Gates Of Death [SELESAI]

By NyQueen98

255 27 6

(Sudah direvisi. Repost ulang dari fp Pulchra's story) Tiara Calista Febriana. Siswi baru di SMA N 3 Semarang... More

Gates of Death
1
3
4

2

37 6 1
By NyQueen98

Happy Reading yak....!!! 😘😘😘



"Pendekatan pertama sukses... Sekarang tinggal tunggu hasilnya," gumam Tyara, seraya menaruh kembali bukunya.
Tiba-tiba, tatapannya terfokus pada sebuah buku yang covernya tidak jelas bergambar apa.
Tyara mengambil buku itu,

"Lho? Ini kan, bukunya Andra,"

"Ya, ampun! Kok aku lupa ngembaliin sih," Tyara menepuk jidatnya.

"Ah, biarin aja. Biar buku ini jadi jaminan, kalau dia tiba-tiba berubah pikiran,"
tanpa membaca buku itu, Tyara langsung menjatuhkan dirinya ke tempat tidur.

*

"Yang pertama, Lawang sewu itu adalah tempat yang mengerikan. Di sana juga banyak arwah-arwah yang gentayangan. Hantu yang sering kali di temui warga-warga yang tinggal di dekat lawang sewu itu, adalah 'Noni Van Ellen' atau biasa di kenal dengan Nonik Belanda.

Yang kedua, hantu penjaga pagar itu, adalah hantu tentara jepang.,." terang Andra, membuat Tyara ber-oh panjang.

"Oh iya, Ndra, kamu beneran mau ikut yah?"

Andra mengangguk mantap. "Hm, apa pacar kamu nggak marah? Di sana kan, kita akan berduel dengan maut?"

"Trus... Kalau dia tau aku yang ngajak kamu, apa dia nggak bakalan ngelabrak aku...?"

rentetan pertanyaan yang keluar dari mulut Tyara, tak satupun di jawabnya.

Tyara manyun, karna tak mendapat respon apapun dari Andra.

Andra menepuk bahu Tyara, membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Silahkan kamu kembali ke tempatmu..." perintahnya datar.

Sebelum pergi, Tyara menebarkan senyumnya, berharap cowok yang ada di hadapannya akan lunak. Namun Naas, bukannya melunak, exspresi cowok itu kembali garang.

"Gimana Ra, kita jadi nggak, ke tempat itu?" tanya Asha, saat Tyara duduk di sampingnya.
Tyara mengangguk.

**

Sejak tadi Rumi sudah memperhatikan kedua orang yang dikenalnya. Duduk berdampingan, yang satu menjelaskan dengan datar, dan yang satu menebarkan senyum yang memesona. Rumi mengepal kedua tangannya,

"Cass, kita harus ikut," ucapnya, pada Cassa yang sejak tadi sedang chattingan. Mendengar ucapan Rumi, Cassa mendongak tak percaya.

Ditatapnya Rumi lekat-lekat, tertangkap jelas, kilatan kebengisan dan kebencian di sana. Cassa menelan ludah dengan susah payah, sebelum akhirnya ia mengangguk.

**

Vouzean, si kapten basket, populer, tampan dan kaya. Fansnya bejibun. Berlari-lari kecil, menghampiri tiga orang cewek yang sedang menikmati pesanannya di kantin. Melihat sang most faforit itu menghampiri salah satu meja berisikan tiga orang cewek, kontan saja membuat seisi kantin gaduh.

Ketiga cewek yang dihampiri itu hanya menganga kaget.
Dan saat Vouz duduk tepat di hadapan ketiga cewek itu, kontan saja jeritan membahana kembali menggema.

"Hay!" sapa cowok itu pada ketiga cewek di hadapannya, terlebih untuk cewek yang duduk tepat di depannya.

Asha dan Fury membalas sapaan itu dengan semangat. Sedangkan Tyara hanya mengaduk-aduk Mie baksonya tanpa selera.

"Boleh nggak kalau gue gabung sama lo lo pada," ujar Vouz, tak lupa menyunggingkan senyum.

Yaelah, pake nanya segala. Emang tempat ini punya buyut aku? Batin Tyara mendesis kesal.
Sejak masuk di sekolah ini Tyara benar-benar tidak menyukai Vouz. Baginya Vouz adalah cowok yang sok kecakepan. Plus suka tebar pesona. Seperti saat ini.

"Oh, tentu boleh kok Vouz. Iya kan, Ry?"

Fury mengangguk menanggapi jawaban Asha.
"Btw, kalian pasti udah kenal gue kan? Jadi gue nggak usah ngenalin diri,"

emang dia pak jokowi? Terkenal dimana-mana? Batin Tyara jengkel.

"Siapa sih, yang nggak kenal sama kamu? Anak kelas dua belas yang paling keren, plus ganteng. kenalin nama aku Ashadira Zaiz, panggil aja Asha,"
Asha memperkenalkan diri. Tyara meroll eyes.

"Iya, kami kenal sama kamu kok. Oh iya, kenalin namaku, Nabila fury, panggil aja Fury," ujar Fury, memperkenalkan diri seraya menjabat tangan Vouz.

"Dan lo?" Vouz menunjuk Tyara. Baru saja Tyara akan memperkenalkan diri, tiba-tiba ia melihat Andra yang baru saja masuk ke kantin.

Tumben bener, tuh anak ke kantin?

Tyara mengangkat mangkuknya. lalu pergi menghampiri Andra yang duduk di meja paling pojok dekat jendela.

"Lho? Temen lo mau kemana?" tanya Vouz dengan nada frustasi.

Baginya, ini baru pertama kali ada cewek yang tak peduli padanya. Dan lebih memilih untuk menghampiri seorang cowok bermata empat.

"Kayaknya dia pengen ngobrol sama Andra," jawab Asha.

"Cewek itu, namanya siapa?"

"Dia Tyara. Lebih tepatnya, Tyara Calista Febriana," kali ini Fury yang menjawab.

Vouz tertegun.

Tyara calista febriana? Calista febriana? Nama itu kan...
Seketika Vouz terbelalak menyadari sesuatu.

"Dia..."

Vouz berjalan menghampiri Tyara dan Andra yang tengah duduk berhadapan di sebuah meja pojok dekat jendela kantin.
Ia duduk tepat di samping Tyara, matanya tertuju pada Andra.

"Ngapaing kamu ke sini?" tanya Tyara, setengah dongkol. Baru saja ia akan menanyakan rencananya dengan Andra, tiba-tiba saja cowok sok kecakepan ini datang mengacaukannya.

"Gue belum tahu nama lo," jawab Vouz, tanpa mengalihkan tatapannya pada Andra. Andra yang ditatap seperti itu, tak menggubrisnya.

"Tyara," ketusnya.

Vouz memutar bola matanya, "Gue tau lo Tyara, yang gue tanyain, Tyara siapa? Nggak mungkin kan, nama lo cuman Tyara," balas Vouz, tak kalah sengit.

"Tyara, Tyara Calista Febriana..."
mendengar itu, Andra terbelalak kaget.

Vouz menyeringai tak kentara, umpangnya termakan.
Tyara menikmati Mie bakso pesanannya dengan lahap. Tanpa menyadari ada empat pasang mata yang batinnya terguncang saat ia menyebutkan nama lengkapnya.

Satu pasang mata yang berada di hadapannya, satu pasang yang berada di sampingnya. Dan dua pasang mata, tak jauh dari tempatnya.

"Kita harus bergerak cepat, Cass, lo nggak mau kan, semuanya terbongkar tanpa kita bisa ngelak," bisiknya, sambil terus menatap tiga orang yang berada dalam pengawasannya.

"Bagaimana caranya Rum?"
Rumi menyunggingkan senyum liciknya, "Kita singkirin dia.."

Cassa menelan ludah dengan susah payah.

Kita?

Itu berarti ia juga harus terlibat lagi?

Lagi?

.
.
.
**
.

.
.

Andra menegang saat menyentuh foto milik kekasihnya, Nanda.
Perkenalan pertamanya dengan Tyara, memang membuat batinnya langsung terguncang.
Tyara Calista Febriana? Pantas saja gadis itu mengingatkannya pada seseorang. Dan ternyata gadis itu adalah adik Nanda, gadis yang sampai saat ini masih di cintainya.
Tyara mengingatkannya kembali pada pertemuan pertamanya dengan Nanda.

.
.

