Adore U; Mingyu-Eunha[COMPLET...

Por pappermintz99

26.1K 2.3K 100

--- [Cinta itu datang tanpa disadari, dan susah untuk ditebak] Eunha menyukai Jungkook. Jungkook juga menyuka... Más

Dibaca Dulu Cuy
Note
✳ First ✳
✳ Second ✳
✳ Third ✳
✳ FOURTH ✳
✳ Fifth✳
✳ Sixth ✳
✳ Seventh ✳
✳ Eigth ✳
✳ Ninth ✳
✳ Tenth ✳
✳ Eleventh ✳
✳ Twelfth ✳
✳ Thirteenth ✳
✳ Fourteenth ✳
✳ Fifteenth ✳
✳ Sixteenth ✳
✳ Seventeenth ✳
✳ Einghteenth ✳
✳ Nineteenth ✳
✳ Twenth ✳
✳ Twentyoneth ✳
Different
Untouchable PlayGirl

✳ Epilogue ✳

1.3K 94 7
Por pappermintz99

[WARN: Very long part, and Area Baper-baperan] - Enjoy the last part, guys...

Shinbi menatap jam dinding di ujung jalan tak sabaran. Pergerakan jam itu terasa sangat lambat bagi Shinbi. Jarum pendek menunjuk angka 9 sementara jarum panjang menunjuk angka 12. Sudah lewat 1 jam tapi GADIS itu belum juga terlihat. Berapa lama lagi dia harus menunggu?

"Ck, dia dimana sih?!" Shinbi menggerutu dengan jari yang dia ketuk-ketukan diatas kap mobilnya.

Shinbi mengeluarkan HP dari kantong jaket kulitnya. Lalu mengirim spam chat ke GADIS yang ditunggunya.

"OI!!!"seruan cempreng dari jarak 700 meter mengalihkan pandangan Shinbi dari HP nya.

"Ehhh? Halo!!! Lama bat sih lo!" senyuman Shinbi luntur dalam sekejap digantikan wajah dilipat-lipat kesal.

"Sorry,sorry pesawatnya delay" Eunha meletakan kopernya di bagasi yang sudah terbuka.

"Kasi kabar kali. Gue bosen nungguin dari tadi. Sendirian lagi!"

"Kenapa gak ngajak Jeonghan aja lo? Punya pacar kok gak dimanfaatkan" cibir Eunha.

"Mbarang dah. Udah untung mau gue jemput ya? Gak ngomong terima kasih"

"Hehehe Thx Shinbi"

"Kuylah, gue gak mau lama-lama di parkiran"

Yap. Jung Eunha kembali ke Korea setelah menyelesaikan kuliahnya di Jepang. Kalo gak salah, sudah 8 tahun dia gak kembali ke Korea.

Eunha tinggal di apartemen yang sama dengan Umji. Sekarang dia hanya membawa 1, barang-barang lainnya sudah dipindahkan 5 hari yang lalu.

"Sekarang lo kerja apa?" tanya Eunha. Pandangannya tertuju pada pohon-pohon di pinggiran jalan.

"Magang di kantor bokap"

"Yang lainnya? Kak Sowon? Umji?"

"Kak Sowon lanjut S2, Umji udah semester akhir, bentar lagi skripsi. Yerin skripsinya ditolak, kalo Yuju dia tunangan sama Dokyeom"

"Sumpa? Yuju udah tunangan?"

"Hm Dijodohin sih. Kan ortunya Yuju sama Dokyeom temenan"

"Lah Mereka gak saling suka, gitu?"

"Gak tau. Tapi keknya iya"

"Tapi kok gue gak diundang ke tungangannya Yuju?"

"Pertama, itu privat. Cuma keluarga aja yang diundang. Gue, dkk juga gak diundang kok. Kedua, karena lo selalu sibuk jadi gak diundang"

Memang sejak pindah ke Jepang, Eunha jadi super sibuk. Sehabis pulang kampus dia masih ikut les bahasa je0ang. Terus belajar sampai larut malam. Kalo gak les, Eunha kerja sambilan. Nambah-nambah uang jajan. Sekalian juga ngurangi beban ortu. Buat tambahan tabungan juga kalo seandainya perusahaan ortunya bermasalah lagi.

"Emm Shinbi, Mingyu gimana kabarnya?" isi mobil langsung hening. Hanya suara radio saja yang terdengar.

"Gue gak terlalu tau, Eun. Sejak lo pindah, Mingyu jadi agak pendiam. Gue juga jarang ketemu sama orangnya. Terakhir gue liat, ya waktu acara kelulusan"

"Owh" Raut wajah Eunha jelas menunjukan kekecewaan.

"Tapi kata Jeonghan, Mingyu sehat-sehat aja kok" Shinbi berusaha menceriakan suasana. Tapi gak berhasil. Eunha tetap terlihat murung.

