Hi Peeps!!🥰 welcomeeeee!!
u can call me mel/bernadette!
Let's be fweeendsss! hihi🖤
Cerita ini cerita pertama aku yang sebenarnya udah aku buat dari 3 tahun yang lalu.
Jadi, kalau ada kesamaan nama, karakter, visualisasi, alur, nama tempat, dsb dengan cerita lain, maaaafff!🤗
Selamat membaca!!😆
―♚☠♛―
Hari ini merupakan hari pertama masuk setelah liburan kenaikan kelas di SMA Dirgantara. Banyak kumpulan murid baru yang akan menempati kelas sepuluh di sekolah tersebut. Seperti biasanya mereka semua akan masuk pukul delapan dan akan berkumpul di hall sekolah yang luasnya hampir sama dengan lapangan basket.
Sekarang sudah pukul tujuh pagi, akan tetapi gadis remaja yang satu ini belum ada tanda-tanda ingin bangun dari tidur nyenyaknya.
TOK! TOK! TOK!
"Retha, bangun! Udah jam segini juga gak bangun-bangun. Kalau udah nikah bangun jam segini mau dibilang apaan sama suami kamu ntar?!" suara cempreng beserta ketukan pintu yang tidak santai sudah terdengar di depan pintu kamar Aretha dan sudah diyakinkan Mamanya sebentar lagi akan mengamuk apabila ia tidak bangun dan menjawab teriakan Mama tercintanya itu, Adhisti Gantari Elaine.
"Iya Ma, Retha udah bangun kok!" Aretha sedikit berteriak untuk menjawab teriakan Mamanya tadi.
"Cepat mandi! Hari pertama masuk kok males-malesan sih anak gadis satu ini?! Mama tunggu di meja makan 10 menit lagi!" Mamanya pun berjalan menuruni tangga untuk lanjut memasak sarapan pagi ini.
"ADUH! Kenapa sih sekolah harus jam segini ck, ganggu tidur aja! Harusnya tuh ya sekolah masuknya jam 10 aja jangan pagi-pagi begini. Mengurangi tidur murid-muridnya. Udah liburan cepet banget lagi habisnya." Aretha mulai ngedumel padahal ia sudah libur selama kurang lebih 2 bulan karena ia baru saja menyelesaikan masa-masa putih-birunya. Ia berjalan ke lemari untuk mengambil seragamnya lalu berjalan ke kamar mandi tentunya untuk membersihkan dirinya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seorang Aretha untuk mandi. Ia hanya butuh waktu 5 menit apabila ia tidak keramas dan 10 menit saja apabila ia keramas. Setelah selesai membersihkan dirinya, ia pun segera memilih buku-buku yang harus ia bawa dan dengan segera ia turun untuk sarapan bersama keluarganya.
Aretha merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Ia mempunyai satu kakak laki-laki yang berumur 23 tahun bernama Archer Nathanael Edmond dan adik laki-laki berumur 12 tahun bernama Arnold Nathanael Edmond. Aretha merupakan anak gadis satu-satunya dari 3 bersaudara tersebut yang menyebabkan Aretha sangat amat disayangi dan dilindungi oleh kedua saudaranya beserta orangtua mereka.
"SELAMAT PAGI SEMUANYA!" Aretha berteriak di depan ruang makan dengan ceria lalu mencium pipi kedua orangtuanya beserta Archer. Aretha tidak pernah mencium Arnold karena Arnold selalu menolak untuk dicium pipinya karena adik kecilnya selalu merasa sudah dewasa dan tidak perlu dicium-cium lagi. Lalu ia duduk di kursi antara Archer dan Arnold.
"Pagi sayang." Papanya, Robert Nathanael Edmond sudah tersenyum ke anak gadis satu-satunya yang sangat ia sayangi itu.
"Mama hari ini masak banyak banget. Emang ada acara apaan?" tanya Aretha sembari mengambil makanan yang ada di meja satu persatu.
"Tidak ada acara apa-apa sayang. Mama lagi kepengen aja masak-masak begini." balas sang Mama sembari menuangkan air untuk anak gadisnya.
"Oh begitu. Aku kira ada acara apa gitu kaya Archer mungkin mau dijodohin sama siapa makanya Mama masak banyak begini."
PLAK
Aretha langsung memegang keningnya yang ditepuk sama Archer.
"APAAN SIH?! SANTAI DONG! AH SAKIT NIH!" Aretha mengelus keningnya yang sangat ia yakini sudah memerah sekarang.
"Makanya kalau ngomong jangan sembarangan. Lo kira gue kaga laku apa gimana sampe mau dijodoh-jodohin. Gue baru juga lulus kuliah masa mau kawin aja, nyari duit dulu nih!" Archer memandang tajam Aretha.
