Married with young man

By Clouzy3424

1.7M 52.9K 912

Tidak pernah berpikir untuk menikah dengan lelaki yang usianya lebih muda lima tahun dariku! Sama sekali buka... More

Married with young man
part 1
Part 2 [Pengakuan]
Part 3 [Young Husband]
Part 4 [first night]
Part 5 [bad mood]
Part 6 [ Sorry ]
Part 7 [Jealous?]
Part 9 [Nice Day]
part 10 [video call with Ezy]
Part 12 [Poor axel]
Part 13 [ Sweet Night]
Part 14
Part 15 [HOT]
Part 16 [Im So Curious!]
Part 17 [Keep Calm]
Part 18 [Angry]
Part 19 [dare]
Part 20 [clear]
Part 21
Part 22 [special]
DC's note
Part 23 [Ditinggal Axel]
Part 24
Part 25 [Konflik]
Part 26 [ Ending ]
Part 27 [epilog]
Part 28 [Extra part]
Sinopsis

Part 8

52.5K 1.9K 25
By Clouzy3424


Syasya memasuki rumahnya. Terlihat sepi, hanya ada beberapa pembantunya yang sedang memasak untuk makan malam.

"Mereka belum pulang?" tanya Syasya pada salah seorang pembantu rumah tangga di dapur.

"Tuan dan Adek sudah datang, nyonya." Balas pembantu tersebut.

Syasya kembali melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Um?" matanya membulat saat melihat Axel yang tertidur di ranjang masih dengan kemeja juga celana kain hitamnya. Pria itu tertidur membelakangi Syasya.

Syasya tidak langsung menghampiri Axel, kakinya lebih dulu melangkah untuk menghampiri kamar buah hatinya.

Sesampainya di Box bayi tempat Erzy tertidur, diamatinya wajah polos putranya saat sedang terlelap.

Dibenahinya selimut yang menutupi tubuh gempal putranya. Posisi tidur Ezy dengan kepala miring ke samping dan kedua tangan yang berada di setiap sisi kepala, membuat Syasya gemas. Ia merindukan Ezy yang tidur disampingnya, memeluk tubuh anaknya itu, atau sekedar berbincang sebelum mereka tidur.

Tak terasa satu tetes air matanya jatuh. Ia benar-benar merindukan momen bersama putranya. Dengan cepat ia menyeka air matanya dan tersenyum tipis pada Ezy yang kini mengubah gaya tidurnya dengan mengemut jempol mungilnya.

"Sya.."

Syasya terlonjak saat ada yang memanggil namanya juga pelukan hangat dari belakang tubuhnya. Enggan ia menoleh ataupun menggerakkan tubuhnya. Membiarkan seseorang itu menaruh kepalanya di sisi lehernya.

"Kau merindukan Erzy?" ujar Axel, seperti sebuah bisikan.

Syasya hanya mengangguk, tubuhnya menjadi sulit digerakan. Belum lagi, ada perasaan lain yang mengganggu konsentrasinya.

Cup

Dengan lembut Axel mengecup bagian leher isterinya itu dengan posisi masih memeluk Syasya.

"Xel.."

"Kalau begitu, besok kita jalan-jalan bersama. Kau setuju?"

Syasya langsung membalikan tubuhnya menghadap Axel dengan tatapan berbinarnya.

"Benarkah?"

Axel mengangguk dengan senyum tipis di bibirnya.

"Yaaa aku setuju." Jawab Syasya girang dan langsung menubrukan badannya memeluk Axel erat. Ia benar-benar bahagia. Sayang, tindakan tiba-tibanya itu membuat tubuh Axel menegang hingga ia tak langsun membalas pelukan Syasya.

Saat Syasya sadar dengan tindakannya itu, ia berusaha melepaskan pelukannya, namun...

"Tetaplah memelukku. Aku..membutuhkanmu." Axel sudah memeluknya erat dengan mata terpejam.

__oOo__

"TTatatattataa,yee.."

"Ezy, diamlah sebentar! Bunda sulit memakaikanmu celana kalau kau bergerak terus." Syasya menggelengkan kepalanya melihat sikap hyperaktif putranya.

"Nynyanyanaaaaanaa uhmummummumm..." Ezy menghentikan kegiatannya menendang-nendang dan sekarang memasang wajah penuh harap pada Syasya.