✳✳✳

PIP

Sesudah menekan password, Eunha membuka pintu apartemennya. Dia langsung di perlihatkan ruang tamu yang pencahayaannya remang-remang serta tumpukan kardus dimana-mana. Tinggi jendela di ruang tamu apartemen Eunha 1,5 meter. Sehingga Eunha dapat melihat pemandangan kota Seoul yang sibuk di pagi hari dengan jelas.

Eunha tertegun. Dia merasa sudah lama sekali pergi. Bahkan sampai asing dengan pemandangan kota kelahirannya sendiri.

"Wihhhh apartemen lo besar banget" Shinbi terpesona.

Wajar saja besar, apartemen Eunha ini termasuk mahal dan dinilai sebagai salah satu apartemen terbagus di kota Seoul. Dengan 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur terpisah, ruang tamu, balkon, bahkan tempat tersendiri untuk mencuci-menjemur baju. Fasilitasnya lengkap dan ada petugas bersih-bersih yang datang seminggu sekali untuk menyapu-ngepel. Sudah seperti rumah saja.

"Gue balik dulu ya? Mau nonton ama Jeonghan" Shinbi memakai sepatunya.

"Iya-iya ngerti. Yang udah punya pacar mah beda"

"Apasih"

"Halah Anyway thx udah jemput gue di bandara"

"Yoi bosque. Gue cabut ya?"

"Hm.. Bye"

Setelah Shinbi keluar, Eunha menggeret koper ke kamar utama.

Dengan ini Eunha resmi pindah ke Seoul.

Tetapi berbaring di Kasur baru empuk di apartemen besar sendirian hanya membuat Eunha merasa gak nyaman. Dia bangkit lalu berjalan menuju dapur, tapi saat dia melewati jendela ada suara seperti barang jatuh.

Eunha membatalkan keinginannya untuk meminum air dingin. Dia beralih penasaran suara apa itu dari balkon apartemen barunya.

Eunha membuka pintu kaca lalu mengecek sekitar balkon. Ada sebuah botol kosong yang entah darimana asalnya tergeletak di sudut dekat pagar pembatas. Sepertinya itu botol bekas penyewa apartemen sebelumnya yang lupa gak di buang sama petugas pembersih. Merasa hal itu bukan masalah besar, Eunha mengambil botol tersebut lalu kembali masuk ke dalam tanpa memperhatikan sisi lain balkon.

Sebelum membuka kulkas, Eunha membuang botol tersebut lalu mengambil air dingin. Saat itu Eunha baru sadar kalo dia belum melepas jaket nya sejak pulang dari bandara. Dia juga belum menyalakan lampu selain lampu di dapur. Pantas saja suasana terasa redup dan panas. Eunha melangkah ke arah pintu masuk lalu menggantung jaketnya di gantungan dekat rak sepatu.

Tiba-tiba bel apartemennya berbunyi.

"Siapa yang ngebel?" Eunha berpikir keras. Selain Shinbi dan kedua orang tuanya, gak ada yang tau alamat apartemen Eunha. Gak mungkin kan orang tua Eunha terbang Korea mendadak nyusul Eunha? Apa mungkin barangnya Shinbi ketinggalan?

Tangan Eunha terulur ragu-ragu membuka pintu. Takut ternyata orang jahat yang memencet bel tadi.

Namun saat pintu terbuka, gak ada siapa-siapa. Hanya ada sebuah kotak hadiah berbentuk persegi berukuran sekitar 9cm x 9 cm.

Eunha langsung membuka kotak tersebut. Ringan, karena hanya ada secarik kertas di dalamnya. Mata Eunha langsung membulat antara kesal dan ingin tertawa.

'Someone is Adore U'

"Pasti Shinbi iseng nih" Eunha terkekeh mengingat keusilan Shinbi semasa SMA dulu. Membuat Eunha nostalgia sesaat.

Eunha gak sadar kalo ada derap langkah kaki di belakangnya. Seorang laki-laki mengenakan hoodie merah berjalan keluar dari pintu balkon.

Suara laki-laki itu membuat Eunha tersentak.

"Bukan Shinbi yang naruh kotak di sana"

Badan Eunha seketika menengan dan sedikit merinding. Siapa yang berada di dalam apartemennya? Dari mana laki-laki itu bisa masuk? Dan mengapa suara berat itu familiar? Meski takut, Eunha perlahan memutar badannya menghadap laki-laki itu dengan mata terpejam.

Wajah laki-laki itu gak terlihat jelas karena Eunha belum menyalakan lampu--hanya bergantung pada penyinaran matahari--ditambah laki-laki itu berdiri membelakangi sinar matahari dari jendela.

