CEO's Son (Donghan) (✔)

By taetaegyu

10.3K 1.5K 563

NOTE : Last two parts are privated, guys :)) Dibuntutin anak CEO kemana-mana, impian banyak cewek kan ya? ... More

Satu - Deal
Dua - Senior?
Tiga - Minta Tolong
Empat - Curhat?
Lima - Menghindar
Enam - Taruhan
Tujuh - Penjaga Malam
Delapan - Kupu-kupu Beterbangan
Sembilan - Mulai Tumbuh
Sepuluh - Berbeda
Sebelas - Bukit Bintang
Dua Belas - Jatuh?
Tiga Belas - Dan Terjadi
Lima Belas - Letusan
Enam Belas - Ngambek?
Tujuh Belas - Migrasi
Delapan Belas - the Cupids
Sembilan Belas - Bianglala
Dua Puluh - Jangan Putus
Dua Puluh Satu - Date (END)

Empat Belas - Pilihan

448 67 14
By taetaegyu




UPDATEEEE :D

Kangen sama Donghan nggak? wkwk

Happy reading :*

***

 

"Apa sih pada ngeliatin gue sama Rena? Belum pernah liat cewek cantik ya?"

Yeri berdiri sambil berkacak pinggang, matanya beredar menatap seisi kelas dengan tajam. Merasa terganggu dengan suara bisik-bisik seisi kelas, yang lebih terdengar bukan bisikan.

"Yer, bener kak Wooseok selingkuh?" seorang siswi berceletuk membuat Yeri mendesah kesal.

"Hih! Kalian tuh ya, mendingan urusin deh ya kisah cinta masing-masing. Jangan ikut-ikutan ngurusin orang lain, ngerti?!" Jawaban tajam Yeri membuat siswi itu cemberut, namun tidak membuat yang lain menyerah.

"Siapa sih anak english club yang dimaksud kak Donghan tad—"

"Ishh bawel ah! Mendingan makan apa tidur sana!"

Lelah mengomel, Yeri mengikuti jejak Rena yang sedari tadi sudah meletakkan kepalanya di atas meja. Tidak peduli lagi dengan kehebohan di kelas.

"Nggak laper, Ren?"

Rena menjawab pertanyaan Yeri dengan gelengan.

"Lo?"

"Lumayan sih, tapi gue nggak mau makan sendirian." Yeri berujar cemberut.

"Yaudah yuk gue temenin."

"Nggak usah sok perhatian. Lo lagi jadi bahan omongan, berabe kalau sampe keluar kelas. Apalagi jam istirahat gini."

"Daripada lo kelaperan? Kalo kurus nanti makin dibully sama kakak lo."

"Tenang aja. Mendingan kita tiduran, habis ini makanan datang."

Rena menaikkan satu alisnya, tidak paham maksud ucapan Yeri. Namun beberapa saat kemudian Rena paham saat tiba-tiba tubuh tiang listrik Hyunbin terlihat memasuki kelas. Wajahnya cemberut.

Namun seketika raut cemberutnya hilang, digantikan wajah yang disetel seganteng dan sekeren mungkin saat melihat siswi-siswi di dalam kelas menatapnya dengan wajah kagum dan memuja. Tebar pesona.

Hyunbin datang dengan satu kresek putih ukuran sedang. Lantas meletakkan kreseknya di meja Rena dan Yeri dengan kesal. Pemuda tampan itu menyempatkan diri menoyor kepala Yeri sebelum keluar, hingga Yeri menghadiahinya dengan melempar penghapus karet besar yang tepat mengenai kepalanya.

Hyunbin menatap Yeri geram namun tidak membalasnya, dan memilih keluar kelas. Tentu saja menyempatkan diri tersenyum ganteng sambil melambaikan tangan pada teman sekelas Yeri dan Rena.

"Dasar siluman sengget rambutan."

Rena tertawa kecil sambil membuka kreseknya. "Wahh siluman sengget rambutan baik banget.. isinya lengkap Yer."

"Iyalah, gue yang nyuruh beliin ini semua."

Rena menatap Yeri terharu, lalu tersenyum sok manis. Yeri memutar bola matanya namun ikut tersenyum. "Udah jangan senyum-senyum mulu. Nggak bikin kenyang. Nih makan."

Yeri lantas mengambil indomilk pisang dari dalam kresek dan memberikannya pada Rena, dan mengambil sari roti sandwich blueberry untuk dirinya.

