Dylana

By yoophorina

62.1K 1.9K 175

Ana yang seorang Bad Girl di sekolahnya harus mau merelakan waktunya yang berharga untuk Dylan, seorang Most... More

Dylan
First Meet
Satu langkah lebih dekat
Andriana Caroline Enderson
What Makes You Beautiful
Live While We're Young
Bad Reputation
Bad Stalker
Bad Stalker part 2
Stalker
Bad Side
Senyuman yang Hilang
First Date
Senyuman yang Sempat Hilang
Berkencan
Sweet Talk
Overdose
Kisah Manis
Dilla
We're Best Friend
Relation-sweet
The Name is Called Kencan
Triple Date
The Storm is begin
Kehilangan Sebelah Sayap
Rapuh
Kecewa?
Axel si Moodboster
The Darkest Side
Senang dan Sedih Satu Paket
For the First Time
Perubahan Besar Ana

The Name is Called Best Friend

1.2K 38 0
By yoophorina

"Apa?!"

"Cukup!"

Ana keluar dari rumah dengan wajah memerah karena menahan amarah, ia berjalan menuju garasi mobil dan hendak mengendarai mobilnya sampai suara klakson mobil terdengar. Key beserta Nara melambaikan tangan dan Ana berjalan cepat menuju mobil Key dan duduk di kursi belakang.

"Tumben lo pada jemput." Mungkin Ana memang harus bersama mereka karena jika ia mengendarai mobilnya ia tak tahu akan berakhir di sekolah atau rumah sakit. "Udah minum obat, kan?"

"Sialan!"

"Udah, makasi. Kita jemput lo dengan kesadaran 100% kok." ujar Nara dengan santai yang berbanding terbalik dengan Key yang mengumpat.

"Udah dijemput juga, pake ngatain." gerutu Key seraya menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Ana yang menampilkan aura seram. Tak hanya rumahnya, Ana pun ikut memiliki aura seram.

Key menolehkan kepalanya sejenak ke arah rumah dan Ana bergantian seraya bergidik ngeri. Dalam hati ia tak akan membicarakan apapun sehingga membuat Ana mengeluarkan semua setan yang ada di tubuhnya. Oke, Key memang berlebihan.

"Jadi, lo sama Dylan udah taken?" tanya Key dengan pura-pura bodoh. Mana mungkin ia tak tahu hal sepenting ini di saat pacarnya yang merupakan sahabat dari pacar sahabatnya ini menceritakan semua hal mengenai Ana kepada sahabatnya dan Renopun tak bisa merahasiakan apapun dari Key yang seolah bisa menembus isi kepalanya.

Ana berdehem singkat sebelum membalas pesan yang masuk dari ponselnya. Dylan.

Di
Udah berangkat?

An
Udah

Di
Sama siapa?

An
Dijemput Key sama Nara

Di
Oh, bagus deh
Aku ada latihan futsal nanti

An
Oke

Di
oke doang?

An
Terus?

Di
Ditanya kek, pulang jam berapa, sama siapa, udah makan belum.

An
Oke. Pulang jam berapa? Sama siapa? Udah makan belum?

Di
Ck. Nyebelin

An
Loh?

Di
Au ah, kamu gak peka

An
Hm

Di
Yah dia ikutan marah
Yang, ini aku lagi marah loh
Kamu jangan ikutan marah
Yang
Yang
Beb
Honey
Sayang
An
Ana
Huft
An
Love you

Ana tertawa kecil membaca pesan singkatnya bersama sang kekasih. Kekasih? pipi Ana bersemu merah saat mengatakan itu dalam hatinya.

"Woy! Malah senyum sendiri." seruan Key mengejutkan Ana yang memandang geli ponselnya dan menatap Key dengan pandangan datar yang membuat Key bergidik ngeri karena aura setan yang masih melingkupi Ana.

Key selalu mengatakan aura seram atau aura setan jika tanda-tandanya seperti wajah Ana menjadi memerah menahan amarah, tak ada senyuman di bibirnya, dan aura seram yang menguar di badannya yang menandakan bahwa ia sedang bertengkar lagi dengan kedua orangtuanya.

"Lo kenapa?" tanya Nara dengan memandang Ana yang seolah memiliki kepribadian ganda, ia tadi tersenyum dan sekarang sedang menampakkan wajah seramnya.

"Fine."

"Percaya gak nih?" tanya Key di belakang kemudi. Kemudian menolehkan kepalanya ke arah Ana yang masih menatapnya dengan datar. "Iya gue percaya."

•••

"Pokoknya habis sekolah kita ke mall, gue mau beli baju buat acara nikahan sepupu gue minggu depan." titah Key saat mereka berada di kantin dengan tiga piring siomay dan tiga gelas es jeruk. Nara dan Ana serentak berdeham pertanda setuju dan dibalas dengan decakan sebal Key.

