My Playboy and I [ON PROGRESS]

By inestsabitah

183K 5.5K 316

More

My Playboy and I
1. 1st Day
2
3. Date?
Heyyyy
4
5. An Unexpected Day
6
8
9
10. Nina and Ana's Challenge
11. Prom Night
12. College
13
14. This Frozen Boy
15
16. Take Her Go
17
18. Miss You
19. Her Birthday
20. Sorry!
21. Fail!
22. Holiday? - Part 1
23. Holiday? - Part 2
24
25. NYC
26. NYC Part 2
27
28. Will You?
29. Can We?
30. The Day
31. Our First Night

7. Me and Her Brother

5.1K 164 5
By inestsabitah

Music :

The Other Side – Jason Derulo

Closer To The Edge – 30 Seconds To Mars

What Could Have Been Love – Aerosmith

 

Itu beberapa lagu yang bakalan keluar di part ini guys. Maaf aku lama postnya. Enjoy this part guys! Have a nice day! I'm waiting for your comment and vote.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

PART 7

 

(Music The Other Side – Jason Derulo Plays)

In the beggining, I never thought it would be you

When we were chillin, smilling in the photobooth

But we got closer, so you’re eating off my spoon

So coming over, and we were talk all afternoon

Lah? Khamal? Oh ini lagunya yang buat ring tone contactnya. Sweet sih batin Adine saat mengetahui pilihan lagu Khamal.

“Halo Mal.” Sapa Adine saat mengangkat telfonnya.

“Hai Rall. Gimana, keren kan lagunya?” sudah pasti Adine akan menyukai lagunya karena lagu itu ada di playlist lagu kesukaannya dan dia pernah berharap akan ada laki-laki yang memberikan lagu itu untuknya dan buruknya, Khamal adalah laki-laki itu.

“Iya lah. Kan lagu kesukaan gue. Eh ke rumah ya! Papa nyuruh lo ke rumah tuh.” Adine baru saja berniat untuk menelfon Khamal karena Papanya sudah memintanya mengundang Khamal ke rumah. Tapi ternyata malah Khamal yang menelfonnya duluan.

“Mau diajak main catur ya guenya? Gue berangkat sekarang deh ya?” tanya Khamal sambil terus bersiap menuju rumah Adine. Khamal dan Tamma memang memiliki hobby yang sama bermain catur, sehingga terkadang Tamma akan mengundang Khamal untuk mengajaknya bermain catur bersama.

“Gatau deh. Ya udah terserah lo aja. Eh tapi gue mau ke supermarket sama Mama jadi kayaknya gue gabisa ketemu lo di rumah.” Yah kok gak ketemu dia sih kan pengennya sambil menyelam minum air gitu. Sambil pacaran eh malah pergi batin Khamal agak kesal karena dia tidak akan bertemu Adine di rumahnya nanti.

 

“Ya udah deh gapapa. Have fun ya Rall.”

“Okeeee!” Adine menutup telfonnya dan Khamal kembali ke urusannya dengan penampilannya. Seperti biasa dia akan bergaya santai saat akan bermain catur dengan Tamma. Celana pendek cream dan kaos hitam siap menjadi gayanya seharian bermain catur dengan Tamma.

****

“Pagi Pak!” sapa Khamal pada satpam rumah Adine untuk memberi tau satpam rumah Adine bahwa dia akan masuk ke dalam rumah. Tidak lama satpam rumah Adine keluar dan sempat membalas sapaan Khamal sebelum membukakan pintu gerbangnya. Khamal memarkirkan sepedanya di garasi mobil Adine. Khamal selalu menggendarai sepeda kesayangannya saat mengunjungi Adine di rumahnya. Katanya sih sebagai salah satu gerakan perlindungan lingkungan, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.

“Pagi Den Khamal. Silahkan Masuk.” Sapa Mbok Yum saat mengetahui kedatangan Khamal.

“Oh iya Mbok.” Khamal duduk di salah satu kursi yang ada di ruang tamu Adine dan sempat memberi tau Adine kalau dia berada di rumahnya melalui sms.

(Drum Closer To The Edge Plays)

Khamal yang sangat hobby bermain drum, mulai merasa tertarik dengan suara drum itu. Kebiasaannya yang selalu berani membuatnya bangun dari duduknya dan mencoba mencari tau siapa yang memainkan drum tersebut. Khamal mencari sumber suara itu yang sepertinya datang dari studio musik keluarga Adine.

No, I’m not saying I’m sorry

One day maybe we’ll met again

No, I’m not saying I’m sorry

One day maybe we’ll met again

NO! NO! NO! NO!

 

Wah lagu gue tuh batin Khamal saat mendengar seseorang menyanyikan salah satu lagu kesukaannya Closer To The Edge – 30 Seconds To Mars. Suaranya terdengar seperti suara Adhi namun Khamal masih merasa ragu karena dia tidak yakin kalau Adhi menyukai lagu-lagu rock seperti dia.

