The Untouchable Playboy

Por phyrojxn

3.2K 670 1.2K

[HIATUS] Lalu, bagaimana jika 'masa lalu' mereka kembali dan mulai mengatakan apa yang selama ini Alan dan Al... Más

Prolog
2
3
4
5
6 (Gaje Part)
7 (Flashback)

1

626 128 340
Por phyrojxn

🐁Mulmed:Alan
Dalvino🐁

***

Suara alarm itu terdengar sangat nyaring menusuk telinga, Alan terusik dan langsung membuka matanya kesal. Rasanya ia baru saja tertidur beberapa menit yang lalu dan kini suara itu mengganggu tidurnya.

"AGHHHH!!!!" gerutunya kesal.

Ia langsung mencari benda pipih itu dan melemparkannya asal. Ponsel berwarna hitam itu hancur berkeping-keping karena terlempar cukup jauh dan keras.

Alan kembali memejamkan matanya dan mencoba tidur, ia merasa sangat lelah dan sekujur tubuhnya terasa kaku.

Ia pulang dari club sekitar jam lima. Dan sekarang jam menunjukkan pukul 5:15. Alan sangat lelah, dan pagi ini ia berniat untuk bolos, tapi karena beribu alasan ia akhirnya memutuskan untuk sekolah. Tapi tidak untuk sekarang dan dua jam kedepan, karena ia masih ingin melanjutkan tidurnya.

***

Alan terbangun dan segera mencari keberadaan ponselnya, lalu sedetik kemudian ia tersadar ketika melihat benda yang dicarinya itu sudah tak berbentuk lagi dan berserakan dilantai kamarnya.

Alan mengalihkan pandangannya dan melihat ke arah jam dinding yang ada di samping pintu kamarnya.

'Ah shit!!!' batinnya, ia berniat untuk tidur selama dua jam tidak lebih, tapi kini jam sudah menunjukkan pukul 10:15 yang artinya ia sudah tertidur selama lima jam!

Ia pun beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah dengan santai.

Beberapa menit kemudian ia pun keluar dan segera berpakaian, lalu ia melihat pantulan dirinya di cermin besar itu sesaat.

Kemeja putih yang keluar dari celana dengan bagian lengannya yang digulung sedikit ke atas, dua kancing baju teratas yang terbuka memperlihatkan kaos putih yang dikenakannya, tanpa dasi dan jas almamater hitam yang merupakan seragam dan suatu keharusan bagi setiap murid RD untuk mengenakannya dan di kedua telinganya terdapat tindik berwarna hitam.

Penampilannya yang selalu ditemani dengan barang-barang branded menambah kadar flawless nya. Seperti sekarang sepasang sneaker Nike SB Flom Dunk High terpasang di kakinya, dan dipergelangan tangan kirinya melingkar sebuah jam tangan Louis Moinet Magistralis, yang merupakan salah satu jam tangan termahal di dunia.

"Oh damn!!! I'm so charming!" ucapnya bangga sambil mengedipkan matanya. Lalu segera mengambil kunci mobilnya dan mencelos keluar kamar. Lalu sesaat kemudian...

"Ahh!!" ucapnya sambil menepuk jidatnya.

Ia melupakan tasnya yang masih berada di lantai dua dan kini ia sudah ada di teras rumahnya.

Ia pun memilih melanjutkan langkahnya menuju mobil bmw putih yang terparkir di halaman rumahnya tanpa membawa tas hitam itu.

***

Setelah beberapa saat ia mengemudiakan mobil putih itu dengan kecepatan rata-rata, kini ia sampai di sekolahnya, dan sepertinya dewi fortuna sedang berpihak padanya pagi ini, gerbang sekolah terbuka lebar seperti sedang menyambut kedatangannya dan Pak Agus-satpam sekolah- juga tak kelihatan. Tanpa berlama-lama lagi Alan langsung tancap gas dan segera memarkirkan mobilnya.

Alan keluar dari mobilnya dan berjalan santai melewati koridor kelas sepuluh, berhubung ini masih jam istirahat tak heran jika sekarang jalan Alan terhenti karena kerumunan siswi kelas sepuluh yang menjerit histeris melihat ketampanannya,

"Anjingg.... kak Alan ganteng banget!!!"

"Eh ehh... kak Alan datang!!"

"OMG!!!! HALALIN AKU KAK..."

"Saranghaeyo Oppa!!!!"

"KAKAK!!! NIKAHIN AKU, KAK. BIAR ADA HARI PATAH HATI SEJAGAD RAYA, KAK!! KAYA SONG-SONG COUPLE!!!!

