I'm Sorry [ H.S ]

By Zahra98_Story

104K 7.2K 2.1K

"Harry! Aku mencintaimu." "Aku tidak peduli." "Kenapa? Apa salahnya jika kau belajar mencintai istrimu sendir... More

Prolog
Chapter 1 : Pernikahan?
Chapter 2 : Rumah barušŸ 
Chapter 3 : Sesakit ini?
Chapter 4 : Mabuk?
Chapter 5 : kembali bekerja
Chapter 6 : Memulai?
Chapter 7 : Terbakar Gairahāš 
Chapter 8 : Menyerah
Chapter 10 : Kalah oleh situasi
Chapter 11 : Memilih
Chapter 12 : Lembaran baru
Chapter 13 : Jepang
Chapter 14 : Bahagia?
Chapter 15 : London
Chapter 16 : Berakhir...
Chapter 17 : Mimpi buruk
Chapter 18 : Bertemu Liam
Chapter 19 : Perasaan hangat
Chapter 20 : Meet You
Chapter 21 : Bertemu Harry
Chapter 22 : Harry?
Chapter 23 : Alex Putraku
Chapter 24 : Kematian?
Chapter 25 : Masih cinta
Chapter 26 : Perpisahan
Chapter 27 : THE END
Epilog
Epilog I
Epilog II

Chapter 9 : Hamil

3.4K 274 137
By Zahra98_Story


Hi guys!
I'm come back 😊

Happy Reading!

Author pov#

Pria itu. Pria yang membawa Caramel kerumahnya.

Liam.

Liam Palvin, yang saat ini sudah berganti marga menjadi Payne.

Liam anak angkat keluarga Palvin. Karena ibu Caramel tidak bisa lagi mengandung, sedangkan Palvin Corp membutuhkan penerus. Jadilah mereka mengadopsi Liam.

Namun saat Liam akan dijodohkan dengan salah satu anak rekannya. Liam menolak. Karena ia telah memiliki kekasih. Liam lebih memilih pergi, dan di coret dari daftar keluarga Palvin.

Dianggap sebagai anak tidak tau diri dan tak tau terima kasih.
Namun Liam tetap keras kepala, memilih cintanya kepada Daniel Payne. Mereka berdua telah resmi menikah.

"Liam." Caramel memegang tangan Liam. Saat Liam akan beranjak dari sisi ranjang yang ditempatinya.

"Ya." Liam berbalik. Kembali duduk disisi ranjang, tangan besarnya mengusap lembut rambut basah sang adik.

Caramel tersenyum. Namun matanya kembali berair, perlahan mengalir melalui sudut matanya." Jangan pergi lagi."

Liam menarik tubuh sang adik untuk didekapnya. Hatinya hancur melihat Caramel yang begitu terluka."Tidak akan. Aku akan selalu berada disisimu, Caramel." Liam mengecupi puncak kepala Caramel berulang kali.

"Daniel!" Liam berseru. Memanggil istri tercintanya, yang kini tengah mengandung lima bulan.

"Iya Liam." Daniel. Wanita cantik itu menghampiri Liam. Menatap wanita yang berada di pelukan Liam penasaran.

"Apa ia Caramel?" Daniel bertanya. Matanya berbinar mendapat anggukan dari Liam.

Karena hampir setiap hari. Liam selalu menceritakan tentang Caramel padanya. Liam. Walau ia hanya kakak angkat, tapi ia begitu menyayangi Caramel.

"Caramel? Ini Daniel, istriku." Liam mengusap rambut Caramel lembut.

Caramel tidak bergeming. Pelukannya pada pinggang Liam mengendur. Liam mengangkat wajah sang adik dari dada bidangnya. Matanya membola sempurna."Astaga! Caramel!"

Caramel tak sadarkan diri. Dengan bibir yang pucat hingga membiru. Badannya pun terasa panas, ia sepertinya demam.

Liam panik. Daniel pun ikut panik.

"Dokter!" Seru keduanya serempak.

Daniel mengambil ponselnya. Lalu mulai menghubungi seorang dokter pribadi keluarganya.

"Tenanglah Li. Dokter akan segera kemari." Daniel memeluk Liam. Memberikannya sedikit ketenangan.

Liam mengangguk. Walau ia ragu dan sangat cemas, wajah adiknya benar-benar pucat.

Selang beberapa menit, Seorang dokter pria datang. Masuk kedalam kamar dan mulai memeriksa keadaan Caramel.