Vouz mengoper bola pada Andra. Vozean sang kapten basket yang begitu populer mempunyai sahabat yang juga sama terkenalnya. Dengan prestasinya di bidan akademik dan kelihaiannya bermain basket, dia adalah Andra Mahandra.

Jika di sebuah film anime Captain Tsubasa Ozora dan Taro Misaki adalah pasangan emas Nankatsu, maka Vouzean dan Mahandra adalah pasangan emas SMA N 1 Semarang.

Vouz dengan kecepatannya mengubah taktik penyerangan ataupun pertahanan dan Andra dengan kelihaiannya berkelit saat lawan menyerang juga shooting yang sangat akurat.
Mereka bersahabat sejak mereka memakai seragam putih-biru.
Mereka benar-benar saling menyayangi satu sama lain.

Namun persahabatan mereka retak saat Nanda Calista Febriana sang most favorit girl jatuh cinta dengan Andra, Andra yang memang sejak dulu menaruh perhatian lebih pada Nanda tak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Andra menyayangi Nanda lebih tepatnya ia mencintai Nanda. Disaat Andra dan Nanda resmi jadian, Vouz malah menjauh. Andra yang bingung dengan sikap sahabatnya itu berusaha membuat keadaan lebih baik. Andra berusaha menyatukan persahabatan mereka kembali. Namun Vouz seakan menghindar hingga tak terjangkau lagi.

Mereka sama-sama pergi.
Meninggalkan sejuta kenangan bersama.

Tanpa di sadarinya, Andra menitihkan air mata. Merindukan kebersamaannya dengan Nanda, dan kebersamaannya dengan Vouz.

.
.
.
**

Rumi berjalan dengan angkuh. Kedua tangannya dilipat di depan dada, dagunya diangkat, sangat jelas menampilkan keangkuhannya. Di sampingnya, Cassa dengan wajah sangat polos, menunduk. Setia mendampingi Rumi kemana saja. Vouz yang sudah lama duduk menunggu di pinggir lapangan, langsung berdiri ketika melihat orang-orang yang ditunggunya telah datang.

"Ada apa ?" Vouz langsung bertanya pada intinya. Rumi memberi isyarat pada Vouz agar mendekat. Vouz menurut, Rumi mulai berbisik.

"Gimana menurut lo ?"

"Hm, itu tawaran yang bagus,"

"Kapan kita kesana?" Rumi mengangkat kedua bahunya, acuh.

.
.

"Tiga hari lagi, kita akan ke tempat itu," Tyara cs, seketika tersentak mendengar ucapan Andra. Bagaimana tidak, nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba saja cowok itu langsung memulai pembicaraan. Kan, biasanya harus orang lain dulu yang memulai. "Tiga hari lagi?" Andra mengangguk.

**

.
.
.

"Tyara!" panggil Cassa, dari koridor utama. Tyara yang baru saja akan masuk ke kelas, seketika menghentikan langkahnya. Ia lalu menoleh ke asal suara.

Cassa terengah-engah menghampiri Tyara. Nafasnya memburu, tampak jelas sekali ia sangat lelah.

"Ada apa, Cass?" Cassa menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. "Ra, aku... aku.. aku, Rumi sama Vouz, boleh nggak ikutan ke.. Ke.. Lawang se.. Sewu?" tanyanya terbata-bata.

Tyara mengernyitkan kening, tak mengerti. "Maksud kamu, apa Cass? Aku nggak ngerti kamu ngomong apa?"

"Itu Ra, aku Vouz sama Rumi, pengen ikut kamu ke Lawang sewu,"
jelasnya, setelah berhasil menghilangkan kegugupannya.

"Oh, itu. Ya, jelas boleh kok,"

"Kalau gitu aku ke kantin dulu yah, Ra. Soalnya Rumi udah nunggu aku,"
Tyara mengangguk, lalu masuk ke kelas.

**

Fury menghampiri Tyara yang sedang berbincang-bincang dengan Andra. Wajah Fury, pucat sepucat kertas. Tanpa bicara, ia menarik Tyara menjauh dari Andra. Di bawahnya Tyara ke pojok kelas yang sepi.