Tangan Eunha meraba-raba saklar di dinding sebelah kanannya. Sekujur tubuhnya masih sedikit bergetar karena takut.

Lampu pun menyala.






"Ming-gyu?"

"Long time no see, Jung Eunha" Mingyu memberikan senyum manis untuk sesaat. Sedetik kemudian wajahnya berubah dingin menyeramkan.

"Lo berhutang penjelasan kenapa nomor lo, diganti sejak lo pindah ke Jepang" kata-kata Mingyu pun dingin menusuk.

✳✳✳

"Kenapa lo bisa ada disini, Mingyu? Dari mana lo tau alamat gue?" tanya Eunha saat mereka duduk behadapan di ruang tamu.

"Jawab gue dulu. Kenapa nomor lo gak bisa dihubungi sejak lo pindah ke Jepang?" Mingyu tetap memasang wajah dinginnya dengan tangan dilipat di depan dada.

"I-Itu... Jawab pertanyaan gue dulu kali!"

"Lo yang jawab pertanyaan gue. Because I'm going crazy thinking about your answer everyday for eight years"

"HP gue rusak"

"Kenapa?"

"Jatuh di sungai waktu jalan pulang dari bandara ke rumah ortu" Eunha berkata dengan nada sedikit merajuk. Mengingat ke cerobohannya saat baru tiba di Jepang dulu. Waktu lagi jalan kaki sambil telfonan, Eunha gak sengaja nabrak pejalan kaki lain dan HP nya gak sengaja masuk ke sungai.

"Gak bohong?"

"Beneran, suwer. Sampe gue di marahi ortu soalnya itu HP mahal"

"Kenapa gak beli HP baru?"

"Udah"

"Kenapa gak ngehubungi gue? Lo pasti masih inget nomor gue kan?"

"I-Itu..."

"Kenapa lo menghindari gue, Eunha?"

"..."

"Padahal kita udah janji untuk tetep kontakan walaupun lo pindah ke Jepang"

"Karena-"

Eunha gak tau harus menjawab apa saat manik mata tajam Mingyu mengarah tepat ke arahnya. Sedikit merasa takut karena ini pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah 8 tahun tetapi Mingyu malah memberikan tatapan mengerikan seperti itu. Penyambutan yang sangat buruk.

"Ka-Karena... Emang gue harus ngehubungi lo gitu? Lagian gue juga agak lupa-lupa sama nomor lo"

"Sekarang gantian gue yang tanya. Kenapa lo bisa masuk ke sini? Dan kenapa lo tau gue ada di apartemen ini?"

Mingyu menampilkan senyum meremehkan "Gue nyari informasi"

"Nyari... Informasi?"

"Gue tau dari Shinbi kalo lo bakal balik ke Korea dan tinggal di apartemen ini. Terus gue dateng ke sini tadi pagi sebelum lo sampe. Password dari Shinbi. Dan gue sembunyi di balkon"

"Ba-Balkon? Oh... jadi lo yang-"

"Iya tadi gue gak sengaja nyenggol botol tapi lo gak merhatiin balkon dengan teliti. Jadi yahh gitu"

Langkah demi langkah Eunha bergerak mundur sambil menelan paksa salivanya saat Mingyu berdiri. Kedua tangan Mingyu beralih masuk ke kantong celana, lalu dia berjalan mendekati Eunha.

Begitu punggungnya menabrak tembok, Eunha gak bisa lari kemana-mana lagi. Sementara Mingyu semakin mendekat, dan mendekat, hingga jarak diantara mereka tidak sampai 1 langkah.

"Gue suka sama lo, Eunha" kata Mingyu selembut mungkin.

"Gue tau"

"Sejak lo pindah ke Jepang, gue udah kayak orang gila karena gak bisa ngehubungi lo"

"Lo udah bilang tadi" Eunha mulai menundukan kepalanya. Waja Eunha mulai memerah karena Mingyu mendekatkan wajahnya pada telinga Eunha. Hingga mulut Mingyu tepat berada sejajar dengan telinga Eunha.

"You know what? I really want to hug and kiss you so bad" entah bagaimana, suara Mingyu menjadi sangat berat dan terdengar seperti bisikan. Eunha jadi merinding dibuatnya. Tapi jujur saja, Eunha juga dangat merindukan Mingyu.

Dari jarak sedekat ini Eunha dapat mencium bau parfum Mingyu dengan 'jelas'. Aroma jeruk segar kesukaannya. Sampai sekarang gak berubah sama sekali.

"Sebelum itu... Gue mau tanya... Lo masih suka sama Jungkook?" Eunha menggeleng cepat.

"Lo kepincut sama laki-laki lain di Jepang sana?" Eunha kembali menggeleng.

Diam-diam Mingyu tersenyum kecil.

"Apa lo suka sama gue?"

