[ e s - c a m p u r ]
• Daily Instagram •
Special Chapter
.
.
.
.
.
Incheon Airport
Penerbangan Internasional 📍
"Jangan lupa ini koper gue!"
"Iya bawel," Mingyu balas malas ocehan Sehun.
"Cadel, lu mau liburan apa pindahan sih? Banyak banget bawaannya."
"Namanya juga orang dagang." Lisa meniup poninya kencang, siapa lagi disini yang lebih heboh dari Sehun? Toserba berjalan yang membawa apa saja dalam 'kantung doraemonnya'. Yugyeom beserta Chen hanya memutar mata malas lalu memilih berkegiatan seperti menyetel musik dan buka-buka sosial media. Jimin melirik Jungkook sekilas, berkutat khusyuk pada layar handphone, menampilkan sebuah game yang sedang trending dimana-mana. Ini nih punya pacar gamers akut. Mana diujung sana ada mantanya lagi, Jungkook gak takut apa Jimin digondol balik sama Yugyeom?
"Kookie~" Si mochi unyu itu bergelayut pada lengan kekar Jungkook, hanya mendapat dehaman dari si kelinci berotot, "hm?"
"Bosen tau, ajak ngobrol kek!" Jimin mencoba merayu, memajukan bibirnya dekat-dekat Jungkook lalu bergerak-gerak manja mencari perhatian, akhirnya Jungkook luluh juga setelah usaha Jimin mengusek diri kedadanya. "Mau ngobrolin apa sih ndut?"
"Nanti kita di Swiss mau ngapain aja?"
Detik kemudian obrolan mulai ngalur ngidul, Jungkook yang berisik juga Jimin yang cerewet takkan mudah kehabisan topik setelah menemukan satu saja; destinasi mereka setelah sampai disana hingga apakah sabun hotel disana ukurannya kecil. Merembet kemana-mana dalam bahasan random, paling hanya cubitan gemas dihidung bangir Jungkook atau pipi gembil Jimin yang menghentikan pergerakkan rahang. Yugyeom melirik sejenak saat gelegar tawa mengalahkan musik pada headsetnya, ada denyutan sedikit tapi tak ambil pusing, toh dia hanya butuh liburan.
(Toh, tawa itu yang sudah dia sendiri tinggalkan.)
"Tapi Bunda--" Melipir sejenak pada Yoongi dan perdebatannya bersama Ibunda. Seokjin berusul bahwa Jake tidak perlu diajak, masih kecil lagi rentan sakit. Akan lebih baik jika dirinya yang menjaga. "Kalau rewel gimana?"
"Sama Bunda gak bakal rewel kok, kan neneknya."
Labium manis itu menekuk sendu. "Tapi Yoongi gak mau jauh-jauh dari Jake, Bun..."
Taehyung melihat cerkas mata Yoongi disampingnya, ada sepercik rasa tak rela. Bukan karna curiga pada ibunya sendiri, melainkan Yoongi sudah ketergantungan pada eksistensi Jake. Ia bersyukur memiliki istri yang sayang pada anak mereka tentu, tapi Bunda benar juga; Taehyung butuh Yoongi, berdua saja. Sudah lama sekali.
Yah, luka lama dimana seringnya kegagalan Yoongi untuk mengandung terlalu membekas.
"Kalian kan habis menikah kemarin gak sempet honeymoon tuh, ini saat yang tepat. Kamu juga harus istirahat sayang, ini cucu Bunda sendiri kok jadi jangan khawatir." Sang kakek, Namjoon sendiri pun mendukung keputusan Seokjin. Jake masih kecil dan pasti banyak hal yang harus dipersiapkan jika ingin mengajaknya berlibur jauh, maka ia tak mau ambil resiko.
"Kalo ada apa-apa, Ayah janji bakal telpon kamu. Call? Hmm? Anak Ayah yang cantik?" Hembusan geli Yoongi sukses mengukir senyuman Namjoon. Dan membebaskan Taehyung dari perdebatan ibu anak itu.
"Yaudah, tapi Yoongi mau peluk Jake sampai pesawat mau berangkat."
Hoseok menatap ujung sepatu, memainkan kaki-kakinya bingung. Dia sendiri tidak terlalu semangat dengan perjalanan ini, entahlah. Walau iming-iming tidak sepeserpun akan keluar nanti seluruh negara mewah juga bisa ditelusurinya. Hanya tidak terlalu suka hal seperti ini tapi dia bukan orang bodoh yang akan menolak juga. Kapan lagi istilahnya.