"Kamu kenapa, Ry?" tanya Tyara yang begitu khawatir pada sahabatnya itu. Fury mendekatkan kepalanya membisikkan sesuatu. Setelah berbisik, ia terlihat sangat lega, wajahnya yang tadi pucat seputih kertas kini memerah. Tyara tersenyum lalu mengangguk. Setelah berterima kasih pada Tyara, Fury langsung pergi.

"Ada apa?" Tanya Andra, begitu Tyara duduk di sampingnya. Setelah tahu kalau Tyara adalah adik Nanda, ia semakin akrab dengan gadis itu. "Biasa.. Tamu bulanannya lagi datang," jawabnya sekenanya. Andra menggaruk punggung kepalanya yang nggak gatal, nyengir lalu...

"Tamu bulanan itu, maksudnya apa, Ra?"

Tyara terbahak, lalu meninju lengan Andra. Yang menurut cowok itu tidak ada rasanya.

"Tamu bulanan itu..." Tyara menggantung ucapannya, "Kamu beneran pengen tahu?" Andra mengangguk.

Tyara tersenyum jail, lalu mendekatkan wajahnya pada Andra, menatapnya dengan tatapan pembunuh bayaran.

"Kalau pengen tahu... Makanya, jadi Cewek!!" teriak Tyara, persis di depan wajah Andra. Membuat cowok itu kaget, dan terjengkang kebelakang. Seisi kelas menatap mereka, Tyara melancarkan senyum jail, lalu ngeloyor pergi sebelum Andra membalas perlakuannya.

Andra menatap punggung gadis yang baru saja mengerjainya. Ia tersenyum geli, menertawakan kebodohannya sendiri.
Tyara, gadis itu membuatnya kembali tersenyum walau hanya sedikit.

Saat akan melewati gerbang sekolah, Andra dicegat oleh Tyara. Di tariknya cowok itu ke pos satpam.

"Minggu depan aja yah, kita kesana," pinta Tyara.

"Lho? Emang kenapa?"

"Ih.. Kamu kan, tahu sendiri. Tamu bulanan si Fury lagi mampir,"

"Iya, tapi..." Andra tak melanjutkan ucapannya, karna Tyara dengan gesit membekap mulutnya. "Udah, iya-in aja. Ya?" Andra berusaha melepaskan bekapan Tyara, namun naas gadis ini ternyata kuat juga.

CUP!

Kecupan singkat di pipinya, membuat Andra tertegun. "Makanya, jangan macam-macam sama aku yah?" Tyara mengedipkan sebelah matanya. Lalu, melepas bekapannya dari Andra. Belum sempat cowok itu menetralkan diri, Tyara tiba-tiba kembali memberinya sebuah kecupan, lalu ngeloyor pergi.

Manis, batinnya. Mau tidak mau, Andra harus mengakui kalau tindakan Tyara tadi, membuatnya agak salting.

"Fantastick,"

Dari kejauhan, tepatnya di balik pohon. Rumi, Cassa dan Vouz sama-sama memperhatikan kejadian itu. "Sialan!" rutuknya.

"Rum?" panggil Vouz.

"Ya?"

"Kali ini jangan membuat kesalahan. Aku tidak ingin mengulang hal yang sama."

Menghela napas Rumi berujar, "Selama Andra tidak dimiliki siapapun aku akan mengusahakannya."

"Baiklah. Ini sama dengan simbiosis mutualisme."

Andra memegangi pipi kanannya yang sempat diserang oleh Tyara tadi siang. Ia menarik ujung bibirnya, memauat seulas senyum. Kehadiran Tyara membuat hidupnya kembali berwarna. Setelah kepergian Nanda, Tyara menjadi pengganti Nanda. Pengganti? Oh tidak. Bukan, bukan. Tyara hanya sekedar teman, dan hanya akan menjadi seorang teman tidak lebih.

.
.
**
.
.

Teori dan materi-materi yang telah dipelajari, belum juga di praktekkan. Sampai-sampai Asha yang sudah bosan menunggu lama, akhirnya mengajukan protesnya, "Kebanyakan teori banget sih, kapan prakteknya," desisnya.

Dan hari-hari yang ditunggunya akhirnya datang juga. Tibalah mereka dalam sebuah petualangan, petualangan yang mungkin akan menjadi petualangan terakhir mereka.

Dan disinilah mereka, di hadapan gerbang yang akan membawa mereka dalam sebuah misteri.

