Struggle Of Love [COMPLETED]

By itsmedilas

334K 20.6K 1.1K

Hanya berganti judul, "Waktu Pesiar yang Berharga" Story non-private. So, kalian bebas membacanya. Asal satu... More

Pembuka
1|Pertemuan Apa Ini?
2|When We Meet For The First Time (past)
3|Membuka Masa Lalu
4|Mimpi Karna Hanya Ingin Bertemu? (past)
5| Waktu Yang Salah
6|Stranger Not Bad (past)
7|Mas, Aku Mencintaimu
8|Secepat Ini Kah? (past)
9|Selamat Bertugas, Letnan!
10|I Trust You (past)
12|Kegagalan Bukan Akhir Segalanya (past)
13|Mama Kapan Pulang?
14|Pertama Kalinya (past)
15|Ternyata Kamu Mantan Kakakku (past)
16|Harapan Kosong (past)
17|Cinta Segitiga (past)
18|Pertengkaran (past)
19|OJT (past)
20|Pelantikan Bela (past)
21|Malam Akrab (past)
22|Cemburu Sosial (past)
23|We Must Break - Jalan Sendiri (past)
24|His Back?
25|Penantian
26|Bertemu Mantan atau Bertemu Yadi
27|Menghilang
28|Jangan Rubah Takdirku
29|Sakti?
30|Bukan Pernikahan Impian
31|Praspa
32|Kebencian Mendatang
33|Nasi Padang
34|Antara Sakti dan Yadi
35|Maukan Jadi....?
36|Sahabat Jadi Cinta?
37|Paket Cinta? Paket Misterius
38|Kota Padang : Bertemu Mertua?
39|Pangkat Baru, Mana Janjimu?
40|Menantu Idaman Mama
41|Terimakasih, Papa
42|Struggle of Ayna & Sakti
43|Struggle of Pengajuan
44|Sak, Are You Hear Me?
45|Sakti : "Jangan Hukum Aku."
46|Invisible Wedding
47|Struggle for Sembuh!
48|First.....? Tugas?
49|ABY : Ayna, Bela, Yadi
50|Jalan Pulang
51|Tinggal di Rumah Perdana
52|Rencana
53|Jangan Kecewa
54|Merindu
55|Kapan Berakhir?
56|Sakti Suami Idaman
57| Our Time
58|The Dreams Come True
59| Honeymoon
60| Struggle Of Love (End)

11| Mimpi Buruk Itu....

5K 339 10
By itsmedilas

Apa salah dan dosa ku sayang
Cinta suciku kau buang-buang
Lihat jurus yang kan ku berikan
Jaran goyang jaran goyang

Sayang janganlah kau waton serem
Hubungan kita semula adem
Tapi sekarang kecut bagaikan asem
Semar mesem semar mesem

Berisik. Suaranya membuat semua orang tutup telinga. Siapa lagi jika bukan Karim yang berbuat seperti itu. Senang sekali dia menganggu rekannya yang sedang kepusingan skripsi.

Ya, seperti biasa kami sedang berada di depan perpus. Untungnya sedang tidak ramai pengunjung.

"Heh culun! Awas lo ya kalau lanjutin nyanyi nya lagi! Kotoran cicak dasar!" Teriak Rudi tiba-tiba dengan sangarnya seraya berdiri menunjuk Karim yang sedang konser di depan kelas dengan tidak jelasnya.

Dam du di dam aku padamu
I love you i can't stop loving you
Oh darling jaran goyang menunggu mu

Kini Karim sudah berada di hadapanku dengan membawa setangkai mawar merah. Semua orang mengalihkan pandangannya dari laptop menuju ke arahku. Ada apa dengan Karim?

Sekarang sudah berjongkok di depanku, aku yang masih terduduk dengan tangan masih di atas papan ketik melihatnya aneh. Teman-teman menyoraki, dengan santainya Karim membenarkan kerah kemejanya, dan menyisir rambutnya dengan poni yang anehnya itu. Aku risih, jelas!

"Yayang Ayna...." Panggilnya membuatku enek dan membuat semua orang semakin menyoraki, "...Aku sudah lama menyimpan perasaan ini. Aku gak mau perasaan ini di pendam sendiri. Biarkan kamu mengetahui perasaan ku juga.." Ucapnya sembari memberikan setangkai bunga mawar.

Tak ku ambil, justru aku semakin aneh dan heran.

"Cieee....."

"Tumben si culun berubah gini.."

"Kamu mau gak jadi pacar aku?" Karim memelas, aku tepuk jidat dan tertawa terbahak-bahak, "Walaupun kamu bosan dengan pernyataan cinta dari aku.."