"Kau moleh mumum setelah bunda memakaikanmu celana, okey?"

"Aaaamumummm.." ezy tampaknya mulai sedikit kesal karena perintah Bunda nya itu, tapi akhirnya ia menurut juga.

"Nah, selesai. Sini!" Syasya mendudukan putranya dan membawanya ke pangkuannya.

"Ummmm.." dengan cepat Erzy menyantap sarapan paginya itu. kedua matanya menatap polos sang BUnda, sedangkan tangannya yang kiri mengelus-elus wajah bundanya. Kebiasaan Erzy saat menyusu.

"Sudah siap?" Axel yang baru masuk kamarnya, langsung terdiam saat melihat isterinya tengah menyusui Erzy.

Syasya sama terkejutnya dengan Axel. Ia langsung mendekatkan kepala Erzy pada dadanya, berusaha agar Axel tidak melihatnya. Saat lelaki itu hendak keluar, Erzy menghentikan langkahnya.

"Yaaaaaaaaaahhh." Bayi itu sudah melepaskan sumber makanannya dan berteriak cempreng pada sang ayah. Syasya kelabakan dengan reaksi Erzy.

Axel masih belum membalikkan badan, berusaha menghindari pemandangan yang membuat wajahnya memerah.

"Yaaaaaaahh." Teriak Erzy lagi. Kepalanya mendongak pada Axel yang ada di dekat pintu. Segera, Syasya membenahi pakaiannya. Mungkin Erzy sudah kenyang, tapi biasanya bocah itu tidak sesebentar itu saat menyusu.

Perlahan Axel kembali menilik Erzy yang sekarang sudah merangkak seakan ingin menghampiri Sang Ayah. Melihat syasya yang sudah rapih, ia mendekati putranya dan duduk di pinggiran ranjang.

"Hello Erzy?" sapa Axel dan dibalas cengiran lebar Erzy.

"Yaaaahh..niinii...muumm.." Axel mengerutkan keningnya mencoba memahami apa yang dikatakan oleh putranya.

"ninini,,mummmm bunnnnbunnn." Erzy menepuk kasur itu dengan kedua telapak tangannya yang mengepal. Seolah mengerti, Axel mendekatkan tubuhnya pada erzy. Matanya melirik pada Syasya yang sama bingungnya dengan tingkah laku Erzy.

"Baiklah, Ayah sudah berada di dekatmu. Kau ingin memelukku?" Axel menggoda Erzy tapi bayi itu malah merangkak kembali pada pangkuan Syasya.

"Nininini.." Erzy kembali mengajak Axel berbicara.

"Yaya, Ayah disini." Balas Axel dengan senyumnya.

"Unnnn.." Syasya terkesiap mendengar anaknya seperti memanggilnya.

"Ya, sayang?" balas Syasya lembut.

"Mummmummmummm.." Syasya mulai cemas, keringat dingin sepertinya bermunculan saat dengan polosnya, Erzy mengerucutkan bibirnya meminta mumum.

"Haaa?" pekik Syasya dan Axel.

__oOo__

Keadaan di sepanjang perjalanan menuju kebun binatang masih saja dilingkupi suasana canggung dari Axel dan Syasya. Axel memutuskan kebun binatang sebagai tempat tujuan.

Kiiiiiikkkkkkkkk

Axel mengerem mobilnya tiba-tiba saat sampai di depan gapura menuju kebun binatang. Sontak Syasya terpekik dengan tindakan Axel itu. hampir saja kepala Erzy mengenai dashboard. Erzy sama terkejutnya dengan bundanya. Matanya mengedip-kedip pada Axel.

"Xel!" teriak Syasya jengkel.

"Maaf-maaf, itu..." Axel menunjuk sebuah papan yang tertempel dipagar pintu masuk.

"Tutup?" Syasya berkata heran. Saat hendak bertanya pada Axel, lelaki itu sudah menghampiri si satpam yang ada disana.

"Kenapa?" tanya Syasya pada Axel setelah pria itu sudah kembali menstarter mobil.

"Mau dipakai syuting gitu." Balas axel.

"Jadi?" Syasya memasang raut sedih. Apa mereka akan kembali pulang? Oh, Syasya tidak menginginkan itu.

"Bagaimana kalau ke taman?" sahut Axel.

