REVENGE ( Jeon Jungkook ) - E...

By JihyoRiRi

179K 17.5K 2.4K

Jihyo gadis dengan reputasi sebagai playgirls disekolah yang suka memutuskan kekasihnya setelah seminggu ber... More

1.Rival
2.Secret
3.Feelings
4.Apartement
5.Game Over
6. Bad day
7.Home
8. Nightmare
9. Nightmare pt 2
10.Angry Jungkook
11.She's Back
12. Jealous
13. Picnic
14. Lotus
15. Love Song
16. Don't Leave Me
17. First Date
18. Distance
19. Missunderstood
20. Truth
21. I Miss You
22. Spying Her
23. Spying Her pt 2
24. Confession
25. Kissing You
26. She's Mine
27. Sorry
28. Second Date
29. Old friend
30. Tears
Intermezzo
31. Can We?
32. The Choice
33. Last date
34. Goodbye
35. Give Up
36. Comeback
Pengumuman
Pengumuman

37. Girl With The Red Dress - Ending?

5.4K 455 121
By JihyoRiRi

Sebelum lanjut, aku harap kalian memiliki imajinasi lebih untuk membayangkan situasi yang ada..karena jujur aku kesulitan nulis ini...

"Maaf tuan anda tidak bisa masuk."

Jungkook menganga mendengar ucapan pengawal yang kini tengah berjaga didepan pintu masuk mansion tempat resepsi pernikahan Jimin. Hanya karena lupa membawa undangan dirinya harus tertahan disini dan terancam tidak bisa masuk kedalam.

"Yak!! Kau tidak tahu siapa aku?" Jungkook mengangkat topengnya sedikit. Memberitahukan bahwa dia adalah Jeon Jungkook sahabat dekat Jimin.

"Saya tahu anda tuan Jungkook. Tapi, peraturan tetaplah peraturan. Tuan Jimin sudah berpesan, siapapun yang tidak membawa undangan tidak diperbolehkan untuk memasuki gedung ini." Jawab pengawal itu dengan wajah datar tanpa takut sedikitpun.

"Termasuk aku?"

"Ya, termasuk anda tuan Jeon".

Jungkook berdecak sebal. Dia sungguh kesal dengan Jimin yang membuat peraturan konyol ini. Jungkook bahkan tidak ingat menaruh undangan itu dimana. Mungkin tertinggal di apartement Tzuyu. Dan sialnya lagi sekarang dia harus menanggung malu sendiri. Kekasihnya tidak bisa menemani karena sedang menjalani pemotretan di luar negeri.

"Park Jimin sialan! Bisa-bisanya kau membuat peraturan konyol seperti ini."

"Lagipula buat apa dia membuat pesta topeng seperti ini? Ini Korea, bukan Eropa atau Amerika. Kenapa tidak memakai konsep tradisional saja."

Jungkook menggerutu kesal. Dia sudah tidak berniat lagi menghadiri pesta ini. Biarlah dia dicap sebagai sahabat yang tidak setia. Ini semua juga gara-gara Jimin. Jungkook membalikkan tubuhnya bermaksud untuk meninggalkan tempat ini.

Tapi, tiba-tiba seorang gadis merangkul tangannya dan menarik kembali pemuda itu kedekat penjaga yang tadi menghadangnya.

"Dia datang bersamaku. Bisakah kami masuk sekarang?" Gadis itu menunjukkan undangan yang dibawanya.

Pengawal yang menjaga melihat undangan yang bawa gadis itu, kemudian dia mengangguk dan membiarkan mereka berdua masuk. Sementara Jungkook hanya terdiam dan mengikuti tarikan tangan gadis itu.

Jungkook tidak tahu siapa gadis bergaun merah yang kini tengah menggandeng tangannya memasuki ruangan pesta itu. Jungkook memperhatikan penampilannya. Postur tubuh gadis itu tidaklah terlalu tinggi, tapi saat ini terlihat sempurna dengan bantuan higheels 10cm nya itu. Badannya terbalut gaun terusan berbahan sutra berwarna merah maroon. Terlihat sangat cantik dan elegan.