Setelah selesai. Sang dokter menghadap Liam, akan menyampaikan kondisi adiknya.
Liam menahan nafas. Menunggu dengan tidak sabar apa yang akan dokter katakan.
"Cepatlah! Kenapa kau justru tersenyum." Dengusnya tidak sopan.

Daniel menyentuh bahu Liam lembut, bermaksud menegur suaminya.

"Nona Caramel tengah mengandung. Usia kandungan beliau baru menginjak satu minggu. Selamat tuan Payne."

Liam mematung.

Jika adiknya sedang mengandung. Mengapa bisa Caramel menangis dipinggir trotoar? Siapa sebenarnya pria brengsek yang telah menjadi suami adiknya. Liam akan menghajar habis-habisan suami brengsek adiknya itu.

"Jangan biarkan dia terlalu banyak beban pikiran. Tidak baik untuk kandungannya." Dokter itu kembali berucap. Sebelum akhirnya berpamitan dan pergi meninggalkan kediaman Payne.

"Ia sedang mengandung Li!" Daniel berseru. Memeluk Liam dengan senyuman dibibirnya.

Liam hanya diam. Ia senang akan memiliki seorang keponakan, namun ia juga marah. Karena dengan begini, Caramel tidak akan berpisah dengan suami brengseknya itu.

"Aku akan mengantarnya kembali. Ke rumah suaminya."

🌟🌟🌟🌟🌟

Harry, Kedua orang tuanya dan kedua mertuanya tengah duduk diatas sofa__didalam rumah milik Harry dan Caramel.

"Jadi? Dimana menantuku?" Ini sudah yang ketiga kalinya Anne bertanya. Namun putranya hanya bungkam, dengan wajah datarnya.

"Harry, dimana putriku?" Ibu mertuanya bertanya. Wajahnya kini telah basah oleh airmata.

Semalam Harry tidak mencari Caramel. Ia fikir, Caramel pasti akan pulang dengan sendirinya. Namun hingga pagi ini, Caramel belum juga pulang.
Ditambah kedua mertuanya yang baru saja datang dan berkunjung bersama Mommy dan Daddy nya.

"HARRY! Demi tuhan! Apa kau bisu, huh?!" Anne berteriak marah.

Ia melangkah. Akan menyerang sang putra, namun suaminya menahannya." Harry, setidaknya jawab pertanyaan kami." Daddy nya berucap tegas.

Harry menghela nafas. Ketika ia akan menjawab, suara seseorang terdengar. "Mom! Dad!"

Caramel sedikit berlari untuk memeluk ibunya. Menangis dipelukan sang ibu.

Sedangkan Liam. Ia menatap Harry dengan tatapan membunuhnya, perlahan ia menghampiri Harry.
"Apa kau suami, Caramel?" Ucapnya dingin.

"Ya. Aku suaminya."

Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!

Brakkk!

Liam menyerang Harry. Memukul pria itu dengan membabi buta. Harry yang tak siap akan situasi, tentu saja ia kalah telak. Hingga puncaknya tubuh Harry menghantam guci keramik didalam rumah itu.

Prang!

Mulut Harry mengeluarkan banyak darah. Punggungnya begitu nyeri, karena menghantam guci tersebut dengan sangat keras. Ia terjatuh, bersimpuh diatas lantai dengan wajah yang bermandikan darah.

"Kau! Akan mati jika kembali menyakiti Caramel." Telunjuknya menunjuk wajah Harry. Tatapan murka dan benci ia layangkan pada Harry.

Plakkk!

"Mom!" Caramel menjerit. Saat tangan ibunya menampar wajah Liam dengan sangat keras.

"Anak tidak tau diri! Kau kemari hanya untuk menghancurkan pernikahan adikmu, huh?!" Seru Celine. Mom Caramel dengan amarah.

"Mom... kenapa kau menampar Liam?" Caramel berucap lirih.

Tubuhnya bergetar hebat. Ia terisak.

Berjalan dan berhambur memeluk tubuh Liam. Liam hanya tersenyum miris, menatap Celine sendu.

"Aku tidak masalah Mom membenciku. Tapi perhatikan lah Caramel, jangan biarkan ia menderita." Liam berucap. Tangis Caramel kian pecah didalam dekapan sang kakak.

Diusapnya rambut coklat sang adik dengan sayang. Liam memisahkan diri dari Caramel.
"Jika kau membutuhkan pertolongan, hubungi aku." Liam berucap lembut. Mengecup kening Caramel, lalu melenggang pergi meninggalkan mereka.

"Mom___" Caramel terdiam sejenak. Mengusap airmata yang tak mau berhenti mengalir.

