Complicated wedding

By diaan_Diuun

27K 461 60

No specialll... but kaloo pada mau mampir yaa monggo.. cerita absurd tentang cewek poloss si Alify Bellvania... More

Complicated wedding
Complicated Wedding |*2
Complicated wedding |*4
Complicated Wedding |*5 Alandrio Reindra Saputra
Complicated wedding |*6 Kesedihan
Complicated Wedding |*7 Cinta dan Benci
Complicated Wedding |*8 Malam yang Menyedihkan
Complicated Wedding |*9 Beginning
Complicated Wedding |*10 Awal yang Manis

Complicated wedding |*3

1.5K 33 0
By diaan_Diuun

Ify keluar dari kamar mandi, dia baru saja selesai membersihkan badannya yang sangat lelah setelah membersihkan kamar barunya dan kamar tamu di bantu sama bi Inem.

Ify keluar ke balkon kamarnya membawa gitar kesayangannya. Disaat-saat seperti ini dia lebih suka menyanyi sambil main gitar dibandingkan dengan jalan-jalan. Ify terdiam disana beberapa saaat.

“Ray, sebegitu bencinya lo sama gue, andai lo tau kalau gue gak pernah nglakuin hal serendah itu, gue masih punya harga diri, dan andai lo tau rasa gue masih sama seperti yang dulu gak pernah berkurang, hati gue sepenuhnya masih punya lo.” Tanpa disadarinya air mata mengalir dipipi ify membentuk sebuah aliran kecil di pipinya. Semakin deras dan makin deras.

Ify duduk di kursi yang ada dibalkon. Lalu dipetiknya satu persatu senar gitarnya hingga membentuk sebuah nada, dan alunan lagu itu mengalir dari bibirnya.

Kau membuat ku berantakan

Kau membuat ku tak karuan

Kau membuat ku tak berdaya

Kau menolakku acuhkan diriku

Ify terdiam, di nikmatinya lagu itu, terasa hatinya tersayat-sayat mengingat perkataan Ray padanya.

Bagaimana caranya untuk

Meruntuhkan kerasnya hatimu

Ku sadari ku tak sempurna

Ku tak sperti yang kau inginkan

Air matanya kembali mengalir lembut dipipinya, tak sanggup lagi ify menahan sakit di dalam hatinya.

Kau hancurkan aku dengan sikapmu

Tak sadarkah kau telah menyakitiku

Lelah hati ini meyakinkanmu

Cinta ini membunuhku.

Ify semakin sesunggukan, ingin rasanya dia berteriak sekuat tenaganya untuk menghilangkan perih hatinya.

Tanpa disadari ray terpaku melihat ify yang sedang menangis sesunggukan. Sedikit perasaan bersalah ada dihatinya namun ray segera mengelaknya dia berpikir jika gadis itu berhak mendapat perlakuan kasar darinya.

Kau hancurkan aku dengan sikapmu

Tak sadarkah kau telah menyakitiku

Lelah hati ini meyakinkanmu

Cinta ini membunuhku.

ify menaruh gitarnya dan berjalan pelan ke pinggir balkon. Dipegangnya kepalanyaa dengan kuat, tangisnya pun semakin tak terkontrol.

“ya Tuhan, kenapa cobaan ini begitu berat, andai gue boleh memilih gue bakal milih gue aja yang terbaring di rumah sakit. Disana gue bakal tidur nyenyak kan Tuhan, gue gak akan ngalamin kejadian-kejadian seperti tadi. Tuhan gue mohon, hapus perasaan ini, gue benci sama perasaan ini, semuanya hanya bisa membuat gue terluka.” Eluh ify diiringi dengan tangisnya.

Ray kaget dengan kata-kata yang didengarkannya. Rumah sakit? Cobaan berat? Perasaan itu? Untuknya kah? Ah entah apa yang dimaksud dengan ify, keegoisan ray kembali muncul untuk tak memikirkan gadis menyebalkan itu.

