REVENGE ( Jeon Jungkook ) - E...

By JihyoRiRi

179K 17.5K 2.4K

Jihyo gadis dengan reputasi sebagai playgirls disekolah yang suka memutuskan kekasihnya setelah seminggu ber... More

1.Rival
2.Secret
4.Apartement
5.Game Over
6. Bad day
7.Home
8. Nightmare
9. Nightmare pt 2
10.Angry Jungkook
11.She's Back
12. Jealous
13. Picnic
14. Lotus
15. Love Song
16. Don't Leave Me
17. First Date
18. Distance
19. Missunderstood
20. Truth
21. I Miss You
22. Spying Her
23. Spying Her pt 2
24. Confession
25. Kissing You
26. She's Mine
27. Sorry
28. Second Date
29. Old friend
30. Tears
Intermezzo
31. Can We?
32. The Choice
33. Last date
34. Goodbye
35. Give Up
36. Comeback
37. Girl With The Red Dress - Ending?
Pengumuman
Pengumuman

3.Feelings

5.6K 534 31
By JihyoRiRi

Play media...anggap aja backsound☺😉

Jungkook berjalan cepat memasuki rumah megahnya. Dia seolah tak menghiraukan pemandangan yang sedang terjadi di ruang keluarganya. Dia terus berjalan kearah tangga menuju kamarnya tanpa menoleh sedikitpun.

"Beginikah pelajaran yang kau dapat selama disekolah?" sebuah suara menghentikan langkah Jungkook.

"Tak bisakah kau sedikit saja membuka mulutmu untuk menyapa kami?" Pria paruh baya itu kembali berbicara.

Jungkook membalikkan badan. Dipandangnya pria dan wanita didepannya ini.

"Aku tak sudi untuk menyapa jalang yang kau bawa. Itu terlalu Menjijikan!!" Jungkook menatap sinis wanita di depannya.

"Jungkook!!! Jaga ucapanmu, aku tak pernah mendidikmu seperti ini". Bentak sang pria paruh baya.

"Memangnya kau pernah mendidikku sperti apa ayah? Bukankah kau hanya tahu untuk menghajarku saja. Bahkan demi jalang didepanmu ini kau berani memuk...."

PLAK...

"Anak kurang ajar kamu ya, beraninya kau mengatai calon ibumu dengan sebutan menjijikan seperti itu."

Jungkook menyeka sudut bibirnya yang berdarah. Dia tersenyum memandang ayahnya.

"Lihat inilah yang selama ini kau ajarkan padaku. Kau hanya bisa menggunakan tanganmu untuk menghajarku saja. Kau bahkan tak pernah sedikitpun peduli kepadaku. Hanya ibu, hanya dia yang menyayangi ku selama ini."

Jungkook memandang wanita disamping ayahnya yang terlihat menikmati pertengkaran antara ayah dan anak ini.

"Satu lagi, sampai aku matipun aku tak akan pernah menganggap jalang ini sebagai calon istrimu apalagi sebagai ibuku."

Jungkook kemudian berbalik menuju kamarnya tanpa mau mendengar lagi umpatan yang dikeluarkan ayahnya.

Jungkook membanting tubuhnya di tempat tidur. Matanya menatap nanar langit-langit kamar yang terlihat mengabur. Terlihat cairan mengalir dari sudut luar matanya.

Dia bangkit dan mengambil foto seorang wanita yang terletak di atas nakas. Dipandanginya foto itu lama.

"Aku merindukanmu ibu." Jungkook bergumam pelan.

Rasanya sakit sekali jika dia mengingat kembali kisah hidupnya yang menyedihkan. Seseorang yang selalu ada disampingnya saat dia terpuruk kini sudah tak ada lagi. 10 tahun bukanlah waktu yang sebentar berjuang sendirian. Semenjak orang yang paling disayangnya pergi tak pernah lagi ada kata kebahagiaan dalam hidup Jungkook, semua terasa gelap.
Senyum ini telah lama menghilang.

