Hate Become Love (First Love)

By AndreaZahra96

1.2K 74 2

Aku membencinya... Pria itu membuat kakakku menderita karena mencintainya. Kan ku buat pria itu sama mender... More

Prolog
First
Second
Third
Four
Five
Six

Seven

27 0 0
By AndreaZahra96

Vote.. Komen and recoment ya..

Happy reading
#Dirumah aja


Kath pov
.......

Pukul 09.00 am, Aku baru keluar dari kamar dan hendak sarapan. Aku masih sedikit pusing karena memikirkan apa yang nanti akan kulakukan. Yang lain pasti sudah mulai aktifitas mereka, berangkat kerja dan lain sebagainya.

Saat menuruni tangga kulihat Dad dan Daddynya Nathan serta Brandon sedang duduk diruang keluarga entah membahas apa. Lalu para wanita mengobrol dimeja makan lalu didekat jendela Nathan sedang sibuk menelfon.

Dia yang pertama kali melihatku saat membalikkan badannya usai menelfon.

"Princess sudah bangun.. tidurmu pasti sangat nyenyak." ucapnya menyebalkan. Kenapa dengannya.. sepagi ini sudah menyebalkan.

"Sayang kau sudah bangun.. Kau terlihat sangat bersinar hari ini. Ayo sarapan, kami semua menunggumu." sapa Mrs. Walker perhatian.

Aku hanya tersenyum pada semua orang, mereka semua menghawatirkanku.
"Cepatlah.. aku menunda meeting penting hanya karenamu." kesal Nathan.

"Aku tidak minta kau menundanya.. seharusnya kau tak perlu menunggu jika tidak ingin." balasku sengit. Dan dia hanya mendengus sambil duduk dikursinya.

Tidak terlalu banyak pembicaraan dimeja makan karena semua orang berkonsentrasi menghabiskan sarapannya dengan cepat.

"Kath sayang.."

"Yes Dad?"

"Dad mendapat undangan pesta nanti malam dari uncle Ben tapi sepertinya Dad tidak bisa hadir. Jika kau bisa, maksud Dad jika kau benar-benar sudah sehat apa kau mau."

"of course.. I will come."

"Apa kau benar sudah baikan." tanya Mom.

"Yes Mom.. aku sangat baik. Lagipula ini pesta dan aku akan cepat sembuh nanti." gurauku.

"Ingat Kath.. jangan minum berlebihan." Aku hanya balas dengan senyum yang menampilkan seluruh gigiku.

"Kau akan pergi dengan siapa?"

"Aku juga akan kesana.. Katherine bisa pergi denganku nanti." sela Nathan saat aku sedang berpikir.

"Mungkin Kath memiliki orang lain yang akan diajak bersamanya.. Mom rasa Brandon bisa datang bersamamu sayang.."

"Aku tidak keberatan sama sekali jika kau memang ingin aku temani."

"Tidak perlu Brand, bukankah kau harus ke Dubai. Kau harus belikan titipanku ingat."

"Aku bisa berikan padamu tanpa harus kesana."

"No.. kau harus kesana dan selesaikan pekerjaanmu."

"Aku akan menjemputmu pukul 07.00 tepat." sela Nathan saat Brandon akan kembali bersuara kemudian langsung pergi. Kurasa dia masih kesal dengan Mom karena sangat jelas Mom tidak ingin aku dekat-dekat dengan Nathan.

"Kau tidak harus pergi dengan Nathan jika tidak ingin sayang.." ujar Mom.

"Kau bisa pergi denganku." ucap Dylan tiba-tiba tanpa meninggalkan makanannya.

"Ya.. kau bisa pergi dengan Dylan."

"Aku akan pergi dengan Nathan Mom."

"Tapi sayang.." ucapan Mom terhenti karena Dad memegang tangannya, dan membuat Mom menyerah.

Setelahnya mereka satu persatu pergi untuk beraktifitas seperti biasanya. Kurasa aku memang mengacaukan jadwal mereka, dan aku sedikit merasa tidak enak hati.