Khamal masuk ke studio musik keluarga Adine dan ternyata benar Adhi yang menyanyikan lagu kesukaannya itu. Khamal mengambil salah satu gitar listrik yang ada di studio musik tersebut dan mulai memainkan chord lagu tersebut dan melanjutkan lagunya.

NO! NO! NO! NO!

I will never forget

NO! NO!

I will never regret

NO! NO!

I will live my life

NO! NO! NO! NO!

I will never forget

NO! NO!

I will never regret

NO! NO!

I will live my life

Khamal dan Adhi benar benar menikmati permainan musik mereka hingga di akhir lagu tersebut. Adhi yang memang sangat ahli memainkan drum membuat susana semakin seru dan petikan gitar Khamal yang sudah pro membuat lagu terdengar semakin menarik.

“Lo suka juga lagu ini?” tanya Khamal sambil menaruh gitar listriknya kembali ke tempatnya.

“Iya. Suka banget gue. Kebetulan cocok sama suasana hati gue.” jawab Adhi sambil tertawa kecil mengingat jawabannya yang terlalu aneh.

“Lu lagi galau Dhi? Baru putus ya?” Tanya Khamal santai.

“Iya nih. Udah lah gak usah ngomongin putus. Males galau gue. Lo suka lagu rock juga Kak?” tanya Adhi dan meminta agar membicarakan hal yang lain. Adhi memang bukan tipe laki-laki yang suka memikirkan urusan putus cinta. Persis seperti Khamal. Laki-laki yang terlalu cuek dengan urusan cinta.

“Iya suka banget. Gue suka Aerosmith sama 30 Seconds To Mars. Kalo lo?” Jawab Khamal dengan gayanya yang sok asik seperti biasanya.

“Gue juga suka banget sama itu. Lagu mereka keren keren banget. Kalo What Could Have Been Love lo suka gak?” tanya Adhi yang sepertinya sudah semakin akrab dengan kekasih Kakaknya itu.

“Suka banget gue. Keren. Mau main lagu itu?” tanya Khamal sambil mengambil kembali gitar listrik yang dia gunakan sebelumnya.

“Boleh boleh. Gue main drumnya?” acungan jempol dari Khamal  membuat mereka mulai bersiap siap untuk memainkan lagu yang mereka pilih.

I wake up and wonder how everything went wrong

Am I the one to blame

I gave up and left you for a nowhere bound train

Now that train has come and gone

I closed my eyes and see you lying in my bed and I still dreamed of that day

Adhi memulai lagunya dengan bernyanyi solo setelah petikan gitar dari Khamal.

What could have been love

Should have been you the only thing that was ever meant to be

Didn’t know couldn’t see what was right in front of me

And now that I’m alone

All I have is emptyness that comes from being free

What could have been love will never be yeah

Khamal melanjutkan lagunya dengan bernyanyi solo di bagian reff pertama. Mereka terus melanjutkan lagunya dengan sangat menguasai. Khamal yang sangat mahir dalam memainkan gitarnya dan Adhi yang sangat mahir dalam bermain drum membuat mereka begitu cocok berada di aliran yang sama.

Setelah memainkan lagu kesukaan mereka, mereka mulai mebicarakan tentang aliran rock yang menjadi aliran kesukaan mereka. Membicarakan soal band, lagu dan banyak hal tentang rock. Mereka semakin nyambung karena mereka memiliki topic baru yang bisa membuat mereka semakin dekat satu sama lain.

“Adhi?” terdengar suara Tamma yang sedang sibuk mencari anak laki-lakinya.

“Ya Pa. Adhi di sini.” jawab Adhi cepat.

“Kamu Papa cariin. Eh Khamal, maaf ya om harus ke kantor sekarang. Jadi caturnya di pending dulu ya.” kata Tamma saat menghampiri Adhi di studio musik mereka dan mendapati Khamal suah berada bersama anak laki-lakinya.

“Iya om gapapa kok.” Jawab Khamal santai.

“Kamu jemput Mama sama Mba Adine di supermarket ya Adhi!” pinta Tamma sambil terus sibuk dengan kemejanya. Karena Pak Anwar sedang pulang ke kampung maka hanya ada Pak Tatang supir pribadi Tamma yang bisa menjadi supir keluarga mereka.

“Yah Pa, Adhi pengen ke rumah Adnan nih. Udah janji sama dia.” Jawab Adhi dengan ekspresi ragu dan khawatir Papanya tidak akan mengizinkannya pergi.

“Saya aja yang jemput Om.” Ujar Khamal cepat. Terlihat ekspresi kaget menuju lega di wajah Adhi.

“Yang bener kamu Khamal? Gapapa nih?” tanya Tamma ragu.

“Gapapa kok Om. Sekalian mau ketemu Adine juga.” Tamma tertawa kecil mendengar alasan Khamal.