Pikirannya melayang pada sosok gadis yang telah menghancurkan hidupnya. Gadis dengan tampang polos tapi menyimpan sisi gelap dalam dirinya. Jungkook meremas seprai tempat tidurnya. Dia berjanji akan meminta pertanggung jawaban pada gadis itu. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk membuat gadis itu menderita.

"Kau liat saja nanti, kupastikan kau akan mati ditanganku Park Jihyo."

Jungkook mengambil ponselnya dan terlihat menghubungi seseorang.

"Bisa kau temani aku ke club?"

(.......)

"Ya malam ini, kau bisa ajak Han dan Jin."

(.......)

"Baik ku tunggu."

Jungkook memutuskan panggilan teleponnya. Pikirannya penat, tak salah jika hari ini iya butuh untuk menyegarkan pikirannya.

***

123 cekrek....cekrekk...

Naikkan sedikit wajahmu, ya baguss tahan

123 cekrek..... cekrek...

"Baik kita sudahi hari ini, kerja bagus nona Park."

Photografer itu menyalami Jihyo pertanda puas dengan hasil kerjanya.

Jihyo menghela nafas, dia berjalan gontai lalu menjatuhkan tubuhnya pada sebuah kursi di ruang make up. Wajahnya terlihat lelah.

"Kau sangat menakjubkan tadi Jihyo, bahkan kau tak membuat kesalahan apapun hari ini. Kau cocok menjadi seorang model." Seorang gadis berbicara pada Jihyo.

"Tak perlu berlebihan begitu kak, kau jauh lebih baik."

"Ahh..kau merendah lagi. Tapi tentu saja aku lebih baik darimu. Aku kan seniormu hem". Gadis itu bicara sambil tertawa.

"Ya... Kau harusnya sudah tau itu." Jihyo ikut tersenyum melihat temannya yang satu itu.

"Jihyo, sekarang ulang tahun Jungyeon, dia akan merayakannya di Heaven Club malam ini. Kau temani aku ya?"

"Sepertinya aku tidak bisa kak Sana, aku ingin pulang dan tidur saja malam ini. Rasanya tubuhku butuh istirahat kali ini."

"Ahh..ayolah Jihyo, apa kau tega dengan kakak cantikmu ini. Aku tak mau kalau sendirian kesana." Kata Sana memohon.

"Kau bisa ajak kak Sehun untuk menemanimu."

"Ya... Berhenti bicara tentang pria itu lagi. Aku sudah berakhir dengannya." Sana terlihat kesal.

Jihyo mengkerutkan keningnya

"Kalian putus? Kenapa cepat sekali?Bukankah kau baru pacaran 1 minggu dengannya?"

"Kau tahu ternyata dia membohongiku, ngakunya pria tulen eh ternyata..." Sana menghentikan ucapannya terlihat mengingat sesuatu.

"Yaa...!!!bukannya kau juga sama saja, kau bahkan pernah memutuskan pacarmu yang baru kau kencani 2 hari. Sampai dia nekat menjadi stalker dan mengacau di tempat pemotretan kita." Ujar Sana mengingatkan kejadian dulu.

Jihyo terlihat tersenyum mengenang kejadian itu. Dia ingat saat itu ada mantan pacarnya yang bahkan dia lupa namanya nekat menjadi stalker dan mengancam akan membunuh dengan pistol mainan yang dibawanya. Hal hasil suasana tempat pemotretan seketika menjadi gaduh sampai harus memanggil pihak kepolisian.

"Ahh..itu sudah lama sekali kak. Kalau di ingat aku ingin tertawa saja saat itu."

"Yaa..kau benar Jihyo, itu kejadian paling lucu yang pernah ku ingat. Kau lihat saat itu muka photografer kita sudah seperti kepiting rebus." Sana kembali mengingatnya.

"Ahh..mengingat itu aku sampai lupa, kau menemaniku atau tidak?"

"Baiklah aku akan menemanimu kak."

***

Heaven Club

"Wooaaahh.. Sepertinya sedang ada pesta disini." Jin melihat ke sekeliling club yang terlihat lebih ramai dari biasanya.

