Chapter 9 : Hamil

3.4K 274 137
                                    


Hi guys!
I'm come back 😊

Happy Reading!

Author pov#

Pria itu. Pria yang membawa Caramel kerumahnya.

Liam.

Liam Palvin, yang saat ini sudah berganti marga menjadi Payne.

Liam anak angkat keluarga Palvin. Karena ibu Caramel tidak bisa lagi mengandung, sedangkan Palvin Corp membutuhkan penerus. Jadilah mereka mengadopsi Liam.

Namun saat Liam akan dijodohkan dengan salah satu anak rekannya. Liam menolak. Karena ia telah memiliki kekasih. Liam lebih memilih pergi, dan di coret dari daftar keluarga Palvin.

Dianggap sebagai anak tidak tau diri dan tak tau terima kasih.
Namun Liam tetap keras kepala, memilih cintanya kepada Daniel Payne. Mereka berdua telah resmi menikah.

"Liam." Caramel memegang tangan Liam. Saat Liam akan beranjak dari sisi ranjang yang ditempatinya.

"Ya." Liam berbalik. Kembali duduk disisi ranjang, tangan besarnya mengusap lembut rambut basah sang adik.

Caramel tersenyum. Namun matanya kembali berair, perlahan mengalir melalui sudut matanya." Jangan pergi lagi."

Liam menarik tubuh sang adik untuk didekapnya. Hatinya hancur melihat Caramel yang begitu terluka."Tidak akan. Aku akan selalu berada disisimu, Caramel." Liam mengecupi puncak kepala Caramel berulang kali.

"Daniel!" Liam berseru. Memanggil istri tercintanya, yang kini tengah mengandung lima bulan.

"Iya Liam." Daniel. Wanita cantik itu menghampiri Liam. Menatap wanita yang berada di pelukan Liam penasaran.

"Apa ia Caramel?" Daniel bertanya. Matanya berbinar mendapat anggukan dari Liam.

Karena hampir setiap hari. Liam selalu menceritakan tentang Caramel padanya. Liam. Walau ia hanya kakak angkat, tapi ia begitu menyayangi Caramel.

"Caramel? Ini Daniel, istriku." Liam mengusap rambut Caramel lembut.

Caramel tidak bergeming. Pelukannya pada pinggang Liam mengendur. Liam mengangkat wajah sang adik dari dada bidangnya. Matanya membola sempurna."Astaga! Caramel!"

Caramel tak sadarkan diri. Dengan bibir yang pucat hingga membiru. Badannya pun terasa panas, ia sepertinya demam.

Liam panik. Daniel pun ikut panik.

"Dokter!" Seru keduanya serempak.

Daniel mengambil ponselnya. Lalu mulai menghubungi seorang dokter pribadi keluarganya.

"Tenanglah Li. Dokter akan segera kemari." Daniel memeluk Liam. Memberikannya sedikit ketenangan.

Liam mengangguk. Walau ia ragu dan sangat cemas, wajah adiknya benar-benar pucat.

Selang beberapa menit, Seorang dokter pria datang. Masuk kedalam kamar dan mulai memeriksa keadaan Caramel.

Setelah selesai. Sang dokter menghadap Liam, akan menyampaikan kondisi adiknya.
Liam menahan nafas. Menunggu dengan tidak sabar apa yang akan dokter katakan.
"Cepatlah! Kenapa kau justru tersenyum." Dengusnya tidak sopan.

Daniel menyentuh bahu Liam lembut, bermaksud menegur suaminya.

"Nona Caramel tengah mengandung. Usia kandungan beliau baru menginjak satu minggu. Selamat tuan Payne."

Liam mematung.

Jika adiknya sedang mengandung. Mengapa bisa Caramel menangis dipinggir trotoar? Siapa sebenarnya pria brengsek yang telah menjadi suami adiknya. Liam akan menghajar habis-habisan suami brengsek adiknya itu.

I'm Sorry [ H.S ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora