon tersambung, “apa kau sekarang berada di kampus? … apakah Jung Yunho ada di sana? … Benarkah? Aku akan ke sana sebentar lagi!”

Jaejoong memutuskan telepon lalu menyambar tasnya di atas meja dengan cepat. Namja itu segera meninggalkan apartement Yunho.

.

.

                 Jung yunho sedang berkosentrasi dengan buku musiknya saat seseorang tiba-tiba saja duduk di depannya. Meskipun begitu, ia tidak berniat untuk mengalihkan pandangannya atau mencoba mencari tau siapa yang ada di hadapannya saat ini.

“Kau sudah dua jam lebih duduk di cafeteria ini dan hanya memesan secangkir kopi,” komentar Park Yoochun santai, “apa kau baru saja berkelahi? Kau tampak babak belur. “

Yunho hanya diam saja, ia tidak menjawab komentar Yoochun. Masih ada satu ujian lagi yang harus di ikutinya jadi ia harus fokus pada belajarnya.

“Apa kau berkelahi dengan Jaejoong? Setengah jam yang lalu dia menghubungiku, menanyakan keberadaanmu.”

Mendengar nama itu, Yunho menghentikan kegiatannya. Ia mengangkat wajah menatap Yoochun. Belum sempat ia membuka mulut, seseorang berteriak padanya.

“YAA!!”

Jung Yunho terkejut saat melihat Jaejoong sedang berjalan menuju ke arahnya. Namja itu terlihat tidak bersahabat. Wajahnya terlihat mengerikan.

“Beraninya kau pergi tanpa memberitahuku!” desis Jaejoong sambil menatap Yunho garang. Namja itu berkecak pinggang tepat di hadapan Yunho yang sekarang menatapnya tidak mengerti.

Semua mata kini memperhatikan mereka berdua. Bagaimanapun kasus pasangan Yunjae itu masih menjadi topic panas di kampus. Fakta bahwa Jung Yunho adalah seorang gay tidak bisa dilupakan begitu saja. Seolah mengabaikan mata-mata yang menatapnya, Jaejoong membuka tasnya lalu mengeluarkan kantong plastik hitam. Ia menyingkirkan buku music Yunho lalu meletakkan kantong plastik itu di sana. Tangannya mengambil sesuatu dari dalam kantong plastic itu lalu mengulurkannya ke Yunho.

“Minum obatmu!” perintahnya, “Palli!!” pintanya tidak sabar saat Yunho hanya menatapnya tanpa melakukan apapun, “Aiish… Jjinjja!!” namja itu menyobek bungkus obat lalu memegang rahang Yunho, memaksanya untuk membuka mulut lalu memasukkan pil itu ke dalamnya. Ia menyambar botol air mineral milik Yoochun di atas meja kemudian menyodorkannya pada Yunho, “Minum!”

Masih menatap Jaejoong, Yunho menerima botol air itu dengan ragu. Namja itu menuruti permintaan Jaejoong untuk minum obat sebelum namja imut itu mengamuk. Bibir chery itu tersenyum begitu pil sudah ditelan oleh Yunho. Ia menarik salah satu kursi cafeteria lalu duduk di sana. Dikeluarkannya plester dari dalam kantong plastic hitam tadi.

“Aku baru tau kau itu sangat keras kepala!” omel Jaejoong sambil menarik wajah Yunho untuk menempelkan plester itu pada luka Yunho, “dan aku baru tau kalau kau itu sebenarnya bodoh! Kau hanya berusaha terlalu keras. Dan usahamu itu bisa membunuhku! Mwo? Jangan menatapku seperti itu! jika sesuatu terjadi padamu, Kisa-chan akan membunuhku. Kau tidak tau betapa mengerikannya gadis itu. Aku heran kenapa dia sangat menyukaimu dibanding oppanya yang tampan ini.”

Yunho tidak dapat menahan senyumnya. Bibir itu melengkung sempurna. Membuat mata doe Jaejoong melotot padanya, “YAA! Jangan gerakkan bibirmu, aku tidak bisa menempelnya!” gerutu namja itu sambil menempelkan plester pada sudut bibir Yunho.