"Terima kasih karena sudah mengajakku masuk." Gadis itu membungkuk hormat pada Jungkook. Tanpa menunggu ucapan balasan dari Jungkook, gadis itu kemudian berlalu pergi dari hadapannya.

"Apa-apaan dia? Harusnya aku yang berterima kasih. Kenapa malah dia yang mengucapkan hal itu. Lagipula siapa gadis itu, aku merasa pernah mendengar suaranya." Jungkook bermonolog. Dia merasa familiar dengan suara gadis itu. Tapi siapa? Dia tidak tahu. Karena saat ini semua tamu undangan memakai topeng yang menutupi wajahnya. Jungkook terus memperhatikan gadis itu kemanapun dia melangkah. Gadis itu terlihat sangat anggun. Terlihat dari cara dia meminum red wine. Sungguh sangat berkelas. Jungkook meyakini mungkin dia salah satu rekan bisnisnya.

Dengan rasa penasaran yang menumpuk, Jungkook mendekati gadis itu  yang kini tengah duduk disalah satu meja yang ada disana.

"Halo nona, bolehlan aku duduk disini?" Sapa Jungkook mencoba berbasa basi.

Gadis itu mengiyakan permibtaan Jungkook dengan anggukkan. Jungkook yang mengerti, kemudian duduk disamping gadis itu.

"Maaf, sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih karena tadi kau sudah membantuku masuk."

"Sama-sama." Jawab gadis itu singkat.

"Hemm.. Ngomong-ngomong apa kita saling mengenal? Aku merasa familiar dengan suaramu. Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Mungkin sebagai rekan bisnis?" Jungkook langsung menanyakan apa isi pikirannya. Dia terlanjur penasaran dengan gadis bergaun merah itu.

"Apakah identitasku penting bagimu tuan Jeon Jungkook?" Gadis itu tersenyum miring. Wajahnya terlihat sangat angkuh meski tertutup oleh topeng hitam yang dipakainya.

Jungkook mengernyit mendengar gadis itu menyebut namanya. Dia makin yakin kalau dia mengenal gadis ini. "Oh tentu nona. Sesama rekan kerja haruslah saling mengenal. Bukankah begitu?"

"Tapi aku bukan rekan kerjamu."

"Lalu siapa kau kalau begitu?" Tanya Jungkook penasaran.

Gadis itu tersenyum. "Jika kau ingin tahu siapa diriku, sekarang berdansalah denganku."

Jungkook tersenyum miring. "Berdansa? Tentu saja. Itu bukan ide yang buruk." Dia mengulurkan tangannya dan disambut anggukan oleh gadis itu.

Kini mereka berdansa bersama beberapa orang yang sudah lebih dulu melakukannya. Bahkan sang pengantin juga saat ini tengah berdansa. Di iringi alunan musik klasik, Jungkook mulai merangkul pinggang gadis itu dan mulai berdansa dengan tempo yang pelan.

"Kau tahu tuan Jeon, Dansa yang saat ini kita lakukan memiliki sebuah anturan. Setiap pergantian lagu, kau harus berputar untuk menemukan siapa pasangan dansamu yang selanjutnya. Jadi sebelum lagu ini selesai, tanyalah sesuatu padaku. Tapi bukan nama. Tanyalah hal lain. Semisal klue dimana kau bisa menebak siapa diriku. Kau mengerti?"

Jungkook menganggukan kepalanya. Dia mengerti yang di maksud gadis ini. "Baik, kalau begitu mari kita manfaatkan waktu yang tak lebih dari semenit ini."

"Pertama aku ingin bertanya apa kau bertemu aku saat perjalanan bisnis?"

"Tidak." Jawab gadis itu.

Jungkook mengerutkan keningnya. Berarti dia bukan dari kalangan dunia kerjanya. Begitu pikir Jungkook.

"Apa kau dari kalangan model? Kau tahu bukan kekasihku juga seorang model?" Tanyanya kemudian.

"Ya, aku tahu kekasihmu seorang model terkenal. Tapi sayang aku juga bukan dari kalangan mereka."

