Light By You βœ”

By yrannisa

22M 1M 122K

PINDAH KE APLIKASI BESTORY! Menjadi sasaran bullying dari si biang masalah seperti Argalins bukanlah keberun... More

🌞PROLOG🌞
🌞2. Taruhan.🌞
🌞3. My First Kiss🌞
🌞4. Really Badboy🌞
🌞5. Accident🌞
🌞6. Tanggung Jawab🌞
🌞7. Tinggal Sama Gue, Nar!🌞
🌞8. Si Pemaksa!🌞
🌞9. Pangeran Galak🌞
🌞10. Gengsi🌞
🌞11. Perusuh🌞
🌞12. Promise🌞
🌞13. Bullying🌞
🌞14. Stay Here.🌞
🌞15. Malam mingguan🌞
🌞16. Sorry, Galins.🌞
🌞17. Si Gadis Polos.🌞
🌞18. Perasaan Apa?🌞
🌞19. Jealous🌞
🌞20.Permintaan Maaf.🌞
🌞21. Cinta? Haha!🌞
🌞22. Kau itu ... Malaikatku🌞
🌞 23. Terimakasih, Inara 🌞
🌞24. Sepeda Baru.🌞
🌞25. Perang Dingin.🌞
🌞26. Gue Sayang Lo, Nar.🌞
🌞27. Algi Nembak.🌞
🌞28. Mengalah?🌞
🌞29. Dilema.🌞
🌞30. BFF.🌞
🌞31. Lo, Milik Gue.🌞
🌞32. Gadis Polosku.🌞
🌞33. Pahlawan Kesiangan.🌞
🌞34. Absurd.🌞
🌞35. Pertolongan & Ketulusan.🌞
🌞36. Penculikan.🌞
🌞37. Inara, Where Are You?🌞
🌞38. Balas Budi.🌞
🌞39. Sayang...🌞
🌞40. Cobaan, Lagi?🌞
🌞41. Bukti.🌞
🌞42. Keadilan?🌞
🌞43. Kenangan Kelam.🌞
🌞44. Hukuman Goals!🌞
🌞45. Miss Typo.🌞
🌞46. Terusir.🌞
🌞47. Tontonan Gratis.🌞
🌞48. Kencan, Nih?🌞
🌞49. Birthday Party, Disya.🌞
🌞50. Naufal Si Pe'a.🌞
🌞51. Marahan.🌞
🌞52. Double Date.🌞
🌞53. Ancaman!🌞
🌞54.Sebuah Peringatan.🌞
🌞55. Plan For Future.🌞
🌞ALL CAST LBY🌞
🌞56. Would You Be Mine?🌞
🌞57. She's Back!🌞
🌞58. Tertutup.🌞
🌞59. Jarak Tak Kasat Mata.🌞
🌞60. Beginning Problem.🌞
🌞61. Hancur.🌞
🌞62. Akhir Cerita Kita?🌞
🌞63. Memilih Jalan Sendiri.🌞
🌞64. Yang Sebenarnya.🌞
🌞65. Dont Go, Inara.🌞
🌞66. Mengikhlaskan.🌞
🌞67. Sebuah Pilihan.🌞
🌞68. EPILOG.🌞
!PENGUMUMAN!! 🎀
🌞69. X-tra Part.🌞
RP & GC.
PROMO, TEST OMBAK! πŸ˜‚πŸŒ
Test ombak kuykuyy!
VOTE COVER!!!
OPEN PO H-2 😱
OPEN PO!!!
LBY ADA DI SHOPE!!

🌞1. First Meet.🌞

533K 24.6K 4.2K
By yrannisa

Tatap aku, dan pastikan jika jantungmu itu tak lagi berdegup dengan normal.

°Argalins°



Ada saja alasan dibalik sebuah tindakan. Pasti dan selalu. Tak ada satupun manusia yang bertindak tanpa ada sebab di baliknya.

Galins memacu ninja putihnya melesat di jalanan, seolah-olah sepanjang jalanan menuju sekolah itu adalah milik nenek moyangnya. Rambut lebatnya beterbangan tertiup angin yang sebenarnya itu adalah ulah dari Galins sendiri yang kebut-kebutan di jalan.

"Pelan-pelan woy!"

"Akh! Anak muda jaman sekarang!"