Yunho melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sontak namja itu langsung berdiri hingga kursi yang didudukinya berderit keras. “Aku harus pergi!” ucapnya sambil menyambar buku musiknya yang tadi disingkirkan Jaejoong.

“Yaa, odiga? Aku belum selesai!!” teriak Jaejoong saat Yunho berlalu begitu saja.

“Apa terjadi sesuatu? Hubungan kalian jauh lebih baik!”

Jaejoong mengerjap pelan lalu menoleh pada laki-laki di sebelahnya, “Sejak kapan kau di situ Yoochun ah?” tanyanya polos.

“Sejak Raja Joseon lahir!” saut Yoochun datar dengan tatapan ingin melempar namja imut itu ke tengah laut.

 
.

The Reason

KimYoonHye Vea

YUNJAE

.


              Jung Yunho terdiam sambil menatap kartu ATM yang ada di tangannya itu. Appanya tidak main-main. Ia memblokir semua kartu Yunho. Seperti yang diperkirakannya selama ini, akan tiba saatnya dimana Yunho harus berdiri sendiri. Saat dimana Yunho jatuh cinta pada namja doe itu, saat itu juga Yunho sudah mempersiapkan semuanya. Uang jajan yang diterimanya, selalu disisihkannya ke dalam rekeningnya sendiri. Dan sepertinya sekarang ia harus mencari pekerjaan tambahan.

Namja itu membuang semua kartu yang diberikan appanya ke dalam tong sampah. Hari masih sore dan ujian ulang Yunho sudah selesai semua. Namja itu cepat-cepat meninggalkan kampus untuk mulai mencari pekerjaan. Ia tidak boleh menundanya lagi.

Yunho baru tiba di apartementnya saat hari sudah malam. Ia beruntung bisa memperoleh pekerjaan menjadi kasir di sebuah mini market milik seorang ajhuma tua di dekat gedung universitasnya. Namja itu menghentikan langkah kakinya saat melihat seseorang tengah berjongkok di depan pintu apartementnya.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Yunho.

Namja itu mengangkat wajah lalu berdiri, “Kenapa lama sekali? Darimana saja kau?” tanyanya sambil menggosok-gosok tangan karena kedinginan.

“Kenapa kau ada di sini?” tanya Yunho lagi sambil membuka pintu apartementnya.

“Eng… i-itu… Apa lukamu sudah sembuh?”

“Aku baik-baik saja. Pulanglah, Jae!” ucapnya sebelum masuk ke dalam.

“Yu-Yunho!” panggil Jaejoong gugup, “aku lupa memberitahumu, Kisa-chan memintaku untuk menyuruhmu mengirim email kepadanya. Kalau kau tidak melakukannya, dia akan pulang ke Korea minggu depan.”

Yunho menatap namja di depannya itu sambil mengernyit pelan.

“Aku serius. Dia mengancamku untuk pulang kalau kau tidak mengirim email kepadanya.”

“Baiklah…” saut Yunho.

Changkaman!!” teriak Jaejoong saat Yunho akan menutup pintu.

Wae?”

“Apa kau sudah makan? Aku bisa memasak sesuatu untukmu.”

Yunho menghela nafas pelan, ditatapnya Jaejoong, “Aku sudah makan tadi. Berhentilah bersikap peduli kepadaku, Jae. Aku tidak ingin kau melihat disaat aku seperti ini. Kau hanya merasa kasihan kepadaku. Dan aku benci hal itu.”

Blam

Jaejoong tercenung di tempatnya. Matanya masih menatap pintu yang tertutup itu. Otaknya seperti berhenti berfungsi. Hingga akhirnya dia pergi meninggalkan apartement Yunho.

Aiish… Pabo!! Kenapa aku menjadi peduli pada namja sepertinya?” Jaejoong berdecak pelan sambil menyusuri jalan. Bibirnya terus menggerutu sejak tadi, “Jung Yunho brengsek! Sudah untung aku tidak mencabik-cabikmu karena photo itu! Haaarrgh… Neo jeongmal… Kasihan? Aku kasihan? Geure!! Aku memang kasihan padamu. Tampangmu itu sudah seperti anak anjing yang dibuang!”