Jungkook semakin penasaran. "Lalu siapa dirimu? Apa kau ini mantan pacarku? Benar?"

Gadis itu terdiam sejenak. "Entah. Bisa dibilang ya, dan bisa dibilang tidak."

Jungkook makin bingung. Dia mempunyai banyak mantan kekasih saat masih SMA. Dan banyak diantara mereka yang berstatus menggantung. " Apa kita pernah satu sekolah dulu?"

Belum sempat gadis itu menjawab, pergantian pasangan sudah terjadi. "Maaf sepertinya kau harus menunggu untuk jawaban dari pertanyaanmu itu tuan."

Mereka berputar dan mencari pasangan baru mereka. Jungkook sekarang bersama Mina dan gadis bergaun merah itu bersama Jimin.

"Hai tuan Jimin. Selamat atas pernikahanmu." Gadis itu tersenyum menyapa pasangan dansa yang saat ini adalah Jimin si pengantin baru.

"Terima kasih Nona. Kalau boleh tahu siapa namamu? Maaf aku benar-benar payah dalam mengenali orang yang ada di balik topeng." Jimin terkekeh pelan.

"Lalu kenapa kau membuat pesta bertema seperti ini?"

"Itu karena istriku yang meminta. Entah apa maksudnya. Tapi dia ingin resepsi hari ini menggunakan konsep seperti ini. Kalau boleh jujur aku tidak terlalu menyukainya." Jawab Jimin sambil terus meliuk-liukan tubuhnya bersama gadis yang dia tidak tahu siapa.

"Pantas saja. Selera istrimu sangat payah." Cibir gadis didepannya.

Mendengar istrinya dihina membuat Jimin sedikit kesal. "Bisakah kau jaga bicaramu? Kau sedang berbicara dengan suaminya. Dan berani-beraninya kau menghina nya didepanku." Meskipun Jimin mengakui jika tema pesta ini sedikit berlebihan, tapi dia tidak pernah menghina pilihan yang di inginkan Mina.

"Memang kenyataannya begitu. Pesta ini sangat membosankan. Kurasa kau salah memilih pendamping tuan Park Jimin." Sarkas sang gadis.

Jimin sedikit tersulut emosi. Sungguh saat ini dia ingin segera berganti pasangan. Gadis didepannya ini benar-benar sangat tidak sopan. Setelah menunggu beberapa saat, pergantian pasanganpun terjadi. Tapi gadis bergaun merah itu menahan kepergian Jimin. Dia memegang erat tangan Jimin hingga mereka tetap berdansa bersama. Akibat dari ulahnya itu, adalah orang-orang yang ikut berdansa tampak bingung karena mereka tidak mendapatkan pasangan baru. Karena merasa itu sudah berakhir mereka semua memilih keluar dari lantai dansa dan kini hanya ada Jimin dan gadis itu yang masih berdansa.

"Sial.. Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menahanku?"

Gadis didepannya tersenyum. "Aku sengaja melakukannya. Aku sengaja datang kemari untuk menggodamu tuan Park Jimin."

Mendengar perkataan gadis itu Jimin berang. "Sialan! Dasar jalang! Aku sudah menikah dan kau sekarang ingin merusaknya? Begitu?"

"Tentu. Bukankah akan menyenangkan jika mendengar pengantin baru langsung bercerai setelah resepsi pernikahan mereka?" Gadis itu tersenyum miring.

"Sial.. Kau memang benar-benar jalang!" Jimin marah. Dia ingin mengakhiri dansa dengan gadis ini. Tapi lagi-lagi ditahan oleh gadis menyebalkan itu.

"Wow.. Jika kau berhenti sekarang kau akan mempermalukan dirimu sendiri. Lihatlah, berapa pasang mata yang memandangmu sekarang?"

Jimin terdiam sejenak. Perkataan gadis ini ada benarnya. Jika dia memutuskan untuk berhenti sekarang, dia akan di anggap melecehkan kaum wanita karena meninggalkannya dilantai dansa. Dengan berat hati Jimin tetap melanjutkannya.