"Kalian ini! Jangan buat gue jadi orang cerewet diantara kita dong!"

"Kan emang."

"Kenyataannya kan gitu."

"Kampang!" pekik Key dengan wajah kesalnya.

Bel tanda pembelajaran telah usai membuat semua murid dengan bergegas memasukkan alat tulisnya ke dalam tas dan meninggalkan kelas kecuali beberapa murid yang sedang piket.

"Let's do it." ujar Key dengan semangat dan merangkul bahu Ana serta Nara dengan wajah riangnya.

"Mau ke mana?" tanya Ana saat mereka telah memasuki mobil Key yang melanjutkan meninggalkan area sekolah.

"Kita happy-happy hari ini." jerit Key dengan antusias serta tangan kiri yang mengacung di udara diiringi gelengan kepala dan kekehan kecil oleh kedua sahabatnya.

"Seriously? Mall?" tanya Ana tak percaya saat mereka sampai di parkiran sebuah mall.

"Iya! Kita have fun!"

"First, beli baju." ujar Nara yang dibalas anggukan semangat oleh Key dan tatapan pasrah Ana.

Key memimpin mereka menuju sebuah toko pakaian dan memilih pakaian yang akan dikenakan, begitupula dengan Nara dan Ana yang asyik mengambil dan mencocokkan baju ke tubuh mereka. Setelah memilih dan membeli pakaian mereka langsung mengganti seragam menjadi pakaian yang mereka beli dan berjalan menuju toko sepatu.

"Ngapain beli sepatu? Beli heels dong."

"Ngapain beli heels?"

"Ya kali di sekolah udah pake sepatu, di sini juga pake sepatu." balas Key dengan sewot dan mengambil dua buah heels dengan tinggi tujuh centimeter untuk dicobanya dan membayar di kasir.

"Etdah bocah, lu ngapain beli gituan?" tanya Nara dengan pandangan -ngapain lu beli gituan bego- tak percaya saat Key telah membayar sepatu yang tadi ia coba.

Ana mengambil sebuah wedges dengan gaya dan warna kegemarannya. Hitam. Ia mencobanya dan tersenyum melihat wedges itu terpasang di kakinya. Ana melangkahkan kaki menuju kasir hendak membayar sebelum Nara memegang lengannya dan menatap Ana dengan pandangan -lo kenapa ikutan bego- khas milik Nara.

"Yaudah, beli aja. Buat koleksi." balas Ana dengan santai dan melanjutkan langkahnya ke arah kasir dengan Nara yang mengikutinya setelah mengambil sebuah wedges dengan acak di pajangan tadi.

"Selanjutnya kita ke salon!" pekik Key dengan semangat setelah keluar dari toko dan mereka telah membayar sepatu dan langsung mengenakannya setelah membayar.

"Serah lo deh." pasrah Nara yang membuat cengiran di wajah Key semakin melebar dan menarik kedua sahabatnya ke sebuah salon kecantikan langganannya di mall ini.

"Mbak, kayak biasa, ya. Untuk tiga orang." ucap Key pada seorang petugas salon yang diangguki oleh petugas itu. Mereka digiring menuju tempat creambath dan segala macam perawatan lainnya.

"Pokoknya lo yang bayar." ucap Ana dengan santai saat mengikuti petugas salon yang dibalas dengan tatapan tak percaya Key dan anggukan Nara yang membuat Key semakin menunjukkan wajah sedih miliknya.

"Duit jajan gue." lirih Key dengan berjalan gontai mengikuti Sinta, petugas salon yang akan melayani mereka.

•••

"Lumayan, gue jadi makin fresh." ucap Ana ketika keluar dari salon kecantikan dengan wajah berbinar setelah melakukan berbagai macam perawatan di sana yang diangguki oleh Nara dan wajah kusut Key.

"Makan dibayarin Ana. Titik. Gue gamau tau." ujar Key sembari berjalan lebih dahulu ke arah sebuah foodcourt yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman yang membuat mereka semakin lapar.

"Gue pesen Ramen." ucap Ana yang diangguki oleh Nara.

"Gue sushi."

"Ngapain lo bilang? Pesenin sana." Key menatap Ana dengan pandangan tersakiti dan berjalan dengan gontai ke salah satu stand makanan Jepang untuk memesan makanan serta minuman di sana.

"Rese lo pada." gumam Key dengan wajah cemberut saat telah duduk kembali di kursinya ketika Ana dan Nara menertawakannya.

"Udah lo bayar, kan?" tanya Ana dengan senyuman geli melihat Key menganggukkan kepala dengan wajah cemberut.