KLANG

Jaejoong menendang kaleng di jalan dengan kuat. Tapi sedetik kemudian ia terdiam. Saat kepalanya menoleh ke samping. Ia merasa de javu. Ia kenal sosok itu. Sosok hitam besar dengan gigi taring yang dipenuhi air liur.

Ggrrr…. GUK

“EOMMAAAAAAA……..” teriak Jaejoong sambil berlari cepat.

GUK GUK GUUK…

Anjing hitam itu terus menyalak, membuat Jaejoong terus berlari tanpa berani menoleh ke belakang sedikitpun. Tidak melihat bahwa anjing itu masih mengenakan rantai pada lehernya.

 
.

The Reason

KimYoonHye Vea

YUNJAE

.


“Ada apa denganmu? Apa kau sakit?”

Jaejoong menggeleng pelan. Namja itu meletakkan kepalanya pada meja cafeteria tanpa semangat.

“Hari ini nilai ujian ulang keluar. Kau tidak ingin tau berapa point Yunho?”

Mendengar nama Yunho, Jaejoong langsung duduk tegak, “Kenapa aku harus tau pointnya?” semburnya, “memangnya siapa dia? Tidak ada hubungannya denganku!”

“Uups…” Yoochun meringis pelan, “sepertinya hubungan kalian kembali normal, sekedar informasi untukmu. Point Yunho lebih tinggi darimu dan Changmin.”

Jeongmal?”

Yoochun mengangguk pelan sambil mengunyah sandwich yang dipegangnya. Namja manis itu terdiam. Ia sudah mengalami ini, tapi kenapa rasanya berbeda? Dulu Jaejoong akan merasa tersaingi saat tau point Yunho lebih tinggi. Tapi sekarang… Entahlah, Jaejoong hanya merasa bersyukur namja itu tidak kehilangan beasiswanya.

“Yoochun ah, aku merasa aneh. Kenapa aku seperti ini?”

“Kau hanya perlu membuktikannya, Jae,” saut Yoochun santai.

“Membuktikan? Membuktikan apa?”

“Apakah kau masih straight atau gay.”

“YAA!!” teriak Jaejoong keras, membuat semua mata menatap mereka aneh, “Apa kau ingin mati?” desisnya garang.

“Terserah kau mau melakukannya atau tidak. Tapi kau tidak akan pernah menemukan jawabannya kalau kau tidak mencari tau.”

“Tapi… Akhir-akhir ini aku tidak melihat Jung Yunho.”

“Kau tidak tau? dia sedang bekerja di mini market ujung jalan kampus. Kemarin aku bertemu dengannya.”

Jaejoong terdiam.

‘Aku ingin menyelesaikan kuliahku dan menemukan pekerjaan yang cocok, untuk membuktikan bahwa aku pantas mengatakan cinta pada_’

Sraaak…

Namja itu berdiri tiba-tiba. Membuat Yoochun menatapnya heran.

“Anyeong Yoochun ah,” ucapnya lalu pergi begitu saja, tidak memberi Yoochun kesempatan untuk bertanya.

.

.

“Apa maumu?”

“Tuan besar menyuruh kami untuk menjemput anda.”

“Aku tidak ingin pergi.”

“Kalau begitu kami harus memaksa.”

“Jung Yunho!!”

Yunho sontak memutar kepalanya ke samping saat mendengar teriakan itu. Ia mendecak pelan saat melihat Jaejoong berlari menghampirinya.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Yunho begitu Jaejoong sampai di tempatnya.

“Siapa mereka?” Jaejoong balik bertanya.

“Pergilah!”

Shiero!”

“Jae, please…”

Jaejoong menggeleng pelan sambil melipat tangan di depan dada. Yunho mendesah pelan, ditatapnya anak buah appanya itu, “Baiklah, aku akan ikut dengan kalian.”