"Hati-hati anak setan!!"

"Mobil gua lecet! Bangsat!"

Begitulah teriakan para pengemudi jalan yang kesal akibat ulah seorang Galins. Tak tanggung-tanggung, bukan hanya satu atau dua orang yang mengomel dan marah-marah. Tapi hampir seluruh orang yang berada di jalan. Di tilang? Di amankan? Bahkan ditahan polisi juga pernah dirasakan Galins. Tapi, semuanya tak membuat cowok beralis tebal itu jerah. Hingga para polisi pun sudah lelah dengan kelakuan remaja tampan tersebut.

Seorang cewek dengan sepedanya yang sudah terlihat butut, begitu tampak bersemangat mengayuh pedal sepeda yang bahkan sudah copot itu. Dengan keringat yang mengucur deras di dahinya, ia tetap tersenyum menyapa beberapa orang yang lalu lalang di jalanan. Di saat itu pula, sebuah ninja putih melesat brutal di samping sepeda si gadis, lalu mencipratkan air lumpur tepat di seragam dan wajah gadis itu.

"Astaga!! Seragam aku!" jeritnya memperhatikan penampilan yang tadinya rapi sekarang berubah menjadi cemong sana-sini. Penuh dengan noda lumpur.

Sedangkan ninja itu, melesat hilang dalam sekejap tanpa rasa berdosa. Gadis berambut lurus itu menggeram kesal dan kembali mengayuh sepedanya. Berusaha mengejar ninja putih yang pastinya sudah jauh pergi.

Galins sampai di sekolah dengan selamat tanpa lecet sedikitpun. Cowok bertubuh jangkung itu menyampirkan tas ransel ke bahu kanannya, menilik sedikit wajahnya dari balik kaca spion dan merapikan rambutnya yang berantakan.

Senyum sinis itu terbit saat melihat dua ninja merah dan hitam disamping motor kesayangannya. Sudah bisa Galins pastikan bahwa dua sahabat gilanya itu sudah sampai di sekolah mendahului dirinya.

Dengan gaya angkuh Galins memasuki gerbang sekolah dan langsung disambut oleh jeritan tertahan para siswi yang mengagumi parasnya.

"Baru dateng, lu." sambut Algi yang tengah duduk dibangku kantin yang sudah ia klaim sebagai miliknya.

Galins bergabung, melemparkan tas hitam itu ke arah Naufal yang sedang menyeruput jus jeruknya. "Pesenin minum."

"Eh, bangke! Gak usah lempar-lempar bisa kan?" kesal Naufal yang tersedak minumannya.

Galins mengangkat bahu acuh, menaikan kedua kakinya dan di silang diatas meja lalu memainkan ponselnya.

Para siswi yang ada di kantin itu memberi tatapan kagum kearah Galins. Kenapa bisa ada mahluk setampan itu di dunia ini?

"Songong lu, bazeng!" sembur Naufal lagi tapi lebih memilih memesankan minum untuk sahabat kampretnya itu.

"Gue heran deh," celetuk Algi yang masih mengaduk-aduk es lemon miliknya.

Sebelah alis Galins terangkat sambil melirik Algi. "Kenapa?" tanyanya kemudian.

Algi terkekeh. "Badboy? Banget. Tukang rusuh? Jangan ditanya. Tapi kok, lo selalu... jadi yang nomer satu ya, buat di tatap sama cewek-cewek itu," Algi menarik nafas, melihat beberapa gadis yang berbisik-bisik kagum menatap Galins. "Mana pake tatapan pemangsa lagi."

Galins mendengus. Cowok itu malah merasa risih dan bosan dengan tatapan yang selalu ia dapatkan. "Lo lupa?"

"Paan?" sahut Algi.

Galins mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan Algi. "Gue terlalu tampan!"

"Cuih! Gaya lu, sempak!" Algi meludah ke sembarang tempat. Melihat temannya itu over pede membuatnya ingin muntah.

"Kenapa lu, Gi?" tanya Naufal yang baru sampai dengan segelas jus mangga ditangan kirinya dan satu porsi nasi goreng ditangan kanannya.

"Biasa. Si sempak lagi ngeluarin over pedenya." jawab Algi memainkan ponselnya.