"Kenapa selalu gue sih! Udah bokek gue!" pekik Key dengan kesal. "Bisa diusir dari rumah gue kalo bokap liat tagihan rekeningnya." gumam Key dengan menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan yang ia buat di atas meja.

Ana dan Nara hanya mengelus punggung Key dengan menahan tawa yang akan keluar.

"Yang sabar ya, Bos." ucap Nara dengan suara yang ia buat seperti serial kartun Indonesia yang menampilkan adegan yang sama seperti ini.

"Sabar pala lu." sungut Key dengan nada yang kesal.

"Silahkan." salah satu pegawai kedai itu mengantarkan makanan yang mereka pesan dan dengan lahap Key memakan makanannya.

"Sedih-sedihannya nanti aja, kita seneng-seneng dulu." ujar Key saat kedua sahabatnya menatap dirinya dengan berbagai macam raut wajah yang tak mengenakkan saat melihat Key memakan ramen dan sushi secara bergantian.

"Kenyang banget." Key menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dengan menepuk perutnya yang sedikit membuncit. Jelas saja, ia makan satu porsi ramen jumbo dengan dua porsi sushi berbeda dengan kedua gadis di hadapannya yang hanya memesan satu porsi ramen ukuran sedang.

"Sekarang kita ke mana?" tanya Nara dengan nada menggoda, karena Nara tahu jika Key sudah kekenyangan seperti ini, ia akan meminta pulang.

"Pulang de... eh kita ke toko buku aja, ada novel baru." ajak Key yang membuat Nara menatapnya datar namun ia ikut berjalan meninggalkan stand foodcort dengan Ana yang mengekori mereka.

Suara heels milik Key berbunyi nyaring di sepanjang koridor menuju toko buku. Banyak pasang mata menolehkan kepalanya dua kali saat mereka melewati Ana, Nara dan Key. Berbagai macam ekspresi yang dikeluarkan, dari kagum sampai iri.

"Gara-gara lo." desis Ana sebal dengan menyikut pinggang Key dan diiringi ringisan kesakitan.

"Kok gue? Gue salah apa lagi?" tanya Key dengan wajah sendu.

"Gara-gara lo, kita jadi diliatin gini." ujar Ana dengan sebal yang diangguki oleh Nara. Key mengerang sebal seraya mempercepat langkahnya menuju toko buku yang terlihat di matanya.

"Salahin gue terus, salahin."

Ana dan Nara menahan tawa saat melihat aksi ngambek Key. Mereka senang membuat Key sebal karena tingkah dan wajah Key yang dapat dikategorikan bullyable.

•••

Ana menyusuri rak demi rak dan melihat komik favoritnya bertengger di sepanjang rak di sudut ruangan.

Ia mengambil dan membaca sekilas sebelum memasukkan komik yang masih terbungkus plastik ke dalam keranjangnya. Puluhan komik sudah masuk ke dalam keranjangnya dan ia berpindah ke bagian novel. Banyak novel novel remaja yang bertengger rapi di rak khusus ini, beberapa di antaranya merupakan novel terbitan penulis wattpad dan beberapanya lagi penulis novel yang banyak orang dengar.

Ana mengambil sebuah novel dengan cover yang menampilkan sepasang insan muda yang membuatnya mengingat sosok yang telah mengisi hatinya dan membaca judul novel itu. Dylana. Ana tersenyum sebelum menaruh novel itu di keranjangnya dan memilih novel lainnya untuk di beli.

"Ana! Ayo!" teriak Key saat telah berada di depan kasir dan hendak membayar buku yang ia pilih. Ana menyusulnya dengan senyuman masih bertengger indah di bibirnya. Sesekali ia melirik novel teratas di keranjangnya dan membayangkan sosok itu berdiri nyata di hadapannya.

"Hai." Ana terkejut dengan siapa orang yang berada di hadapannya saat ini.

•••

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 12.7K 1
She fell first, but he fell harder. Tentang Chitra yang menghabiskan masa mudanya dengan mengejar-ngejar Angan. Cowok populer di sekolahnya yang menj...
ALDO-LIORA By Mey

Teen Fiction

2.5M 282K 58
[di PRIVAT ACAK! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ya sayang ya] [ON GOING] ⚠️JANGAN DI PLAGIAT YA SAYANG⚠️ Awal part emang nggak jelas. Tapi lanjut aja pasti...
ALGRAFI By Liana

Teen Fiction

33.9M 2.7M 72
[SUDAH DI FILMKAN] Berawal dari keinginan bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Algrafi Zayyan Danadyaksa yang merasa harus melindungi sahabat keci...
12.3M 608K 49
Belum di revisi jadi masih banyak typo plus gak jelas Yang suka kegajean mari bergabung sini !! " i love you " " i love you too "