Eodiga?” tanya Jaejoong.

“Appa memintaku untuk makan malam dengan gadis yang dijodohkan denganku. Sebaiknya kau pulang!”

“Mwo??” mata doe itu melebar tidak percaya.

Yunho tidak mempedulikan Jaejoong. Namja itu langsung masuk ke dalam mobil, mengikuti beberapa orang asing itu. meninggalkan Jaejoong yang mengeluarkan sejuta sumpah serapah untuknya.

“DASAR BRENGSEK!!!” teriak Jaejoong. Namja itu cepat-cepat menghentikan taksi lalu masuk kedalamnya.

“Ajhusi, ikuti mobil di depan itu!” pintanya, “lihat saja, aku tidak akan melepaskanmu, Jung! Kau akan mati kalau ternyata hanya mempermainkanku! Mencintaiku huh? Lalu sekarang makan malam dengan gadis lain? Yang benar saja… akan kubuat kau menyesal!” gerutu Jaejoong tanpa henti.

.

The Reason

KimYoonHye Vea

YUNJAE

.

            Suasana restaurant itu terlihat elegan. Diiringi music klasik yang romantis. Di salah satu meja, Jung Yunho duduk. Berhadap-hadapan dengan seorang gadis manis berambut lurus panjang. Di sebelah mereka duduk orang tua masing-masing. Mereka menikmati makan malam itu dengan santai.

Dibelakang meja mereka, duduk seorang laki-laki yang sedang menikmati secangkir capuchino. Lebih tepatnya sedang mengamati Yunho. Jung Yunho bukannya tidak tau apa yang dilakukan Jaejoong. Namja itu hanya terlalu malas untuk melakukan sesuatu.

“Jadi Yunho ah, bagaimana menurutmu? Apa putri ajhusi cantik?” tanya Tuan Kim, teman appa Yunho.

Yunho tersenyum mendengarnya, “Ne ajhusi, putri anda cantik.”

“Jadi, apa kau setuju untuk menjadi bagian dari keluarga kami?”

“Putri anda cantik, juga sangat baik. Akan lebih baik kalau dia mendapatkan seseorang yang lebih dari saya. Karena sampai kapanpun saya tidak akan bisa membahagiakan putri anda.”

“JUNG YUNHO!!” teriak Appa Jung.

Jeoseonghamnida, tapi saya berbeda ajhusi. Saya terlanjur menyukai orang lain, dan dia namja.”

“Mwo?”

“Bagaimana bisa seperti ini?” gumam wanita bergaun merah, Nyonya Kim.

“Apa kalian sedang mempermainkan kami?” tanya Tuan Kim.

Aniyo… Bukan seperti itu. tolong dengarkan kami dulu…” pinta Eomma Jung.

“Sepertinya makan malam ini tidak bisa dilanjutkan. Ayo kita pergi!”

“Tunggu dulu… Tolong dengarkan kami…”

Appa Jung menggeram marah. Ia meraih segelas air di meja lalu menyiramkannya ke muka Yunho. Membuat Jaejoong yang melihatnya memekik pelan.

“Kau benar-benar tidak tau diri!” marah Appa Jung.

“Aku hanya setuju untuk makan malam, bukan untuk menikah.” jawab Yunho datar.

Neo jjinja__”

“HENTIKAN!!”

Tangan Appa Jung yang sudah akan mendarat di wajah Yunho itu tertahan. Yunho menatap terkejut apa yang baru saja dilakukan oleh Jaejoong.

“Bagaimana bisa kau memukul anakmu sendiri?” marah Jaejoong sambil menghempaskan lengan Appa Jung.

“Siapa kau berani-beraninya ikut campur?”

“Aku Kim Jaejoong! Wae? Tadinya aku ingin menghajar putramu itu, tapi ternyata kau membuatku kesal. Orang tua macam apa yang memperlakukan anaknya seperti seekor anjing, hah?”

“Mwo?”

