[Sehun Fanfiction] Dear Husba...

By twelveblossom

246K 36.3K 1.4K

Jung Nara: Gadis berusia dua puluh dua tahun memiliki kelainan jantung bawaan yang hidup baik-baik saja setel... More

Prolog
The Day When I Meet You - 1
The Day When I Meet You - 2
The Day When I Meet You - 3
Taken By The Past - 1
Taken By The Past - 2
Taken By The Past - 3
Marriage Scenario - 2
Marriage Scenario - 3
Sometimes He's Angel - 1
Sometime He's Angel - 2
The Way I Love You - 1
The Way I Love You - 2
The Way I Love You - 3
I'm Okay Even It's Hurt - 1
I'm Okay Even It's Hurt - 2
I'm Okay Even It's Hurt - 3
If You Were Me - 1
If You Were Me - 2
When You and I Become Us - 1
When You and I Become Us - 2
When You And I Become Us - 3
Dealing With You - 1
Dealing With You - 2
Dealing With You - 3
My Eyes On You - 1
My Eyes On You - 2
My Eyes On You - 3
Love, Life, and Lies - 1
Love, Lies, and Life - 2
Hold Back The Tears - 1
Hold Back The Tears - 2
Hold Back The Tears - 3
Heart Of Darkness - 1
Heart of Darkness - 2
Heart of Darkness - 3
It's Too Late To Realize - 1
It's Too Late To Realize - 2
It's Too Late To Realize - 3
[Special Part] Everything For You
[Special Part] Jealousy You
The Last Wish - 1
The Last Wish - 2
The Last Wish - 3
[Special Part] The Half Of You
[Part Terakhir] Baby, Please Hold Me
Epilogue - 1
Epilogue - 2
Epilogue - 3
Epilogue - 4
[Album Foto] Diary Baby Hyunjoo

Marriage Scenario - 1

6.4K 1K 28
By twelveblossom


"The nightmares of you will come find me. Again today, because of your memories all night." ―Up All Night, Lee Hi feat Tablo

-oOo-

Cerita ini dimulai dengan kekacauan kecil yang disebakan oleh sepasang laki-laki dan perempuan yang enggan mengalah. Jung Nara, gadis muda yang egonya menjulang tinggi serta merasa disakiti. Sehun yang memiliki gengsi tak terkalahkan dan enggan merasa bersalah atas perbuatannya. Mereka berdua kini harus bertemu dalam suatu acara sakral yang disebut perjanjian pernikahan. Oh tidak, bukan mereka yang menikah, akan tetapi pernikahan Liv dan Chanyeol.

Mereka sama sekali tak saling menyapa, berdiri berdampingan, ataupun berfoto bersama. Celakanya, kedua orang tersebut adalah pendamping dari mempelai laki-laki serta perempuan. Liv bahkan sudah berulang kali membolakan mata pada mereka ketika Nara dan Sehun hanya saling melotot saat fotografer mengambil potret keluarga.

"Bisa tidak kalian bersikap lebih dewasa?" gumam Liv ketika Sehun berdiri di sampingnya.

"Aku baik-baik saja, mungkin adikmu yang terlalu melankolis," balas Sehun. Mereka sudah berdiri di depan para tamu untuk sesi pemotretan.

"Aku tidak ingin foto pernikahanku rusak gara-gara ekspresi kalian yang saling ingin memakan," Liv berkata dengan berbisik.

"Jangan khawatirkan mereka. Dekorasi dan ruangan ini terlalu indah untuk diabaikan," sahut Chanyeol yang ternyata ikut serta dalam perbincangan tersebut. Gedung yang mereka gunakan untuk resepsi merupakan salah satu bagian dari The Three Clouds milik Sehun. Serupa tempat-tempat yang berlabel The Three Clouds bangunan luas itu tak jauh dari kesan mewah dan elegan.