"Kau benar, sepertinya ada yang merayakan ulang tahunnya disini." Han menambahkan.

"Sudahlah tak usah dihiraukan, kita duduk saja disana". Kata jimin sambil menunjuk meja yang masih kosong.
Mereka berempat akhirnya memilih tempat duduk yang ditunjuk Jimin.

"Berikan aku sebotol wine." Kata Jungkook pada waitress yang menghampirinya.

Waitress itupun hanya mengangguk dan beberapa saat sudah datang dengan membawa sebotol red wine ditangannya.

Jungkook terlihat menikmati rasa manis bercampur pahit dari minuman berwarna merah itu. Matanya menyapu ke setiap sudut ruangan club elit itu sampai sesuatu menghentikan pandangannya.

Dilihat seorang gadis tengah duduk dan mengobrol dengan temannya.

Siall...disaat aku ingin menenangkan diri, kenapa malah gadis itu terlihat didepan mataku.

Dia terus mengamati pergerakan gadis itu, terlihat pria berusaha menggodanya tapi tak membuat gadis itu bergeming sampai teman disampingnya mengusir pemuda tadi. Jungkook terus menatap kearahnya sambil terus menyesap minuman beralkohol itu. Tanpa sadar ada tatapan yang lain yang juga menuju pada gadis itu.

"Aku ke toilet sebentar." Jimin menyadarkan Jungkook lalu bangkit dari duduknya dan pergi.

____

"Kau jauh- jauh datang ke club cuma untuk minum orange juice?" Sana mencibir Jihyo sambil menegak segelas martini ditangannya.

"Kau tahu umurku baru 17 tahun kak, aku belum dilegalkan untuk minum." Katanya sambil tersenyum.

"Aiishh.. Kau polos sekali adikku. Terserah kau saja lah." Sana mengelus puncak kepala Jihyo.

"Hai manis, mau minum bersamaku?" Terlihat seorang pemuda yang kemungkinan sudah mabuk tiba-tiba mendekati Jihyo.

"Pergilah paman, aku tak tertarik untuk minum bersamamu." Jihyo menatap sinis pada pria di depannya.

"Aigoo... Kau terlihat makin cantik saat lagi marah nona manis." Pria itu hampir menyentuh Jihyo kalau saja Sana tak menghalangi pria itu. Sana memanggil bodyguard yang berjaga menyuruh untuk menyingkirkan lelaki mabuk itu.

Jihyo menghela nafas saat lelaki itu pergi. Beruntunglah ada Sana yang membantunya. Dia memang gampang menaklukkan pria tapi bukan pria mabuk seperti itu. Pria mabuk sering membuatnya takut.

Saat sedang melamun tiba- tiba saja ada yang menarik tangannya. Menyeretnya keluar dari area club.

"Ya..apa yang kau lakukan disini?"

Jihyo memutar bola matanya malas setelah tahu siapa dalangnya.

"Inikan tempat umum aku bisa ada dimanapun semauku. Kau tak usah mengganggu ku tikus bodoh. Dan kau, kau sedang apa disini?" Jihyo berbalik bertanya pada sepupunya itu.

"Ckk.. Kau ini. Ku minta sekarang kau pulang." Alih- alih menjawab pertanyaan Jihyo, Jimin malah menyuruh gadis itu pulang.

"Baiklah aku mengalah, aku akan pulang sekarang." Jihyo mengiyakan perintah Jimin. Bukan karena dia takut,dia cuma sudah malas untuk berada ditempat ini. Beruntunglah Jimin membantunya bisa pulang lebih cepat.

Jimin memandang kepergian gadis itu sampai mobil yang dikendarainya menghilang, baru iya memutuskan untuk masuk kembali kedalam.

Sampai didalam Jimin melihat Jungkook sudah dalam keadaan mabuk berat.
Iya menghela nafas. Sepertinya hari ini iya akan mendapat tugas mengurus bayi besar.

****

Jihyo meneguk habis air didalam gelasnya. Hari ini terasa sangat panas. Terdengar pintu apartementnya terbuka memperlihatkan sosok Jimin dengan seseorang.