 

***

 

Sudah sepuluh menit sejak bel pulang sekolah berbunyi. Namun Rena masih menunggu Yeri yang baru saja selesai berdiskusi dengan anggota kelompoknya.

Beruntung Rena ada di kelompok yang sama dengan Woojin. Walaupun tingkahnya kadang menyebalkan, Woojin adalah pahlawan penyelamat tugas kelompoknya. Dia langsung mengiyakan begitu Ucup menyuruhnya menyelesaikan apa yang sudah mereka mulai. Luar biasa.

"Yuk, Ren. Udah selesai." Yeri berseru pada Rena yang sedang memainkan game di ponselnya. Gadis itu mengangguk sambil menutup gamenya, dan berjalan menghampiri Yeri yang ada di meja dekat pintu kelasnya.

Langkah kedua gadis itu seketika berhenti mendapati Donghan and the Gank sudah berdiri di depan kelas mereka. Keempatnya yang semula menunduk langsung mendongak begitu melihat Rena dan Yeri keluar dari kelas.

"Ren, jangan pulang dulu. Ada yang mau kita omongin. Dan lo bantet, kalo mau pulang duluan gue malah bersyukur. Habis ini gue mau jalan sama kesayangan soalnya." Hyunbin berucap, yang tentu saja setelahnya mendapat pelototan tajam dari Yeri.

"Sorry ya, siluman sengget rambutan! Gue nggak ikhlas Rena disidang sama kalian-kalian F4 gadungan! Kecuali kak Donghyun sih cocok lah jadi anggota F4 beneran." Yeri mengakhiri kalimatnya dengan senyum sok imut yang mana membuat Donghyun tersenyum dan Hyunbin memasang wajah ingin muntah.

"Lo berdua pulang aja gue ikhlas kok." Kali ini Donghan yang berceletuk, membuat Yeri menatapnya kesal.

"Udah ah. Berhubung sekarang udah sepi, jadi di sini aja nggak papa. Gue langsung aja ya. Gini.. gue paling nggak suka ya kita ada yang selek apalagi berantem." Donghyun memberikan jeda pada kalimatnya, menatap ketiga sahabatnya ditambah dua gadis di depannya.

"Jadi, gue mau denger cerita yang sebener-benernya. Terserah siapa yang mau cerita."
 

Donghan langsung berdehem, "Oke, gue duluan. Sorry awalnya gue sama Rena udah bohong masalah sepupuan itu. Rena disuruh bokap gue nemenin gue waktu awal-awal gue datang ke sini. Dia ngakuin gue sepupunya karena nggak mau Wooseok cemburu." Donghan menekankan kalimat terakhirnya sambil melirik Wooseok.

"Rena udah sesayang itu masih aja diselingkuhin ya. Luar biasa banget emang." Yeri menyindir, membuat Wooseok menatapnya namun kemudian berpindah menatap Rena yang ada di sampingnya.

"Lo diem dulu deh, Bantet." Hyunbin berucap pelan namun tajam sambil menatap kesal pada adiknya, namun Yeri justru terlihat menantang dan tidak mempedulikannya.

"Bentar ya, Yer. Pembelaannya nanti dulu." Donghyun berujar kalem, "Sekarang lo, Seok. Lo beneran jalan sama Eunseo?"

Wooseok menatap Rena sejenak kemudian beralih menatap sepatunya, "Iya."

Yeri hampir saja meluap lagi,beruntung Hyunbin dengan sigap membungkam mulutnya.

"Rena, maafin gue. Gue sayang sama lo, sayang banget. Eunseo awalnya cuma temen jalan aja, temen nongkrong bareng. Tapi.. gue seperti nemuin hal yang bikin gue ngerasa nyaman waktu jalan sama dia."

Bibir Rena menyunggingkan senyuman kecut, "Yah, kak Eunseo emang lebih asik diajak jalan dan nongkrong. Dia tahu tempat-tempat keren dan gaul di sini. Dia tahu hal apa yang lagi hits saat ini. Nggak kayak gue yang kuper, dan cuma tahu gimana cara mecahin soal logaritma. Nggak kayak gue yang nggak tahu gimana gaya pacaran anak-anak keren macam kakak, dan cuma tahu mana novel yang bagus atau enggak."

"Bukan gitu Ren—"

Belum sempat Wooseok menyelesaikan kata-katanya, Donghan menyela. "Bukan gitu? Terus? Lo mau bilang kalau lo ngerasa nyaman jalan sama dia, sampai-sampai saking nyamannya kalian ciuman di Bukit Bintang. Gitu?"