“Oke kalo gitu Om pergi dulu ya. Papa pergi dulu ya Dhi. Jangan pulang malam-malam ya.” setelah berpamitan Tamma langsung pergi menuju kantornya. Adhi langsung bersiap-siap untuk meuju rumah temannya. Khamal pulang ke rumahnya untuk mengambil mobil dan bergegas menjemput Adine dan Mamanya di supermarket.

****

Matahari pagi keluar dari peraduannya dan langsung mengisi penuh ruang kamar Khamal. Khamal akan dengan mudah terbangun dengan sinar matahari. Mungkin kalau tidak ada matahari di dunia ini dia akan terus tertidur. Khamal langsung membersihkan diri setelah dirasa semua nyawanya masuk ke dalam tubuhnya. Dia berniat untuk bermain basket di gor kompleknya yang rutin menjadi tempatnya bermain basket hari ini.

Khamal berangkat menuju gor tersebut dengan mengendarai sepeda kesayangannya setelah berpamitan pada kedua orang tuanya. Saat tiba di gor, Khamal langsung melakukan bebrapa gerakan pemanasan yang ringan sebelum mulai bermain basket.

“Kak?” terdengar suara anak laki-laki yang menyapa Khamal tepat di belakangnya. Khamal membalikkan badanya dan sempat tidak menyangka dia akan bertemu dengan Adhi di sana.

“Hei Dhi. Ke sini juga?” sapa Khamal saat mengetahui orang yang menyapanya adalah Adhi.

“Iya. Lo sering ke sini kak?”

“Sering banget. Rutin malah.” Jawab Khamal santai sambil kembali sibuk melakukan pemanasan.

“Gue kok gak pernah liat lo ya? gue juga rutin ke sini.” jawab Adhi sambil melakukan pemanasan juga sebelum bermain.

“Oh ya? kok bisa gak ketemu ya? Eh mau 1 lawan 1?” tantang Khamal sambil memberikan bolanya pada Adhi.

“Boleh.” Adhi mulai memainkan bolanya dan bertanding dengan Khamal. Mereka yang memang sama-sama anggota tim inti sekolahnya masing-masing sudah sangat ahli dalam bermain basket. Sangat sulit untuk melawan satu sama lain. Khamal yang terlampau tinggi membuat Adhi kesulitan untuk melewatinya. Adhi yang sangat gesit juga sempat membuat Khamal kesulitan menguasai bola.

“Wah gila lo hebat banget Dhi.” Ujar Khamal saat mereka baru saja menyelesaikan permainannya.

“Lo juga gila banget mainnya Kak. Keren banget.” Puji Adhi pada Khamal yang memang diakuinya sangat sulit untuk dikalahkan. Namun skor mereka tidak terlampau jauh. Hanya Khamal 3 poin memimpin di depan Adhi.

“Kata Adine lo anak tim inti ya? Lo pake nomer berapa?” tanya Khamal memulai percakapan setelah sempat hening karena permainan mereka memakan banyak energi.

“Iya. Gue pake nomer 8. Lo juga kan anak inti? Lo pake nomer berapa Kak?” tanya Adhi yang sepertinya sudah mulai mengagumi permainan Khamal.

“Gue 21. Team kesukaan lo apa?” Khamal dan Adhi mulai membicarakan basket seperti saat mereka membicarakan soal aliran rock. Mereka banyak membicarakan tentang setiap team basket dunia. Mengeluarkan opini mereka tentang team-team tersebut. Membicarakan team kesukaan meraka dan para pemainnya.

“Gue suka L.A. Lakers. Mereka keran banget soalnya. Apalagi Kobe Bryant. Gue pengan bisa main kayak dia.” Jawab Adhi antusias menceritakan tentang kekagumannya pada team kesayangannya itu.

“Wah selera kita bisa sama gitu ya Dhi. Gue juga suka banget sama L.A. Lakers. Pemainnya juga gue suka banget sama Kobe Bryant. Mainnya keren banget tuh dia. Waktu gue nonton live musim lalu, gue bener-bener ngerasain kalo dia hebat banget. Keren banget deh pokoknya.” Jelas Khamal yang semakin sok asik menceritakan pengalamannya pada Adhi dan Adhi hanya sibuk memperhatikan dan tertawa sesekali.

Mereka terus berbincang sambil bermain dengan bola mereka masing-masing dan dengan ahlinya mereka memasukkan bola ke ring secara bergantian. Setelah sebelumnya Adhi tidak menyukai Khamal karena Adine selalu menceritakan tentang ke playboyan Khamal. Sepertinya rock dan basket benar-benar berhasil menyatukan Khamal dan Adhi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hello Guys! Don't forget to give your vote and comment! See ya on next part! Have a nice day!

Continue Reading

You'll Also Like

942K 46.1K 61
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
2.4M 131K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
490K 39.3K 26
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
3.1M 259K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...