New Step Sister

By rachelzef21

52K 4.4K 532

Kehidupan baruku bersama ke6 bersaudara itu, dan hanya ada venus yang menemaniku di kehidupan baruku itu. kur... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Curhatan Rarai-chan
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Rarai-chan kembali!!!!!
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Promo & Pilihan
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 37
Chapter 38

Chapter 36

744 79 4
By rachelzef21

       Setelah puas memeluk sasori, kini hinata tengah duduk di sofa sambil bersandar pada dada sasori. Sedangkan sasori sendiri memainkan helaian rambut hinata dengan salah satu tangannya.

"Merasa lebih baik?" tanya sasori, uang dijawab hinata dengan anggukkan

"Sasori-kun memang yang terbaik.." tambah hinata, yang dibalas sasori dengan kecupan hangat pada kepala hinata

"Kau masih belum ingin mengatakan masalahmu?" tanya sasori hati-hati

"Bukannya tidak ingin..  Hinata hanya tidak siap mengatakannya pada sasori-kun.." ucap hinata begitu lemah

"Berarti ini berhubungan dengan ku?" tanya sasori yang menangkap maksud tersembunyi hinata, hinata menggeleng pelan

"Lalu? Apa masalahnya denganku?" tanya sasori yang mulai bingung

"Ini tentang kita..."

ucap hinata lirih dengan mata yang mulai berkaca-kaca dan tubuh yang mulai bergetar menahan tangis. Sasori yang menyadarinya ingin menguraikan posisi mereka agar dapat melihat wajah hinata, namun hinata mengeratkan pelukannya pada pinggang sasori dan menyembunyikan wajahnya di dada sasori.

"Memang nya ada apa dengan kita...?" tanya sasori hati-hati sambil mengusap punggung hinata lembut































Flashback...

"Setelah paman pikir kan.. Paman mengambil keputusan ini..."

Hinata pun menyimak baik-baik apa yang akan pamannya katakan, sedangkan kizashi mengambil nafas sebelum mengatakan keputusannya

"Paman akan membebaskan mereka dari semua tuntutan paman..."

Seketika sebuah senyuman merekah di wajah hinata, namun senyum itu segera surut saat mendengar kelanjutan kalimat pamannya itu

"Dengan syarat..  "

"Degh.. Degh.. Degh.."

Jantung hinata berdebar kencang karena menunggu kelanjutan kalimat kizashi

"Salah satu dari mereka menikah denganmu.." lanjut kizashi yang membuat mata hinata membulat lebar dan mulut yang terbuka tak kalah lebar

"Menikah dengan hinata? Tapi untuk apa? " tanya hinata yang bingung dengan syarat aneh kizashi itu

"Hinata...  Walau kau bukan putri kandungku, tapi paman sudah menganggapmu putri kandung paman..  Dan paman sangat menyayangimu..    " kizashi mengambil jeda untuk bernafas

"...Itu sebabnya paman ingin masa depanmu terjamin, paman ingin memastikan dari sekarang kau memiliki seseorang yang bisa melindungimu dan membahagiakanmu...   Dan paman rasa dengan mengambil salah satu putra keluarga uchiha menjadi suamimu itu sudah cukup untuk menutupi luka dihati paman ini..  " lanjut kizashi yang membuat hinata kehilangan kata-kata

"...kau adalah putri keluarga hyuuga, kau penerus keluarga ini..  Kau sangat berharga hinata, dan paman ingin benar-benar bisa melakukan sesuatu untukmu..  "

"Tapi paman.. Tak adakah cara lain?" tanya hinata dengan raut wajah yang sudah tidak bisa digambarkan lagi

"Tidak, hanya ini pilihan yang bisa paman berikan.." ucap kizashi mutlak

"Tapi paman,.. Hinata sudah memiliki tun-"

"Dan untungnya kau belum memiliki kekashi, jika tidak.. Paman sama sekali takkan memberi pilihan lain.." lanjut kizashi yang memotong kalimat hinata tadi

'Tapi hinata sudah memiliki tunangan...  Dan hinata sangat menyayanginya..    Lalu hinata harus bagaimana??' batin hinata

"Tap-tapi, paman! melihat kondisi sekarang.. Bisa saja mereka sudah berubah membenci hinata, dan bisa saja pernikahan hinata nanti takkan berjalan baik..." hinata mencoba mencari celah

"Sepertinya pria yang tadi mengusirmu dari kediaman uchiha terlihat tak buruk juga.." ucap kizashi setelah menimbang-nimbang