Liv mendesah kesal. Ia berusaha menarik ujung bibirnya membentuk senyum simpul.

"Kau juga sangat rupawan, Love," puji Chanyeol sebelum suasana hati Liv kelabu. Pujian Chanyeol memang tulus. Liv kini memakai gaun putih panjang, tiara menghiasi surainya, dan riasan menambah kecantikan yang memang sudah wanita itu dapatkan sejak lahir. Chanyeol pun tampak menawan hari ini, apalagi senyum lebar tak lepas dari rautnya yang tampan.

Pernikahan mereka sangat sempurna sebab para tamu datang untuk mengucapkan selamat serta memeriahkan suana. Akan tetapi, Jung Nara justru tak nyaman dengan keramaian. Gadis itu terus saja berusaha sembunyi atau setidaknya berharap dirinya dapat menghilang barang sebentar saja.

Pada pertengahan acara Nara kabur menuju taman belakang gedung. Kawasan itu memang tak luput dari pujian Nara. Sedari tadi si gadis mengaggumi setiap detail yang ada di sana. Bahkan air mancur Aphrodite berada di tengah taman yang sekelilingnya terdapat bunga lili kuning dan mawar merah. Nara duduk di kursi panjang kayu yang paling dekat dengan air mancur. Ia suka mendengar gemericik air yang di latar belakangi oleh langit sore.

Nara melepas high heels dua belas sentimeter bewarna biru muda yang tadi dikenakannya. Gadis itu merasa kakinya hampir saja lepas, jika ia tak melarikan diri. Nara membuka tas kecil yang sedari tadi dibawa kemana-mana. Tas itu berisikan ponsel dan cermin yang digunakan si gadis untuk memeriksa ulang riasan. Surainya yang diurai, diberi hiasan hairpin kristal dan kedua sisinya dibuat sulur-sulur yang menyatu di tengah. Seluruh tatanan yang dikenakan si gadis sangat sesuai dengan gaun satin biru laut yang dikenakannya. Gaun tersebut sangat sederhana. Pada bagian bahunya terbuka, ada tali tipis yang menjadi sandatan. Nara sempurna hari ini.

Seharusnya semuanya sempurna. Namun, ada satu hal yang menjadikan Nara berduka.

Ibunya tidak hadir, bahkan ketika Chanyeol menikah pun wanita itu tak ingin menampakkan diri. Hanya Tuan Park yang datang. Pria paruh baya tersebut menghibur Nara sepanjang acara, beliau tak henti-hentinya mengatakan apabila sang ibu belum siap dan suatu hari nanti mereka akan berkumpul kembali. Tuan Park juga menyatakan bahwa ibu Nara terlalu mencintai kediaman mereka yang ada di Tokyo. Akan tetapi, Nara sudah menunggu terlalu lama, hampir empat belas tahun berlalu sejak mereka berpisah. Nara merindukan sosok seorang ibu selama itu.

"Noona," suara bariton itu terdengar di telinga Nara bersamaan dengan tangan yang menepuk bahu si gadis.

Nara tesadar dari lamunan. Ia menengadah, menemukan sosok pria bersurai cokelat yang tengah tersenyum hingga sepasang netranya membentuk bulan sabit. "Oh my god, Kang Daniel," Nara segera berdiri. Ia langsung memeluk Daniel. "Pria kecilku, kau sudah sebesar ini. Tapi, senyummu tidak berubah," lanjut Nara sembari mengendurkan pelukannya.

"Aku bukan anak kecil lagi. Aku bahkan sudah mendapat pekerjaan," timpal pemuda tersebut. Ia memutar bola mata, ketika Nara memberikan tatapan tidak percaya. "Serius, seperti janjiku dulu. Aku akan buru-buru kembali ke Seoul setelah menyelesaikan semuanya dan menunjukkan padamu," lanjut Kang Daniel.

