PERSONA #4

By kimkaa8

67.5K 7.2K 997

Awalnya, semua sudah tertata rapi.... Sampai kau, yang entah sejak kapan justru masuk makin dalam ke kehidupa... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Ekstra Part

Part 27

1.5K 190 32
By kimkaa8






Jongin dibuat pusing oleh tingkah Soojung yang memilih mendiamkan dan tidak mempedulikannya. Setelah pertemuan Soojung dan Jongin malam itu dengan Chanyeol, Soojung memilih diam dan hanya akan berbicara pada Jongin mengenai penyebab kematian Yunho. Meskipun Soojung tahu bahwa Yunho mati tertembak malam itu, tapi dia tidak pernah tahu bahwa ada dendam di balik terbunuhnya kakaknya. Bahkan saat tidur pun, Soojung memilih membelakangi Jongin dan akan selalu menolak saat lelaki itu berusaha memeluknya dari belakang. Soojung tengah merajuk padanya.

Sepulang kerja saat tengah berada di meja makan, selepas Soojung selesai mencuci piring sisa makan makan malam mereka, Jongin menarik gadis itu kembali duduk di sampingnya. Soojung yang terus merajuk membuat Jongin akhirnya menceritakan asal mula bagaimana kakaknya bisa terbunuh.

"Semula aku mengira, Chanyeol melakukan ini semata karena dia ingin menggagalkan misiku. Karena yang aku tahu, Chanyeol punya ambisi untuk menghancurkanku." Jongin mengawali.

"Kenapa dia ingin menghancurkanmu?" Tanya Soojung mengerutkan alisnya.

"Saat itu, aku baru saja bergabung bersama tim mereka. Dan saat itu, Chanyeol adalah senior yang membimbingku. Ke mana pun dia pergi, aku selalu dia bawa bersamanya." Cerita Jongin pada Soojung.

"Berjalannya waktu, kami semakin dekat, aku menganggap dia seperti kakakku. Aku bahkan sering menginap di rumahnya, juga bermain dengan Baekhyun, adiknya. Jarak usiaku dengan Baekhyun yang hanya terpaut dua tahun membuatku mudah akrab dengannya."

"Semakin lama aku dekat dengan Chanyeol, makin banyak hal yang aku kuasai, dan itu membuat Suho yang saat itu sudah menjadi ketua tim kami menaruh minat padaku. Dia bilang, aku berbakat. Dan saat aku menceritakan bahwa ayahku adalah seorang polisi, dia akhirnya bisa memahami dari mana aku mendapatkan semua kepandaianku dalam menyelesaikan masalah."

"Dari kedekatanku dengan Suho, sedikit banyak membuatku makin sering terlibat pada kasus-kasus besar yang juga ditanganinya. Tapi, hal itu justru membuat Chanyeol tidak suka. Terlebih saat aku berhasil memecahkan satu kasus besar yang berbulan-bulan bahkan tidak bisa diselesaikan olehnya. Chanyeol makin membenciku. Dan kebencian Chanyeol padakulah, yang akhirnya membuatnya berambisi untuk mengalahkanku. Seorang ingusan yang baru menjalani tahun pertamanya, tapi sudah berhasil memperoleh pencapaian yang bahkan lebih tinggi darinya."

"Chanyeol berkeras selalu ingin menjegalku. Dia seolah ingin membuktikan pada semua orang, bahwa keberhasilanku tempo hari hanyalah sebuah keberuntungan. Tapi dia tidak pernah berhasil. Dan justru aku makin mempermalukannya saat aku menangani kasus penggerebekan di sebuah bar, ada Baekhyun adiknya yang ternyata juga mengkonsumsi narkoba, bahkan sudah hampir satu tahun."

"Chanyeol yang merasa malu, menjadikan Baekhyun sebagai pelampiasan. Dia yang marah terus saja memaksa Baekhyun untuk meninggalkan barang haram itu yang justru membuat Baekhyun makin tertekan. Dan tak lama setelah penangkapan itu, Baekhyun ditemukan meninggal karena overdosis di dalam kamarnya."