Kata-kata Donghan membuat semua mata yang ada di sana mendelik, tak terkecuali Wooseok. Rena sudah menduga Donghan akan meluapkan itu semua. Gadis itu hanya menatap Wooseok dalam diam.

"Lo—lo beneran ciu— Wooseok? Itu beneran?"

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Hyunbin. Tapi dilihat dari Wooseok yang menatap Rena nanar dan penuh rasa bersalah, dan tidak adanya sangkalan yang keluar dari mulutnya, semua orang tahu jika yang Donghan katakan adalah benar.

"Rena, tapi gue sayang sama lo—"

Suara dengusan sebal Donghan terdengar, membuat Wooseok menatap Donghan tajam. Namun pemuda itu tidak mengatakan apapun atau melakukan apapun.

Donghan lantas maju untuk menghampiri Rena yang masih terdiam menatap Wooseok. Berdiri di depan gadis itu, sehingga tubuhnya menghalangi pandangan Rena dari pemuda yang sudah sangat ingin dia beri sebuah bogem.

"Pulang?" Donghan bertanya lembut, menatap mata Rena yang sudah memerah dan sedikit berkaca.

Tanpa berkata Rena mengangguk, membuat Donghan tersenyum tipis lalu menggandeng tangannya. Tidak mempedulikan tatapan keempat orang yang memandang keduanya dengan penuh tanda tanya.

"Gue sebenernya udah tahu sih kalo kak Donghan bukan sepupunya Rena. Dan.. gue tahu kak Donghan juga suka sama Rena. Tapi kak Wooseok, lo tahu nggak? Disaat kak Donghan ngelakuin banyak hal buat cari perhatian Rena, cewek yang lo selingkuhin itu masih aja mikirin lo. Dia sayang sama lo kak. Dulu sih.. sebelum liat lo ciuman sama kakak english club itu."

Yeri berujar tajam sebelum akhirnya berjalan meninggalkan ketiga pemuda tinggi di depan kelasnya. Tak lama Hyunbin memegang bahu kedua sahabatnya dan berjalan menyusul Yeri, meninggalkan Wooseok berdua bersama Donghyun.

 

***

 

"Ren, lebih baik pikirin bener-bener. Semuanya emang baik, tapi gue tahu lo ngerti mana yang terbaik buat lo."

Donghyun berujar serius namun tetap terkesan santai. Pemuda tampan itu meraih cup Mango Thai miliknya, menyedot isinya yang tinggal setengah.

Ya, malam ini Donghyun mengajak Rena keluar. Tujuan utamanya sih ingin cepat menyelesaikan masalah di antara sahabat-sahabatnya, namun dia tahu Rena memang butuh sedikit refreshing. Jadilah mereka datang ke kedai Mango Thai yang tidak jauh dari rumah Rena.

"Lo suka sama Donghan, Ren?" donghyun kembali bertanya saat Rena tidak menanggapi kalimatnya tadi.

Gadis itu menggigit bibirnya, "Gue ngerasa nyaman sih kak sama dia."

"Rasa nyaman yang sama ketika lo sama Wooseok?"

"Semacam itu, tapi rasanya beda. Kak Donghan lebih hangat walaupun ngeselin."

Donghyun tertawa ringan, "Yang satu hangat tapi gila, satunya dingin tapi dewasa."

Pemuda dengan senyum lebar nan hangat itu melanjutkan. "Ren, lo pasti udah pernah denger ini. ketika lo suka sama dua orang pada waktu yang bersamaan, pilih yang kedua. Karena kalo lo bener-bener suka sama yang pertama, lo nggak akan jatuh sama yang kedua."

"Secara nggak langsung kakak dukung kak Donghan?"

"Nggak gitu juga sih, gue netral. Toh dua-duanya temen gue walaupun Donghan belum lama. Gue Cuma ngutip dari instagram sih." Donghyun meringis, membuat Rena tertawa kecil.

"Tapi sebenernya, gue bakal ngatain lo bego sih kalau masih bertahan sama yang pertama ketika lo udah jelas-jelas liat dia nyaman sama yang lain."

Rena menghela nafas, "Ben—"

"Setuju sama bang Donghyun!"

Rena dan Donghyun sama-sama menoleh ke sumber suara. Ahh Jihoon. Si bantet yang ganteng itu tiba-tiba saja datang menghampiri mereka dan duduk di antara keduanya. Meraih cup Mango Thai milik Rena yang baru diminum seperempat dan meminumnya.