Naufal meletakkan makanan dan minuman itu keatas meja, lalu membungkuk dan berkata, "Silahkan di makan, Pangeran."

Galins hanya membalas dengan senyum sinis.

Algi tergelak tak tertahan melihat ekspresi kesal Naufal yang di kacangi. Sedang Galins hanya memasang senyum tipis karena tingkah Naufal.

"Bangsat!" umpat cowok berambut jabrik itu.

"Hey kamu!"

"Aww! Anjing!"

Seorang cewek berseragam sama seperti Galins, tiba-tiba datang dan menarik telinga cowok itu. Membuat Galins spontan berdiri karena telinganya yang ditarik paksa.

Algi dan Naufal terbelalak melihat kejadian dihadapan mereka. Tak terkecuali siswa siswi yang lain yang sama kaget-nya dengan Algi dan Naufal.

"Kamu kan yang punya motor putih itu? Ya kan?! Kamu udah kebut-kebutan di jalanan dan liat sekarang, seragam aku kotor gara-gara kamu!" omel gadis itu masih dalam posisi menarik telinga Galins.

Galins menyentak kasar tangan kurus gadis itu. "Lepas! Bitch!"

Mata gadis tersebut membelalak, "Apa kamu bilang? Yang sopan dong. Gak boleh ngomong gitu sama cewek."

"Bodo! Pergi sono!" nada bicara Galins terdengar tajam. Dan itu termasuk nada bicara yang paling di takuti oleh Algi dan juga Naufal.

Tak peduli. Gadis dengan gaya rambut kuncir kuda itu malah berkacak pinggang dan mengangkat dagunya tinggi-tinggi. "Gak mau! Pokoknya ganti dulu seragam aku! Baru aku mau pergi!"

Rahang tegas itu mengeras di iringi dengan suara gigi yang bergemeletuk di dalam sana. "Lo cari masalah."

"Aku gak cari masalah. Aku cari seragam. Aku minta kamu itu buat tanggung jawab dan ganti seragam aku." paksa cewek itu tanpa tahu siapa yang ia hadapi sekarang.

"Lo gak tau siapa gue?" ujar Galins begitu dingin.

"Argalins," ucap cewek itu membuat Galins mengernyit.

"Lo-

"Itu, di dada kamu ada namanya." tunjuk gadis itu pada name tag Galins membuat cowok itu merasa jengkel sekarang.

"Pergi sekarang. Gue gak mau tau soal seragam lo!" sengit Galins memberi pelototan mautnya.

Gadis itu mencebik lucu. Tapi itu memuakkan untuk Galins. Sok imut-pikir cowok itu. "Aku bilang, aku gak mau pergi. Aku mau kamu ganti seragamku. Masa aku harus belaj-

"Bukan urusan gue! Pergi gak!" bentak Galins membalikkan tubuh gadis itu lalu mendorong bahunya kasar.

"A-a-aduh... ih jangan dorong-dorong dong. Kasar banget jadi cowok." ucap gadis itu seraya menahan tubuhnya untuk tetap ditempat.

"Pergi!"

"Gak mau!"

"Gue lempar lo!"

"Ayok!"

"Pergi begok!"

"Ganti dulu seragamku!"

"Pergi, anjing!"

"Yaa ampun mulutnya kasar banget!"

"PERGI!!"

Gadis itu terperanjat saat suara bariton Galins semakin naik ke oktaf makin tinggi. Algi yang melihat sahabatnya makin tak terkendali, berusaha melerai dan mencoba untuk menyuruh gadis itu pergi.

"Pergi aja ya, neng. Ntar ada singa ngamuk kalo lo kelamaan di sini. Nanti gua deh yang ganti seragam, lo." bujuk Algi lembut. Naufal yang masih berdiri tak jauh, hanya memasang ekspresi muntah melihat Algi sok manis.

"Gak mau!" tolak gadis itu bersedekap, "Aku maunya dia yang tanggung jawab. Kan dia yang salah."

Algi menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal. Kenapa gadis ini bisa keras kepala sekali? Apa dia tidak tahu siapa yang ia hadapi? Galins. Bahkan nama cowok itu amat di segani di sekolah ini. Seluruh siswa siswi disana pun tahu siapa Galins. Tunggu. Ini juga untuk pertama kalinya Galins melihat cewek ini. Apa dia murid baru? Itu bukan urusan Galins.