"Aku dan Suho yang saat itu ditugaskan menyelidiki kasus peredaran narkoba yang merenggut nyawa Baekhyun. Dari penelusuran yang kami lakukan, semua itu berasal dari satu sumber dan itu Yunho."

"Malam itu, aku bersama tim Suho tengah dalam tugas penangkapan  kakakmu. Kami hampir saja berhasil malam itu, sampai ada beberapa orang yang entah datang dari mana tiba-tiba membawanya pergi. Dan saat itulah, aku dan Suho kecolongan. Kami tidak tahu, kalau ternyata Chanyeol membuntuti kami, membuntuti Yunho. Dan saat dia punya kesempatan, dia menembak kakakmu." Cerita Jongin.

"Saat itu aku benar-benar tidak tahu bahwa Chanyeol lah yang melakukannya. Karena kupikir, dia masih dalam keadaan berkabung setelah kematian adiknya. Tapi setelah kami melakukan penyelidikan, ternyata memang benar dia pelakunya." Lanjut Jongin.

Ya, seperti janjinya pada Soojung, bahwa Jongin tidak akan merahasiakan satu hal pun dari gadis itu.

"Jadi, kau yang mengejar kami malam itu?" Tanya Soojung mencoba memperjelas.

"Hmm." Angguk Jongin.

Soojung mencoba mengingat kembali kejadian beberapa tahun lalu. Dia masih ingat saat dia berlarian bersama Yunho mencoba mencari tempat persembunyian, tapi dia tidak bisa mengingat bahwa ada sosok Jongin di sana.

Mungkin karena aku terlalu panik saat itu.

"Kau tahu?" Tanya Jongin. "Kenyataan bahwa Chanyeol lah yang membunuh Yunho saat itu, tidak membuatnya jera, bahkan dia menjadikanmu target selanjutnya. Dia menggunakan alasan yang sama, yaitu dendam." Kata Jongin menceritakan sedetail mungkin pada Soojung.

"Berbulan-bulan aku terpaksa mengikutimu. Kau adalah satu-satunya harapanku setelah kematian Yunho. Dan aku tidak akan membiarkan Chanyeol kembali menggagalkan misiku menyelesaikan kasus yang kutangani. Sampai akhirnya kejadian itu terjadi, saat kau kecelakaan."

"Jadi, kejadian itupun sudah direncanakan?" Tanya Soojung tampak tidak percaya.

Jongin mendengus, menggeser posisi duduknya. "Untuk kecelakaanmu, ya. Tapi aku yang menolongmu, aku lebih suka menyebutnya, takdir." Jawab Jongin tersenyum.

"Aku tidak mengerti, bagaimana sesuatu yang sudah direncanakan bisa menjadi sebuah takdir?" Tanya Soojung sedikit kesal. Akhirnya dia tagu asal mula bagaimana Jongin memanfaatkannya.

Jongin kembali mendengus. "Malam itu, saat Chanyeol menabrakmu, aku sama sekali tidak berniat membawamu bersamaku. Tapi aku sendiri tidak mengerti, aku seperti merasakan ada sesuatu yang mendorong dan memaksaku untuk menyelamatkanmu, Soojung-ah."

"Jadi, malam itu kau bersama Chanyeol?" Tanya Soojung yang masih belum mengerti.

"Tidak, aku bukan bersama Chanyeol." Jawab Jongin ragu. "Tapi aku yang mengejarmu malam itu." Soojung memberi reaksi tidak percaya mendengar ucapan Jongin. Namun dengan cepat Jongin melanjutkan kembali penjelasannya.

"Kau ingat aku tadi bilang bahwa aku mengikutimu berbulan-bulan?" Tanya Jongin mendapat anggukan dari Soojung.

"Hmm."

"Kasusku yang masih berjalan membuatku harus terus mencari informasi tentang siapa saja komplotan Yunho yang juga melakukan pekerjaan yang sama sepertinya. Dan melihatmu yang terus-terusan berada dalam pelarian, membuatku berinisiatif untuk memanfaatkanmu. Dan hal itu, kurasa akan mempermudahku mencari banyak informasi lain soal pengedaran narkoba. Karena kau, sedikit banyak pasti tahu mengenai pekerjaan yang sering dilakukan kakakmu."

