Damn Taehyung

Par Caveun

643K 76.9K 5.2K

Karena penipuan penjual apartemen, Cha Seul-Ji terpaksa tinggal dengan pria yang baru belakangan ini ia kenal... Plus

Prologue
Bagian 1 : Berbagi
Bagian 2 : Hug
Bagian 3 : First Kiss
Bagian 4 : Try
Bagian 5 : Lain Kali
Bagian 6 : Seul-Gi-Seul-Ji?
Bagian 7 : Drunk
Bagian 8 : Bipolar
Bagian 9 : Her
Bagian 10 : 불장난
Bagian 11 : Confuse
Bagian 12 : Possessive
Bagian 13 : Fly Down
Bagian 14 : Damn
Bagian 15 : FYI
Bagian 16 : Lost
Bagian 18 : To Stay
Bagian 19 : Like A Dream
Bagian 20 : Choice
Bagian 21 : Tell Me What Is Love
Bagian 22 : [Best] Friends.
Bagian 23 : Shine
Bagian 24 : Parents
Bagian 25 : Jeon Jung-Kook
Bagian 26 : Korean Drama Lesson
Bagian 27 : Lovelorn
Bagian 28 : Childish!
Bagian 29 : Accident
Bagian 30 : Perpisahan
Bagian 31 : Pelajaran Hidup
Bagian 32 : Inferiority Complex
Bagian 33 : The End
Epilog
Informasi [Damn Taehyung + Fuck Jimin]
Park Jimin [FAQ & Informasi PO]

Bagian 17 : When Love Start Be Hurt

15.5K 2.1K 42
Par Caveun

Seul-Ji menatap bukunya di atas meja dengan sedih. Efek yang Tae-Hyung berikan padanya sungguh besar, bahkan setelah seminggu Tae-Hyung pergi dari apartemen.

Kedua mata tajam gadis itu melirik kembali isi buku yang semalam gadis itu tulis. Oh, betapa menyedihkan dirinya saat ini.

Ketika aku kehilanganmu, aku baru menyadari bahwa aku membutuhkanmu.
Ketika kau pergi meninggalkanku, aku tidak dapat merekalakanmu.
Karena aku mencintaimu.

Seul-Ji mendengus sinis dalam hati, How dramtic?

Gadis itu memilih untuk menutup bukunya yang berisi banyak puisi tentang Tae-Hyung. Tae-Hyung benar-benar membuat Seul-Ji mendadak menjadi seorang penulis puisi sedih.


Kamu tidak akan mengerti. Semua puisi yang aku tulis, semua lagu yang aku dengar, dan semua yang ada di dalam pikiranku, semua itu menjadi tentangmu, entah sejak kapan.

Seul-Ji menghela napas dan berjalan menuju dapur. Mengambil sebuah mangkuk dan sendok, kemudian menuangkan susu serta sereal untuk sarapannya pagi ini.

Benar juga, sejak Tae-Hyung pergi dari apartemen, Seul-Ji terlalu malas untuk memasak makanan untuk dirinya sendiri. Padahal ada banyak bahan makanan di dalam kulkas.

Ah, benar. Gadis itu hanya sedang berusaha melupakan segala sesuatu yang mengingatkannya pada orang itu. Orang yang selalu ada di saat Seul-Ji sedang asik di dapur, atau orang yang selalu menjahilinya saat sedang di dapur.

Seul-Ji meringis sendiri, Sebelum Ayah dan Ibu pergi pun aku memang selalu menyesali apapun setelah aku kehilangan sesuatu itu.

Seraya memakan serealnya, Seul-Ji melirik jam yang menunjukan hampir pukul delapan. Gadis itu merain ponselnya di atas meja, mengetik sebuah pesan singkat kepada Da-Hyun, kemudian kembali menaruh ponselnya dan menghabiskan sisa sereal dengan cepat.