"Benar lima tahun tidak berjumpa denganmu. Wah, kau sudah bertambah tinggi," puji Nara. Ia sedikit berjinjit untuk membelai kepala Daniel serupa caranya mengelus anak anjingnya.

Daniel menghindar, "Aku bukan anak kecil lagi, Jung Nara," keluh Daniel.

Nara memukul pelan kepala pemuda yang mengenakan jas hitam dan dasi bewarna merah marun itu. "Kau harus tetap memanggilku 'noona'."

"Kita hanya selisih dua tahun," elak Daniel. Pemuda itu mengikut Nara yang kembali duduk. "Toh, usia hanyalah sebuah angka."

"Sifatmu sama sekali tidak berubah," ucap Nara setelah menghela napas panjang. Gadis itu memijat kaki yang kini mulai pegal.

"Pakai ini saja," ujar Daniel. Ia membuka tas kertas yang sedari tadi dibawanya, ada kotak sepatu di sana. Daniel mengangsurkan sepasang sepatu yang haknya tidak terlalu tinggi.

Nara menyipitkan mata melihat pemuda yang dulu sempat menjadi tetangganya. Daniel dulu sering sekali mengikutinya ke mana saja, sampai Nara lelah mengusirnya, kemudian malah menjadikan mereka tidak terpisahkan. "Kau membawa-bawa sepatu perempuan ke mana-mana, ya? Apa kau sekarang jadi playboy?"

Daniel menggeleng. "Aku tadi mengamatimu. Sebenarnya ingin segera menyapa, tapi kau tampak sangat sibuk. Lalu, aku melihatmu terhuyung-huyung karena sepatu itu jadi aku pergi ke toko sebelah untuk mencari sepatu yang pas," pemuda itu menjelaskan sembari membantu Nara mengenakan alas kaki yang dibawanya.

"Bagaimana kau tahu ukuran kakiku?"

"Hyung yang tahu," jawabnya.

Nara mengerucutkan bibir. "Ternyata Park Chanyeol perhatian juga―"

"―Bukan Chanyeol Hyung, tapi Sehun Hyung."

"Oh Sehun?" ulang Nara.

"Iya, Oh Sehun―sepupuku," balas Daniel, ia tertawa melihat ekspresi Nara yang begitu terkejut.

"Kau tidak pernah cerita, jika dirimu mempunyai sepupu―"

"―Noona tidak pernah tanya soal silsilah keluargaku," pangkas Daniel cuek. Ia melepas jas hitamnya, menyisakan kemeja putih yang membalut tubuh. Tanpa aba-aba Daniel meletakkan jas tersebut di bahu Nara. "Satu lagi, ia juga berpesan agar aku menjagamu tetap hangat. Kau tidak boleh demam lagi." Daniel menjungkitkan bibir, ia berdiri. "Sampai jumpa, Noona. Kita akan sering bertemu nantinya. Oh ya, kembalikan pakaian itu pada Hyung, aku meminjamnya tadi―belum sempat membongkar koper." Daniel pun menutup obrolannya dengan melenggang pergi begitu saja.

Sementara Nara, tertegun di sana sambil mengamati kakinya.

-

Ini kedua kalinya Nara berada di situasi seperti ini. Nara berada di kursi penumpang sementara Sehun mengendarai mobil dengan diam. Lagi-lagi keadaan tersebut disebabkan oleh pasangan yang kini tengah berbahagia―Chanyeol dan Liv. Mereka memaksa Sehun mengantar Nara pulang karena hari sudah sangat larut. Nara tentu saja menolak habis-habisan, bahkan ia sempat hampir menangis namun segera diurungkan mengingat usianya sudah dua puluh dua tahun.

"Ini jasmu," ujar Nara pada akhirnya. Ia menyerahkan jas hitam yang sudah dilipat rapi. "Daniel bilang kalau aku harus memberikannya padamu."

"Ambil saja―"

"―Aku perempuan, tidak butuh jas."