Tyara, Asha dan Fury berdiri tepat di hadapan gerbang. Tak jauh dari mereka Rumi, Cassa dan Vouz juga ikut berdiri. Andra membuka gerbang, di bantu oleh Tyara yang menyorotkan lampu senter untuknya, Andra masuk duluan diikuti yang lainnya.

Vouz yang masuk paling belakang menutup pintu gerbang. Rumi sudah menunggunya. "Buat Tyara menjauh dari Andra. Maka... Tyara akan jadi milikmu." Bisik Rumi lalu melesat meninggalkan Vouz.

Vouz terdiam. Dia memang menyukai Tyara tapi dia tidak bisa melukainya.
Vouz baru saja akan mengikuti langkah teman-temannya saat tiba-tiba sebuah bayangan berwarna hitam melintas di hadapannya. Penasaran Vouz mengikutinya.

"Lho? Vouz kemana?"tanya Fury yang lebih dahulu menyadari ketidak hadiran Vouz di tengah-tengah mereka. Mereka semua celingak-celinguk mencari Vovz.

"Duh.. Vouz ini. Kita kan mau penelitian di sini. Kok malah ngilang sih?"

"Gimana kalau kita berpencar aja, biar nyarinya gampang," usul Tyara. Yang lain setuju.

"Oke, Tyara sama aku, nyari di sebelah sana. Asha dan Fury nyari ke sebelah sana. Dan kamu Cas, sama dia nyari kemana saja. Terserah,"perintahnya.

Mereka menurut, lalu pergi ke tempat yang sudah ditentukan. "Sial! Nyebut nama gue aja udah nggak minat," desis Rumi.

"Sabar." ujar Cassa menenangkan. "Lagian Vouz ke mana sih?" Rumi tampak bingung. Dia dan Vouz sudah menyusun rencana tapi kenapa dia sekarang menghilang?

**

Asha dan Fury mencari kesebelah timur, mereka menelusuri lorong-lorong gedung tua itu.
"Sha, gelap banget, aku takut..." lirih Fury.

Sambil mengapit lengan Asha. "Udah, Ry. Emang kamu aja, yang takut? Aku juga tahu!"bisiknya.

BRAK!

Bunyi sesuatu yang tak jauh di belakang mereka, kontan saja membuat kedua gadis itu menoleh dengan was-was. Dan...

"Hantu!!"

Asha dan Fury langsung berlari pontang-panting, berlari kiri-kanan ketika melihat sesosok hantu wanita berambut panjang, berjalan mendekati mereka berdua dengan tatapan kosong dan ditemani aura-aura menyeramkan. Sampai-sampai mereka berdua terpisah. Fury yang tak tahu jalan tiba-tiba, berhenti di depan sebuah jalan buntu. Sosok yang mengikutinya, terasa sangat dekat.

Dekat...

Semakin dekat...

Bulu kuduk Fury merinding, nafasnya naik turun.

Dekat, sosok itu semakin dekat..

Dekat..

Fury merasakan sesuatu mengelus punggungnya, hingga punggung Fury terasa beku. Fury menelan ludahnya dengan pelan. Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia memberanikan diri untuk menoleh.

Dan...

"ARGHT!!"

.
.
.
.
.

"Arght!!"

Jeritan itu membuat Tyara reflex memeluk Andra.
Andra mengelus pundak Tyara
sayang, berada di pelukan Tyara membuat Andra mengingat Nanda.

"Sudah, kamu tenang," Andra berusaha menenangkan Tyara. Tyara menurut tapi tiba-tiba ia menyadari sesuatu, "Ndra, Asha dan Fury!" jeritnya tanpa sadar. Mereka berlari mencari kedua temannya itu.

Hay, hay, hay...
Apa yang terjadi pada Asha dan Fury ya? Ada yang bisa menebak?

Tinggalkan jejaknya ya sob...
Vote dan komentnya ditunggu.

Emmuach...

Salam NyQueen

Continue Reading

You'll Also Like

560K 85.1K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...
54.6M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
1M 63.3K 64
[WAJIB FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] ~ADA INFO TAMBAHAN NIH. KALAU KALIAN NGERASA SEPANJANG CERITA ADA YANG BERANTAKAN, WAJAR AJA YA. KAREN...