*************************

Setelah sarapan aku kembali kekamarku. Karena kemarin aku sakit hari ini aku jadi harus istirahat karena orang rumah melarangku pergi. Mereka menyuruhku tidur karena takut aku kecapian nanti malam.

Tapi setelah bosan dikamar aku memutuskan untuk berenang saja. Dan memakai bikini vs yang terbaru hadiah dari aunti.

"Hai.." sapaku pada Dylan yang sedang tidur dikursi pinggir kolam.
Dia hanya balas dengan bersiul dan mengedipkan mata setelah melihatku.

Aku hanya tertawa karena tingkahnya dan langsung berenang tanpa basa-basi dengannya lagi.
"Kau mau aku temani sexy girl?" goda Dylan sambil berteriak karena aku yang berenang menjauh.

"Kathrine.."
itu bukan suara Dylan,
Nathan dia sudah diujung kolam dengan wajah marahnya.

kenapa dengannya?
aku hanya berenang menuju tepi kolam dan keluar dari sana.

Kulihat Nathan langsung mengalihkan tatapannya kepada Dylan.
"Kau pikir apa yang sedang kau lihat Dylan?" desisnya pada sepupunya itu.

Sementara Dylan hanya angkat tangan dan melenggang pergi dari kolam sambil bersiul seperti sebelumnya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Berenang.. memang apa yang kau lihat."

"Apa kau harus berenang dengan bikini dan membiarkan para pria melihatmu seperti ini."

"Hahaha.. yang benar saja Nath itu hanya Dylan."

"Hanya Dylan.. kau bahkan baru bertemu dengannya kemarin. Dan apa karena kau model kau sedang memamerkan tubuhmu dan membuat semua laki-laki terpesona lalu memuja dan membayangkan tubuhmu begitu" dari nadanya kusimpulkan bahwa kemarahannya bukannya menyusut justru semakin bertambah.
Bahkan ucapannya membuatku jengkel.

"Lalu apa urusannya denganmu." bentakku kesal.

"Jadi benar"

"Kau yang berpikiran negatif tentangku disini tuan."

Setelahnya dia hanya menyugar rambutnya sambil membuang nafas dengan keras untuk mengontrol emosinya.

Dia berjalan kearahku sambil mengambil handukku yang kugeletakkan begitu saja dibawah dan memberikannya padaku.

"Maafkan aku.. Aku hanya tidak ingin ada pria yang berpikiran buruk padamu." ujarnya lembut.

"Kau pasti terlalu stress bekerja sehingga emosional. Mau berenang bersama?" tawarku.

Aku tidak bisa marah dengannya, apalagi saat dia menyesal dan minta maaf maka aku akan langsung luluh. Dia terlihat sangat manis saat melakukannya.

"Tidak.. aku harus kembali ke kantor. Pakailah baju renang yang lebih tertutup."

"Tidak..."

"Tidak apa? kau tidak mau ganti? kalau begitu jangan berenang lagi dan kekamarmu saja berendam didalam bathupmu." Dia kembali kesal.

Dia tidak membawa berkas-berkas atau apapun yang akan rusak karena air hanya handphone dan jam tangannya yang kuyakin anti air.
Aku berjalan seolah akan pergi lalu kudorong tubuhnya kekolam renang.

BYUr..

"Hahaahahahahahahahahaha"
kulihat dia sudah berdiri didalam kolam sambil melihatku yang masih tertawa.

Aku berhenti tertawa saat kusadari dia menatapku dengan wajah terpesona, seperti wajahnya dulu saat menatapku.
Perlahan-lahan aku juga ikut bergabung dengannya hingga tepat didepannya hampir tanpa jarak..

Dan dia masih larut dalam pesonaku, sampai kusatukan bibir kami. Awalnya hanya kutempelkan lalu tanganku bergerak melingkari lehernya dan mulai melumat bibirnya lembut hingga dia mulai membalas dengan sama lembutnya sambil melingkarkan tangan kirinya di pinggangku dan membawa tubuh kami benar-benar menyatu tanpa jarak dan tangan kanannya berada ditengkukku untuk memperdalam ciuman kami.