Junmyeon itu, bagaimana ya?
Apa dunia terlalu murah untuknya hingga apapun bisa ia lakukan? Mungkin. Hoseok tidak pernah mengerti jalan pikir pria itu yang dengan rela membongkar isi dompetnya untuk kebahagiaan yang lain.
Arti persahabatan, huh?
"Semuanya, tiket ditangan masing-masing?"
"Siap!"
"Ada kok." Semua menyahut, kecuali Taehyung dan Yoongi yang memang membeli tiket sendiri.
"Anjaay kelas bisnis! Gue ekonomi aja belum pernah naik." Kai mendapat sikutan dari Jimin, mencoba membungkam euforia kampungannya.
"Sip. Kita langsung check-in sekarang, sebentar lagi boarding."
"Ayah, Bunda udah dulu ya! Ayo Jimin!" Nama yang dipanggilnya langsung melompat pada gendongan punggung dan Jungkook melesat lebih dulu diiring tawa girang keduanya, Seokjin menggeleng heran. Semangat sekali anak itu. Yugyeom lekas menarik kasar satu koper Sehun, dan umpatan kasar ia terima. "Gausah marah, gue niat bantu."
Yoongi lalu menatap Jake dan menciuminya diberbagai sisi, Taehyung melakukan hal yang sama sebelum merayapkan jemari pada sela-sela jari Yoongi dan menariknya berjalan pelan, "nanti kamu mau apapun aku beliin."
"Beneran?"
"Serius. Janji. Seratus persen." janji yang ditutup kecupan pada sudut bibir berperisa mint.
"Adek, ayo." Oh, rupanya Junmyeon memanggil. Banyak hal yang mereka lewati bersama, memang. Tapi untuk membalas uluran tangannya, Hoseok perlu waktu lebih lama untuk berpikir. Pada akhirnya membungkuk sejenak; bingung harus apa saat sang Ayah memantau begitu ketat pada gelagatnya juga Junmyeon.
"Kim Junmyeon. Bisa sini sebentar?"
Harusnya yang gugup setengah mati adalah pihak yang dipanggil. Entah kenapa senyuman Junmyeon begitu luwes, sedang Hoseok sendiri memijak kaki dengan kaku, jantungnya dipacu oleh perasaan abu-abu yang bahkan tidak dimengerti apa artinya. Bukannya jalan lebih dahulu seperti yang diinstruksikan Junmyeon. Hoseok malah menunggunya harap-harap cemas. Diam-diam Seokjin mengukir senyuman.
Namjoon sudah menetapkan. Tepukan bahu yang bicara, "okay, have a safe flight!"
"Apa kata Ayah?" Sembur Hoseok langsung saat Junmyeon akan bertanya kenapa dia tidak duluan. Senyuman manis yang masih terasa asing; selalu terhias diwajahnya membuat segala pemikiran Hoseok terombak. "Emang kamu mau denger apa dari Ayah? Tentu lah, jagain anaknya yang satu ini."
Ah, kedengarannya masih belum lengkap untuk Hoseok.
Seokjin memberi pertanyaan pada Namjoon dengan tatapan, dimple itu tetap terlihat lucu diantara kerutan samar di wajahnya yang berangsur menua. "Ayah apa lagi sih, pasti mau ngulang jaman-jamannya Taehyung nih."
Sembari berjalan keluar bandara, keduanya; kalau orang tidak kenal atau melihat dari jauh mungkin mereka disangka pasangan muda dengan bayi dalam gendongan. Padahal cucu.
"Taehyung yang kita kenal dari kecil aja, harus berjuang. Dia orang baru Bun. Dia harus tahu seberapa berharga hal yang sulit ia gapai 'kan?"
Apalagi yang harus menjadi jawaban dari pemikiran seorang Ayah? Jadi Seokjin mengangguk saja.
Namjoon masih saja dendam dengan perjuangannya dulu. Dasar.
___
"Kok kayak ada yang kelupaan ya, tapi apa coba?" Junmyeon bermonolog, tapi pemikiran itu segera buyar ketika awak kabin menginstruksi sebelum jadwal depature.
"Para penumpang diharapkan menonaktifkan ponselnya, terimakasih."
Para Pencari Gratisan
Laybukanjablay
Alhamdulillah akhirnya hp iching sembuh juga ^^
Laybukanjablay
Kawan-kawan assalamualaikum, jadi kita kapan berangkat ke Swiss?
Laybukanjablay
Halo? Ada orang?
_*_*_*_
Besok mau sibuk lagi, hhh :"