Ponsel Seul-Ji berbunyi satu kali, menandakan adanya pesan masuk. Setelah menaruh mangkuk dan sendoknya ke wastafel, Seul-Ji segera membuka pesan masuk yang berasal dari Da-Hyun.

Da-Hyun: Ya, datanglah cepat-cepat. Aku kesepian. Karena sejak Eonni cerita kalian berpisah, Oppa tidak mengunjungiku lagi selama seminggu ini ¤___¤ Bawakan aku kue red velvet, ya?

Seul-Ji berdecih pelan, kemudian tersenyum. Lagi-lagi kue red velvet. Da-Hyun benar-benar tidak mendukung Seul-Ji untuk move on dari Tae-Hyung.

Da-Hyun selalu aja menceritakan apapun mengenai Tae-Hyung walaupun hanya lewat ponsel. Walaupun sudah beberapa kali Seul-Ji mengingatkan, Da-Hyun tetaplah Da-Hyun yang memiliki kepala sekeras kepala Tae-Hyung, dan samz menyebalkannya seperti Tae-Hyung.

Namun, Seul-Ji menghela napas sekali lagi.

Ternyata hari ini masih tentangmu dan aku tidak mengelak walaupun ingin. Bahkan setelah ada goresan panjang luka di dadaku karenamu, aku tetap merindukan segala sesuatu tentangmu.

Setelah beberapa saat merenung, Seul-Ji berjalan ke kamar. Mengambil mantel dan dompetnya di kamar, kemudian Seul-Ji bergerak lagi untuk mengambil boots-nya di dalam rak.

Kamar ini tanpa Tae-Hyung menjadi sangat luas. Terlalu luas hingga membuatnya seolah hampa. Atau memang benar-benar hampa?

Seul-Ji mendelik, berusaha mengusir semua kenangan tentang Tae-Hyung sekali lagi. Kemudian, bergegas keluar dari apartemen.


Namun, di sepanjang koridor apartemen hingga berada di dalam lift. Semakin Seul-Ji mengelak segala sesuatu mengenai Tae-Hyung, Tae-Hyung justru semakin memenuhi kepalanya.

Karena ketika kau semakin ingin melupakan sesuatu, sesuatu itu semakin tidak akan hilang.


***

Seul-Ji duduk terdiam di sudut kamar inap Da-Hyun. Matanya beberapa kali bergerak pada Tae-Hyung yang kini terduduk di samping ranjang Da-Hyun.

"Oppa, aku ingin kopi panas," rengek Da-Hyun.

Tae-Hyung tersenyum. "Baiklah. Oppa keluar sebentar, ya?"

Sebelum Tae-Hyung beranjak dari tampatnya, Da-Hyun menarik tangan Tae-Hyung, membuat Tae-Hyung menoleh begitu saja.


"Apa? Kau mau kue kering juga?" tanya Tae-Hyung seraya mengingat kebiasaan adiknya itu, meminum kopi seraya mencelupkan kue kering ke dalam kopinya.

Da-Hyun menggeleng. "Boleh juga sih. Eh, tapi, Oppa tidak menanyakan apakah Seul-Ji Eonni mau kopi juga atau tidak?"

Tae-Hyung berkedip cepat, begitupula dengan Seul-Ji. Keduanya saling menatap untuk beberapa saat, namun Seul-Ji segera mengalihkan tatapannya dari mata Tae-Hyung.


"Dia pasti akan menolaknya," sela Tae-Hyung cepat.

"Tidak kok! Belikan aku amerikano dingin," ujar Seul-Ji cepat, memasang wajah angkuhnya.


Tae-Hyung mengangguk tanpa banyak berekspresi walaupun hatinya ingin berteriak sekencang mungkin. Bagaimana bisa gadis itu terlihat begitu lucu dengan wajahnya yang angkuh itu?

Tae-Hyung keluar dari kamar inap Da-Hyun. Berusaha mengontrol ekspresinya sebisa mungkin, walaupun senyuman sesekali terukir di wajahnya.