"I LOVE YOU ALAN!!!!"

Dan suara-suara itu semakin membuat Alan besar kepala, ia langsung memberikan senyuman mautnya pada mereka semua yang langsung membuat teriakan histeris dari para siswi itu semakin mengerikan!

Alan kembali berjalan santai menuju ke kantin, dan seperti biasa dipojok kantin sudah terdapat para FLAWLESS lainnya. Alan pun berjalan ke arah teman-temannya itu, dan teriakan-teriakan histeris itu kembali terdengar.

Alan mendudukkan bokong nya di samping cowok berambut silver yang kini sedang sibuk dengan segelas es jeruk yang ada didepannya.

"Dih.. si curut datang, dal! Kacang lupa kulit si curut mah, chat aing ga diread!!" ucap cowok berambut coklat dan bermata sipit yang duduk didepan Alan itu, mengadu pada William yang ada di sampingnya sambil meminum minumannya. Cowok bermata sipit itu bernama Calvin.

"Seperti biasa ya mas nyetor gitu kan. Sekalian ngasih makan bocah-bocah ucul dirumah. Secara lu kan bapak yang baek,"ucap Oliver yang duduk di samping Alan sambil menyeruput es jeruknya dan melirik ke arah Alan.

Sedangkan Bimo, cowok berambut hitam yang duduk di sebelah kanan Oliver saat ini masih sibuk membaca komik yang ada ditangannya itu dengan ekspresi yang berubah-berubah, kadang senyum-senyum sendiri, kadang kelihatan kesal, kadang serius, kadang datar. Aneh memang!

"Dari mana." tanya William, cowok berambut blonde yang duduk di depan Alan tepatnya di samping Calvin sambil memainkan ponselnya datar, tanpa ada nada bertanya dan ekspresi sama sekali pada perkataannya barusan.

Alan terkekeh pelan melihat teman-temannya yang terlihat kepo.

"Bawel banget si lu pada! Hape gue tadi caper, terus yaudah gue ladenin dah," jawab Alan tertawa sambil mengambil es jeruk Oliver dan menyesapnya habis.

Tindakan Alan barusan berhasil membuat Oliver menganga dan segera ambil ancang-ancang untuk menyerang Alan dengan menyebut nama nama saudaranya mulai dari yang bekaki empat, terbang sampai yang melata.

"Bangs--

"Eh Lan, si Kate dari tadi nyariin lu tuh," potong Aaron, cowok berambut coklat gelap dengan cepat sebelum Oliver melanjutkan serangannya pada Alan, sambil menunjuk ke arah tiga cewek cantik dengan pakaian 'wah' yang kini berjalan ke arah mereka.

Alan menatap Kate ogah-ogahan, dengan kantung mata yang mulai menghitam karena selalu begadang dan mata yang sayu. Rasa kantuk yang tadi sempat menghilang kini kembali menyerang.

Alan beranjak dari tempatnya yang membuat Oliver dan Aaron membulatkan mata sempurna, tapi tidak dengan William si kadal spiderman dari kutub utara itu, ia kini malah sedang berjalan ke arah Mbak Tuti-penjaga kantin- untuk kembali memesan es jeruknya yanng tadi dicuri Oliver yang kemudian dicuri lagi oleh Alan. Sedangkan Bimo hanya sibuk dengan komiknya tanpa memperdulikan keadaan sekitar dan Calvin yang paling alay malah berdiri dengan mulut yang menganga.

"Mau kemana lagi tuh si curut, nyong??" tanya Calvin pada Oliver dengan kerutan yang terpatri jelas di keningnya. Calvin dan Bimo hanya diam.

Calvin menatap Oliver sesaat lalu kembali menatap Alan yang berjalan dengan santai sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Baru juga tadi datang, terus ketawa-tawa nggak jelas.. lah sekarang tu muka malah belipet-lipet gitu kaya lemak Pak Ginda. Kalo kebanyakan cewek jadinya gitu tuh! Dasar curut labil!! Si Ketrong juga caper mulu lagi, " ucap Calvin kembali duduk dan kini mulai menyesap jus mangganya pelan. Oliver mulai memainkan ponselnya tanpa memperdulikan Calvin.

"Lu juga sama aja cerobong asap! Dasar lu sindirella bisanya cuma nyinyir doang. Lu lupa apa begimana, Phin? Lu kan dulu ngejar-ngejar si Kate. Siapa coba yang dulu rela diinjek-injek demi bisa ngeliat Kate. Elu kan?!!" cibir Oliver yang berhasil membuat Calvin tersedak dan terdiam ditempatnya.