“ngapain sih lo nangis gak jelas, bokap nyuruh lo kerja disini bukan buat nangis dan enak-enakkan kayak gini.”

ify menoleh ke pemilik suara itu, di hapus air matanya dengan kedua tangannya.

“maaf, gue belum tau pekerjaan apa yang harus gue lakuin.” Jawab ify dengan wajah menunduk perasaan takut sedikit menyelimuti hatinya.

“ahh dasar kampungan, kerjaan rumah aja kagak tau, ikut gue.” Kata-kata ketus itu keluar lagi dari mulut ray.

Ray membawa ify ke kamarnya yang sangat berantakan. ify bengong melihat keadaan kamar cowok itu yang sangat berantakan. ‘ini kamar orang apa kamar kambing sih berantakan banget’ batin ify.

“kerjaan lo, bersihin kamar gue sampai rapi, cuci semua pakaian gue, lu siapin sragam sekolah gue, lo siapin PR sama buku pelajaran gue tiap pagi, dan jangan lupa siapin makanan gue. Ngerti?” bentak ray. ify bangun dari duduknya mendengar kata-kata ray tentang pekerjaan yang harus dilakukannya.

“ehh lo tuh badannya aja yang gede tapi kelakuannya persis kayak bayi,” tanpa sengaja ify membentak ray, membuat ray tercengang mendengarnya. Tak menyangkan gadis ini berani membentaknya.

“apa lo bilang?” ray melotot, emosinya kembali meninggi mendengar kata-kata ify.

“ma..ma’af, gue gak sengaja.” ify menyadari apa yang telah dikatakannya. Dia menunduk ketakutan kalau-kalau ray tambah marah padanya.

Terbesit sebuah kejailan di hati ray. Rasanya dia ingin membuat gadis ini menangis dan ketakutan. Ide jahatpun sudah terangkai di otak ray.

“sebagai hukumannya...” ray menggantungkan kata-katanya. Dia melangkah mendekati ify yang masi tertunduk takut. Semakin dekat..dan makin dekat bahkan bisa dibilang posisi mereka amat sangat dekat.

Ray menaruh tangannya dipinggang ify dan ditariknya gadis itu ke pelukannya. ify kaget dan semakin ketakutan ‘ray lo mau ngapain gue’ batin ify. Senyum licik mengembang di bibir ray.

Diangkatnya wajah ify yang sedari tadi hanya menunduk. Mata merekapun bertemu.. ketakutan ify benar-benar terjadi, desiran itu kembali ada dihatinya, semakin lama semakin bergemuruh dan semakin kuat.

ray mendekatkan wajahnya ke wajah ify, terasa hembusan nafas ify yang tak teratur. Ditatapnya wajah gadis yang memejamkan mata itu. Terlihat jelas lekuk wajahnya, sangat oriental membuat ray kehilangan kesadaran kalau dia hanya sekedar membuat ify takut.

Bibir ray sudah mendekat ke pipi ify, hanya berjarak satu centi saja, namun tiba-tiba bayangan acha melintas di otak ray. ray tersadar, dihempaskan tubuh gadis itu kelantai, ify tersungkur. Tangannya terkena kaki kursi yang ada di belakangnya, alhasil tangannya berdarah.

“aww..” ify memegangi tangannya yang berdarah. Air matanyapun kembali berkucur. Tak hanya tangannya yang sakit tapi hatinya juga sakit diperlakukan seperti ini.

“lo jangan pernah bentak-bentak gue, lo pikir lo siapa? Sebagai gantinya lo cuci baju kotor gue sekarang, pake tangan lo. Kalo sampai gue lihat lo pake mesin cuci, lo tau sendiri akibatnya. Pergi!!!” bentak ray dengan penuh emosi. Keadaannya sangat kalut sampai dia tak sadar ify terluka.

ify pun berlari meninggalkan ruangan itu, dia pergi menuju kamar mandi untuk mencuci semua baju ray yang kotor. Dilihatnya tumpukan cucian itu, begitu banyak baju kotor itu, apa mungkin dia bisa menyelesaikan cucian itu semalaman? Mungkin jika tangannya baik-baik saja cucian itu akan selesai, namun tangannya kini terluka tak mungkin dengan luka di tangannya dia bisa mencuci baju, yang ada lukanya akan semakin parah.