Ada sebuah rasa yang tidak terelakan, rindu. Namun, ada rasa sakit juga yang tidak dapat terelakan. Fakta bahwa dia baik-baik saja bahkan tanpa aku... bolehkah aku merasakan patah hati untuk itu?

Da-Hyun menghela napas. Menatap Seul-Ji yang sudah merenggut sendiri di sudut ruangan.

Seul-Ji memandang Da-Hyun. Membuat ekspresi aneh yang menunjukan kekesalannya saat ini.

"Kau lihat?! Kau pasti lihat kesombongan Oppa kesayanganmu itu, 'kan?! Woah, benar-benar meminta untuk dimusnahkan!" ujar Seul-Ji dengan wajah kesalnya.


Da-Hyun tersenyum jahil. "Jangankan Oppa memusnahkan, Oppa pergi dari apartemen saja Eonni sudah seperti orang kesetanan begitu."


Seul-Ji melotot. Namun, gadis itu jadi merengek tiba-tiba.


"Bagaimana ini? Kau bilang dia menyukaiku, tapi dia baik-baik saja hidup tanpa aku. Dia bahkan terlihat tidak pernah mengenalku. Apa dia sudah tidak menyukaiku lagi, ya? Ah, tidak boleh begitu!"

Da-Hyun menggelengkan kepalanya. "Salah sendiri. Jelas kalian saling mencintai, tapi malah saling mempertahankan ego masing-masing. Aku jadi ragu sekarang, kalian saling mencintai atau tidak sebenarnya?"

Seul-Ji merengek. "Jangan mengatakan hal seperti itu."

Da-Hyun mengangkat bahu. "Jika kau mencintainya, kau akan melepaskan semua egomu untuk membuatnya selalu ada di sampingmu. Bahkan mungkin kau benar-benar akan melakukan apapun yang dia katakan."

Seul-Ji merenggut. "Bukankah itu namanya pembodohan?"

Da-Hyun mengangguk cepat. "Cinta itu kan memang pembodohan."

Seul-Ji terdiam sejenak. Kemudian, gadis itu berbisik pelan, "Tapi, dia bahkan terlihat baik-baik saja setelah kami berpisah."

"Sejak awal kalian memang tidak saling mengerti satu sama lain. Kalian takut kehilangan satu sama lain. Kalian menyimpulkan sendiri satu sama lain. Hingga kalian kehilangan satu sama lain. Untuk menyesal pun, penyesalan tidak akan menyelesaikan masalah."

Seul-Ji menatap dalam Da-Hyun yang tersenyum manis dan balas menatapnya dalam.

"Kau tidak perlu kembali ke masa lalu untuk memperbaiki hidupmu. Kau hanya perlu memperbaiki masa depanmu untuk memperbaiki hidupmu."

Sekali lagi, Seul-Ji terdiam. Menunggu kelanjutan ucapan Da-Hyun.

"Ketika cinta mulai memberikan rasa sakit, kalian akan semakin kuat. Namun, jika kalian memutuskan untuk menyerah, kalian tidak akan mendapatkan apa-apa. Hidup ini penuh dengan perjuangan, bukan?"


To be continued...


Ready for double update?

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

588K 28.6K 12
[SUDAH TERBIT] Gimana sih rasanya jadi adik di kehidupan mereka?
937K 56.9K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
249K 27.5K 18
//completed// Choi Ara sangat membenci Kim Taehyung,pamannya itu. Paman?Ya,Kim Taehyung adalah adik kandung ibu Ara,yang baru menginjak usia 25 tahun...
She is "Jian" [END] Par Callmevy

Roman pour Adolescents

12.3K 2.4K 43
[IU x Boys] Jangan pernah menyerah Jian! Kau harus terus bertahan! Langsung baca aja !!!! Kuy❤️ #1 Leejieun (26/04/2021) #1 Viu (26/04/2021) •Origina...