"Kicep kan lu!! Sukurin lu semvak!" ucap Oliver lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Calvin terus diam karena kata-kata Oliver yang begitu menohok hatinya.

"Maneh teh jahat pisan ka aing. Salah aing ka sia teh naon, nyong naon??" ucap Calvin lebay dengan wajah andalannya. Oliver tak perduli dengan celotehan Calvin begitupun Bimo.

"Lu juga Bim. Bukannya teh belain aing ini malah diem wae!" ucap Calvin pada Bimo.

"Paan si lu nyet!" Hanya itu kalimat yang diucapkan Bimo sebelum pergi meninggalkan Calvin dan Oliver dikantin.


.

Alan berjalan melewati Kate, tatapannya datar kedepan. Kate membulatkan matanya tak menyangka.

Ia yang notabene nya adalah mantan Alan yang paling beruntung merasa sangat malu sekarang. Karena hanya dia yang pernah mendapat sentuhan dari Alan, itupun karena Alan marah pada dirinya yang meninggalkan bekas luka di pergelangan tangannya. Tapi, tetap saja Kate merasa lebih unggul dari penggila Alan lainnya, maka dari itu ia merasa sangat terhina saat ini. Alan melewatinya tanpa melirik sedikitpun.

Karena sejujurnya Alan tak pernah tertarik dengan para gadis yang pernah dipacarinya itu. Ia hanya sekedar bersenang-bersenang saja!

"Elly!!! Kamu mau kemana?? Kenapa ponsel kamu nggak aktif... aku dari tadi nyariin kamu tau nggak?!" ucap Kate setengah berteriak yang membuat perhatian para murid RD mengarah pada mereka.

Alan berhenti mendengar teriakan Kate dan menoleh sedikit ke arahnya.

"Udahlah gue ngantuk. Dan stop manggil gue dengan sebutan itu!" ucapnya tegas dan penuh penekanan sebelum kembali berjalan keluar kantin.

Pesona seorang Kathryne Dillardo, ditolak? Tidak. Ini hanya belum saatnya. 'Gue pasti bisa dapatin lo, Lan. Gimanapun caranya!' batin Kate yakin sambil tersenyum miring.

Alan tengah berjalan santai melewati koridor kelas sebelas. Ia berjalan tanpa ekspresi diwajahnya, yang ada dipikirannya sekarang adalah bagaimana caranya agar ia bisa segera sampai ke rumahnya dan kembali tidur.

***

Alan baru saja akan melewati tikungan maut sampai seorang gadis menabraknya dari arah depan dengan cukup keras, gadis itu seakan terhuyung ke angkasa saat tubuhnya dan tubuh Alan bertabrakan, Alan refleks menangkap tubuh mungil itu dengan tangannya agar tak terjatuh.

Untung saja saat ini koridor itu sangat sepi bahkan tak ada yang lewat sama sekali, kalau tidak? Yah... kalian tahulah apa yang akan terjadi.

Mata mereka bertemu dan seperti saling berbicara satu sama lain sampai akhirnya suara cempreng gadis itu membuyarkan lamunan Alan.

Wahh gantengnya....ini cowok siapa ya?? Etapi kalo kata bunda nih ya. Kita itu sebagai cewek jangan mau dipegang-pegang sama cowok. Berarti harus lepas dong?

Semuanya terlihat amat sangat drama sampai...

"IHH.... LEPASIN!! GAK USAH PEGANG-PEGANG GUE!!!" Alan langsung melepaskan pegangannya dan seketika gadis itu terhempas ke lantai.

Wah kampret! Lepas sih lepas. Tapi ga dijatohin juga kali!!! Sakit banget lagi ini pantat gua

"Auwhhh!!! JAHAT BANGET SIH LO!!" ucap gadis itu meringis sambil memegangi sikunya yang memar.

'Lah.. kenapa ni cewek?? Dia yang nyuruh lepas, dia juga yang marah." batin Alan bingung.

Dan kemudian, secara naluriah gadis itu meneteskan air matanya karena rasa nyeri pada bokong dan sikunya.

Melihat itu Alan menjadi panik, walau sebenarnya ia sangat sering bahkan SELALU membuat para gadis menangis tersedu-sedu karena dirinya. Bahkan Alan sama sekali tak menghiraukan itu semua tanpa pernah merasa bersalah.

Karena ia tau mereka tak benar-benar sakit,mereka hanya merasa malu. Dan ia juga tau mereka tak benar-benar mencintainya, mereka hanya terobsesi padanya.

Tapi kini berbeda, ketika melihat gadis itu menangis karena dirinya, Alan merasa bersalah dan ikut merasakan kesedihan gadis itu melihatnya. Ia segera berjongkok dan menatap gadis itu khawatir.