Sehun mencoba bersabar. "Begini, Nara. Bukankah kau perlu mencuci baju yang kau pinjam sebelum mengembalikan?"

"Oh ya, benar," Nara mengigit bibir. "Maaf," sambungnya.

"Bagaimana keadaanmu?' tanya Sehun membuat topik baru.

"Aku baik," jawab Nara.

Sehun menyengkram setir mobil. "Maaf soal yang aku ucapkan beberapa hari lalu," ucap Sehun melalui bibir tipisnya.

Nara tak langsung menjawab. Ia bahkan membuang muka ke arah jendela, pura-pura tidak mendengar apa yang pria itu bicarakan.

"Kau mungkin sudah mendengar banyak hal mengenai diriku dan Ahra. Mendiang ayahmu dan keluargaku memiliki perjanjian untuk menyatukan perusahaan. Sedari kecil aku hanya benar-benar mengenal dua orang, assisten pribadiku dan Jung Ahra. Kakak perempuanmu memiliki banyak peran dalam hidupku. Dia sahabat, saudara, dan kekasih. Kami akan menikah, tapi beberapa hari sebelumnya. Dia meminta ijin dariku untuk menjengukmu ke Tokyo. Sehari setelah keberangkatannya, mereka mengabarkan jika Ahra meninggal," Sehun menceritakan segala hal yang sedari tadi mengisi pikirannya.

"Aku tidak pernah tahu, apabila kau dan kakakku .... Aku terlalu kecil untuk memahami," Nara menimpali, suaranya agak serak.

"Ya, itu yang membuatku marah," balas Sehun.

Setelahnya, tak ada lagi perbincangan yang mereka angkat. Nara memilih diam. Sehun terlalu berkonsentrasi pada pikirannya sendiri.

Sehun menghentikan mobil tepat di depan kediaman Keluarga Park. Ia mengambil dokumen yang berada di dasbor mobil, kemudian menyerahkannya pada Nara. "Dokumen penawaran yang kau berikan waktu itu, aku sudah membacanya. Satu minggu lagi, temui aku di kantor utama. Aku tidak ingin kau mengerjakan semuanya sendiri, bawa timmu."

"Kau tahu Oh Sehun, dirimu membuatku bingung. Kadang kau sangat baik, tetapi terkadang kau membuatku kesal," komentar Nara. "Terima kasih soal sepatu, jas, dan sudah mengantarkanku pulang. Sampaikan salamku pada Daniel, sampai jumpa." Nara pergi masuk ke dalam rumah sebelum Sehun sempat memberikan respons atas ucapannya.

-

Continue Reading

You'll Also Like

498K 4.4K 5
(FOLLOW SEBELUM BACA) Mereka pernah sedekat nadi sebelum sejauh matahari dan bumi. Mereka pernah saling berbagi tawa, sebelum saling lempar tatapan...
14.3K 1.8K 103
Hanya teman atau lebih dari teman? #epistolary #beforeloveseries1 INDONESIA COLLEGE OF ARTS (ICA) Highest Rank: #476 Fiksiremaja Start : 1 Maret 2023...
43.4K 6.6K 50
[ π™²π™Ύπ™Όπ™Ώπ™»π™΄πšƒπ™΄ ] "ᴍʏ Κœα΄‡α΄€Κ€α΄› Ιͺꜱ ʙʀᴏᴋᴇɴ, ʏᴏᴜ Κœα΄ΚŸα΄… α΄›Κœα΄‡ ᴘΙͺα΄‡α΄„α΄‡κœ± Κ™α΄œα΄› ᴄᴀɴɴᴏᴛ ᴍᴇɴᴅ α΄›Κœα΄‡α΄" πŸ”Ž π˜‰π˜’π˜©π˜’π˜΄π˜’ π˜•π˜°π˜― π˜‰π˜’π˜¬π˜Ά #1 of 96line [11/05/20] #2 of won...
65.4K 10.5K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...