"Ya tapi santai aja dong mukulnya. Sakit woi!"
"Oh, sakit ya sini-sini Kakak tiupin." Archer mulai menarik kepala Aretha mendekat tetapi langsung ditolak oleh Aretha.
"Gak perlu! Jijik woi kakak-kakak dih gak pantes lo dipanggil kakak Cher."
As always, Aretha akan mengeluarkan kata-kata tajam apabila bibirnya itu sudah terbuka.
"Gak usah ngatain! Dasar cewek jadi-jadian!" Archer tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Aretha.
"Terus aja berantem ya kalian, mau Mama kasih centong panas satu-satu tuh di jidat kalian hah?!" Mama mulai mengancam kedua anaknya yang sangat sering berantem padahal perbedaan umur mereka lumayan jauh tetapi selalu saja ribut.
"Gak mau Ma!" Aretha pun menunduk dan langsung melanjutkan makannya yang sempat tertunda.
Selesai sarapan ia segera memakai sepatu di ruang depan dan ketika ia ingin berjalan ke stasiun terdekat ia memikirkan kembali apabila ia naik bus ke sekolahnya, Aretha dipastikan akan telat karena waktu yang sudah sangat mepet. Ia pun berteriak memanggil Archer.
"ARCHER SAYANG ANTERIN GUE KE SEKOLAH DONG?! KALO GUE NAIK BUS NTAR TELAT NIH, GAK KASIAN SAMA GUE?!?!" Aretha berteriak dengan suara khasnya yang bervolume hampir sama dengan speaker music di club-club itu langsung membuat Archer membatalkan langkahnya untuk naik ke kamarnya.
"Ah kampret ada-ada aja." Archer berkata pelan sembari memejamkan matanya. Kesal.
"CHER LAMA BANGET SUMPAH! GUE TELAT INI!" Archer mendengar adiknya kembali berteriak. Ia pun membalas teriakannya.
"EH KAMPRET LO YA! UDAH MINTA TOLONG KAGA ADA SABARNYA. INI GUE AMBIL KUNCI DULU." Archer pun berjalan ke meja nakas lalu mengambil salah satu kunci mobil yang ada di meja tersebut dan segera keluar rumah menyusul adik perempuan satu-satunya.
"Kerjaan lo mah ngerepotin mulu Reth sumpah, baru gue pengen tidur lagi ah elah." Archer segera berjalan ke arah mobil kesayangannya lalu memasuki pintu sebelah kanan. Aretha segera menyusul masuk melewati pintu sebelah kiri.
"Ah elah ngedumel mulu lo kaya cewe lagi dapet. Siapa tau ntar lo ketemu gebetan cakep di sekolah baru gue. Kan katanya anak-anak Dirgantara cakep-cakep tuh. Lumayan kan biar gak jomblo mulu cepet-cepet nikah gitu kasih Mama cucu." Aretha memang termasuk orang yang jujur kalau berbicara. Walaupun dengan siapapun itu ia pasti akan berbicara dengan jujur. Tanpa memandang apapun.
"Sialan lo ya. Setidaknya walaupun gue jomblo cewe-cewe banyak tuh yang ngantri tinggal gue pilih mereka juga langsung kesenengan setengah mampus. Gak kaya lo yang kaga pernah pacaran." Archer mulai membanggakan dirinya kembali.
"Geli sumpah Cher. Pede lo tuh kaga ngobat asli." Aretha memandang kakaknya dengan tatapan geli.
"Bodo! Yang penting ganteng." Archer mengeluarkan seringainya.
"Aduh Archer. Gue dengernya jadi sakit perut." Aretha pura-pura mengelus perutnya.
"Alah kalo gue gak ganteng berarti lo juga kaga cakep bego. Gimana sih lo."
"Eh iya, bener juga lo. Tapi secara gak langsung lo bilang gue cakep loh Cher. Jarang-jarang gini. Ih makin sayang deh gue sama lo!" Aretha langsung mencubit-cubit pipi kakak satu-satunya itu.
"LO MAU DIEM GAK?! INI GUE LAGI NYETIR, BAHAYA RETH!" Archer langsung menyingkirkan tangan adiknya yang sedang mencubit pipinya dengan keras.
"IYA-IYA GUE DIEM SEKARANG." Aretha langsung kembali duduk dengan diam menatap jalanan kota Jakarta di pagi hari ini.
―♚☠♛―
Sekian part 1 nyaaaaa, lebih cerita ke Aretha dulu aja sihhh...
Gimana-gimanaaaa??😜
Kalau gak ada halangan, semoga bisa upload tiap minggu👀
See u on the next chapteeeerrrr!!🤗
*psstt jangan lupa vote+comment yaaaaaa🥰
**all photos from Pinterest/Instagram/Twitter