Lama kelamaan ciuman yang tadinya lembut menjadi semakin dalam dan intim. Gairah sudah menyelimuti kami berdua.. ciuman Nathan semakin menuntut dan kasar. Lidah kami ikut beradu dan saling bertukar saliva.

"Kathrine..."

"Kathrine sayang.."
itu bukan suara Nathan... jelas bukan dia yang memanggilku.

"Dimana kau sayang?"

Kudorong tubuh Nathan cukup keras untuk menghentikan ciuman kami. Bisa kulihat wajah kesalnya yang masih diliputi gairah memandangku karena menghentikan kegiatan kami.

cup..

Kukecup bibirnya sekilas dan langsung keluar dari kolam dengan ia yang masih diam ditempatnya.

"Keluarlah sweatheart.. Mom memanggilku dari tadi." kulilitkan handuk kepinggangku dan menuju tempat Mom.

**************************

Nathan pov
.......

Dia memanggilku sweatheart tadi.. dalam sekejap gairahku hilang dan berubah menjadi binggung dan bahagia.
Apa dia ingat?
atau hanya sedang menggodaku
dan panggilan tadi hanya kebetulan dan bukan karena dia ingat.

Setelah selesai dengan kebinggunganku aku mengikutinya dari belakang.

"Kalian berenang bersama?" tanya Mommy Kath shock.

"Tidak." jawabku singkat.

"Lalu kenapa kau basah kuyup?" tanya Mom heran.

"Aku mendorongnya.." jawab Kath dengan nada ceria diikuti senyum lebarnya.

"Kenapa kau jahil sekali sayang.." tegur Aunty.

"Aku akan kekamar dan ganti baju.. Meetingnya pasti sudah dimulai sekarang."

"Kau lihatkan Nathan jadi telat meeting."

"Mau kubantu ganti baju?" ujar Kath tiba-tiba. Semua orang langsung memandang kearahnya.

"Kathrine..." tegur Mommy Kath.

"Aku hanya ingin membantu. Sebagai tanda maaf mungkin."

"Jangan terus mengganggu Nathan Kath." Mommynya kembali menegur.

"I don't Mom.. I just want to help him."

"Ya Ampun.. cepat pergilah kekamarmu."

"Kamarku disebelah kamarmu sweatheart." teriak Kath sambil berlari kekamarnya.

Aku hanya bisa tersenyum lebar karena sikap kekanakannya yang tiba-tiba itu dan panggilan itu lagi, tapi dilihat dari Mommynya melihatku seolah dia curiga dan waspada padaku.

***************************

Selama meeting aku terus memikirkan tentang Kathrine. Hingga terpaksa selesai lebih cepat dan sekarang aku dalam perjalanan pulang kerumahnya.

"Nath, kau sudah pulang? Apa kau tidak enak badan sayang?" Heran Mom saat melihatku sudah pulang.

"Tidak, dimana Kath Mom?"

"Dia keluar, untuk apa kau mencarinya." Ketus Mommy Kath.

"Mommy.. aku tau kau sangat mencintai dan menghawatirkan Katherine tapi aku juga sangat mencintainya. Dulu aku memang tidak bisa berbuat apa-apa, dulu aku gagal melindungi dia.. dan buah cinta kita. Tapi aku bisa melindungi dia dengan lebih baik sekarang. Aku tidak bisa menjauhinya lagi,, aku ingin melindungi dan terus disisinya." Aku memohon hingga pasti terlihat sangat menyedihkan sekarang dengan seluruh wajah yang basah oleh air mataku.

Selama hidupku ini adalah kali kedua aku memanggil, dan keduanya dengan alasan yang sama..

Katherine...

Yang pertama saat dia sakit dahulu dan kehilangan calon anak kami, dan sekarang.
Memohon agar kami bisa kembali bersama.

**********************"

Kath POV
...........