"Boleh. Yang penting bisa jalan-jalan sama Ezy. Yaa sayang yahh.." Syasya mengecupi kepala Erzy yang sudah ditumbuhi rambut walau masih belum lebat.

"Ahahahhahaaa..bunnnn.." Erzy bergerak-gerak geli dengan kecupan-kecupan yang diberikan Syasya untuknya.

"Kenapa hanya Erzy yang dicium? Aku dong.." baiklah, rupanya kecanggungan diantara mereka terlupakan.

"Cukup aku menuruti peraturan morning kiss itu!" dumel Syasya dengan wajah super duper jutek.

"Cup." Secepat angin berhembus Axel menempelkan bibirnya itu pada sudut bibir Syasya. Ingat! Sudut bibir.

Tubuh Syasya menegang, membuat Axel mengulum senyumnya melihat reaksi isterinya itu. sifat galak isterinya itu benar-benar membuatnya semakin gemas.

"Axeeelllllll!!!!!!!!" Syasya memukuli bahu Axel beberapa kali untuk melampiaskan kekesalannya. Sedangkan Axel mengendikkan bahu, menerima pukulan itu tanpa mau menanggapi.

__oOo__

Mereka bertiga menyusuri jalan setapak di taman tersebut. Erzy dibawa Axel untuk duduk di kedua bahunya, dan Syasya berada disamping Axel. Axel bersyukur jalan setapak ini membuatnya semakin dekat dengan Syasya. Tanpa disadari wanita itu, diam-diam Axel terus mengamati Syasya dengan senyum tipisnya. Wajah Syasya tidak sejutek sebelumnya, ia mulai merasa nyaman dengan berjalan-jalan seperti itu.

"Ada kedai ice cream disana. Mau?" tawar Axel pada Syasya.

"Em, boleh."

Langkah mereka tertuju pada sebuah kedai sederhana yang ada di ujung taman, kedai ice cream.

"Nah, Erzy bersama Bunda dulu." Axel menyerahkan Erzy pada Syasya yang sudah duduk mnais di salah satu kursi pembeli.

"Xel, Aku rasa vanilla ya?" Axel mengangguk lalu mulai memesan.

"Bunnn....mummm.." Erzy tampak gelisah dipangkuan Syasya, pertanda bayi itu menginginkan sesuatu. Untung ia sudah menyiapkan asi di dalam botol.

"Oke, ini." Syasya memasukan ujung botol Erzy ke mulit putranya yang langsung diterima dengan cepat.

"Sya." Axel menyodorkan ice cream pesanan isterinya.

"Hello Erzy? Hmm, rupanya kau sedang menikmati makananmu, tadinya ayah ingin memberimu ini." Axel menjulurkan kepalanya untuk mendekati wajah Erzy yang duduk di depannya sambil menggoyang-goyangkan ice cream rasa coklat untuk menggoda putranya.

"muuu..uhhh.muuu..."

"Kalau masih lapar habiskan susunya, sayang..." Syasya memberikan botol susuk erzy yang sempat dilepaskan Erzy yang mungkin tergoda dengan tawaran Axel.

"Bunnn..tuuutuu..muu.." Erzy menghindari sodoran botol susu yang diberikan Syasya untuknya. Bocah itu bergeliat sambil menunjuk pada ice cream yang dipegang Axel. Matanya menatap Syasya seakan meminta izin.

"iAxel! Ini gara-gara kau!" geram Syasya yang hanya dibalas cibiran oleh Ayxel.

"Taapii, ini tidak enak sayang...uhkkk iyaakksss.." Syasya berakting seolah-olah ice cream yang dimakannya sangatlah tidak enak. Erzy yang melihat acting bundanya itu terdiam. Syasya tersenyum dalam hati.

Axel menggeleng-gelengkan kepalanya bosan melihat tingkah isterinya. Erzy kembali meminum susunya tak memperdulikan bundanya yang masih berakting. Gila....

__oOo__

Continue Reading

You'll Also Like

575K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
577K 22.5K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
4.9M 388K 37
[DIMOHON BUAT READER'S SEBELUM BACA CERITA INI UNTUK TAHU KALAU INI MENCERITAKAN TENTANG TRANSMIGRASI YANG CUKUP KLISE. JADI JIKA ADA KALIMAT YANG SA...
6.9M 292K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...