Kalimat terakhir mampu membuat Jongin mendapat tatapan tajam dari Soojung. Dan Jongin yang kembali merasa bersalah, hanya mampu menundukkan pandangannya, tak berani menatap Soojung.

"Awalnya memang itu rencanaku. Sampai akhirnya, kau yang entah bagaimana justru membuatku berubah. Kau membuatku melupakan semua mimpi-mimpiku. Kau membuatku melakukan hal yang bahkan bermimpi pun aku tidak akan sudi melakukannya. Tapi, kau membuatku mau melakukan apa saja untukmu. Kau membuatku, menjadi lebih manusiawi."

"Semula, aku yang hanya ingin mengorek informasi tentang pengedaran narkoba di Seoul, justru melupakan tujuan utamaku dan, seperti yang kau tahu. Aku justru jatuh cinta padamu."

"Sejak kapan?" Tanya Soojung. Inilah saat yang dia tunggu, mengetahui kapan tepatnya Jongin jatuh cinta padanya.

"Entahlah." Jongin mendengus. "Yang jelas, bersamamu setiap hari membuatku makin tidak ingin berpisah darimu." Jawab Jongin jujur dan dengan tulus.

"Apa yang membuatmu mencintaiku?" Tanya Soojung lagi.

"Csh. Aku tidak butuh alasan untuk mencintaimu." Jawabnya terkekeh. "Yang jelas, saat bersamamu, aku merasakan diriku sempurna. Hanya bersamamu." Jawab Jongin menyatukan keningnya dengan kening Soojung. Menyentuh wajah gadis itu dengan kedua mata terpejam.

Soojung merasakan sekujur tubuhnya memanas. Jawaban Jongin sudah cukup mampu membuatnya merasa puas. Dan memang jawaban semacam itulah yang dia inginkan terlontar dari mulut Jongin.

"Aku mencintaimu, Soojung-ah." Kata Jongin. "Sangat mencintaimu." Lanjutnya, dia lantas mengecup bibir Soojung, menyesap lembut tanpa nafsu sedikit pun.

"Aku mencintaimu Jongin." Jawab Soojung setelah melepas tautan ciumannya.

"Gumawo, sudah menceritakan semuanya padaku. Sekarang, setidaknya aku tahu kenapa selalu ada orang yang mengikutiku, dan ternyata bukan hanya karena aku seorang pengedar, tapi karena dia berniat membunuhku." Kata Soojung mendengus halus.

"Chanyeol tidak akan pernah menyentuhmu. Aku bersumpah sekali lagi saja aku melihatnya menyentuhmu, aku akan langsung membunuhnya." Jawab Jongin penuh keyakinan.







Hari-hari berganti begitu cepat. Jongin seolah sudah merasa putus asa karena belum juga mendapatkan informasi terbaru tentang Lay. Bahkan Johnny pun sudah berhari-hari melakukan pengintaian tapi tak pernah sekalipun dia menjumpai Lay di kelab malam manapun yang dia datangi.

Satu-satunya yang masih bisa dia harapkan adalah tivi di ruangan Sulli. Jongin sungguh berharap bisa menemukan alat perekam pada tivi itu, karena jika dia gagal menangkap Lay sebagai pengedar narkoba, setidaknya dia bisa menangkap lelaki itu sebagai pembunuh Sulli.

"Kenapa aku belum mendapat kabar dari Suho hyung tentang tivi itu?" Gumam Jongin. Dia mengecek ke arah meja Suho yang sayang sekali tak terdapat sosok lelaki yang juga kepala timnya.

Dan saat dia tengah mengedarkan pandangannya, dia melihat sosok Sohee berjalan yang tampaknya tertuju ke arahnya.

"Kai-ah." Panggil Sohee yang membawa sebuah amplop besar berwarna coklat.

"Ada apa kemari? Tidak biasanya." Jawab Jongin dengan nada heran.

"Memangnya aku tidak boleh datang kemari." Sahut Sohee merengut. Sejenak Sohee hanya diam menatap Jongin. Berita mengenai kembalinya Soojung ke pelukan Jongin sudah dia ketahui dari Suho beberapa hari lalu. Sedih memang, namun seperti biasa, Sohee akan tetap berusaha tegar dan juga akan selalu bahagia untuk Jongin.