"Aku pikir kita akan melakukan hal penting, semua orang masih mengira bahwa ingatanmu belum kembali dan seharusnya kau cerita lalu tangkap penjahatnya. Atau setidaknya kita harus lakukan sesuatu untuk membalas orang yang menyakitimu hingga memisahkan kau dan Nath." Dylan terus bicara tiada henti, seharusnya aku tidak izinkan dia mengikutiku tadi.

"Aku baru mendapatkan ingatanku lagi, dan masalah ini membuatku sakit kepala sehingga aku ingin santai di sini dan kau terus mengoceh dan tidak membiarkan aku tenang. Aku menyesal membiarkan kau mengikutiku sebaiknya kau pulang saja sana!!"

"Baiklah,, seharusnya kau bilang jika ingin santai dulu. Aku juga akan disini dengan tenang. Tempat spa ini sangat bagus. Aku merasa sangat segar setelah massage dan sekarang apa?"

"Diam saja dan jangan banyak bicara."

"Oke Maam. "

************************

"Nathan benar-benar sangat mencintaimu, baru kali ini aku melihat dia memohon dan menangis." Ujar Dylan.

Mobil kami tiba tepat saat Nath masuk rumah, kupikir dia meninggalkan sesuatu. Tapi justru hal inilah yang terjadi. Nathku menangis untukku.
Ini kali pertama aku melihatnya menangis, dia menyebalkan, sedikit angkuh, dan keras. Tidak akan ada yang percaya jika ia bisa menangis.
Pipiku juga sudah basah sekarang.

"Kenapa kau ikut menangis? Dia menjadi cengeng pasti karena tertular olehmu. Kau pasti tersentuh, apa kau tidak ingin memeluknya."

"Diamlah Walker, kau perusak suasana." Geramku pada Dylan. Dia terus mengerecokiku dan selebihnya menggoda sepupunya dengan menggunakan aku sebagai alat.
Sialnya dia hanya memamerkan giginya padaku.

"Yak.. kau mau kemana?" Kutarik kerah bajunya kebelakang saat dia akan masuk rumah.

"Tentu saja masuk, apa kita akan didepan pintu selamanya? Aku akan tidur di kamarku."

"Apa kau bodoh! Mereka akan tahu kita mengguping bodoh."

"Kau dan sandiwara masih hilang ingatanmu sangat merepotkan."

"Tutup saja mulutmu. Aku tidak pernah memintamu untuk ikut repot sialan."

"Kau dan Nath memang cocok, kalian berdua sangat menyebalkan padaku dan hanya bisa terus marah."

"Kau pantas mendapatkannya."

"Kenapa kalian bertengkar didepan pintu?" tanya Melanie yang sudah ada di belakangku. Helena, dan Jacob juga bersamanya.

"Tidak ada, bukan apa-apa." Elakku.

"Helen sayang,, aku harus kembali ke kantor sekarang. Aku akan menjemputmu saat kau sudah siap."

"Ya, aku akan menghubungimu nanti."

"See you Mel, Kath, ..."

"Dylan, Dylan Walker."

"Ya, Jacob nice to meet you."

Kami semua diam, memperhatikan mobil Jacob yang perlahan menghilang.

"Apa yang kalian lihat? Kenapa berdiri saja didepan pintu dan tidak masuk?" Kami semua menoleh. Mom, Mommy, dan Nath mereka semua disini.

Tanpa sadar aku menghela nafas dengan keras hingga semua perhatian kini tertuju padaku.

"Kenapa? Kau sakit lagi? Seharusnya jangan pergi." cecar Nath padaku lalu ekspresi khawatirnya berubah marah saat mengalihkan tatapannya ke Dylan.
Kena kau.. dia memang pantas mendapatkannya. Jika bukan Nathan maka aku yang masih akan mengomelinya.

"Apa kau gila, kenapa mengajaknya keluar. Dan jika dia pergi denganmu seharusnya kau menjaganya dan tidak membuatnya lelah dan sakit lagi seperti sekarang." Sentak Nath ke Dylan.

