One Day in Summer #2

By authoriya

37.2K 6.7K 795

[Lanjutan dari FF Spring Blooming]{PRIVATE ACAK FOLLOW UTK MEMBACA} Tujuh tahun berlalu. Semua baik-baik saja... More

0. chit-chat
1. a little bit flashback
2. Good News
4. His main jobs
5. The pieces of memory
6. The news and you
7. Possesive Myungsoo
8. The Beginning
9. Changed
10. A Little Secret of Sehun
11. Head over heels
12. Ending scene
13. Say you won't let go
14. The twin
15. A little-known fact
16. Finding dory
17. Vengeance
18. To be loved up

3. Airport, deja vu and you

1.8K 402 65
By authoriya

Salju membuat sebagian jalanan di kota Paris ditutup. Maskapai penerbangan pun beberapa mengalami delay. Seperti yang saat ini dialami beberapa penumpang, duduk di kursi dengan raut wajah beragam. Beberapa yang seperti menahan kekesalan dan bahkan memarahi staff penerbangan, sedangkan beberapa nya lagi nampak tidak peduli dan memilih membuang waktu dengan berselancar dengan gadget mereka.

Suzy bertumpu dagu, menatap kearah bapak-bapak yang sedang mengomeli staff penerbangan karena delay yang tak kunjung berakhir.

"Pak tua itu semakin membuatku jengkel saja!" Gerutu Suzy. Wanita itu, paling anti sekali dengan yang namanya seseorang yang egois dan tak sabaran. Delay juga disebabkan karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penerbangan karena faktor cuaca yang memang sedang tidak memungkinkan. Lagipula, memangnya dari semua yang terdampar disini, hanya Pak tua itu saja yang memiliki kesibukan? Suzy yakin bahkan setiap orang disini juga memiliki kesibukan, namun mereka lebih bisa memanage diri mereka dan tidak melampiaskan kepada yang tidak bersalah.

Suzy menoleh ketika merasakan sesuatu yang dingin menempel di pipi kanannya, kemudian mendapati es krim rasa pisang nampak menggiurkan didepannya. Tangan Suzy langsung menyambar es krim itu dengan senang, lalu membuka bungkusnya.

"Cuaca dingin seperti ini dan calon isteriku malah meminta dibelikan es krim." Kata Sehun. Ia lantas mengambil tempat disebelah Suzy dan membuka kacang panggang yang dibelinya.

Suzy menjilat ujung es krim nya dan kekesalannya akibat Pak tua yang sekarang sudah duduk di tempatnya itu langsung menguap.

"Kau selalu membeli kacang disaat kau tau aku alergi kacang." Suzy melirik Sehun yang sedang mengunyah dengan nada sebal. "Aku harus mempertimbangkan ulang kesetujuanku menjadi isterimu..." Lanjut Suzy.

Sehun terkekeh, "Teruslah seperti itu, Suzy."

"Seperti apa?"

"Mulai mempertimbangkanku. Aku menyukai kata-kata itu." Ucap Sehun pelan.

***

"Hei, Kim Myungsoo! Kau dengar aku tidak?!" Suara bising yang terdengar dari handsfree yang digunakannya membuat Myungsoo mendesah kesal. Pekerjaannya sudah begitu banyak dan ribet karena sejak pagi-pagi sekali dia harus mengikuti seseorang yang akan tiba dari Paris. Sehingga, sejak sepagian ini dia dan tiga orang lain di timnya sudah berjaga-jaga disana.

"Tenanglah, hyung! Kau membuat konsentrasiku buyar jika kau terus saja memanggilku!" Myungsoo keki.

"Kudengar maskapai yang membawa Michele Hwang orang kepercayaan Jang Tae Joon akan tiba lima menit lagi. Kau harus standby di tempatmu, Myung."

"Aku sudah sejak tadi standby di tempatku." Myungsoo berdecak, "Kau fokus di pintu vip, jangan malah menggoda staff-staff cantik disana." Lanjut Myungsoo. Dia sangat tahu jika tabiat Sungkyu yang suka menggoda para wanita cantik yang berada didekatnya.

Terdengar suara kekehan diujung sana,  "June, kelinci gila ingin mengajakmu berkencan hari minggu besok katanya. Kau mau tidak?" Kemudian suara milik Sungkyu yang bertanya pada siapapun orang bernama June disana, yang langsung membuat Myungsoo mencopot handsfree nya.

Myungsoo mendengus kesal. Jika Sungkyu ingin mendekati wanita tolonglah jangan bawa-bawa namanya. Lagipula, seberapa besarpun keinginan Sungkyu menjodohkan ia dengan wanita manapun, Myungsoo tidak akan merespon. Ntah kenapa, dia merasa tidak ada wanita Seoul yang membuatnya tertarik.

Bahkan, ketika mendengar Ellen menikah dengan si tukang robot itu saat Myungsoo sedang di akademi kepolisiaan kala itu dirinya sama sekali tidak merasakan patah hati atau semacamnya. Kenapa? Myungsoo juga tidak tahu.

Omong-omong, Bicara soal Jang Tae Joon, si Chaebol yang saat ini di gadang-gadang sedang tersandung kasus korupsi bermiliyar-miliyar won. Meskipun beritanya belum sampai ke publik dan mereka masih dalam mode investigasi karena bukti yang mereka punya belum cukup banyak membawa chaebol itu datang ke kantor polisi. Karena itulah yang menyebabkan dia dan timnya diberi tugas untuk mengikuti orang-orang yang ada di dalam list yang kemungkinan juga ikut menerima uang haram itu.

Myungsoo mendesis sinis, tidak mengherankan bagaimana Jang Tae Joon semakin kaya raya dan jumlah nol di tabungannya tidak terhitungkan lagi. Ternyata dia sama saja, rela di suap oleh orang-orang berkuasa demi uang dan tidak memperdulikan nasib orang lain atau tidak memperdulikan integritas media yang di kelolanya.

Myungsoo memasukkan ponselnya kedalam saku celana, kemudian kembali memasang handsfree ke telinga kirinya. Kakinya melangkah mendekat, jika kali ini berhasil menangkap Michele Hwang, maka di pastikan kebusukan Jang Tae Joon akan terbongkar.

Pria itu menunggu, berbaur dengan beberapa orang yang juga sedang menunggu keluarga mereka. Saat melihat sosok yang dicarinya keluar darisana dengan koper ditangannya, Myungsoo berbisik pelan. Mengatakan pada Sungkyu diujung sana, "Hyung, Aku menemukannya!"

"Gotcha! Aku akan segera kesana." Kata Sungkyu.

Kemudian, pria itu bergerak cepat kedepan, borgol yang sejak tadi di kantonginya langsung diambil dan ditaruhnya pada kantung jaket. Tungkainya berjalan mengikuti Michele Hwang yang berjalan tanpa pengawalan. Cocok sekali.

Senyum bengis dikeluarkan Myungsoo ketika ia hampir mencapai tujuannya. Satu tangannya berada di saku jaket. Pada saat Myungsoo sudah dalam jarak tiga langkah untuk mencapai tujuannya, seseorang menabraknya dari arah samping. Lalu, tubuhnya sama-sama terjerembap menyentuh dinginnya lantai.

"Aw!"

***

Suzy dan Sehun berjalan beriringan dengan koper ditangan mereka masing-masing. Keduanya berjalan menuju keluar.
Ada beberapa perbaikan disana sini sejak terakhir kali Suzy menginjakkan kakinya di bandara ini. Sudah lama, tentu saja pasti pemerintah lebih mengoptimalkan dan melakukan pemeliharaan bangunan secara berkala mengingat ini adalah satu bandara terbaik di dunia.

