The Star and the Vineyard (TE...

By deningcaya

83.7K 7.5K 1.1K

(COMPLETED- TELAH TERBIT) Chris sang bintang layar lebar dan pewaris kerajaan bisnis keluarganya harus rela t... More

".... kehidupan yang tak pernah kau bayangkan...."
"Aku standar apa?"
"Selamat datang !!!"
"Bendera perang telah berkibar!"
"....a surprise show.."
"'... kenapa tidak kau lakukan sekarang?...."
"Ladies, it's a quiz time!"
"... Bagaimana kalau aku jatuh cinta...."
" Stay invisible."
"Gadis besar itu tidak ingin ikut....."
"Menculik kamu"
".... Kalau kau perlu aku, itu kamarku"
".... Lihat siapa yang datang."
"..... Saya tahu siapa Anda."
"Berhentilah bersikap manis...."
"Kalian gila !!!"
" ...... firasat buruk.... "
"Seperti orang hilang akal !"
".... Dokter setampan itu ?"
"''... Gila popularitas dan sensasi."
"..... Aku mencintaimu...."
"..... menyamar?"
"Belladonna"
".....tertangkap basah..."
"... terus dengarkan suara-suara...."
cilukbaaa
".... cinta lokasi ?"
"For the rest of my life."
the casts
SEGERA TERBIT!!!
siap-siap
Mau ?
Ekstra chapter

"..... memberimu sedikit rasa sakit...."

2.3K 226 23
By deningcaya

Maaf buat yang lagi asyik baca, mulai chapter selanjutnya saya private ya, jadi follow dulu yaakk. Tinggal dikit lagi kok. Thank you

Secara tidak terduga Jo Bayusaga datang ke Greenview untuk ikut menyaksikan penutupan reality show.

Ia berminat mendanai perbaikan gedung sekolah yang didirikan Sarah dan Emma, serta beberapa pembangunan infrastruktur lainnya.

Namun ia tidak mau namanya disebut-sebut dalam pendanaan itu. Ia hanya ingin duduk di situ sebagai orangtua Christian Bayusaga.

Satu band dari Deanton yang sedang naik daun diundang untuk konser mini dan juga mengiringi Chris yang akan menyanyikan lagu-lagu dari soundtrack beberapa film yang dibintanginya.

Kwame hadir lagi sebagai host acara itu, yang tentu disambut histeris oleh para penggemarnya.

Keluarga Pierre duduk dengan kebanggaan terbias di wajah, khususnya Mr. Pierre. Ia terlihat paling gagah  di antara sesama kepala desa sekitar Greenview yang juga diundang. Ia sangat percaya diri saat bicara dengan Walikota Farbenstad, para pengusaha dan orang-orang penting yang duduk di dekatnya.

Sarah berusaha sedapat mungkin menarik diri dari keramaian. Sebenarnya ia sangat ingin ikut duduk atau berjejalan dengan teman-temannya di sekitar panggung menyaksikan Chris dan band itu dari dekat. Ingin sekali!

Tapi tidak. Dengan kerumunan orang sebanyak itu, ia tidak mau ambil resiko.

Ia mendengar dari Emma bahwa banyak orang dari daerah lain yang sangat penasaran ingin berjumpa langsung dengan gadis yang dikabarkan 'sangat dekat' dengan Christian Bayusaga selama reality show berlangsung.

Gadis yang sama yang sempat membuat heboh dan membuat Elena Ishtari menghilang dari sorotan publik untuk waktu yang tidak bisa ditentukan.

Sarah tidak ingin tatapan mata mereka sedikit teralihkan kepadanya di saat sepenting ini. Ia sangat sadar keingintahuan mereka semakin kuat setelah ia sering menghilang ke Deanton, dengan atau tanpa Chris.

Sarah tak pernah suka jadi pusat perhatian umum, mungkin karena trauma masa lalu, dan jelas ia tak ingin memulainya sekarang.

Sarah hanya melihat semua gegap gempita itu dari tempat yang agak jauh.

Dari pagi buta tadi ia sudah berada di kediaman keluarga Pierre tanpa berani keluar dari pintu sedetikpun.

Ia masih sempat bercakap-cakap dengan ibu Chris yang tiba tak lama setelah ia datang.

Chris pun masih meluangkan waktu untuk menjalin Sarah. Ia menjejalkan tisu toilet yang panjang ke bagian belakang jinsnya.

Sarah baru menyadari setelah para kru tersenyum-senyum dan Chris berteriak-teriak.

"Minggir! Minggir! Awas ada kitsune! Kumiho! Siluman rubah ekor sembilan lewat!"

"Kitsune, ya? Baiklah, kitsune ini akan mulai menggoda dan merayu para lelaki, bisa dimulai dari ehm polisi-polisi itu," desis Sarah yang langsung merusak mood jail Chris.

"Hmm, jadi ini kerjamu selama di sini, Chris," kata ibunya.

"Ah, hanya intermeso, Mom. Sarah tidak akan serius. Ya, kan, sweetie?"