“ify.. lo harus kuat demi papa!” ify menyemangati dirinya.

Semalaman itu ify mencuci dengan sekuat tenaga. Luka ditangannya semakin parah, darahnyapun semakin banyak yang keluar. Kadang-kadang darah itu menodai baju yang sedang dicucinya, namun ify tak menyadari hal itu. Dia masih terusmencuci dengan menahan sakit yang dirasakannya.

Tepat pukul 2 malam cucian itu selesai, ify lega. Ditinggalnya cucian itu sebentar untuk mengobati luka ditangannya, setelah lukanya tetutup kain kasa ify beristirahat sebentar, tanpa disadari dia pun tertidur dimeja makan.

_keesokan paginya_

Pagi ini ray sangat marah, emosinya kembali tersulut dengan kelakuan ify.

“dasar anak budek, dipanggil dari tadi gak jawab, apa dia gak denger tugas semalem yang gue beri. Liat aja ketemu bakal gue kerjain lagi lo.” Ucap ray licik.

Setelah siap dengan seragam sekolah dan tasnya, ray turun untuk sarapan. Namun naas bukan makanan yang di temukannya namun justru ify yang tertidur pulas dengan kotak p3k ditangannya.

ray mendekati ify, dilihatnya tangan gadis itu ‘gak terlalu parah juga’ batinnya.

“gitu aja udah kesakitan. Cengeng.” Di lemparnya tangan ify ke meja. Membuat ify terbangun merasa kesakitan.

“aww.. sakit.” Kata ify reflek.

“ehh, lo enak-enakan tidur disini, pekerjaan lo belum selesai sama sekali. Siapin gue makanan sekarang juga!!” bentak ray kesal.

‘ray tangan gue emang sakit, tapi hati gue lebih sakit. Lo bukan ray yang gue kenal dulu, lo bukan ray yang selalu panik liat gue sakit. Tapi sekarang lo ray yang bikin sakit itu tambah parah’ batin ify saat membuat makanan buat ray.

Setelah selesai sarapan ray pergi berangkat sekolah namun baru saja melangkah dia teringat sesuatu.

“eh ntar sahabat gue ada yang kesini, lo tunjukin kamarnya yang lo bersihin kemarin.”

“iya.” Jawab ify, namun ray telah jauh pergi ke depan rumah.

                                                ***

Pagi ini ray tak menjemput acha dirumahnya karna acha brangkat sama agni dan Sivia jadi mereka hanya janjian bertemu di sekolah.

Sesampainya di sekolah ray memarkirkan mobilnya di tempat biasa, ternyata disana sudah ada anak-anak lainnya.

“hai ray, pagi-pagi wajah lu ditekuk kayak gitu?” Tanya alvin yang aneh melihat kelakuan ray yang agak tak bersemangat.

“gak papa, lagi emosi gue sama pembantu gue.” Jawab ray dengan nada tinggi.

“ohh pembantu lo yang mann..aww” perkataan cakka terhenti saat ray menginjak kakinya. ray mengedipkan matanya agar cakka tutup mulut soal ‘mantan pacar’ itu.

“aduuhh ray, lu kira-kira lah kalau nginjek kaki gue, badan lu itu lebih gede dari badan gue.” cakka terpincang-pincang setelah mendapat injakan yang cukup kuat dari ray.

“pagi kak ray!” acha datang melihat ray yang masih ada di parkiran. Seketika acha langsung menggndeng tangan ray dan bergelayutan manja.

“pagi juga cha, masuk kelas yuk?” jawab ray sangat lembut, sangat berbanding terbaling dengan kata-kata yang dikeluarkannya saat berhadapan dengan ify.

acha mengangguk dan kemudian mereka semua pergi kekelas mereka. Kebetulan ray, alvin dan cakka semuanya satu kelas di kelas XI-IPA1, mereka cukup terkenal dengan pesona dan kegantengan mereka. ray sebagai ketua tim basket, alvin sebagai presiden osis, cakka sebagai ketua osis.