"Ada apa Sohee-ya?" Ulang Jongin yang hanya melihat Sohee berdiri diam menatapnya.

"Ah, maaf." Sohee tersentak tersadar dari lamunannya. Dia lantas menyodorkan amplop coklat yang dibawanya ke hadapan Jongin. Setelahnya dia bersedekap mengerutkan alisnya bersandar di meja lelaki itu.

"Kemarin Suho meminta timku memeriksa ini, dan aku sempat melihatnya. Apa dia, lelaki yang selama ini kau cari?" Tanya Sohee yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jongin.

"Maksudmu, kau melihat videonya? Berarti, di tivi itu memang terpasang alat perekam?" Tanya Jongin antusias.

Lantas, dengan teramat tergesa-gesa Jongin membuka amplop coklat itu tanpa memperhatikan Sohee yang baru saja mengangguk mengiyakan pertanyaannya. Di tangannya baru saja jatuh sebuah flashdisc yang langsung di tancapkannya pada lubang USB pada laptopnya. Dengan cepat, Jongin membuka file video pada flashdisc itu. Matanya tampak menyipit menunggu adegan apa yang akan dia lihat.

"Bukankah, dia itu Yixing?" Tanya Sohee melihat video yang berputar dalam laptop Jongin.

Dalam hati, Jongin seperti merasakan ada rasa bersalah sekaligus kepuasan melihat video yang dilihatnya bersama Sohee. Akhirnya, setelah penantiannya beberapa hari, Jongin mendapatkan jawaban yang akan dia pakai sebagai senjata untuk menangkap Lay.

"Kali ini kau tidak akan bisa lari dariku." Kata Jongin mengepalkan tangannya di atas meja.

"Ada apa ini Kai? Apa Yixing baru saja membunuh orang?" Tanya Sohee yang juga ingin tahu.

"Hmm. Perempuan itu adalah salah satu pelanggan tetapnya. Malam itu aku di sana, dan sedang bertujuan ingin menangkapnya saat dia sedang bertransaksi dengan perempuan itu. Tapi dia bisa mencium keberadaanku, dan karena dia merasa dikhianati, dia akhirnya membunuh perempuan itu." Jelas Jongin.

"Astaga." Ucap Sohee tercengang. "Tapi, bukankah jika ini adalah kasus pembunuhan, berarti akan ditangani oleh divisi lain bukan?" Tanya Sohee.

"Aku tidak peduli!" Kata Jongin tegas. "Kalau perlu aku akan memintanya langsung pada komisaris untuk memberikan kasus ini padaku." Lanjutnya memperlihatkan tatapannya yang keras.

"Kau selalu saja seperti ini. Selalu memaksakan diri." Sahut Sohee mendengus. "Ah, kudengar, Soojung sudah kembali padamu, selamat ya." Kata Sohee dengan tulus memberi selamat.

Jongin sempat tersentak saat tiba-tiba Sohee membicarakan Soojung. Ya, dia tersentak. Karena, seperti yang sering dia dengar dari Suho, sudah sejak lama Sohee menyukainya, dan sekarang, gadis itu malah dengan santainya membicarakan gadis lain yang dicintai oleh Jongin.

"Heh, Suho memang bermulut besar." Kata Jongin terkekeh.

"Syukurlah. Dengan kembalinya Soojung, aku tidak perlu lagi melihatmu dalam keadaan kacau dan berantakan seperti beberapa bulan lalu." Sahut Sohee dengan hembusan nafas halusnya. Dia benar-benar bersyukur karena kondisi Jongin jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Maaf, sudah membuatmu ikut mengkhawatirkan aku." Kata Jongin merasa bersalah pada sahabatnya.

"Jaga dia baik-baik. Pastikan dia tidak akan pergi lagi darimu!!" Pesan Sohee untuk lelaki yang akan selalu menjadi sahabatnya.

Jongin tersenyum hangat. Dia lantas menggenggam tangan gadis itu yang seketika membuat Sohee tersentak dan membenarkan posisi berdirinya.

