never mine

By Yulia3khairanaa

55 2 0

jika kau pernah di bully dan menjadi gadis terbuang seantero sekolahan, dan anehnya cowok yang di sukai manta... More

siapa dia?

Si Gadis yang Di Bully

33 1 0
By Yulia3khairanaa


Di bully itu, seperti jatuh ke lubang selokan dalam got yang menjijikkkan. Rasanya sakit terhantam bebatuan yang kasar dan pedih. Tergores sana-sini oleh hinaan dan makian yang membuat frustasi. Yah, hinaan. Apa kau tau rasanya mendapatkan kata-kata yang menyakitkan hampir sepanjang waktumu di sekolah? Dan rasanya di jauhi oleh teman-temanmu. Juga yang paling menyakitkannya lagi bagaimana jika temanmu sendiri yang membully dan menjatuhkanmu?

Bagaimana perasaanmu ketika kau dicaci dan tindas oleh orang yang tak menyukaimu. menganggapmu tak berharga di dunia ini Seolah kau seharusnya tidak dilahirkan sama sekali kedunia ini.

Bahkan ketika kau membela seseorang, semuanya pergi dan meninggalkanmu dalam keterpurukan. saat itu kau hanya bisa mengandalkan dirimu sendiri untuk bertahan, untuk berpikir bahwa kau masih layak untuk dicintai sekalipun seluruh dunia membencimu.

Dan aku disini sekarang, dimana peristiwa itu berlangsung. Disekolah elite dengan prestasi luar biasa yang anak sepertiku termasuk kelompok sugra rendahan disini. Dan bagaimana bisa aku terlempar disini? Kurasa itu sudah menjadi takdirku. Ayahku mantan guru olahraga yang mengabdi hingga akhir hayatnya disini. Dia merupakan salah seorang yang sangat berjasa ketika awal pembangunan sekolah di titik terendah, dimana ketika sekolah ini belum mendapat pengakuan di masyarakat. Karena kerja kerasnya keluarga kami diberikan dispensasi oleh sekolah,sehingga aku mendapat beasiswa penuh untuk menempuh pendidikan di sekolah yang di irikan semua orang.

Terkadang aku merasa menjadi sangat beruntung masuk ke sekolah seperti ini, disini mereka melahirkan orang-orang yang berkualitas secara akademik. Namun menjadi yang termiskin membuatku mudah untuk disingkirkan. dan orang-orang sepertiku Siap-siap saja untuk tahan banting, dan dibanting-banting oleh mereka yang tidak menyukaiku.

Setiap hari ada pelajaran yang paling tidak kusukai didunia ini, tetapi pelajaran itu selalu ada diseluruh sekolah. Itu adalah jam istirahat. Aku membencinya, sangat membencinya. Andai aku dikasih satu pilihan, aku akan memilih yang lain sesusah apapun itu. Kau tau kenapa aku membencinya? Itu adalah saat mereka membanting-banting harga diriku, dan aku ingin menangis. Tapi tidak pernah, tidak pernah sekalipun aku menunjukkan air mata kepedihan di depan mereka. Itu hanya akan membuatku terlihat lemah. Dalam hidupku aku tidak pernah ingin orang lain merasa iba padaku apalagi mangasihaniku, Karena aku kuat seperti diriku yang dulu dan akan kuat sampai nanti.

Dan sekarang aku berada di mana peristiwa pembullyan itu berlangsung.

"bukk"suara kakiku terpeleset dilantai. Aku terhuyung hingga kedepan menabrak tiang yang berdiri kokoh menyangga atap, tiang yang terbuat dari beton dan cat yang sudah lama dan menggelupas mengenai bajuku dan meninggalkan warna kusam disana.

Aku mengerjap beberapa kali menjernihkkan pikiran. Sakit rasanya, tapi tidak sesakit dengan rasa malu yang harus kutanggung ini. Semua anak-anak murid melihat peristiwa itu. sebagian dari mereka terkekeh pelan, sebagian lagi menatapku dengan iba seolah aku adalah binatang kecil yang terluka.

Aku merasa malu. aku menopang tanganku pada lantai bermaksud berdiri sebelum mantang temanku, yang sekarang menjadi musuh bebuyutan yang paling ingin kuhindari muncul. Mereka akan menyikat habis diriku jika aku masih berada disini. Aku benci kenyataan itu dan membenci bahwa mereka dulunya adalah temanku.

Namun yang terjadi aku kalah cepat. Mereka sudah berada di depanku sebelum aku melangkah satu langkah pun dari situ.

"hei, apa ini?. Apa hari ini seseorang terjatuh lagi. Dia lagi?" dia, hera menunjukku seolah tidak bersalah, aku tau itu hanya permainan ekpresi.

"kau benar-benar terjatuh, haha, kasian kau.." rika juga ikut bersandiwara

"teman-teman, kalian tidak membantunya?" apa-apaan ini, dian berkata seolah itu adalah kesalahan penuhku.

Kalian yang meletakkan minyak disitu! Aku ingin berteriak, namun tidak ada apapun yang keluar dari sana, hanya ada helaan nafas karena frustasi.

"yasudahlah, bukannya kau harus membersihkan diri ariana? Penampilan mu kotor dan jorok, tapi itu terlihat cocok untukmu sih," mereka tertawa. Mengangkat bahu dan menghilang, berjalan seolah ratu dalam kontes.

Aku terpaku di tempat, hanya mematung sendirian, menyadari kebodohan dan ketidak berdayaanku. Aku membenci diriku karena bersikap terlalu lemah, aku juga membenci kenyataan bahwa aku tidak bisa melindungi diriku sendiri. Ada pepatah yang mengatakan, jika kau bodoh badanmu yang terluka dan aku merasa seburuk itu sekarang.