"Pria yang mengusir hinata?..... Maksud paman adalah sasuke?! Bagaimana bisa paman memikirkannya?" tanya hinata yang kaget

"Oh, namanya uchiha sasuke?...  Ya, dia terlihat cukup baik.." kizashi

"Tapi paman.. Jelas-jelas sasuke-kun mengusir hinata, itu menunjukan bahwa ia membenci hinata.." ucap hinata yang berusaha menggoyahkan keputusan kizashi

"Tapi bukan seperti itu yang paman lihat.." ucap kizashi begitu yakin dan membuat hinata bingung

"Maksud paman apa?" tanya hinata bingung

"Saat didalam mansion uchiha kau mendapat hinaan kan? Setelah itu si sasuke itu memintamu pergi?" tebak kizashi yang mendapat anggukan dari hinata

"Itu menunjukan bahwa sasuke tak ingin kau terus terluka karena hinaan itu, makannya ia memintamu pergi..  " jelas kizashi yang tak bisa hinata terima

"Tapi paman..  Itukan baru tebakkan paman saja, siapa tau sasuke-kun memang membenci hinata sehingga ia mengusir hinata" bantah hinata

"Hinata.. Paman bisa membaca tatapan matanya padamu saat ia mengusirmu, dan paman tau apa makna tatapan itu.." jelas kizashi

"Tapi paman.." hinata masih ingin membantah kizashi

"Hinata, kalau kau bingung siapa yang harus kau pilih.. Maka paman lebih menyarankan kau memilih si sasuke itu, tapi jika kau tak ingin memilih siapa pun.. Maka kesepakatan paman dan fugaku akan tetap berjalan.. " begitulah keputusan kizashi yang membuat hinata tak bisa berkata-kata

"Paman harus kembali ke kantor, apa tak apa jika paman tinggalkan kau?"tanya kizashi

" tak apa paman bisa pergi.." balas hinata

"Pikirkan baik-baik hinata... Semuanya paman kembalikan padamu.."

setelah mengatakannya kizashi pamit dan melangkah pergi, sontak saja hinata bangkit berdiri dan berlari pergi. Saat ini hinata hanya memiliki satu tujuan yaitu..  

'Sasori-kun... "
























Normal poff..

         Setelah hinata menceritakan semuanya, kini keduanya terdiam dan sama-sama berfikir keras. Dan tak lama setelahnya, sebuah senyum tipis terukir diwajah sasori. Lalu ia kembali mengusap punggung hinata pelan dan berusaha membuatnya merasa lebih baik.

"Lalu apa keputusanmu?" tanya sasori

"Hinata tak bisa memikirkan apapun..  Hinata tak bisa memutuskan apapun..  Hinata bingung.. " hinata masih terisak dalam pelukan itu

"Hinata tenanglah..  Kalau tidak tenang kau tak bisa memikirkan apapun..  Tenanglah.." ucap sasori dengan lembut

"Bagaimana bisa tenang?!! Hiks.. Hiks.. Hiks.. Hiks.. Hiks..  " bukannya tenang hinata malah menangis semakin keras

"Hinata..  Sayang, tenang lah.. Tenanglah sayang.." ucap sasori berusaha menenangkan, namun hinata malah menggelengkan kepalanya dengan kuat dan masih menangis

"Hinat-"

"Sasori-kun! Bagaimana bisa tenang?! Hiks.. Hiks.. Ini tentang kita.. Hiks.. Hiks.. Tentang kita, dan sasori-kun.. Hiks.. " hinata masih menangis dan meracau tak jelas, dan sasori hanya bisa menghela nafas berat

"Hiks.. Hinata tak masalah jika harus kembali kehilangan keluarga hinata.. Hiks.. Tapi hinata tak bisa kehilangan sasori-kun.. Hiks.."

ucap hinata ditengah tangisnya, dan itu membuat sasori terkejut dan sekaligus merasa bahagia. Tapi ia tau ini bukan waktu yang tepat untuk hal seperti itu

"Hinata.. Tenangkan dirimu, kau tak kan bisa berfikir jernih jika seperti imi terus..." ucap sasori yang berusaha menenangkan, namun tak mendapatkan respon

"Hinata.. Kau ingin masalah ini segera selesai kan?" tanya sasori yang dibalas anggukan oleh hinata

"Dan kau ingin yang terbaik untuk kita semua kan?" tanya sasori lagi, dan hinata kembali mengangguk

"Kalau begitu tenanglah..  Baru kita akan memikirkanya bersama" jelas sasori, dan kini hinata mengangguk pelan

"Aku sangat menyayangimu.." ungkap sasori tulus

"Hiks.. Hinata juga menyayangi sasori-kun.." balas hinata yang masih sedikit terisak

Sasori menyamankan posisi hinata lalu menepuk-nepuk punggungnya pelan. Ia ingin membuat hinata merasa senyaman mungkin, dan ia berhasil. Sedikit demi sedikit hinata mulai tenang.