"Tidak perlu marah seperti itu. Tetaplah berdansa denganku. Lagipula istrimu tidak cemburu sama sekali. Kau lihatlah sekarang, dia bahkan tersenyum pada kita."

Jimin menoleh pada Mina yang memang terlihat tidak peduli dengan suaminya yang kini tengah berdansa dengan gadis lain. Dia malah memasang wajah yang tenang sambil menyesap minuman yang ada ditangannya. Sesekali bahkan gadis itu tersenyum.

"Bagaimana? Benar kataku bukan?" Gadis itu kembali menggoda Jimin.

Jimin sedikit kesal dengan sikap Mina yang terlihat acuh terhadapnya "Siapa sebenarnya kau? Kenapa kau melakukan ini padaku? Kau punya dendam pribadi terhadapku?" Tanya Jimin penasaran.

"Aku? Kau lupa siapa aku Jimin? Aku mantan pacarmu. Bukankah kau dulu selalu menganggap kita berpacaran? Kenapa kau melupakanku semudah itu?" Gadis itu terlihat merajuk.

Sementara Jimin terlihat kebingungan. Dia mempunyai banyak mantan pacar. Jadi sulit baginya mengetahui siapa gadis yang ada di balik topeng ini.

"Cih.. Tidak usah bermain teka teki seperti itu. Katakan saja. Lagipula aku sudah tidak tertarik lagi dengan gadis lain. Aku sudah mempunyai istri yang sangat cantik. Jadi percuma saja jika kau menggodaku. Aku tidak akan tertarik dengan jalang sepertimu." Jawab Jimin sedikit emosi. Dia merasa gadis ini sedang mempermainkan nya.

Gadis bergaun merah itu tersenyum. Tepat saat lantunan lagu berakhir dia mendekatkan wajahnya kearah wajah Jimin dan berbisik tepat ditelinga pemuda itu.

"Aku merindukanmu Chim."

Jimin membatu mendengar kalimat itu. Dia seketika diam tidak bergeming. Dia memandang lekat gadis yang tengah tersenyum dihadapannya. Kini dia dengan jelas melihat ada air mata yang mengalir dari balik topeng itu.

Tanpa berpikir apapun lagi Jimin langsung menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya. Air matanya tiba-tiba saja menetes tak terbendung lagi.

"Aku juga merindukanmu. Kemana saja kau selama ini?" Tanya Jimin terisak.

Gadis itu tidak menjawab. Dia hanya membalas pelukan Jimin. Sudah lama sekali rasanya dia tidak merasakan pelukan hangat dari pemuda ini. Dia benar-benar sangat merindukannya.

Semua orang yang ada disana kaget dengan aksi dua orang ini. Banyak yang menerka-nerka siapa gadis yang dipeluk pengantin pria itu. Hal itu juga terjadi pada Jungkook. Jungkook makin penasaran dengan gadis itu. Dia menoleh kearah Mina yang sepertinya tidak terganggu sama sekali. Dia malah terlihat senang melihat suaminya memeluk wanita lain saat hari resepsi pernikahan mereka.

"Apa yang kau lakukan Mina? Kenapa kau biarkan suamimu melakukan itu?" Jungkook bertanya pada Mina.

Mina tersenyum penuh arti. "Aku hanya membiarkan hal yang sudah seharusnya terjadi."

*******

Jihyo berdiri ditepi sebuah balkon yang ada di lantai atas mansion ini. Dia menatap kosong kearah langit yang dipenuhi dengan bintang. Bibirnya bergetar, air matanya tidak berhenti mengalir. Sungguh sedari tadi dia sudah berusaha menahan agar dirinya tidak menangis. Ingin rasanya saat ini dia berlari dan menghilang seperti sebelumnya. Hatinya begitu sakit melihat wajah pemuda yang sangat ia rindukan berada sedekat itu tapi dia tidak bisa memeluknya.

"Setelah membuat kehebohan dibawah, sekarang kau melarikan diri disini nona?"

Sebuah suara dari belakang mengagetkan Jihyo. Dia dengan segera menghapus air matanya, dan mengubah raut wajahnya setenang mungkin. Meskipun wajahnya masih tertutup dengan topeng yang ia kenakan, tetap saja Jihyo tidak ingin Jungkook mengetahui kalau dia sedang menangis.