Sarah tersenyum. Ia geli melihat begitu cepat perubahan ekspresi Chris dari wajah anak nakal menjadi laki-laki dewasa yang gusar setelah mendengar gurauannya tentang mitos siluman rubah yang senang merayu lelaki calon korbannya.

Tapi Sarah jadi mati gaya ketika menghadapi tingkah spontan Chris sebelum keluar rumah menuju panggung.

"Hei, sweet kitsune!" Sarah menoleh dan tiba-tiba Chris memegang wajahnya dan mencium keningnya, di depan kru, keluarga Pierre dan ibunya!

"Mmmuuaahh. Wish me luck!" Ia santai saja melakukan itu.

Sarah yakin rona wajahnya pasti berubah-ubah tak terkendali seperti bunglon hilang kontrol atas syaraf perubah warna kulit.

Dari atas balkon kayu lantai dua kediaman Pierre, Sarah melayangkan pandang. Suara hingar bingar masih terdengar jelas di lapangan yang berjarak kurang lebih lima puluh meter. Ia melihat Chris mulai beraksi di panggung.

Menarik, batinnya. Aku semakin sadar mengapa orang-orang menyukainya. Selain tampan, Chris sangat simpatik. Eh, mengapa jantungku berdebar liar?

Di bawah, dekat pintu depan, dua polisi yang ditugaskan menjaganya duduk santai. Mereka juga menikmati penampilan Chris dan band itu sambil sesekali mengobrol. Jadi praktis Sarah sendirian dalam rumah.

Dan tak seorangpun mendengar suara halus mesin mobil yang berhenti tak jauh dari halaman belakang rumah keluarga Pierre.

Dua polisi yang berjaga di pintu depan juga tak mendengarnya. Mereka sedang tertawa mendengar lelucon dari acara selingan yang dibawakan oleh komedian ibukota dan beberapa warga lokal.

Jo Bayusaga mengalihkan pandang ke arah balkon rumah keluarga Pierre. Ia melihat Sarah masih berdiri di atas balkon.

Dragan dengan mudah  masuk lewat pintu belakang yang tidak terkunci.

Tak seorangpun menduga ia berani muncul dalam waktu sedekat ini.

Ya, kalian bersenang-senanglah di sana, seru Dragan dalam hati. Ia mengintip dua polisi yang sama sekali tidak menaruh curiga. Ia tersenyum mengejek.

Tanpa kesulitan ia menemukan tangga ke atas dan menuju kamar berbalkon tempat Sarah menonton dari kejauhan. Ia sengaja mengetuk pintu.

Sarah mendengar ketukan itu samar-samar. Tanpa curiga ia berjalan ke pintu dan membukanya.

"Jumpa lagi, Brandis," Dragan menyeringai sadis.

Sarah berusaha berlari balik ke balkon, tapi laki-laki jahat itu langsung memegang erat tubuhnya dan membekap mulutnya. Ia membungkam mulut Sarah dengan lakban yang dibawanya, serta membebat tangan dan kakinya juga. Lalu ia memperkuat lakban di kaki dan tangan Sarah dengan seutas tali yang juga sudah disiapkannya.

Sarah terus meronta dan menendang benda-benda yang dilewatinya ketika Dragan menyeretnya dengan susah payah menuju mobil. Tapi bunyi keramaian yang membahana seakan meredam seluruh usahanya.

Nyeri luar biasa terasa pada bagian-bagian tubuh Sarah yang masih dalam masa penyembuhan.

Ia merasa tenaganya melemah dengan cepat setelah meronta-ronta tanpa hasil. Dragan menjambak rambut dan menamparnya dua kali yang membuat wajahnya seperti disengat listrik dalam sekejap.

Bayangan Hannah Petrovic yang menyimpan bias ketakutan di matanya muncul dalam benak Sarah. Ia mendapat gambaran apa saja yang telah dilakukan laki-laki tanpa belas kasihan ini terhadap istrinya.

Sarah sadar sekali lagi nyawanya berada di ujung tanduk. Ia membayangkan kemungkinan terburuk yang dapat menimpanya.

Dragan punya kesempatan lebar untuk langsung membunuhnya, tapi tidak dilakukannya. Sarah berpikir tentang siksaan yang akan diterimanya.

Dengan kasar Dragan mendorong Sarah ke dalam mobilnya. Kepala Sarah terantuk tepian jok. Ia merasakan kepalanya berdenyut hebat.

Chris!!! Tolong!!! Teriak Sarah dalam hati.

Chris melihat sosok Sarah menghilang dari balkon. Ia langsung cemas karena gadis itu tak muncul juga setelah agak lama. Tapi saat ini ia harus terus berkonsentrasi menyelesaikan lagunya dan berharap Sarah hanya masuk ke dalam rumah.

Meskipun penampilannya di panggung nyaris tak berubah, tapi sang ibu tahu ada yang mengganjal di hatinya. Ia hafal tatapan mata resah itu.

Begitu Chris turun panggung, Jo Bayusaga berpamitan pada walikota Farbenstad dan orang-orang di sekitar tempat duduknya.

"Mom, Sarah...."