"Astaga, kalian berdua benar-benar.." ucap Dylan kemudian melenggang masuk.

"Sepupu sialan, pulang saja keasalmu."

Dylan terus berjalan sambil bersiul-siul. Memang pria sialan.

"Sudah Nath, Kath sayang ayo masuk." Mommy dan Mom menggandeng tanganku masuk.
Mereka berdua Ibu terbaik.

*********************

"Dylan sial, karena dia aku tidak tahu apa kelanjutan pembicaraan Mom dan Nath."

Tok.. tok.. tok..

"Sayang.. Mom bawakan makanan dan obatmu. Sebelum istirahat kau harus minum obat dulu."
Mom masuk ke kamarku, saat didepan pintu dia nampak kesal dan menghela nafas namun setelahnya dia membuka pintu kamarku lebih lebar. Mommy ikut masuk sambil tersenyum menghampiriku mengikuti Mom, lalu Nathan juga muncul setelahnya.

"Mommy dan Nath akan pulang setelah ini, Mommy khawatir jadi ingin memastikan kau makan, meminum obatmu dan istirahat sayang." Jelas Mommy saat aku menatap heran Nath yang ikut ke kamarku.

Setelah penjelasan Mommynya Nath masuk dan duduk di sofa kamarku tepat di hadapanku, berhadapan denganku.

Dia seperti diawal, nampak dingin dan mulai menyembunyikan lagi perasaannya padaku.
Sial.. Dylan..
Apa kelanjutan pembicaraan tadi?

"Katherine.." panggilan keras Mom menyentakku pikiranku. Nathan juga meninggalkan smartphonenya dan melihatku, sebelum aku sempat berpaling ke Mom mata kami berdua saling bertemu.

"Katherine, Mommy bicara denganmu. Ayo makan, minum obat lalu istirahat. Jangan pikirkan hal yang tidak penting sayang." Ujar Mom memutus kontak mata kami. Nath kembali dengan ponselnya dan aku ke Mom dan Mommy.

"Ya, sorry."

"Kau ingin disuapi sayang?" tanya Mommy.

"No, I can Mommy. Thanks." Aku mulai makan sesuap demi sesuap. Mom duduk di kasur tepat disampingku, dan Mommy duduk disamping Nath.

"Sudah, aku akan minum obatnya."

"Sedikit sekali, Mom melihatnya sayang. Itu baru tiga suap dan bahkan hanya suapan kecil. Biar Mom suapi saja." Mom langsung merebut piring ditanganku.

"Aaa.. ayo buka mulutmu."

"Mom,, I won't. Enough." Aku menutup rapat mulutku sambil mengeleng-geleng.

"Come on Kath, kau bukan anak kecil lagi kan."

"Kau ingin Mommy saja yang suapi." Mommy sudah berdiri lagi disamping kasurku.

"No.." kekehku.

"Astaga Kath, tiga suap lagi saja sayang. Setelah itu kau bisa minum obatnya dan istirahat."

"Kalau begitu tidak perlu minum obat, aku akan tidur saja."

"Ya Ampun anak ini.." kesal Mom sambil memukul ringan lenganku.

"Awh.. Mom, sakit."

"Karena itu ayo habiskan."

"Tadi Mom bilang hanya 3 suap lagi."

"Baiklah, tiga suap."

"Tapi aku tidak mau."

"Dasar,,.." Mom hendak memukulku lagi saat Nath sudah berdiri dibelakang kami dan menyela.

"Mommy,, berikan padaku."





Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

301K 29.7K 44
"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru" "Plis lah Maa" "Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa" "Lianda Sanjaya!!!" "Ikutin kata ma...
1.1M 13.9K 26
BoyPussy Bxb Cowo Bermeki
455K 35.2K 16
[SEBAGIAN DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU BARU BACA] Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpa...
389K 9.4K 61
bagaimana kalau hidup kamu yang awal nya bahagia dengan pekerjaan itu, malahan menjadi petaka untuk kamu sendiri. Pernikahan paksa akibat sebuah jeba...