"Aku ingin bercerai dengan Harry."

Uhukk!

Harry terbatuk. Dengan darah keluar dari mulutnya.
Anne menghampiri putranya cemas, air mata sudah mengalir dari kedua matanya.

"Apa?!" Pekikkan kedua orang tua Caramel. Caramel tak begitu mendengarnya, karena pandangannya perlahan mengabur.

Bruuukk

"Caramel!"

Caramel jatuh tak sadarkan diri.
Mereka semua panik, termasuk pria yang kini tengah terluka parah. Tatapannya menatap Sendu tubuh Caramel yang tak sadarkan diri.

🌟🌟🌟

Harry dan Caramel berada di dalam ruangan, dirumah sakit. Mereka ditempatkan diruangan yang sama, Harry yang meminta.

Saat dokter mengatakan Jika Caramel tengah mengandung, ada perasaan hangat yang hinggap di hatinya. Harry tersenyum. Menatap wajah terlelap Caramel diranjang sebelahnya.

Wajah pucat istrinya, membuat ia mengingat kejadian di restoran malam itu. Ia Sudah sangat keterlaluan kala itu, Harry menyesal.

Namun__sampai saat ini, ia masih tetap mencintai Kendall. Kendall tetap belahan jiwanya. Hanya saja, berada didekat Caramel membuatnya merasa berbeda.

Pintu rumah sakit terbuka. Anne dan Celine berjalan memasuki ruangan. Anne menghampiri Harry, Mengusap surai Curly putranya lembut.
"Kenapa tidak istirahat?" Anne berucap lembut.

"Aku ingin menjaga istriku." Harry membalas.

"Mom... Aku salah, apa aku bisa mendapatkan kesempatan lagi darinya?" Harry bertanya. Tatapan sendu putranya membuat Anne tak mampu menahan cairan didalam pelupuk matanya.

Anne menangis.

Merasa sesak. Melihat putranya yang nampak terluka dan ingin memperbaiki diri. Anne takut, ia takut jika menantunya tidak memberikan kesempatan itu kepada sang putra.

"Caramel gadis yang baik. Ia juga mencintaimu." Bukan sebuah jawaban yang keluar dari bibir Anne.

"Tapi aku telah menghancurkan cintanya Mom, aku telah membuatnya kecewa berkali-kali." Satu tetes air mata lolos dari manik hijaunya.

Anne memeluk tubuh Harry. Mendekapnya erat.
Keduanya menangis. Tanpa mereka sadari, Celine pun ikut menangis menyaksikan interaksi mereka berdua.

"Apa kau bisa meninggalkan Kendall?" Anne berbisik. Sangat pelan, hingga Celine tak mampu mendengarnya.

Harry tertegun.

Ia bungkam.

Anne menghela nafas lelah.
"Aku tidak tau apa bagusnya wanita itu. Caramel jelas lebih baik dari pada dia." Anne kembali berbisik.

Harry masih bungkam.

"Mom... "

Celine menoleh, menghampiri putrinya yang memanggilnya lirih.

"Caramel, kau sudah sadar?"

Caramel mengangguk kecil.
Matanya memindai sekeliling.

Tepat ketika manik birunya bersinggungan dengan manik hijau Harry.

Sesak.

Dadanya kembali sesak.

Mengingat bagaimana Harry memperlakukannya direstoran malam itu.
Bagaimana Harry selalu menyakitinya, selama pernikahan mereka berlangsung.

Airmata mengalir dari kedua sudut matanya.

Caramel menatap langit-langit kamar rumah sakit diatasnya.
Menghela nafas, lalu berucap.

"Ayo kita bercerai, Harry."

Datar. Ucapannya sangat datar, walau sudut matanya terus mengalir cairan bening.

' Aku menyerah. Aku tidak sanggup lagi, menanggung sesak yang selalu kau berikan. ' Caramel membatin lirih.

🌟🌟🌟🌟

Vomment ya 😊

Continue Reading

You'll Also Like

280K 12.5K 24
Menikah kontrak dengan paman angkatnya yang diam-diam ia sukai, tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam benak seorang Lovely. Merawat Daven yang ter...
9.3K 786 13
Seorang Bos disuatu perusahaan ternama dikejutkan dengan kedatangan Office Girl baru yang mengaku-ngaku sebagai istrinya dan mengatakan jika mereka s...
137K 6.3K 37
Sebulan menjelang pernikahan Irene dan Eliot, Wira mendatangi Irene untuk menyatakan cinta yang kesekian kalinya. Dan lagi-lagi ditolak. Merasa putus...