Raja & Lea (COMPLETED)

By Neliyssaa

14.3M 803K 9.6K

Highest rank : #1 in CHICKLIT Seri pertama Trio Centil (Lea, Diandra & Lili) Cerita lengkap di Dreame dengan... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62 - End
Ekstra Part - 1
Ekstra Part - 2
Raja pov
Lea pov
Ken & Diandra
Tentang Buku dan ???????

Part 4

219K 14.4K 268
By Neliyssaa

"MARVIN Rajata Mahendra!"

Suara menggelegar milik nyonya Mahendra itu menghentikan langkah Raja. Ia lelah sekali karena baru saja pulang dari kantor, and for God's sake Mommy tirinya itu semakin meruwetkan kepalanya.

"Duduk, Raja!" Perintah sang nyonya lagi.

Raja melangkah dengan kesal menuju sofa. Disana sudah ada sang Daddy, Anggara Mahendra sedang duduk santai sambil main fruit splash di tabletnya. Game jaman old. Kacamata yang bertengger di hidungnya sedikit melorot. Tapi setidaknya wajahnya tak ikut tegang seperti wajah si ibu tiri.

"Dari mana saja kamu? Kenapa Mommy telpon nggak diangkat?" Sang nyonya ikut duduk begitu Raja menghempaskan bokong dengan ogah - ogahan diatas sofa.

"Kantor Mom. Mommy tahu sendiri aku lagi sibuk. Ada apa sih? Aku udah capek, mau mandi trus tidur..." Kata Raja. Pria itu jelas sedang berusaha mati - matian bersabar menghadapi sang Mommy.

"Mommy sudah berapa kali bilang, jauhi Friska... Jauhi Friska! Tapi kenapa kamu masih saja menjalin hubungan dengan dia?"

Raja mendesah malas. Lagi - lagi topik ini! Topik tentang Friska adalah topik yang selalu memicu pertengkaran. Topik yang tak sehat!

"Mom, bisa kita bahas ini besok? Aku benar - benar harus istirahat sekarang. Ada meeting penting besok pagi."

"Kalau besok pagi ada meeting penting, jadi kapan Mommy bisa ngomong sama kamu?"

Raja menatap sang Daddy minta pembelaan. Tapi sang Daddy tak bergeming sama sekali. Hanya sekilas melirik kearah Raja dari atas kacamatanya, kemudian melanjutkan aksinya dengan buah - buah sialan itu. Kalau sudah begini, berarti Raja benar - benar harus berjuang sendiri.

"Kenapa lagi sih Mom?"

Nyonya Mahendra melipat kedua tangannya diatas dada. Pandangannya tajam seakan siap membunuh putra tirinya itu.

"Mommy gak mau tahu, Raja! Putusin Friska. Dia itu nggak baik buat kamu. Atau kamu mau Mommy pakai cara kekerasan untuk memisahkan kalian? Try me, then..."

Raja mendesah kesal. Sekali lagi dia katakan, membahas Friska dengan sang Mommy tiri tak akan pernah berakhir baik.

"Dad, save me please... Aku baru pulang. Capek! Tapi Mommy malah marah - marah gak jelas begini."

Sang Daddy hanya mengedikkan bahu dengan gaya menyebalkan. Masih saja fokus dengan buah anggur dan semangka di tabletnya.

Alis Raja berkerut begitu melihat Nyonya Tyana Mahendra tiba - tiba saja menangis tersedu - sedu. Sang suami yang tadinya asyik dengan game -nya segera menghampiri sang istri dan mendekapnya dalam pelukan sambil menatap Raja dengan garang. 'Ini semua gara - gara kamu. Padahal Daddy udah hampir selesai stage empat.'

Raja menggelengkan kepalanya jengah. Tuan Mahendra memang seringkali lebay dan bereaksi berlebihan jika sang istri mulai menangis seperti ini.

"Mommy salah apa sama kamu, sampai permintaan sekecil itupun kamu susah banget mau mengabulkan, Raja? Mommy nggak pernah minta apa - apa selain ini sebelumnya. Jauhi Friska. Cuma itu.

"Mommy udah nggak punya anak lain. Cuma kamu satu - satunya harapan Mommy sekarang. Masa kamu tega lihat Mommy seumur hidup menderita karena Friska? Mommy bisa mati muda, Raja..."

Raja mendesah melihat sang nyonya masih saja semangat main drama. Air mata adalah senjata Mommy untuk menaklukkannya. Dia sangat tahu itu. Tapi anehnya, dia tetap saja tak tegaan setiap kali ibu tiri itu mulai mengeluarkan airmata. Yah, walaupun cuma airmata buaya, sih!

"Mom, please jangan berbelit - belit. What happened? Dad?" Raja kembali bertanya dengan nada jengah. Dia mulai sebal karena sang Mommy sejak tadi tak henti - hentinya menangis sambil membahas - bahas Friska. Dia yakin, pasti telah terjadi sesuatu sampai - sampai dia langsung disidang saat kaki kanannya baru selangkah menapak di lantai rumah.