"Sudah siap untuk membahas masalah ini?" tanya sasori memastikan, dan hinata mengangguk

"Menurut sasori-kun apa yang harus hinata lakukan?"

tanya hinata sambil menguraikan pelukan mereka. Mereka masih duduk disofa yang sama, namun ada sedikit jarak diantara mereka. Hinata menatap sasori, dan sasori pun balas menatap hinata

"Kalau menurutmu?" tanya sasori balik

"Kenapa sasori-kun balik bertanya pada hinata? Kan hinata yang butuh jawaban dari sasori-kun.." kata hinata yang merasa sedikit kesal dengan sasori, dan sasori hanya membalasnya dengan sebuah senyuman

"Hinata, kau itu selalu bisa menemukan solusi dari masalahmu sendiri..    Dan solusimu itu selalu tepat, hanya saja kau butuh sosok lain untuk meyakinkan mu.." sasori

"Mana mungkin seperti itu? Sekarang saja hinata tak tau harus bagaimana...     Lalu bagaimana hinata bisa menemukan sendiri solusinya?" tanya hinata bingung

"..." sasori hanya memandang hinata dan diam, namun tetap tersenyum

"Sasori-kun.. Cobalah beri hinata saran.. Cobalah bantu hinata memilih.." pinta hinata

"Kau ingin tau seperti apa yang akan ku pilih?" tanya sasori, dan hinata mengangguk semangat

"Pilihan ku sederhana...  Aku akan lebih memilih agar kau meninggalkan keluargamu itu, dan kita akan hidup sebagaimana kita dulu..  Hanya ada 'kita'..  " jawab sasori santai

"Tapi tak bisa seperti itu.. Jika seperti itu, masalah klan hyuuga dan klan uchiha tak kan selesai..  Malah bisa jadi semakin besar.." ungkap hinata setelah berfikir

"Memang apa berartinya mereka?" tanya sasori lagi

"Tentu sangat berarti! Karena mereka semua melimpahkan kasih sayang yang begitu besar pada hinata..  Mereka sangat menyayangi hinata, dan mereka pun menganggap hinata sangatlah berharga..    Dan mereka jugalah yang membuat hinata merasakan kehangatan keluarga.." ungkap hinata

"Lalu bagaimana? Kau akan mengorbankan dirimu 'lagi' untuk mereka?" tanya sasori yang langsung mendapat tatapan sendu dari hinata

"Apa hanya itu pilihannya?" tanya hinata yang mulai merasa goyah

"Kau pikir begitu?" tanya sasori balik, dan hinata kembali berfikir

"Hinata.. Hal yang membuatku merasa sangat kagum padamu adalah kemampuanmu untuk mempertimbangkan segala hal dan mengambil sebuah keputusan yang tepat..  Kau sangat dewasa untuk ukuran gadis seusiamu, itu sebabnya walau usia kita berbeda tapi kita tepat bisa saling memahami.." ungkap sasori yang membuat hinata tertegun

"Dan kali ini aku pun yakin kalau kau bisa mengambil keputusan yang tepat..  Kau hanya perlu sedikit tambahan waktu, dan kau akan menemukan jawabannya.." ucap sasori menguatkan sambil menggengam tangan hinata

"Sasori-kun tak ingin membantu hinata?" tanya hinata

"Kau sudah tau apa pilihanku jika harus membantumu memilih keputusan..  Hinata, aku tak ingin kau menyesal karena mengikuti saranku..  Aku ingin kau yang memilihnya sendiri, karena kau takkan pernah menyesali keputusan yang kau ambil sendiri.." sasori

"Tapi saat ini hinata tak bisa menemukan jawabannya..      Hinata tak bisa membiarkan keluarga uchiha terpecah, hinata juga tak bisa membiarkan paman kizashi tetap merasa terluka, tapi hinata juga tak bisa melepaskan sasori-kun..   Hinata tak bisa memilih salah satunya" ucap hinata nyaris putus asa

"Kau hanya perlu waktu hinata, Dan kau akan menemukan jawabnya...    Kau tak harus memilih salah satunya, tapi kau bisa saja membuat pilihan lain dengan memanfaatkan semua celah yang ada diantara ketiga pilihan itu.." sasori kini membuka sebuah pemikiran baru dikepala hinata

"Tok.. Tok.. Tok.."