"Gumawo, Sohee-ya. Aku sungguh bersyukur punya seorang sahabat sepertimu. Kau bahkan jauh lebih bisa menerima Soojung, dari pada Suho yang selalu saja menentangnya."

"Suho menentang hubungan kalian?" Tanya Sohee yang langsung menarik paksa tangannya dari genggaman tangan Jongin. Karena jujur saja hal itu sungguh membuat hatinya terasa tidak baik-baik saja.

"Ya. Kau tahu bukan, Soojung yang hanya, erh... Ya, intinya dia tidak terlalu menyukai Soojung." Jawab Jongin mengendikan bahu.

Dan Suho lebih memilihmu untuk bersanding denganku.

Jika saja aku tahu dari awal kalau kau teramat mencintaiku, Sohee, aku pasti akan belajar mencintaimu.

Tapi sekarang, Soojung sudah mendapatkan semua hatiku.

Soojung terlebih dahulu mengambil hatiku, bahkan sebelum aku tahu bagaimana perasaanmu padaku.

"Csh, kenapa dia berlagak menjadi ayahmu. Dasar." Kekeh Sohee.

"Ya, begitulah Suho. Dia pikir, aku ini adalah anaknya yang harus menurut apapun yang dia perintahkan."

Keduanya tertawa. Jujur saja Jongin teramat menyayangi Sohee sebagai seorang sahabat. Dia sungguh berharap, suatu saat Sohee bisa menemukan seorang lelaki yang akan mencintainya dengan tulus. Sohee gadis yang baik, dia pasti bisa mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik darinya.







Waktu menunjukkan pukul tiga sore saat Soojung keluar dari apartemen Jongin. Sejujurnya, sejak pertemuannya dengan Chanyeol tempo hari, dia jadi sedikit takut keluar seorang diri tanpa Jongin menemaninya. Tapi jika dia menunggu kedatangan Jongin malam nanti, itu sama saja dia tidak bisa menyiapkan apa-apa untuk makan malam mereka.

Jadilah Soojung memutuskan untuk pergi ke swalayan terdekat untuk membeli beberapa bahan makanan untuk simpanan selama beberapa hari. Karena malam itu, dia batal membelinya bersama Jongin.

Soojung baru saja mendorong trolinya memasuki swalayan. Dia sekarang tengah melihat lihat beberapa sayuran yang terlihat begitu segar. Lantas, Soojung memasukkan dua dua buah sawi putih dan dua buah lobak ke dalam trolinya. Dia menggeser lagi langkahnya ke depan dan melihat sayuran lain saat tiba-tiba seseorang menjejerinya dan mengambil satu buah tomat.

Soojung tampak tersentak dan membulatkan matanya saat mendapati siapa sosok yang berdiri di hadapannya. Langkahnya seketika berhenti. Pegangannya pada troli pun makin menguat, menandakan bahwa dia benar-benar takut.

"Hai, Krys."

"L-Lay? S-sedang apa, kau di sini?" Tanya Soojung. Ya, sosok yang tiba-tiba muncul di hadapannya adalah Lay.

Lelaki itu pun terlihat begitu santai berdiri di depan Soojung.

"Aku?" Lay menunjuk dirinya sendiri. "Aku sebetulnya sedang mencari tempat tinggal seseorang di dekat sini, lalu tidak sengaja aku melihatmu." Jawabnya mengendikan bahu.

Deg!

Jantung Soojung seperti terlepas dari tempatnya. Apa maksud ucapan Lay yang tengah mencari tempat tinggal seseorang? Apa orang yang dia maksud adalah Jongin? Apa dia sedang mencari tempat tinggal Jongin? Batin Soojung teramat ketakutan.

"Kau sendiri, bagaimana ceritanya kau bisa berada di sini? Bukankah seharusnya kau berada di apartemen Sulli?" Tanya Lay yang masih bersikap santai seperti tak pernah terjadi apapun. Bahkan dia menyebut nama Sulli dengan tanpa berdosanya.

"Sulli?" Soojung mengulangi.

"Ah, aku lupa. Aku sudah membunuhnya." Kata Lay santai mengusap tengkuknya.