"Lea tadi datang kerumah, dia minta pertunangan kalian dibatalkan." Kata Daddy.

Raja terdiam sejenak. Matanya mengerjap beberapa kali seolah masih belum percaya dengan pendengarannya. Jadi airmata Mommy itu bukan airmata buaya?

Tapi beberapa detik kemudian, sebuah senyum sumringah tersungging dari bibirnya.

"Finally... Good news for today!" Katanya girang.

Tuan dan Nyonya Mahendra langsung kompak memelototinya. Membuat Raja tiba - tiba jadi mengkerut disudut sofa.

"Segitu bahagianya kamu diputusin Lea? Kalian baru bertunangan satu hari, Raja! And guess what?  She leaves because of that plastic supermodel. Your precious girlfriend!"

Plastic supermodel? Precious girlfriend?

"Hah?"

"Friska, Raja! Siapa lagi kalau bukan dia. Gara - gara dia Mommy jadi kehilangan calon mantu potensial!" Kata Mommy geram.

Oh, Friska rupanya!

"Bagus dong, kalau dia berinisiatif untuk pergi dari hidup aku. Aku toh nggak bakalan bisa berbuat apa - apa karena ancaman Mommy dan Daddy itu kan? Mommy harusnya sadar kalau ini semua sebenarnya udah salah sejak awal, Mom. Aku bukan Elang, anak kesayangan Mommy. Jadi berhenti membandingkan aku dengan dia!"

Mommy langsung menatap Raja dengan tatapan terluka. Sumpah demi apapun, Raja benar - benar mengutuk dirinya karena mengeluarkan kata - kata itu.

"Mommy nggak pernah membedakan kalian. Sayang Mommy pada kalian berdua setara meskipun kamu bukan anak kandung Mommy. Mommy hanya ingin kamu bahagia, Raja! Hanya itu!" suara sang Mommy melemah. Sementara tangan sang suami terus setia mengusap lengan istrinya lembut.

"Tapi bukan dengan anak ingusan itu, Mom! Dia mungkin cocok untuk Elang, tapi belum tentu cocok denganku."

Mommy seperti ingin kembali bicara, tapi dengan cepat diurungkannya.
"Sudahlah, mungkin kamu benar. Lagipula tidak ada gunanya lagi kita membahas tentang hal ini. Kamu boleh masuk sekarang. Mandi trus istirahat..."

Raja mengerang frustasi begitu sang Mommy berdiri dan meninggalkan ruang tamu diikuti oleh Daddy nya. Meski tak bicara apa - apa, tapi tatapan Daddy seolah mengajaknya perang. Setelah ini dia pasti akan dibantai habis - habisan oleh Daddy.

Oh, saham... Should i say goodbye now?

***

Raja membaringkan tubuh diatas kasur. Tubuhnya sudah segar setelah mandi dan menyesap secangkir coklat panas yang dibawakan oleh bik Asti, kepala asisten rumah tangga.

Hampir sepuluh menit ia memejamkan mata, tapi tak kunjung juga terlelap. Ucapan Mommy tadi sedikit banyak membekas di hatinya.

'Mommy hanya ingin kamu bahagia, hanya itu...'

'Walaupun kamu bukan anak kandung Mommy.'

Ya, dia bukanlah anak kandung Tyana Mahendra. Tapi dia tetap putra yang sejak kecil disayang dan dicintai dengan sepenuh hati oleh wanita itu.

Tyana Mahendra adalah ibu tirinya. Istri kedua sang Daddy. Mereka menikah saat Raja masih berumur satu tahun. Awalnya, semua berjalan dengan baik. Dia tumbuh dengan limpahan kasih sayang dari kedua orang tua juga adiknya. Tapi perlahan semuanya berubah saat tanpa sengaja ia mendengar teman - temannya mengejek dirinya tidak punya ibu. Karena sang Mommy hanyalah ibu tirinya.

Dan di pikiran anak - anak, semua yang namanya ibu tiri itu pasti jahat.

Tapi Mommy nya tidak jahat sama sekali!

Ia memberanikan diri bertanya tentang hal itu pada kedua orangtuanya saat mereka sedang makan malam. Saat itu umurnya baru sebelas tahun, dan Elang delapan tahun.

Dia masih ingat, apa yang dikatakan Mommy waktu itu. "Memang benar Mommy adalah ibu tiri kamu, tapi Mommy menyayangi kamu sama seperti Mommy menyayangi Elang. Nggak ada bedanya. Kamu bisa merasakan itu, kan?"

Mommy benar, ia bisa merasakan kasih sayang itu. Cinta Mommy padanya tulus. Tapi setelah hari itu, ia tak bisa lagi memandang sang Mommy dengan cara yang sama.

Ia seringkali merasa bahwa Mommy lebih menyayangi Elang dari pada dirinya hanya karena Mommy menemani adiknya itu tidur saat sedang sakit.