Mereka menepi dari hiruk pikuk backstage. Dechen dan Sergio ikut merapat.

"Kau jangan khawatir," kata ibunya. Mungkin Sarah sedang mengerjakan sesuatu.

"Tapi dia sudah berjanji akan menonton sampai selesai."

"Dengar, Chris. Kau dan Sergio tetap di sini melanjutkan acara, sewajar mungkin. Jangan menimbulkan sedikitpun kecurigaan di tengah keramaian ini. Dechen, ikut aku," perintah Jo Bayusaga dengan tenang tapi tegas.

Ia tahu Chris akan memaksa ikut jika ada sedikit saja keraguan di wajah sang ibu. Tapi rupanya kata-katanya manjur. Chris kembali bersiap naik panggung.

Ketika mereka tidak menemukan Sarah dimanapun di rumah itu, Dragan telah membawanya ke bukit. Ke rumah Sarah.

Ia menarik lakban di mulut Sarah dengan kasar. Sarah memekik sakit.

"Penjahat! Apa belum cukup juga semua yang telah kau lakukan? Kau mau apa sekarang, hah?" Sembur Sarah penuh kemarahan.

Dragan malah tertawa mengejek. "Ooooh, kasihan sekali gadis Brandis ini.... Dari hidup manja di kota besar harus tinggal di puing-puing busuk ini.... Ooooh, kurasa aku hanya perlu menambahkan sedikit lagi saja siksaan."

Dengan sengaja ia menggulingkan barang-barang yang ada di dekatnya, lalu berjongkok di depan Sarah yang terduduk di lantai. Dengan sebelah tangan ia mencengkeram keras rahang Sarah.

Sarah menahan ngilu di sekujur tubuhnya yang menjalar semakin cepat.

"Aku tidak menemukan surat-surat berhargamu," disentakkannya wajah Sarah. "Aku tak bisa memutuskan apakah kau pura-pura atau benar-benar tidak tahu keberadaan surat-surat itu."

"Sudah kukatakan aku tidak peduli!" Jerit Sarah kesal.

"Tapi.... mendadak aku punya ide setelah menonton televisi. Hmm.. kabarnya kau cukup dekat dengan aktor anak keluarga Bayusaga yang kaya raya itu...."

Sarah tercekat. Oh, tidak. Jangan Chris dan keluarganya! Apa rencana bajingan ini?!

"Mungkin aku bisa pergunakan kau untuk memeras mereka. Yah, meskipun nantinya cuma tinggal mayatmu, tapi kurasa masih berguna...."

Separuh pikiran Sarah sudah kacau balau mendengar keluarga Chris juga diincar oleh Dragan. Tapi ia mendorong sisa pikirannya yang masih lurus untuk bisa terus bertahan.

"Apa? Jangan bermimpi kau! Cukup keluargaku saja yang jadi korban keserakahanmu!"

Dragan mencibir sinis.

"Teruslah meronta. Sia-sia. Tidakkah kau lihat mereka semua sedang asyik berpesta?"

Laki-laki kejam itu mengeluarkan sepucuk pistol dari balik bajunya.

Sekarang Sarah merasa seluruh kemampuannya berpikir dialiri es yang beku.

"Sebenarnya aku ingin menyiksamu dulu. Yah, supaya lebih berseni dan ...."

"Kau memang gila!!"

"Terimakasih pujianmu, nona Brandis, " kata Dragan lembut, tapi sedetik kemudian matanya berubah liar. Ia membentak dengan suara menggelegar.

"Jangan pernah menyela pembicaraanku!!!"

Sarah tak ingin terlihat lemah dan takut, tapi dengan moncong senjata di kepalanya, ia menggigil.

Dragan membuka kunci pistol itu.

Sarah melihat kesempatan itu! Ketika Dragan masuk ke jarak jangkau kakinya, dan ditendangnya kedua kaki lelaki jahat itu sekuat tenaga.

Berhasil! Ia jatuh. Sarah mencoba bangkit, tapi kemenangan kecilnya tak lama.

Dragan bangun kembali, semakin marah.

"Cukup!!! Kalian Brandis memang tak mudah menyerah! Tapi aku sudah muak!!"

Ia menarik pelatuk pistolnya.

Sarah gemetaran tak terkendali. Chris!!! Hanya nama itu yang terlintas dalam benaknya.

Gawat darurat, gawat darurat!

Masihkah ada kesempatan??

Or this is it?

Semakin mendekati chapter terakhir yaa stargazers!!!

Kitsune

Continue Reading

You'll Also Like

3.3K 512 23
Benarkah cinta sejati tak akan berubah meski dengan mata yang berbeda..? "Yuri percayalah padaku.. Aku adalah kim taehyung, V namja chingu mu yang s...
125K 4K 27
Namaku Isabelle Rossy McClintone. Anak dari empat bersaudara. aku adalah puteri kerajaan. Hidupku selalu terikat oleh peraturan kerajaan. Hingga ayah...
75.9K 6K 48
Cerita pertama author jadi maaf kalo aneh
47.9K 7.7K 29
cerita suka-suka yang penting cerita wkwk