"Aku akan kesana dulu, ya? Kau tunggu di kursi yang ada disana." Tunjuk Sehun pada deretan kursi putih.

"Aku ikut, uh?" Kata Suzy. Dia merasa tidak nyaman sendirian disini. Meskipun ia pernah menghabiskan waktunya di Korea dan Kedua orang tua nya berkebangsaan korea, Suzy masih merasa asing dengan negara ini. Selain itu, di bandara ini mengingatkannya kepada seseorang yang pertama kali ditemuinya disini. Tujuh tahun silam.

Sehun mengangkat alisnya, "Kau ingin ikut aku ke toilet?"

Mendengar perkataan Sehun, kedua pipi Suzy langsung memerah, "Tidak! Uh," Dipandanginya kursi yang sebelumnya ditunjuk oleh Sehun. Lalu kembali memandang pria itu, "Jangan lama-lama."

Sehun mengangguk. Kemudian melesat pergi kearah jam sembilan. Sedangkan Suzy, berjalan dengan kopernya kearah jam tiga.

Suzy berjalan dengan menunduk, satu tangannya mengeluarkan ponsel dari dalam slingbag nya, dia ingin mengabari Soojung kalau dirinya dan Sehun sudah sampai di Seoul. Jemarinya mencari nomor Soojung, hingga membuatnya kurang fokus pada sekitar. Kemudian, yang dirasakan Suzy adalah dia menabrak seseorang hingga membuatnya terjatuh bersamaan dengan kopernya.

"Aw!" Ringis Suzy saat tubuhnya dengan mulus menyentuh dinginnya lantai. Ponselnya sampai terpental kedepan, tepat di dekat kaki seseorang yang juga jatuh akibat kejadian barusan.

"Kau baik-baik saja?"

Suara itu...

"Kau baik-baik saja?"

Satu kilas balik langsung menghantamnya. Dèja vu!

Suzy mendongak ketika satu tangan terulur didepannya. Menolongnya untuk bangkit. Dengan degub jantung yang tak bisa dijelaskan, ia menerima uluran tangan itu dan pada detik berikutnya Suzy sudah berdiri beserta koper miliknya.

"Ellen?" Ucap pria itu.

Suara itu kembali terdengar, menanyakan apakah dirinya baik-baik saja. Juga, uluran tangan pria itu yang menyerahkan ponsel Suzy yang tadi terpental.

Pria musim semi nya. Kim Myungsoo.

"Ha?"

"Bukannya kau di Amerika bersama si tukang robot itu, kenapa kau--" Myungsoo tidak meneruskan ucapannya ketika dua manik mata wanita didepannya membuat pria itu tenggelam. Ntah kenapa, jantung Myungsoo langsung berdegup keras ketika tatapan mereka bersibobrok. Respon yang berbeda ketika dia terakhir kali melihat wanita didepannya ini. Melihat Ellen menikah dengan Choi Minho. Tangannya bergerak memegang jantungnya saat degup itu semakin kencang dan sedikit menyeri. Ada perasaan yang sulit dijelaskan didalamnya. Kemudian, Myungsoo menyipitkan matanya. Memandang wanita yang kini pucat pasi ditempatnya,

"Kau... Siapa?" Tanya Myungsoo pelan.

"Kau... Siapa namamu?"

Suzy terdiam. Mulutnya seolah terkunci dan tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Kedua manusia itu saling bertatapan dan tidak ada satupun diantara mereka yang mencoba melepaskan pandangan. Suzy mengencangkan pegangannya pada koper miliknya, ketika suara Sehun terdengar memanggil namanya.

"Suzy?" Sehun mendekat. Menatap bingung saat melihat pria lain disana. Dia seperti pernah melihat pria itu, tapi dimana...

"Suzy?" Myungsoo mengernyitkan dahinya. "Kenapa kau mirip dengan Ellen?"