"Lay-ah, kumohon, pergi dari sini. Aku tidak akan memberitahu siapapun pernah melihatmu di sini. Tapi kumohon pergilah!!" Pinta Soojung memohon pada Lay.

"Memangnya siapa yang ingin kau beritahu?" Tanya Lay mengerutkan kening.

"Si polisi itu? Csh, dia bahkan tidak pernah berhasil menangkapku. Payah." Lanjut Lay meremehkan Jongin.

Soojung tidak berniat menjawab. Dia sungguh tidak tahu apakah ucapan Lay perlu untuk dijawab atau tidak. Dia hanya terus menunduk tidak berani menatap lelaki yang masih berdiri di hadapannya.

Selanjutnya, Lay justru mengambil alih troli yang dipegang Soojung dan dia dorong menyusuri lorong swalayan. Soojung hampir saja berteriak, namun Lay dengan cepat menyentuhkan telunjuknya pada bibir gadis itu.

"Kau tenang saja, Krys. Aku hanya ingin mengobrol denganmu." Kata Lay menyuruh Soojung untuk berjalan bersamanya.

Mengobrol denganku?

Sejak kapan kita seakrab itu sampai harus mengobrol?

Brengsek!!

"Jadi, kau lari dari Thailand hanya untuk kembali padanya?" Tanya Lay dengan nadanya yang datar.

"Aku tidak pernah lari. Dan asal kau tahu, aku bahkan tidak pernah pergi ke Thailand." Jawab Soojung kaku. Sekujur tubuhnya terasa bergetar karena takut yang dia rasakan.

"Begitukah?" Lay mengernyitkan bibirnya. "Maaf, selama ini aku tidak pernah bertatap muka langsung denganmu, jadi aku tidak tahu cerita sebenarnya." Kata Lay yang kali ini bersikap sok akrab.

"Tidak apa-apa." Jawab Soojung singkat.

"Ngomong-ngomong, apa kau benar-benar pacaran dengan polisi itu?" Tanya Lay yang terus saja tidak berhenti bicara.

"Csh, kau terus saja diam." Lay terkekeh menggelengkan kepala. "Aku sebenarnya sudah pernah membayangkan, pasti akan seru kalau salah satu dari kita bisa menarik salah satu polisi hebat di sini. Kau tahu, dengan adanya koneksi dengan kepolisian, bisa makin memudahkan langkah kita." Kata Lay lagi.

"Jangan!!! Kumohon jangan libatkan dia lagi." Sentak Soojung menggeleng.

Lay mengerutkan alisnya. "Kenapa? Bukankah itu bisa membawa keuntungan untuk kita. Terlebih pacarmu itu polisi yang hebat."

Soojung ingin sekali kabur dari Lay saat ini juga, tapi di sisi lain dia tidak ingin membuat masalah dengan Lay. Karena berusaha kabur dari lelaki itu sama saja dengan menantangnya.

"Kau memasak sendiri untuknya?" Tanya Lay lagi melihat isi troly yang dipegangnya. "Hmm, sepertinya aku juga ingin mencicipi seperti apa masakan seorang yang tengah jatuh cinta."

"Lay, kumohon!" Pinta Soojung memelas. "Sebelum Jongin melihatmu, kumohon pergilah. Aku berjanji tidak akan memberitahukan keberadaanmu di sini padanya. Tapi kumohon, jangan ganggu dia. Jangan ganggu kami."

"Heh, apa katamu? Mengganggu kalian?" Lay tampak merubah ekspresi wajahnya yang semula santai berubah menjadi sedikit sewot dengan kekehan yang terkesan dingin.

Soojung tidak menjawab. Saat melihat seperti apa ekspresi wajah Lay seketika itu pula dia sadar bahwa apa yang baru saja dia omongkan tidak seharusnya di ucapkan. Dan sekarang, dia harus bersiap menerima kemarahan Lay.

"Apa kau sadar? Selama ini mereka yang sudah mengganggu kita!! Kau pikir, karena siapa Yunho mati? Kau pikir, karena siapa juga aku sampai membunuh Sulli?" Dalam tiap ucapan Lay terdapat penekanan yang membuatnya terkesan tengah tidak dalam kondisi perasaan yang baik.