Padahal Mommy juga sering memeluknya sampai pagi saat ia ketakutan karena film monster yang ditontonnya saat siang hari.

Dia juga merasa Mommy pilih kasih karena menjemput Elang pulang dari sekolah.

Padahal Mommy sering mengajaknya jalan - jalan dan makan eskrim berdua saat adiknya itu sedang tidur siang.

Perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelum ia mengetahui fakta itu.

Kekanakan memang, karena saat itu ia memang masih anak - anak. Masih labil dan belum pandai mengatur emosi. Dia seakan buta dengan semua kasih sayang yang didapatnya selama ini, terlebih karena mendengar ucapan teman - temannya di sekolah.

'Mommy kamu sebenarnya nggak sayang sama kamu. Cuma gara - gara ada Daddy kamu aja!'

'Kata Mamaku, kalau udah besar nanti perusahaanmu pasti diambil alih adik kamu. Dia kan anak kandung Mommy kamu, kamu cuma anak tiri. Trus kamu tinggal di jalanan, jadi gembel.'

Dan banyak lagi komentar lain yang membuat hatinya yang masih rapuh itu panik luar biasa.

Hubungannya dengan Elang mulai merenggang. Sang adik yang biasanya mengekori dirinya kemana - mana seringkali menangis karena ia tak diizinkan untuk mengikuti kakaknya pergi bermain di taman komplek.

Sampai setelah ia berjauhan dengan keluarganya setahun kemudian, ia baru sadar bahwa sebenarnya selama ini bukan kecemburuan dan rasa was was yang mempengaruhi dirinya, tapi kenyataan bahwa ia adalah anak tiri.

Kenapa dia tak terlahir dari rahim sang Mommy? Karena sesayang apapun Mommy padanya, dia tetap tak bisa setara dengan seorang Erlangga yang memang anak kandung wanita itu.

***

Raja membuka pintu kamar Elang dengan perlahan. Tangannya meraba dinding mencari saklar untuk menerangi ruangan itu. Sedetik kemudian, ruangan itu langsung berubah terang benderang.

Banyak yang berubah dari kamar itu. Warna dinding yang dulunya didominasi warna gelap, sekarang berganti dengan warna coklat pastel yang lembut. Walpaper cantik warna hitam dan kayu mahogani coklat tua yang dipasang vertikal disalah satu sisi kamar membuat kesan maskulinnya tetap terasa. Khas Erlangga. Suasananya pun jadi berubah. Dulunya terkesan vintage dan maskulin, sekarang menjadi kontemporer nan manis. Seperti kamar pasangan suami istri yang sering Raja lihat di tivi - tivi.

Mommy nya memang unstoppable. Demi menyambut calon menantu kesayangannya, beliau sampai rela menggesek kartu sampai puluhan juta rupiah. Dan voila, hasilnya seperti yang tampak didepan mata.

Kamar ini awalnya tak seluas sekarang, tapi setelah direnovasi besarnya hampir menyamai kamar tidurnya. Lengkap dengan ruang wardrobe dan perpustakaan kecil yang tampak masih kosong. Ruang kerja Raja yang berada disamping kamar itu dipindahkan keruangan lain sementara ruangan itu dibongkar dan dijadikan ruang wardrobe. Raja tak protes sama sekali. Dia malah bahagia karena karena ruang kerjanya yang sekarang jauh lebih besar dari ruang kerjanya yang dulu.

Langkah dan matanya terus menyusuri kamar itu. Disudut ruang wardrobe tampak beberapa tumpukan barang yang rencananya akan diberikan pada Aleah saat Elang menikahi gadis itu. Gaun pengantin berwarna putih gading nan indah tampak kaku membaluti manekin yang berada tepat ditengah ruangan. Menunggu tuannya datang dan memakainya. Tapi sayang, itu hanya akan jadi angan - angan.

Raja mendesah. Pikirannya kembali ke kejadian tiga bulan yang lalu, saat Elang menemuinya di Jepang.

Apakah waktu itu adiknya itu sudah tahu bahwa umurnya tak cukup untuk menikahi kekasih hatinya itu?

-----------------------------------------

Tbc...

Continue Reading

You'll Also Like

170K 10.3K 38
{BOOK 2 OF LIMBAD SERIES} Hara, adalah gadis yang terlahir sebagai anak tunanetra, sebuah penyakit yang ia derita menghambat kedua matanya dan menyeb...
47.6K 3.8K 52
Series # 3 MauNinda Series #3 *** Cinta itu tidak seindah seperti taman bunga. Cinta itu rumit seperti sebuah labirin. Cinta itu memusingkan sepert...
14.8M 561K 55
"Pernikahan ini terjadi karena aku hamil." -Bella Elyana ** Bella Elyana, gadis belia yang masih duduk di bangku SMA dan merupakan anak tunggal dari...
10.7K 662 83
(BOOK 1 ) SECRET LOVE "Aku percaya bahwa cinta tak harus memiliki itu memang ada" WARN!! : perchapternya tidak lebih dari 100 kata.