Jihyo membulatkan matanya melihat sosok pemuda mabuk yang di papah Jimin.

"Yaa...kau Park Jimin si tikus bodoh, apa-apaan kau membawanya kesini?" Jihyo menatap nyalang pria itu.

"Bisakah kau mengomelnya nanti saja dan biarkan aku membawanya kekamar, kau tahu aku harus memapahnya dari lantai dasar kelantai 20." Muka Jimin terlihat sangat lelah saat mengatakkannya.

Jihyo menghela nafasnya kasar, dia akhirnya membantu Jimin membuka pintu kamar. Jimin membaringkan temannya itu di atas ranjang. Dia mengeliat menahan sakit punggungnya karena memapah Jungkook.

"Heii..bisa kau jelaskan padaku sekarang?" Jihyo bertanya pada Jimin.

"Ok,,tadi aku dan Jungkook minum di tempat yang sama denganmu lalu aku pergi untuk menemuimu dan saat aku kembali dia sudah dalam keadaan seperti ini."

"Ckk..kau pikir aku peduli oh? Yang ingin aku tanyakan kenapa kau membawanya ke tempatku, kau bisa pulangkan dia kerumahnya." Jihyo memandang geram pada Jimin. Dia kesal dengan pemuda ini.

Apa- apaan dia, sudah menumpang dan sekarang malah membawa orang lain masuk ke apartementnya.

"Kalau aku bawa dia kerumahnya aku akan dibunuh oleh ayahnya. Mengertilah aku Jisoo?" Jimin mengedipkan matanya pada Jihyo.

"Aiisshh kau in." Jihyo ingin marah kepada Jimin tapi entah kenapa dia tak pernah bisa marah pada sepupunya ini.

"Lebih baik kau mandi, biar bocah ini aku saja yang urus." Jihyo beranjak keluar dari kamar Jimin. Mendengar itu Jimin langsung ngacir kekamar mandi tanpa mau membuat singa betina itu akan mengomel lagi.

Jihyo mengambil baskom dan air hangat. Tak lupa juga handuk kecil. Dia berjalan masuk kekamar Jimin. Ditatapnya pemuda yang kini tengah tertidur pulas tak sadarkan diri.
Jihyo duduk dan mulai mengelap bagian wajahnya.

"Kalau lagi tidur kau terlihat sangat polos Jungkook." Jihyo bermonolog sambil menatap wajah Jungkook yang tertidur tenang.

"Ibu... Aku rindu padamu." Jungkook berkata lirih, sepertinya mengigau, terlihat cairan bening keluar dari sudut matanya.

Melihat pemandangan itu hati Jihyo terasa teriris. Rasa sesak kini memenuhi rongga dadanya. Jihyo mengerjapkan matanya berusaha menghalau air mata yang mencoba keluar.

Jihyo bangkit dari tempatnya berbarengan dengan Jimin yang keluar dari kamar mandi.

"Aku sudah membersihkan tubuhnya, kau gantilah pakaiannya." Jimin hanya mengangguk mengerti.

"Oh ya.. Satu lagi pastikan dia tak tahu ini apartement ku." Kata Jihyo lalu pergi meninggalkan pemuda itu.

****

Aduuuhh...kok aku agak greget ya nulis cerita ini...
Udah part tiga tapi masih dikit bgt moment Junghyo nya..
Padahal pengen bgt buat moment mereka satu bab penuh tapi apa daya hasilnya selalu begini.
Hahaha..
Tapi ggh papa deh ya..😂
Happy reading😍😍😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

67K 5.7K 20
(COMPLETED) Special for jimin birtday. Apa jadinya jika dua orang dengan sikap yang saling bertolak belakang di satukan? Haruskah itu di anggap keber...
352K 30.4K 34
Haruskah Aku Tetap Bertahan?' #1 in sg 151218
23.1K 1.3K 38
Intinya kisah seorang anak nakal di sklh dan ketos yang awalnya musuhan berujung jatuh cinta. Just for fun ygy ini hanya cerita fiksi jangan di bawa²...
75.3K 6.9K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...