Eunha tersentak. Tangannya yang menganggur meremas kuat ujung sweaternya. Kenapa suara Mingyu berubah jadi berat sensual seperti ini? Dan kenapa juga, Eunha suka mendengarnya. Mingyu terlihat lebih manly, gak kayak abg nakal semasa SMA dulu. Butuh beberapa detik Eunha baru mengingat bahwa dirinya dan Mingyu bukan remaja labil lagi. Usia mereka sudah 25 tahun. Bisa dikatakan sudah dewasa.

Mingyu mengangkat dagu Eunha agar gadis itu menatapnya karena Eunha tak kunjung menjawab.

"Gue perlu kepastian, Eun. Gue udah ngaku gue suka sama lo. Sekarang lo jujur, apa lo juga suka sama gue?"

Tatapan mata Mingyu terlihat memohon. Memandang Eunha penuh harap supaya dia menjawab 'iya'.

Eunha gak bisa berbohong kalo dia juga sangat merindukan Mingyu. Terlebih lagi dia sudah berusaha menahan debaran hati nya yang tak beraturan sejak Mingyu muncul di tengah remang-remang 10 menit yang lalu.

Tanpa sadar, air mata Eunha mengalir setetes. Mingyu pun langsung panik.

"Ke-Kenapa Eun? Lo ketakutan?" Mingyu mengusap air di pipi kanan Eunha.

Tanpa menghiraukan kekhawatiran Mingyu, Eunha langsung membenamkan kepalanya di dada Mingyu dengan air mata yang tak bisa ditahan.

"Eun-Eunha?" Mingyu salting sendiri saat dipeluk sama Eunha. Padahal tadi dia yang minta peluk duluan tadi.

"Suka"

"?"

"Cowok yang gue sukai, adalah orang yang sedang gue peluk sekarang ini"

Begitu Eunha menyelesaikan ucapannya, Mingyu menarik dagu Eunha lagi lalu langsung melumat lembut bibir tipis Eunha selama 1 menit. Tanpa meminta ijin.

Sebenernya, jujur saja, ciuman Mingyu juga salah satu hal yang dirindukan Eunha selama berada di Jepang.

Selepas menarik kepalanya, Mingyu menempelkan dahinya pada dahi Eunha.

"Jadi... Kita pacaran sekarang?" mata Eunha terarah keatas. Menatap mata Mingyu yang terpejam.

"Ehmmm enggak"

"Hah?!" Eunha reflek mendorong Mingyu. Apa Mingyu sedang mempermainkannya? Dia mengungkapkan perasaannya, menciumnya, memeluknya, tapi gak mau berpacaran?

"Maksud lo apa, Mingyu!"

Mingyu menarik Eunha, memeluknya lagi.

"Berapa umur lo?"

"25" jawab Eunha kesal.

"Gue juga. Bentar lagi 26 malah. Lo udah lulus kan?"

"Hm"

"Gue juga udah punya pekerjaan tetap, mobil, sama rumah sendiri"

"Cih.. Sombong"

Mingyu tersenyum simpul melihat Eunha memasang wajah kesal dengan bibir cemberut. Rasanya pingin nyosor lagi.

Mingyu kembali mensejajarkan mulutnya dengan telinga Eunha. Membisikan "Gue bukan tipe cowok yang suka pacaran lama-lama"













"Gue, mau kita langsung nikah"

Mata Eunha melotot.

"L-Langsung nikah?"

"Kita udah cukup umur. Udah lulus kuliah, rumah, mobil, pekerjaan juga udah ada. Kenapa enggak? "

"Err" Eunha terkejut minta ampun. Speechless. Perasaannya gak terdefinisikan. Senang, kaget, bahagia, rasanya kayak ada sejuta kupu-kupu yang terbang di perutnya.

"Jadi kapan gue bisa ketemu sama orang tua lo?"

2 Bulan kemudian, Mingyu menepati perkataanya. Mingyu menjadi milik Eunha, dan Eunha menjadi milik Mingyu. Memang cepat. Ternyata Mingyu udah ngerencanain pernikahannya dengan Eunha jauh-jauh hari. Gak tau kenapa dia bisa yakin banget Eunha mau nikah sama dia.

Ngandalin feeling kali ya?

✳✳✳

Epilog sekali-gus part terakhir. Gimana gaes? Kurang baper? Ato kurang apa?

Jan lupa vomment ya?

And for news aja, sekitar bulan Mei-Juni aku bakal publish cerita baru. Aku ada 2 draft yang bingung mana dulu yang aku publish. Satu teenfict dan satunya fanfict.

Cast dan genre masih rahasia ...

Have a nice weekend.....

Seguir leyendo

También te gustarán

278K 21.8K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
912 105 12
Dari milyaran kata di dunia dan kita memilih tidak berbicara
44.3K 6.2K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
179K 8.7K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...