"Ellen?" Kali ini yang terdengar adalah suara Sehun. Benar saja, pria ini tidak asing di matanya mungkin karena dia adalah teman Ellen. Kemudian Sehun tersenyum lebar, "Dia Bae Suzy, adik kembarnya Bae Ellen."

Saat mendengar nama Bae Suzy disebutkan, kepala Myungsoo langsung terasa sakit. Berikut dengan dadanya yang seolah-olah teremas hingga membuatnya mengilu.

Saat Myungsoo ingin kembali menanyakan sesuatu, suara dering ponselnya membuatnya mengurungkan niat itu. Myungsoo mengambil ponselnya dari dalam saku celana dan mendapati nama Sungkyu menari-nari disana. Kedua mata Myungsoo menatap Suzy dan Sehun bersamaan, lalu bergumam pelan, "Sekali lagi aku minta maaf karena tidak sengaja menabrakmu, nona. Aku harus pergi. Sampai jumpa." Myungsoo menundukkan kepalanya sebentar, lalu berbelok dan berlari menjauh.

***

Sehun melirik ke samping kanan, menatap wanita cantik dengan jaket jeans lusuh yang kini berada di pangkuannya, tidak lagi di pakainya.

"Kau kenapa, Zy?" Tanya Sehun khawatir. Suzy memang pendiam tidak seperti Ellen yang blakblakan, tetapi dia tidak pernah melihat ekspresi ini setelah sekian lama. Hanya saat dulu, saat Suzy masih menjalani pengobatan nya saja.

Suzy tidak menjawab. Kedua matanya terpaku kedepan dengan raut wajah sedih.

"Zy?"

Suzy menggeleng dan tersenyum kecil, "Tidak, aku hanya lelah saja."

Suzy tidak pernah tahu, bertemu dengan Myungsoo dengan cara yang sama seperti ketika pertama kali dia bertemu dengan pria itu mampu memporak-porandakan hatinya. Walaupun wajah Myungsoo samar diingatannya karena waktu telah mengikis ingatannya dan fakta bahwa penampilan Myungsoo yang tampak semakin gagah dari tujuh tahun yang lalu, Suzy masih tetap bisa mengenali pria itu. Si pemilik jaket jeans yang selalu di pakainya. Jaket yang di kenakannya hanya agar dirinya tidak melupakan kalau ia pernah merasa di cintai oleh seseorang selain keluarganya. Tetapi, mendapat kenyataan bahwa orang yang mati-matian diingatnya malah sudah melupakannya dan seperti tidak pernah menganggap dirinya ada itu ternyata menyakitkan. Lebih menyakitkan daripada virus yang tiba-tiba menyerangnya dulu.

Suzy merepalkan dalam hati supaya ia tidak menangis. Dia tidak boleh menangis. Bukankah seperti ini yang diinginkannya dulu, Agar Myungsoo tidak merasa terluka dan kehilangan kalau dia akhirnya pergi? Bukankah ini yang diinginkannya dulu, supaya orang yang disayanginya tidak terlalu bersedih dan mengingatnya?

Tapi... Apakah ini yang benar-benar diinginkannya?

***

Hayoo yg kemaren pada nebak suzy amnesia... Wkwkwk SALAAAH! *ketawajahat

Hahahhaa
Hahaha
Jgn lupa... peace, love and gawl! (*Eh salah)
Jgn lupa; vote, comment and repeat.

Continue Reading

You'll Also Like

34.3K 5.6K 55
Sasusaku Fanfiction 00000 Hidup Haruno Sakura nyaris sempurna. Memiliki latar belakang keluarga mengesankan, teman-teman yang setia, hobi yang menyen...
32.4K 3.8K 24
Disclaimer Naruto © Masashi Kishimoto All about Naruhina Oneshot, ficlet, drabble singkat Hasil imajinasi
820K 39.5K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
5.7K 1.2K 5
Apa yang harus kau lakukan ketika bertemu dengan orang yang kau pernah memiliki hutang padanya dengan jumlah yang besar? Tentu saja harus membayarnya...