"Siapa sebenarnya dirimu? Kenapa tadi Jimin memelukmu?" Jungkook berdiri disamping Jihyo.

"Kenapa tidak kau tanyakan sendiri padanya?" Jawab Jihyo.

"Sudah, tapi dia tidak memberitahuku. Dia hanya bilang bahwa aku harus bertanya sendiri padamu. Tapi sepertinya kau juga enggan mengungkap siapa sebenarnya dirimu. Bukan begitu nona?"

Jihyo terkekeh mendengar perkataan Jungkook. Jihyo tidak menjawab pertanyaan Jungkook. Dia mengalihkan pandangannya kearah langit gelap yang ditaburi bintang.

Jungkook yang merasa diacuhkan ikut menatap langit. Mereka terdiam cukup lama. Menyelami pikiran masing-masing. Sampai seruan Jihyo mengagetkan Jungkook.

"Wah.. Bukan kah itu bintang jatuh?" Jihyo menunjuk kearah langit dengan tangan kirinya.

Jungkook mengikuti arah yang ditunjukkan gadis itu. Tapi sesuatu menyadarkannya. Kini matanya tertuju pada sebuah gelang berwarna putih yang melingkar cantik dipergelangan tangan gadis itu. Mata Jungkook seketika membulat.

"Kau tau, kata orang jika kau melihat bintang jatuh maka kau....."

Perkataan Jihyo terhenti karena Jungkook menarik tubuhnya mendekat kearah pemuda itu. Tanpa bertanya lagi, Jungkook menarik topeng yang menutupi wajah gadis yang tengah berdiri dihadapannya ini.

Topeng itu terlepas, menampilkan sosok gadis yang sangat ia rindukan. Sosok gadis yang selalu menjadi bayang-bayang selama tujuh tahun terakhir.

"Jihyo."

Lirih Jungkook lemah. Dia menatap lekat wajah gadis itu. Dengan jelas Jungkook melihat jejak air mata yang mengering disana.

Tanpa berkata apapun pemuda itu menarik Jihyo ke dalam  dekapannya. Dia memeluk erat gadis itu. Seolah menyalurkan rasa rindu yang selama ini tertahan.

"Aku merindukanmu buaya mesum." Jihyo membalas pelukan pemuda itu. Suaranya tercekat. Dia terisak. Semua beban yang tadi ia tahan akhirnya hancur juga. Semua mengalir bersama tangis yang kini pecah dari bibir gadis itu.

"Aku juga, aku sangat sangat sangat merindukanmu Jihyo. Akhirnya kau kembali." Jungkook tak kuasa menahan air matanya. Tangisnya mengalir deras melalui pipinya. Sungguh saat ini dia masih tidak percaya jika yang berdiri di hadapannya adalah nyata. Gadis yang selama tujuh tahun menghilang kini tiba-tiba saja hadir didepan matanya.

Mereka terdiam cukup lama dalam posisi itu. Terdiam melepas rindu yang selama ini tertahan. Hingga sebuah dorongan memisahkan tubuh keduanya. Jihyo mendorong tubuh Jungkook menjauhinya.

Dia menatap lekat wajah pemuda itu. "Jungkook dengarkan perkataanku baik-baik. Aku akan mengatakannya sekali dan tidak akan mengulangnya kembali."

Jihyo menarik nafasnya sebelum dirinya melanjutkan perkataan yang ingin dia sampaikan.

"Maaf telah membuatmu menunggu begitu lama. Maaf telah membuat seluruh harimu menderita karena aku. Maaf karena perjuanganku memakan waktu yang lama. Maaf jika......" Suara Jihyo tercekat. Gadis itu terisak, tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Sstt... Berhenti meminta maaf. Hanya dengan melihatmu masi tetap berdiri seperti ini sudah membuatku bahagia. Jadi jangan pernah salahkan dirimu. Justru aku yang harusnya berterima kasih padamu karena kau mau berjuang untuk bertahan hidup."