----------

Bel istirahat sudah berbunyi, seluruh murid SMA Bina Bangsa berhamburan ke kantin untuk mengisi perut mereka, karena cacing perut sudah berorasi di dalam. agni, Sivia dan acha juga pergi ke kantin, selain untuk makan mereka juga ingin bertemu dengan pacarnya.

“cha, kita duduk dimana? Kayaknya penuh banget deh.” Sivia celingukan mencari tempat yang kosong namun sepertinya tak ada yang kosong.

“cha, Vi, kita gabung aja sama kak cakka dan teman-temannya, itu disana.” agni menunjuk sebuah tempat yang ada pojok kantin. Disana ada cakka, dan ray.

acha, Sivia dan agni berjalan menuju tempat yang di tunjuknya tadi.

“hai kak, boleh gabung disini, soalnya tempatnya penuh?” acha meminta izin untuk duduk bersama mereka.

“boleh aja, bebas buat kalian.” Jawab  cakka.

“kakak udah pada pesen belum, mau aku pesenin?” kata agni.

“boleh, aku mie ayam sama es jeruk aja ya ag.” Jawab cakka semangat.

“yang lain?”

“samain aja ag.” Jawab mereka.

“kak ray, ntar pulang sekolah aku main kerumah kakak ya?” pinta acha ke ray.

Mendengar permintaan acha, ray terlihat kebingungan. Bagaimana jika nanti acha bertemu ify. Apa yang harus dikatakannya pada acha, tak mungkin dia menolak permintaan gadisnya itu.

“emm, ya udah terserah kamu aja lah.” Jawab ray agak ragu.

Tiba-tiba  alvin datang, dia baru saja mengurusi pindahan murid baru. Maklum sebagai pressos dia harus ikut campur dengan hal-hal seperti itu.

“eh ray, bokap lo kok mindahin dua murid sekaligus. Siapa lo? Perasaan lo gak punya saudara yang seumuran deh.” Tanya alvin tiba-tiba.

ray kaget dengan pertanyaan alvin barusan. Dua orang? Pasti iel, tapi siapa satunya?. ray memutar otaknya mencari nama orang yang ada disekitarnya, tiba-tiba dia menemukan nama itu, ray terlihat kaget, ‘ify’ yap.. hanya nama itu yang ditemukan ray. ‘hidup gue  jadi gak tenang gara-gara kedatangannya’ batin ray yang sangat ingin segera pulang dan memaki ify.

ray terkejut saat sebuat tangan melambai-lambai di depannya.

“ray, lo ditanya malah bengong, siapa?” tanya alvin sekali lagi.

“ohh itu, sahabat gue dari orok, dia pindah kerumah gue.” Jawab ray singkat.

Semua yang duduk dibangku itu melihat ada sesuatu yang sedang disembunyikan ray karna mereka tau ray bukan tipe orang yang mudah menyembunyikan masalahnya.

“eh, kalian kok pada liatin gue kayak gitu sih, ayo makan keburu masuk. Udah gue juga tau kok kalau gue itu gnteng dan cool.” ray mecoba mencairkan suasana.

Toyoran cakka kembali medarat di kepala ray.

“aduh cak, lo tuh suka banget ya noyor gue.”

“abis lo tuh pedenya gak ketulungan tau gak, pusing gue dengernya.” Jawab cakka.

“udah kak, ayo makan. Ntar otak kalian berdua kopyor kalau ketemu slalu toyor-toyoran.” Sahut agni yang kesal melihat cakka dan ray selalu toyor-toyoran.

TBC :*

Continue Reading

You'll Also Like

5.4M 368K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
427K 27.5K 52
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...
5.8M 274K 52
Follow sebelum membaca. Cerita sudah diterbitkan dan tersedia di Shopee. ||Sinopsis|| Menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Revaza Khansa...
964K 47.3K 62
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...