Yap! Untuk pertama kali dalam hidupnya seorang Alan Dalvino Raffles KHAWATIR PADA SEORANG WANITA!!!

Eh... tunggu bukan yang pertama kali! Tapi yang KEDUA!!!

"Lo gapapa, kan?" tanya Alan khawatir.

Kalo di drakor yang gua tonton nih ya. Si cowok pasti bakalan nanya gini 'gwaenchanayo?' eh ini malah 'lo gapapa?'. Emang ya, hidup itu tak seindah drama korea. Etapi, perasaan artinya sama aja deh. Gue ngegas aja kali yak? Kali-kali nyolot gapapa lah :)

"Gapapa gimana, sakit tau gak?!! Ini semua gara-gara lo!" ucap wanita itu kesal.

Nih cewek nyolot amat sih!! Ditanya baik-baik juga

Alan memperhatikan gadis itu, badge serta seragamnya terlihat berbeda dengan seragam yang dikenakan Alan. Lalu dia melihat name tag gadis itu

Alanna Stevanio... widih mirip nama gue!

"Apa-apaan sih lo! Gak sopan banget jadi cowok!!!" ucap gadis bernama Alanna itu kesal dengan wajah yang memerah sambil mencoba berdiri.

"Eh.. hati-hati!! Hobi banget ditangkap sama gue, ya?!" tanya Alan menggoda sambil menahan tangan Alanna agar tak terjatuh. Alan tak mengerti maksud Alanna mengatakan kalau dirinya tak sopan.

Apa jangan-jangan karena itu? Astaghfirullah!!!

"Gue tadi cuma ngeliat name tag lo doang, kok. Jadi jangan ge-er!" ucap Alan menjelaskan yang membuat Alanna malu sendiri karena sudah salah sangka.

"Udah ayo gue antar lo ke UKS!" tawar Alan tapi ditolak oleh Alanna.

Jadi cewek tuh harus mahal dan berguna. Jangan kaya kuaci udah murah, nyampah gak guna lagi. Nyape-nyapein rahang aja-_-

"Nggak, makasih..." Alanna mencari name tag Alan, tapi ia tidak menemukannya.

"Alan Dalvino." ucap Alan memberitahu namanya.

Oh jadi nama kecoa ganteng ini Alan Dalvino. Gua manggilnya apa dong, Al, Lan, Dal, No, apa Vin aja ya? Dal aja deh gatau kenapa enak aja gitu nyebutnya hehe... Daldal :)

"Ehh.. iya. Nggak usah Dal makasih.. gue masih ada urusan sama kepsek, udah bel juga kan." ucap Alanna menolak sopan.

"Ke-"

"Ya udah gue duluan ya!" ucap Alanna memotong ucapan Alan sebelum pergi menjauh.

"Apaan tuh cewek, dal dul dal dul. Dikira gue si Willy, apa?? Gue bukan kadal, gue curut!" gumam Alan tak jelas.

Eh! Ngaku juga, ya dia kalau dirinya adalah seekor curut yang labil. Haha :v

Alan kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran, namun sedetik kemudian...

"Alan Dalvino, ditunggu di ruang BK!" ucap suara itu berkoar-koar berulang kali.

Bangsat! ga ngerti gua bat si anjing. Ngantuk ini gue

Baru saja ia ingin pulang dan kembali tidur kini dirinya harus berlama-berlama lagi di sekolah ini.

Tapi Alan tetaplah Alan ia lebih memilih berjalan ke arah parkiran dan masuk ke mobil putihnya lalu melesat keluar sekolah.

Tapi itu semua hanyalah ekspektasinya saja karena realitanya kini Alan sedang berada di ruang BK bersama Bu Martha dengan wajah mengerikannya.

Fyi, Bu Martha merupakan salah satu guru wanita di RD yang PERNAH terpesona dengan daya tarik seorang Alan Dalvino. Tapi, saat ini Bu Martha telah kebal dengan pesona Alan setelah kejadian itu dan kini Alan kembali diperlakukan seperti siswa-siswi yang bermasalah lainnya.

"Kamu tau kesalahan kamu apa?" tanya Bu Martha dengan suara baritonnya.

"Saya bukan cenayang dukun apa lagi. Gimana saya bisa tau orang Ibu aja belum ngomong," jawab Alan santai, karena memang ia tidak tau kenapa dirinya dipanggil ke ruang BK. Apa karena warna matanya yang berbeda dari sebelumnya? Karena jujur Alan biasa memakai softlens coklat untuk menutupi warna mata aslinya. Tapi, hari ini dia tidak memakainya.