"Umm... iya pasti di ganti kok. Tapi ntar gue yang-

Galins maju, sedikit mendorong dada Algi yang otomatis membuat Algi mundur ke belakang. Namun tak memutuskan pandangan dari Galins.

"Lo mau seragam baru?" ujar Galins datar dan dingin seraya memberi tatapan yang bisa membuat semua gadis deg-degan karenanya. Tapi gadis yang satu itu ada dalam pengecualian.

Gadis bertubuh mungil itu mengangguk seperti anak kecil yang akan di belikan permen oleh ibunya.

Byurrr...

Semua mata tertuju pada gadis yang baru saja tersiram jus mangga yang belum Galins sentuh. Mengalir dari ujung kepala hingga membasahi bagian depan baju seragamnya. Wajah polos yang terdapat bercak air lumpur itu kembali basah setelah mengering. Air matanya tumpah bersama jus yang mengalir di wajahnya.

Tawa mengejek terdengar dari semua isi kantin. Kecuali Algi, Naufal dan Galins. Dua sahabat Galins itu tahu jika kesabaran sahabatnya sudah melebihi batas.

Galins meletakkan kembali gelas ke meja dengan kasar. Lalu menatap kembali gadis itu. "Itu akibatnya main-main sama gue!"

"Ada apa ini!" suara berat itu meredam tawa semua orang yang ada di tempat itu. Pria berkemeja biru itu membelah kerumunan para murid yang berkumpul menyaksikan hal tidak penting.

"Mampus!" umpat Algi dan Naufal bersamaan. Tapi tak berpengaruh untuk Galins.

"Galins! Apa yang sudah kamu lakukan?!" bentak pria berkacamata itu pada muridnya.

Galins diam seraya memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana abu-abu khas anak SMA.

"Saya cuma minta seragam saya di ganti pak. Dia yang udah ngotorin seragam saya. Tapi kok saya di siram lagi. Jadi makin kotor nih pak." adu gadis itu sambil mengusap air matanya polos.

"Cabut!" ujar Galins santai tanpa rasa takut. Cowok itu mengambil tasnya dan ia sampirkan lagi ke bahu kanan. Algi dan Naufal menyengir menatap guru mereka yang sudah naik pitam tersebut. Keduanya memiliki rasa takut pada guru. Tapi rasa takutnya pada Galins jauh diatas itu semua.

Dua cowok usil itu mengekor dibelakang Galins yang belum terlalu jauh.

"Banci!"

Teriakan gadis itu sukses menghentikan langkah Galins. Mata kecoklatan itu menatap nyalang sekarang. Tangannya mengepal dan rahangnya kembali mengeras.

"Jangan, Ga. Please. Untuk saat ini jangan cari masalah." tahan Algi melirik pergerakan Galins yang sudah siap berbalik.

"Sudah-sudah, ya. Biar Bapak yang ganti seragam kamu. Ayo." ujar Guru itu menenangkan muridnya.

"Tapi saya gak ada uang, Pak." cicitnya sedih.

"Bapak yang tanggung ... ayo! Bubar kalian semua!" ujar Guru itu membubarkan kumpulan murid-muridnya dan membawa gadis polos itu pergi dari sana.

"Hidup lo gak akan tenang setelah ini. Camkan itu!" batin Galins bersorak marah.

🌞🌞🌞

Jumat, 7 desember 2018.

Continue Reading

You'll Also Like

16.8K 72 8
menceritakan tentang lima Geng yang akan melindungi kota. dan nama kota tersebut diambil dari Huruf Pertama dari kelima nama geng tersebut.
5M 287K 54
[Sudah Terbit] Aku tau cerita tentang cowok dingin itu basi. Tapi mungkin, kalian ingin mengetahui, bagaimana perjuangan Aletha yang selalu berusaha...
9.4M 307K 23
Kevano Angkasa Wijaya, cowok blasteran indo-spanyol, pemilik sekolah SMA Dharma Bangsa, ketua OSIS paling galak. Sifatnya dingin kayak es batu, ekspr...
2.6M 43.5K 15
"Lucu ya,orang asing bisa jadi saudara sekaligus keluarga tapi saudara dan keluarga sendiri malah jadi kayak orang asing"-Angelina. "Gua cuman...