"Hahahahahaha...." Tawaku membludak di ikuti teman-teman di kelas.

Ku lihat wajah Karim bingung. Ungkapan apa itu? Kekanak-kanakan!

"Kenapa ketawa, Ayna? Mau kan kamu jadi pacarku? Untuk terakhir kalinya aku ungkapkan perasaanku. Aku gak perduli kamu punya pacar atau enggak." Pintanya yang membuatku sangat risih.

Aku menggeleng, sudah ku tegaskan dari dulu aku tak mau pacaran. Ngeyel sekali orang yang satu ini. Sebal aku di buatnya. Tapi jika aku mengatakan alasan itu, pasti itu hanya alasan klasik, mungkin.

Dengan berpikir keras, dan dengan entengnya aku menjawab, "Sorry lun. Gue punya pacar. Benar yang di katakan Nila waktu itu."

Yang di depanku tercengang tak percaya, wajahnya berubah menjadi kecewa. Aku sih tak masalah. Alasan apa lagi yang harus ku jawab? Cara aku punya pacar itu jalan terbaik.

"Mana buktinya kalau kamu punya pacar? Bisa saja kan ucapan Nila itu bohong." Masih berjongkok dan menyimpan bunga mawar merah itu ke lantai.

Aku kebingungan hebat, apa yang harus ku tumbalkan? Benar juga, aku tak ada bukti! Sialan, umpatku sangat kesal.

"Si Ayna emang punya pacar, Kostrad oy! Lo jangan macam-macam, lun!" Akhirnya Nila membantuku, ternyata peka juga, dan tahu darimana kalau Mas Faris Kostrad? Wah perlu di pertanyakan.

Aku mengangguk memastikan, dan ku ambil tas lalu mengorek-ngorek isi tas serta ku keluarkan secarik kertas, "Nih buktinya.."

Karim berdiri dan mengambil secarik kertas foto dari tanganku, wajahnya terlihat sangat kecewa, "Gak cakep, gak ganteng. Mending aku kemana-mana Ayna, apaan kulitnya hitam gini, gundul, kurus. Lebih baik kamu sama aku, daripada sama dia, jarang pulang, apaan."

Foto aku dengan Mas Faris saat di Akmil dulu. Foto yang dia berikan saat kami berdua bertemu kembali. Membantu sekali. Aku menyimpan foto itu, aku rindu dia, aku masih butuh dia.

"Maksud lo apa ngatain pacar gue gitu? Don't judge a book by it's cover! Lo gak tahu apa arti tentara itu, yang lo tahu cuma games, anime." Ungkapku sedikit kesal, berdiri dan menggebrak meja putih minimalis ini,

"Mentang-mentang kulit lo putih, rambut ala-ala anime bisa apa lo? Coba lo pull up bisa gak? Ah mungkin baru gelantungan sudah nyerah! Jelas-jelas lebih kurus lo! Dan Mentang-mentang lo pintar dan cerdas bisa seenaknya ngomong gitu sama orang?" Kekesalan ku memuncak, aku tak bisa menahan.

Ku lihat ke samping kiri, Rina menanyakan apa yang terjadi, maksudnya masalah foto itu. Rina tahu jika aku sekarang memang anti dengan pacaran.

"Apa harus aku jadi tentara biar kamu mau jadi pacar aku?" Tegasnya menunjuk foto ke arah Mas Faris yang memakai pakaian dinas pesiar malamnya lengkap dengan ponyardnya itu.

"Gak usah mimpi jadi pacarnya si Ayna!"

"Ketinggian banget mimpi lo, ntar kalau jatuh sakit..."

"Kebanyakan micin nih orang. Generasi micin dasar, hahahaha."

Ku netralkan tubuhku lalu duduk di kursi. Semua orang bersorak kembali, sepertinya Karim sudah kehabisan akal. Diam tak berkutik.

Kami melanjutkan diskusi kami mengenai skripsi. Ku lihat Karim pergi keluar dari perpus, ah tak perduli juga sih. Sepertinya dia akan merenung.

"Lo pacaran?" Bisik Rina mendekatkan kursinya

Aku memalingkan wajahku ke arah Rina dan menggeleng, "Siapa juga yang pacaran."

"Terus itu?"

"Akal-akalan gue biar si culun gak ngejar-ngejar lagi, risih tahu gak." Kataku dan kembali terfokus pada layar yang sering membuatku lupa diri.

"Lo belum cerita soal foto ini." Rina memperlihatkan fotoku itu dan di simpan di atas papan ketik.