Namun aku bangun, bangun karena aku tidak ingin dikalahkan oleh keegoisan mereka, bahwa aku kuat seperti diriku dulu maupun sekaran.

Aku mencoba melenturkan otot yang kaku dan sakit disekitar pinggang karena terjatuh. Sepertinya tulangku agak remuk.

Aku bekerja dengan cepat tanpa memperdulikan murid-murid yang melihatku dari belakang. Aku tidak butuh waktu lama untuk membersihkan minyak-minyak yang berceceran itu karena sudah beberapa bulan ini aku sudah mengalami banyak hal, terjatuh adalah yang tersering. Aku sudah belajar terlalu banyak bagaimana caranya menyelesaikan pekerjaan dengan cepat karena ulah orang lain. Itu terlalu biasa meskipun menyimpan duka.

Ketika pekerjaan ku selesai, sedikit melelahkan sebenarnya, aku mengambil pel dan berjalan menuju ruang kelas XI A. tanpa melihat kesekelilingku. Namun mataku tak bisa fokus kedepan ketika aku menangkap sesosok tinggi ramping yang sangat kekenali, seorang yang ingin kubuang dari hidupku juga hatiku. Revan.

Dia berdiri di samping ruangan. matanya melihatku dengan pilu, atau mungkin rasa kasian. batinku, namun sesuatu tergambarkan disana, seolah tersingkap oleh sebuah rahasia namun aku tidak tau apa. Entah apa yang dia pikirkan, bagaimana perasaannya, terluka kah dia? Aku tidak tau, benar-benar tidak tau.

Namun wajah itu selalu sama, dengan ekspresi yang sama. Ekpresi seolah hatinya dipenuhi beban yang berat dan terpuruk.

Matanya terus mengawasiku hingga di penghujung kelas dan menghilang. Aku tau itu. itu adalah hal yang selalu dia lakukan.

Dia akan melihatku seperti aku adalah sesuatu yang patut dia kasiani dan berduka untukku karena tidak ada siapapun yang akan mengasianiku . bahkan teman-temanku. Karena aku adalah satu-satunya orang yang tak memiliki teman disekolah sehingga mendapatkan predikat gadis terbuang seantero sekolah.

Namun kupikirkan sekali lagi itu hal yang tidak penting bagiku, aku bukan seseorang yang ingin mendapatkan tatapan belas kasian orang lain, baik dirinya atau siapapun itu.

Taukah dia bahwa melihatnya menatapku seperti itu membuat hatiku hancur berkeping-keping dan terluka.

Kenapa harus seperti ini, kenapa dia harus melihatku seperti ini. Taukah dia alasan kenapa semua ini terjadi? Kenapa aku tak pernah disukai, dan kenapa aku menjadi tidak berarti?

Jika dia tau, itu Karena dia. Karena dia berarti bagi mereka. Dan itulah hal yang membuatku terluka.

***

Rasa ini seperti omong kosong yang tidak ada habisnya bagiku. Ada saatnya aku ingin membuang dan menghapusnya seolah dia tidak pernah hadir sama sekali. Ada saat dimana aku ingin mengabaikannya seperti kertas kosong yang tidak pernah terisi, tidak ada kisah, tidak ada warna sehingga juga tidak ada luka. Sebanyak itulah aku ingin dia tidak hadir dalam hidupku.

Bukan salahnya, melainkan salah hatiku yang menempatkan perasaanku tidak bertempat. Seperti kisah putri duyung kah dulu aku berangan-angan? Tapi aku tidak punya ekor dan masih berani Menapaki laut dengan kaki telanjang. Bahkan ketika Kakiku sudah tidak mencapai tanah aku masih berjalan meskipun terpaksa berkayuh dengan tanganku yang sudah terlalu lelah. Hingga akhirnya aku tidak sadar bahwa aku akan tenggelam karenanya. Menghilang dan akhirnya dilupakan.

Namun ada saatnya ketika aku menyadari kebenaran yang tersimpan tidak selamanya sesuai dengan yang kita singkap. Terkadang semuanya hanyalah tipuan yang ditampakkan untuk membuatmu terlena dan akhirnya kau terluka. Rahasia itu, rahasia cinta dan mimpi-mimpiku bersamanya bisakah kuabaikan? Bagaimana jika yang kulihat adalah bukan kenyataan kenangan yang sebenarnya. Bisakah aku mempercayai hatiku sendiri bahwa perasaanku tidak salah, bahwa aku menyukai orang yang tepat. Akahkah aku gagal dan kembali terpuruk lebih dalam dari ini. Aku tidak tau, selamanya aku hanya akan menjalaninya seolah semuanya adalah mimpi yang dirangkap hanya untuk kami berdua.

Hanya seperti hari-hari sebelumnya kulewati. Dia selalu berdiri disampingku. Melihatku, dan kemudian menghilang. Selalu seperti itu.

Aku mengepel lantai koridor depan kelas, hari ini jatahku piket dan beberapa orang teman yang kebagian bersamaku. Aku hanya fokus ke lantai tidak memperhatikannya sedari tadi. Aku tau dia sudah pergi, diabaikan itu rasanya memang tidak enak, tapi bukan salahku jika aku tidak ingin anak-anak lain memperhatikan kami berdua. Akan ada gosip sana-sini yang akan menghebohkan sekolah. Dan namaku akan masuk menjadi kategori cewek paling di cari. Seperti pelaku kejahatan, dan itu kenak-kanakan.

Continue Reading

You'll Also Like

110M 3.4M 115
The Bad Boy and The Tomboy is now published as a Wattpad Book! As a Wattpad reader, you can access both the Original Edition and Books Edition upon p...