“Meskipun kau orang tuanya tapi kau tidak berhak menyakitinya! Aku, meskipun aku hanya punya appa tiri, tapi dia tidak pernah melukaiku! Apa kau berniat membunuh anakmu sendiri? Ap_”

“Benar!” potong Appa Jung, “Aku benar-benar ingin membunuhnya!”

Tanpa diduga, Jaejoong menyambar sebuah pisau di meja lalu mengulurkannya pada Appa Jung, “Apa kau tau rasanya mati? Kau belum pernah mengalaminya bukan? Karena itu dengan mudahnya kau mengatakan hal itu! Apa kau ingin mencobanya? Aku bisa melakukannya untukmu. Bagaimana? Kau mau?” Jaejoong menunjuk-nunjuk Appa Jung dengan pisau di tangannya, membuat pria itu mundur menjauh.

“Ja-jangan mendekat!”

“Sekali-kali kau harus tau caranya memperlakukan anak. Ayo… kalau kau berani mati, aku akan membiarkanmu membunuhnya!”

“Aigo… aigoo… kepalaku…” Appa Jung tiba-tiba saja memegang kepalanya sambil kesakitan.

“Jangan pura-pura! Aku tau kau hanya berakting! Kau pikir aku tidak tau? Nenekku dulu sudah sering melakukan itu kalau keinginannya tidak dipenuhi. Kau pikir aku bodoh, hah? Kemarilah, akan kubantu menghilangkan rasa sakitnya!”

“Ja-jangan mendekat!!”

“Yeobo, a-ayo kita pergi!!”

Eomma Jung, menarik lengan suaminya untuk segera pergi meninggalkan tempat itu sebelum Jaejoong benar-benar memutilasi mereka. Saat keduanya sudah menghilang, Jaejoong melempar pisau itu ke atas meja lalu berbalik menatap Jung Yunho. Namja bermata musang itu hanya diam, kemudian ia pergi begitu saja meninggalkan Jaejoong.

Jaejoong menatap sekelilingnya, baru menyadari bahwa ulah mereka menjadi tontonan gratis orang-orang yang makan di situ. Tanpa berkata apapun, Jaejoong membungkukkan tubuhnya meminta maaf lalu berlari pergi untuk menyusul Jung Yunho.

“Yunho ah!!” teriaknya sambil menahan laki-laki itu.

“Apa yang kau lakukan?!” bentak Yunho sambil menghempaskan tangan Jaejoong kasar, “Kenapa kau ikut campur masalahku?”

Jaejoong terdiam. Tiba-tiba saja hatinya terasa sakit mendengar bentakan itu. Ia menatap Jung Yunho yang berlalu pergi dengan air mata menggenang.

“Yunho ah… Bukankah kau mencintaiku?”

Pertanyaan itu membuat Yunho menghentikan langkahnya.

“Aku hanya ingin tau apa yang terjadi pada diriku. Apa aku sudah mulai menyukaimu atau tidak ada perasaan apapun. Kau yang membuatku seperti ini.”

Yunho membalikkan badannya, menatap mata doe itu.

“Bisakah kau melakukan sesuatu untukku?” pinta Jaejoong.

“Katakan!”

“Cium aku sekarang!”

Mata musang itu tersentak kaget. Jaejoong melangkah hingga tepat berada di depan Yunho. Ditatapnya mata Yunho tanpa ragu.

“Aku ingin mencari tau jawaban dari pertanyaan hatiku. Cium aku, sekarang.”

Beberapa menit berlalu dan Yunho hanya diam di tempatnya. Ia hanya menatap Jaejoong, membuat namja manis itu gugup.

“Aku sangat menyedihkan bukan?” tanya Jaejoong, “bagaimana bisa aku meminta hal ini padamu? Lupakan saja! Aku pergi!”

SET

Cup…

Tepat saat Jaejoong akan berbalik, Yunho menahan bahu namja itu lalu semuanya terjadi begitu cepat. Jaejoong bahkan tidak bisa memproses berapa lama bibir hati itu sampai pada bibirnya. Yang dirasakannya saat ini hanya lumatan lembut dari Yunho. Rasanya manis dan bisa mengirimkan getaran hingga ke ujung-ujung syaraf.