"Itu semua karena mereka, Krys!! Kalau saja mereka tidak ikut campur, tidak mengusik apa yang kita lakukan hidup kita tidak akan seperti ini!!" Lanjut Lay dengan suara tertekan. Dia tidak ingin menjadi pusat perhatian bagi para pelanggan swalayan yang lain.

"Karena itu memang sudah tugas mereka!! Sudah menjadi tugas mereka untuk menangkap penjahat, Lay." Jawab Soojung.

"Termasuk kau? Bukankah kau juga salah satu dari kita, penjahat." Sahut Lay sinis.

Soojung menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Lay. "Aku sudah berubah. Aku tidak lagi melakukan hal itu sekarang."

Lay terkekeh. Selanjutnya dia terlihat tengah bertepuk tangan pelan dengan memberikan tatapan tajamnya pada Soojung.

"Waah!! Krystal sudah berubah." Lay mencebikan bibir. "Cinta memang sungguh bisa merubah segalanya."

"Kumohon, Lay, hentikan!!" Sentak Soojung yang mulai kesal. Dia baru saja berniat mengambil alih trolynya kembali dan pergi dari Lay, namun dengan cepat Lay menarik lengannya.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Krys!!" Kata Lay berbisik di telinga Soojung. "Kuperingatkan padamu, aku tidak akan segan-segan membunuhmu seperti aku membunuh Sulli, jadi, sebaiknya kau jaga mulutmu!!"

Setelahnya, Lay mengecup singkat pipi kiri Soojung sebelum akhirnya mendorongnya dengan kasar.

"Camkan itu baik-baik!!" Tambah Lay melangkah mundur perlahan meninggalkan Soojung yang masih merasa ketakutan.

Lay bahkan sudah berjalan jauh meninggalkannya, tapi rasa berdebar karena takut yang dirasakan Soojung masih belum bisa menghilang. Demi apapun yang dia miliki saat ini, dia mengutuk apa yang sudah dilakukan Lay. Bagaimana bisa ada manusia yang justru tidak berperikemanusiaan. Bengis dan juga brutal.

Sementara itu, dia mengingat ucapan Lay di awal pertemuan mereka hari ini. Dia tengah mencari tempat tinggal seseorang? Jika benar itu Jongin, berarti lelaki itu tengah dalam bahaya saat ini. Jonginnya tengah dalam pemantauan Lay, yang juga berarti, apapun yang dilakukan Jongin, Lay akan selalu mengetahuinya.

Ya, bisa dipastikan karena hal itulah dia belum bisa tertangkap sampai sekarang.

"Astaga, apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus memberitahukannya pada Jongin mengenai hal ini?"

"Tapi bagaimana jika Lay tahu dan dia justru makin marah dan mencelakai Jongin?"

"Ayo, Soojung, berpikir!! Berpikirlah bagaimana caranya membantu Jongin menangkap lelaki itu!!!"










TBC





Waduuh, aku kok bingung sendiri sama part ini ya😩

Menurut kalian, part ini gimana? Apa sama bingungnya kayak aku?

Oiya, buat part ini kira2 target vote nya brp ya buat publish lagi part selanjutnya?? Mm🤔🤔 klo 100 lagi aja gimana? Hehe...

Selalu ditunggu vomennya ya...

Lopyu😘



Continue Reading

You'll Also Like

29.4K 3.1K 14
Tidak ada satupun kejadian yang terjadi di dunia ini adalah sebuah kebetulan. Kejadian itu tersusun rapih satu sama lain, saling melengkapi, dan juga...
3.2K 187 10
JKT48 | ZEE JESSI CHRISTY [ ZEEJESTY ] Sebuah kisah 3 bersaudari perempuan yang selalu bersama.... gue ga terlalu bisa deskripsiin cerita ini, jadi...
125K 8.3K 100
[puisi] pe.dar /pêdar/ a getir a tengik (tentang rasa dan bau) a ki kesal hati: -- hati ©2017 sampul: @Hiyoki_
6K 1.1K 50
[COMPLETED] Highest Rank 07.01.2021 #10 Park Woojin #8 Ab6ix Once the sun asked the moon for a hug, the world named it an EclipsE. Tentang Kanaya yg...