Berhenti mengetik dan mengambil foto. Baiklah, aku menceritakan asal mula foto itu. Aku menceritakan awal pertemuanku dengan Mas Faris hingga kami berpisah dan pertemuanku kembali saat kemarin.

Untungnya Rina memaklumiku, karena aku pernah berkata padanya aku sudah berkomitmen tidak mau pacaran.

"Terus kelanjutan lo dengan mantan lo ini gimana?" Tanya Rina seraya membaca buku.

Aku menghela napas sejenak, "Entahlah. Yang jelas waktu kemarin gue di Mabes dia ada. Dan lo tahu gak apa yang terjadi?"

Rina menggeleng dan menutup bukunya.

"Dia peluk gue dalam-dalam. Wajahnya penuh pengharapan dan kekhawatiran, kayak mau pergi jauh dan gak akan kembali."

"Emang dia mau kemana?"

Aku menunduk dan menutup kedua wajahku, "Berangkat tugas operasi. Rasanya gue berat banget buat ngelepasin dia berangkat tugas. Padahal kan gue bukan siapa-siapa nya dia." Mengusap wajah sedikit kasar,

"Parahnya lagi, tadi malam gue mimpi dia, dan mimpinya itu gak biasa. Dia nangis, terus minta gue jangan pergi gitu, mohon-mohon sama gue jangan ninggalin dia, bodohnya gue malah gak mau. Alhasil dia kena tembak di dada dan gugur waktu jalankan tugas."

"Mimpi? Lo malam gak gadang?" Tanya Rina heran mendengar kata mimpi, aku menggeleng, "Mimpi itu bunga tidur, Ay. Senantiasa lo berdoa buat dia. Semoga Allah lindungi dia, kembali dengan selamat. Bisa-bisa lo berdoa berjodoh lagi. Kan lumayan tuh, lo calon tentara dia tentara." Ucap Rina sedikit menghibur, aku menyenggol bahu Rina pelan.

"Ih apaan sih Rin." Ucapku sedikit malu-malu, "... udah udah, gue mau bimbingan dulu. Semoga saja gak ada revisi, jadi biar bisa sidang cepat."

Rina mengangguk dan menepuk pundakku, "Sukses sist, moga-moga gak ada coret-menyoret lagi nanti, harus goal kali ini!"

Aku mengulum senyum, menutup laptop dan beranjak dari kursi, pergi ke dosen pembimbing untuk bimbingan skripsiku. Ku berdoa semoga tak ada salah-salah lagi, ya tak apalah revisi atau koreksi sedikit. Asal tidak berlebihan seperti waktu itu.

Banyak sekali coretan di skripsiku yang sudah seperti buku itu, skripsi yang tadinya sudah siap untuk bahan sidang, malah siap untuk di revisi.

Dan kepada Mas Faris, aku akan menunggumu disini. Menunggu sebisaku, namun tidak sesuka hatiku. Hatiku masih tertuju untukmu. Ku berdoa selalu, Tuhan, jagalah jiwa dan raganya untukku dan untuk negara ini. Aku mohon, hanya dia yang mampu mengobati rasa rinduku saat ini.

Untuk mimpi itu, ku mohon itu hanyalah bunga tidur. Anggap saja aku tidak berdoa sebelum tidur. Aku takut jika mimpi itu terjadi, aku belum siap untuk kehilangan dirinya. Mas Faris, ku tunggu waktumu.

Mas Faris, berjanjilah padaku. Kembali untukku, aku akan menerima mu kembali dengan sepenuh hatiku.

****

Apa Faris kembali lagi sama Ayna gak ya?

Hai hai haiiiiii... gimana nih tentang cerita yg ini? Gak rame, ngebosenin dan annoying yaa?

Jangan sungkan buat komen atau saran atau kritik, i'll wait it with pleasure ;)

Di tunggu tanggapan tentang ceritanya yaa!!

Jangan lupa vomment.

Jangan lupa bahagia.

Happy reading.

Continue Reading

You'll Also Like

5.9K 803 23
"Drama banget hidup gue. Bahkan sinetron azab pun tidak semenyedihkan ini, sial." Gadis itu menunduk, melihat ke bawah dengan tatapan kalut. Kemudian...
2M 18.9K 25
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
342K 16.8K 41
Highest Rank : # 1 on Captain (13/01/2021) # 4 on Aksara (04/06/2021) # 4 on TNI (17/06/2021) # 1 on Makassar (15/07/2021) # 1 on Kapten (22/09/2021)...
4.2K 958 11
Jennie Kim intelejen negara yang mendapatkan tugas mendekati seorang anak mafia untuk mencari kebenaran soal penggelapan uang dan juga pengimpor nark...