Pintu ruangan sasori diketuk dari luar yang menandakan seseorang meminta izin untuk masuk, dan sasori pun mengizinkannya. Lalu sekertaris pribadi sasori pun masuk

"Ada yang harus kita bicarakan, pak.." kata sang sekertari, dan sasori pun mengangguk

"Kalau begitu hinata akan pergi, dan hinata akan memikirkan semuanya.."

hinata bangkit berdiri dan akan melangkah pergi, sebelum sasori menarik salah satu tangannya da membuat tubuh hinata sedikit membungkuk kearah sasori.

"Chup.."

Sasori mengecup pelan kening hinata, lalu tersenyum padanya

"Pikirkan baik-baik..  Aku menyayangimu.. Hati-hatilah dijalan" sasori, hinata pun pamit dan melangkah pergi

Saat sudah berada di balik pintu luar ruangan sasori, hinata bersiap pergi namun segera tertahan setelah mendengar ucapan sekertaris sasori

"Nona tadi tunangan bapak bukan?" tanya sang sekertaris yang dapat jelas dikenali karena suaranya

"Iya, dia tunangan saya.." jawa sasori dengan bahasa yang formal

"Apa bapak sudah mengatakan prihal kembalinya bapak ke jerman beberapa hari lagi pada tunangan bapak?"

tanya sang sekertaris yang membuat hinata terkejut dan nyaris menerobos kedalam ruangan itu, namun hinata menahan dirinya. Ia ingin mendengarkan percakapan itu sampai akhir

"Hahh..   Saat ini saya tak ingin menambah beban pikirannya, lagipula kemungkinan besar ia akan 'memilih' keluarganya dan tetap disini.." balas sasori yang membuat hinata tak kalah terkejut

"Sayang sekali, padahal mungkin setelah bapak kembali ke jerman bapak tak kan bisa kembali ke jepang lagi.. Dan untuk menjaga komunikasi jarak jauh pun pasti sulit.." komentar sang sekertaris

"Begitulah.." sahut sasori santai

'Sasori-kun akan pergi??? Tanpa mengatakan apapun padaku??..  Apa artinya ia pun merelakanku untuk menikah dengan sasuke-kun? Itu artinya aku harus berkorban perasaan lagi untuk menyelamatkan uchiha dan membuat pamanku merasa lebih baik??' batin hinata sambil melangkah pergi

'Apa seperti ini???' batin hinata kemudian menatap keatas, menatap sang langit

'Apa ini pilihan yang terbaik??' batin hinata yang sangat terluka hingga tanpa sadar air matanya mengalir begitu derasnya





















"Maafkan aku hinata..  Tapi aku ingin kau yang memilihnya sendiri, aku tak ingin kau menyesal karena mengikuti pilihanku yang begitu egois..    Karena aku tau, bagimu keluarga sangatlah berharga...      Dan aku akan menerima semua pilihanmu, aku sangat menyayangimu hinata..."

gumun sasori yang tengah memandang kebawah, memandang sosok hinata yang terlihat rapuh dari kaca jendela ruangannya.




















TBC

Hai minna-san rarai-chan up nih..   Niatnya kemaren sore udah mau di publikasiin, tapi karena banya petir dan hujan yang begitu deras.. Rarai-chan jadi gak berani buka hp XD

Semoga part ini gak membingungkan ya? Soalny rarai-chan yang nulis ajah bingung... XD.   Kalian adalah pembaca yang cerdas, jadi bisalah memahami cerita yang jelimet ini XD

Mohon bantuan dan dukungannya..

See you next chap..

{19 maret '18}

Continue Reading

You'll Also Like

3.3K 455 29
Demi kepentingan cerita, alur banyak diubah 1000 tahun silam, pada masa pemerintahan Kage sebelum masa pemerintahan Kekaisaran, seorang pahlawan berk...
1K 88 6
"Apa yang membuat manusia lebih baik dari pada monster?" Crossover | Fanfiction All Chara Drama Series Alternatife Universe
871K 42.3K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
5.5K 545 13
Langit yang cerah kini terisi oleh bola bola asing yang entah datang dari mana, apa tujuan bola itu, bola apa itu, kenapa mereka ada banyak di langit...