"Gue sebagai tim suksesnya bang Donghan sangat menyetujui petuah dari kakak Donghyun yang luar biasa bijaksana ini." Jihoon menepuk pelan bahu Donghyun saat menyebut namanya.

Lalu dia melanjutkan sambil menatap Rena dengan tatapan paling bijak yang dia punya. "Gini Rena, daripada lo menyesal karena bertahan sama titisan arca sedingin es itu. It's better for tou to with him."

"Yang bener to be with him, Hoon." Donghyun mengoreksi, membuat Jihoon meliriknya tajam.

"Dimohon untuk diam sebentar ya, kakak Donghyun yang luar biasa. Jadi Ren.. 'him' yang gue maksud tentu saja kak Donghan. Pribadinya yang hangat itu cocok banget sama lo yang datar-datar nggak asik. Gue sebagai sepupu lo, bakal pundungin lo kalo sampe lo jadi lagi sama siluman arca sedingin es itu."

Jihoon mengakhiri kalimat panjangnya dengan kembali menyeruput Mango Thai milik Rena.

"Udah ngomongnya?" Rena berucap.

"Heh?"

"Udah belum lo ngomongnya?" Rena mengulangi pertanyaannya melihat Jihoon yang bingung.

"Udah."

"Haus nggak?"

"Lumayan sih."

"Nah itu buat lo. Gue mau pulang. Kak Donghyun gue duluan ya. Makasih mango sama petuahnya."

Donghyun tersenyum kecil, "Sama-sama Ren, lo pulang sendiri berani?"

"Nggak usah lebay kak. Rumah gue tinggal masuk gerbang kompleks terus belok kiri di gang kedua."

"Eheheh gue ngajak lo kesini, jadi kalo lo kenapa-napa tanggung jawab gue."

"Santai aja kak. Yaudah gue duluan."

"Ikut." Jihoon baru akan berdiri, namun ditahan oleh Rena.

"Nggak. Lo duduk aja habisin minumannya."

 

Rena langsung berbalik dan melangkah pergi meninggalkan kedai dan kedua pemuda itu. Begitu keluar dari kedai, gadis itu menghirup udara sejuk malam ini sambil memejamkan mata sebelum berjalan ke arah rumahnya.

Memasuki gerbang kompleks, gadis itu sempat tersenyum saat satpam kompleks menyapanya. Lantas berjalan sambil menatap langit malam yang super cerah. Tidak banyak awan menyelimuti, hingga taburan bintang dan sinar terang bulan sabit membuat langit terlihat begitu indah.

Hwang Rena terlonjak kaget saat tiba-tiba sebuah sepeda motor besar berhenti tepat di sampingnya. Membuatnya yang sedang menatap langit menoleh pada si pengemudi.

Donghan?

"Naik gih. Gue anter." Ucapnya sembari menaikkan kaca helmnya.

"Rumah gue cuma situ." Rena menunjuk pertigaan yang hanya berjarak kurang dari seratus meter dari tempatnya sekarang.

"Gue tahu."

"Yaudah, gue jalan kaki juga sampe."

"Kalaupun rumah lo di Bogor juga lo jalan kaki pasti sampe."

Rena mendengus, "Kak, gue lagi nggak minat bercanda."

"Ohh sorry.. pasti lagi pusing ya mikirin gue sama Wooseok?"

"Ge Er!"

"Emang."

Rena berdecih.

"Naik dong, Ren.. udah jauh-jauh kesini kasian jok motor gue butuh kehangatan." Ucapan Donghan itu sontak membuat Rena mendelik menatapnya.

"Hehe sorry sorry.. udah lah naik aja."

Rena menatap Donghan sekali sebelum akhirnya dia berjalan sedikit kebelakang dan menaiki jok motor besar milik Donghan. Senyum lebar seketika terukir di wajah tampannya.

Pemuda itu langsung memutar balik motornya, membuat Rena sontak menepuk bahunya.

"Ehhh mau kemana?!"

"Nyulik mana boleh bilang." Donghan berseru, masih dengan senyum lebarnya.

 

***

 

Haiiiii I'm back :D

My Brothers sudah, Troublemakers sudah, CEO sudah

Vomment ya gengssss

Biar aku tuh bahagia dan cepet updatenya.. aamiin

Wkwkwk

Thanks ya buat yang udah sempetin baca dan vomment

Alafyuuu :*

Taetaeyu

Bucin cogan

Continue Reading

You'll Also Like

54.6M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
399K 40.6K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
204K 31.1K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...