Aoa benar karena itu?

"Kamu baru datang jam segini dan sekarang sudah mau pulang?? Kamu juga udah dibilangin berapa kali kesekolah itu nggak boleh bawa kendaraan pribadi!!" ucap Bu Martha mulai kesal.

Serah gua lah, mobil-mobil gua. Kalo gua ga bawa mobil gue naek apa ke sekolah? Angkot? Bajaj? Taksi? Apa ojek? Ogah bat gua naek yamg begituan

"Emang kenapa Bu, masih kangen ya sama saya.." ucap Alan menggoda, yang langsung mendapat lirikan tajam dari Bu Martha.

"Saya serius!!! Kamu pikir ini sekolah nenek moyang kamu, sampe kamu mau datang dan pulang seenak jidat, bawa kendaraan pribadi lagi?!! Ini sekolah yang berperaturan dan wajib ditaati bukan seperti ini Alan!" ucapnya sambil menggebrak meja.

Emang yang bilang ini hotel siapa?

"Udah ngomongnya?" tanya Alan santai tanpa beban. Kemarahan Bu Martha sudah tak terkendali lagi.

"KELUAR KAMU DARI SINI!!!" ucap Bu Martha berteriak. Alan hanya tersenyum dan berdiri.

"Saya malas mengatan ini tapi, sekolah ini milik Pak Jonathan Raffles yang Ibu pasti sudah tahu beliau siapa. Dan tanpa Ibu beritahu pun saya tahu Ibu tempe --eh, saya tahu kalau ini sekolah yang memiliki peraturan dan wajib untuk ditaati. Jadi, jangan beritahu saya seakan-akan saya tak tahu apa-apa! " ucap Alan datar.

Oh iya ya, dia kan anaknya Pak Nathan. Aduh mati aku!

Bu Martha sadar sambil menepuk jidatnya. Ia lupa kalau Alan adalah anak tunggal dari Jonathan Raffles, pemilik RFCorp dan yang pasti adalah pemilik RDIS.

.

Alan berteriak dalam hati karena akhirnya ia keluar dari ruangan itu dan bisa segera pulang.

Gimana tadi acting muka datar sama basa baku gue? Udah bisa ngalahin muka batunya si kadal belum?? Manaa tadi gue keceplosan lagi nyebut tempe.. bego bat sih gue anjir. Tapi bodo ah yang penting gue sekarang bisa tidur!

Saat Alan hendak berbalik...

"EHH MONYONG!!!"

"YA AMPUN!!"

"Ih.. ngagetin aja sih, lu!! Jantungan gue tau gak!! Kalo gue mati gimana?? Nggak ada lagi dong bule alay di sekolah ini!!!"

"Iya iya sorry.. lo juga sih"

"Lah.. kok jadi gue??"

"Ya tadi lo ka-"

"Uda-uda lu mau ngapain masih disini? Ngekorin gue lu?!" tuduh Alan.

"Iya.. eh bukan gitu!! Hmm... lo bisa nggak-"

"Bisa apa, nangkap lu lagi? Sorry ya, bukannya gue nggak mau. Tapi nanti bukannya lu ketangkap malah kita berdua yang nyungsep. Gue soalny-"

"Bukan!! Makanya dengerin dulu!"

"Hm.. apa cepetan!"

"Lo bisa nggak ngantarin gue ke ruang kepsek??"

"Gak!"

"Ih kok gitu sih! Soalnya gue disini cuma kenal lo doang... dan gue nggak tau ruang kepsek dimana." ucap Alanna memelas. Alan menghembuskan napasnya malas.

"Bodo!" Alan pun berlalu pergi meninggalkan Alanna yang masih mematung dengan rasa keterkejutan didalam hatinya. Namun sedetik kemudian, Alan kembali berbalik dan menarik tangan Alanna.

"Kita mau kemana??" tanya Alanna yang masih bingung dengan sikap Alan.

"Kepsek." ucapnya datar.

"Makasih..." ucap Alanna tulus sambil tersenyum manis ke arah Alan. Dan tanpa sadar Alan juga tersenyum tipis melihat Alanna tersenyum.

Dan untuk yang kesekian kalinya Alan gagal untuk pulang dan kembali tidur.

Gitu aja terus sampe doraemon jadi robot musang, voldemort besanan sama harry potter, dart vader saudaraan sama luke skywalker, dan joker nikah sama batman.


Seguir leyendo

También te gustarán

2.6M 268K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
5.5M 396K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
2.6M 129K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
GEOGRA Por Ice

Novela Juvenil

2.3M 98.7K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...