Jihyo menggeleng. "Jangan mengatakan hal itu. Kau makin membuatku merasa bersalah. Harusnya kau membenciku. Harusnya kau memakiku sekarang bukan malah seperti ini. Aku sudah membuatmu menunggu sesuatu yang tidak pasti. Jadi bencilah aku Jungkook."

"Tidak, itu tidak akan mungkin Jihyo. Melihat kau masih bernafas dengan udara yang sama saja sudah membuatku bahagia. Cuma satu yang membuatku kecewa. Kenapa baru sekarang? Disaat aku sudah...." Jungkook menggantungkan kalimatnya. Dia tidak kuat jika ingin melanjutkan kata-katanya.

"Justru itu tujuanku kemari Jungkook."

Perkataan Jihyo membuat Jungkook sedikit tersentak. "Apa maksudmu?"

Jihyo mengusap air matanya dan tersenyum. "Aku datang untuk melepasmu. Aku datang ingin memperjelas hubungan kita. Sejak kau memutuskan untuk menyerah, akupun sama. Aku juga menyerah. Terima kasih telah menungguku selama ini. Terimakasih karena sudah mencintaiku selama ini. Dan terima kasih karena kau sudah mengambil sebuah keputusan."

"Mulai sekarang hiduplah dengan bahagia, bersama kekasih barumu. Hidup dengan kehidupan barumu dan lupakanlah aku. Lupakan semua tentang kita. Berbahagialah Jeon Jungkook."

Jihyo melepas gelang mutiara yang ada ditangan kirinya. Di memandang gelang itu lekat. Air matanya kembali menetes.

"Sebelum aku memutuskan gelang ini, ijinkan aku untuk menciummu satu kali saja. Ciuman terakhir dari orang yang sangat mencintaimu."

Jihyo berjinjit dan mencium pelan bibir Jungkook. Air matanya mengalir. Tumpah bersama kesedihannya melepas orang yang sangat ia cintai.

"Aku mencintaimu Jeon Jungkook, cinta pertamaku."

Jihyo menarik kuat gelang itu. Berusaha membuat talinya terputus. Jungkook ingin menghalangi apa yang sedang Jihyo lakukan, tapi tubuhnya membeku. Bahkan untuk sekedar bicara saja dia tidak mampu. Hingga pada akhirnya gelang itu putus juga. Manik-manik mutiara itu berserakan, memantul keras dengan lantai marmer yang ada di bawahnya. Pertanda hubungan keduanya telah benar-benar berakhir. Mulai saat ini tidak ada lagi ikatan yang mengikat mereka. Semuanya berakhir sampai disini.

Selamat tinggal Jeon Jungkook.....

THE END


Maaf ini tidak sesuai dengan ekspetasiku..huuaa...😭😭😭😭😭
Kenapa endingnya jadi jelek gini..
Jangan protes yaa😂😂😂
Btw... Jangan dulu hapus story ini dari reading list kalian...
Aku mau kasi tahu pengumuman penting di bab selanjutnya...

Makasi untuk semua yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita unfaedah ini.
Makasi yang udah voment...
Tunggu sampai aku punya cerita baru lagi ya..
Untuk saat ini aku fokus ke cerita yang lagi satu...
Kalian bisa baca jika suka....
Ggh kalah bagus kok dari ini...😂😂😂😂
Akhir kata terima kasih semuanya 😍😍😍😍

Continue Reading

You'll Also Like

23.1K 1.3K 38
Intinya kisah seorang anak nakal di sklh dan ketos yang awalnya musuhan berujung jatuh cinta. Just for fun ygy ini hanya cerita fiksi jangan di bawa²...
1.4M 81.8K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
85K 7.3K 55
Mencintaimu sangat sulit, Jeon Jungkook. Penuh dengan teka-teki. Sangat rumit seperti permainan di film 'Jigsaw' #6 in tag 'yeri' [180522]
4.1K 539 25
BTS tiba-tiba menerima sebuah rekaman lagu. Saat mereka mendengarkannya, hanya ada satu kalimat di pikiran mereka: "If we released this song, it will...