Mata doe itu terpejam perlahan. Ia mulai membalas lumatan Yunho. Merasakan deru nafas namja itu, merasakan pelukan dipinggangnya yang semakin erat. Dan merasakan jantungnya berdegup begitu kencang. Hingga akhirnya, Yunho melepaskan ciuman itu. keduanya tersengal, namum mereka merasakan damai.

“Sekarang aku sudah mendapatkan jawabannya,” kata Jaejoong pelan, “Yunho ah… Apa kau tau? Bahkan rasa kasihan sekalipun adalah bagian dari cinta.”

Yunho tidak tau harus berkata apa. Benar-benar tidak tau. Ia hanya bisa memeluk Jaejoong erat. “Mianhae… Sekarang appa mengenalmu, aku hanya takut dia melakukan sesuatu yang buruk padamu.”

“Mulai sekarang, jangan menanggungnya seorang diri Yunho ah… Jangan mengabaikanku, jangan membentakku, jangan meninggalkanku.”

Araseo… Aku mencintaimu, Jae.”

“Aku tau…”

“Tapi… Darimana kau mendapatkan kata-kata itu?” tanya Yunho sambil melepaskan pelukannya.

“Kata-kata yang mana?”

“Bahkan rasa kasihan sekalipun adalah bagian dari cinta.”

“Kau tidak tau? Aku ini penggemar drama korea,” saut Jaejoong santai sambil berlalu.

“Mwo?” Yunho ternganga menatapnya. Aigo… Namja yang mengaku tampan itu benar-benar cute bukan? Dan Yunho tidak menyesal sudah mempertahankan perasaannya. Karena hanya namja itu alasan satu-satunya untuk tetap bernapas. The reason is Kim Jaejoong

Seorang namja jangkung di balik pohon itu tersenyum sambil menatap kameranya. Tidak sia-sia ia menuruti permintaan appanya untuk datang ke restaurant mereka. Ia menemukan sesuatu yang mengejutkan.

.

The Reason

KimYoonHye Vea

YUNJAE

.


To : Kisa

From : Changmin

Bagaimana kerjaku?

.

To : Changmin

From : Kisa

Itu foto terbagus yang pernah kau ambil. Seharusnya kau jadi fotografer saja. Kenapa kau mengambil jurusan music? Bagaimana dengan Conservation? Aku heran kenapa kau ingin sekali pergi ke sekolah kami, sementara niichan meninggalkan Conservation dengan mudahnya.

.

To : Kisa

From : Changmin

Kau masih belum mengerti? Sudah sepuluh tahun sejak pertemuan pertama kita saat aku melakukan pertukaran pelajar ke Paris. The reason is you

.

The Reason

KimYoonHye Vea

YUNJAE

FIN

Akhirnyaaa… *tebar lope* selesai juga tugas akhir saya. Di ff ini ada kalimat yang vea ambil dari dalam drama, ‘bahkan rasa kasihan sekalipun itu adalah bagian dari cinta’ ada yang tau itu dari drama apa?

Last, Terima kasih buat semua readers yang sudah membaca, terima kasih buat semua yang memberikan kritik dan saran, makasi buat ilmunya… Terima kasih sudah comment, ngasih semangat ke vea, meskipun kadang mod susah di tebak. Terima kasih buat yang sudah menunggu. Buat semuanya terima kasih. Sayonara ^^

Continue Reading

You'll Also Like

31.6K 3.8K 13
Demian yang saat itu merasa putus asa karena ditinggal pergi sang Istri serta Putranya yang meninggal dalam kecelakaan akhirnya mengakhiri hidupnya d...
891K 7.2K 25
one-shot gay ⚠️⚠️⚠️ peringatan mungkin ada banyak adegan 🔞 anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca
71.3K 6.2K 13
NOT BL ❗❗❗ bagaimana rasanya bertransmigrasi menjadi bayi yang baru lahir. "ANJIR MASA JADI BAYI LAGI... MANA BARU BROJOL HUWAAAA" 20 juni 2023
1.1M 27.9K 66
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...